Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN

PASIEN HEMODIALISIS DI KLINIK GINJAL R.A HABIBIE RUMAH SAKIT BUDI


KEMULIAAN KOTA BATAM TAHUN 2015

Imam Pramandha Rinandi*, Ibrahim Ali**, Dahlan Gunawan**

*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Batam, **Dosen Fakultas Kedokteran


Universitas Batam

ABSTRAK
Hasil penelitian ini didapatkan jumlah responden muda ditemukan lebih banyak dari yang
tua dan yang muda mengalami cemas lebih banyak dari yang tua. Dari hasil penelitian yang
laki-laki lebih banyak dari yang perempuan dan yang laki-laki lebih cemas dari perempuan.
Jumlah responden yang lama menjalani terapi ditemukan lebih banyak dari yang baru
menjalani terapi dan yang lama lebih cemas dari yang baru menjalani terapi. Dari hasil
penelitian jumlah responden yang menggunakan asuransi lebih banyak dari yang
menggunakan biaya sendiri dan yang menggunakan biaya sendiri lebih cemas dari yang
menggunakan asuransi kesehatan. Hasil uji Chi Square menunjukan adanya hubungan yang
bermakna antara umur dan tingkat kecemasan dengan pValue 0,005 (<0,05) dan jenis biaya
dan tingkat kecemasan dengan p Value 0,008 (<0,05) Sedangkan jenis kelamin dan lamanya
menjalani terapi tidak menunjukan hubungan yang bermakna.

Kata kunci: Hemodialisis, tingkat kecemasan, umur, jenis kelamin, lamanya menjalani
terapi, dan jenis pembiayaan.
PENDAHULUAN kematian, dan tidak mengetahui hasil dari
terapi yang dilakukan tersebut. Pasien
Hemodialisis adalah suatu teknologi dihadapkan pada ketidakpastian berapa lama
tinggi sebagai terapi pengganti fungsi ginjal hemodialisis diperlukan dan harus dapat
untuk mengeluarkan sisa–sisa metabolisme menerima kenyataan bahwa terapi hemodialisis
atau racun tertentu dari peredaran darah akan diperlukan sepanjang hidupnya serta
manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, memerlukan biaya yang besar (Hawari ,2011).
urea, kreatinin, asam urat dan zat lain melalui Persatuan Dokter Nefrologi
membran semi permeabel sebagai pemisah Indoneesia (Pernefri) menyatakan penyakit
darah dan cairan dialisa pada ginjal buatan Gagal Ginjal berkaitan erat dengan proses
dimana terjadi proses difusi, osmosis, dan ultra kemunduran dan kerusakan dari fungsi organ
filtrasi (Anderson, 2005). tubuh, atau dengan kata lain penyakit
Kecemasan adalah respon emosional degeneratif dapat menyebabkan terjadinya
individu terhadap suatu keadaan yang tidak penyakit Gagal Ginjal Kronis. Peningkatan
menyenangkan dan dialami semua makhuk angka kejadian penyakit Gagal Ginjal Kronis
hidup dalam kehidupan sehari- hari. Cemas juga disebabkan karena terjadinya perubahan
disertai dengan gejala somatik yang prilaku gaya hidup yang tidak sehat, budaya di
menandakan suatu kegiatan berlebihan dari masyarakat, serta perubahan status sosial
Susunan Saraf Autonomik (SSA) dan ekonomi pada negara berkembang dan negara
merupakan gejala yang umum tetapi non- maju (Pernefri, 2011).
spesifik yang sering merupakan satu fungsi Menurut United States Renal Data
emosi (Suliswati, 2005). System (USRDS) Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Pasien yang menjalani terapi merupakan masalah epidemik dengan
hemodialisis biasanya akan merasa cemas yang perkiraan ± 36 juta kasus pada tahun 2015.
disebabkan oleh krisis situasional, ancaman Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) juga Data primer adalah data yang diperoleh
menyatakan bahwa jumlah penderita Gagal secara langsung oleh peneliti terhadap
Ginjal Kronis ± 50 orang per satu juta responden. Data ini dikumpulkan melalui
penduduk. Peningkatan tersebut dilihat dari kuesioner dalam bentuk skala likert dan check
jumlah pasien yang menjalani terapi list untuk menyaring informasi yang ingin
hemodialisis pada tahun 2010 sebanyak 5184 diketahui tentang faktor–faktor yang
orang dan terus meningkat di tahun 2011 Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan
menjadi 6951 orang. Pasien Hemodialisa seperti: umur, jenis
Prevelensi pasien gagal ginjal kronik kelamin lamanya menjalani terapi, dan jenis
semakin meningkat, diperkirakan tahun 2025 pembiayaan. Analisa univariat dengan
di Asia Tenggara, Timur Tengah serta Afrika menggunakan analisa distribusi frekuensi dan
mencapai lebih dari 380 juta orang, hal ini statistik deskriptif untuk melihat presentase
dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan distribusi variabel independent dan dependent
penduduk, peningkatan proses penuaan, berupa faktor umur, jenis kelamin, lamanya
obesitas dan gaya hidup tidak sehat (Robinson, menjalani terapi, dan jenis pembiayaan dengan
2006). tingkat kecemasan pasien hemodialisis. Analisa
Menurut data Riset Kesehatan Dasar bivariat dilakukan dengan uji Chi Square
(Rikesdas) tahun 2013 prevalensi gagal ginjal dengan derajat kepercayaan 95 % (α = 0,05) .
kronik di Indonesia sekitar 0,2%. Prevalensi
gagal ginjal kronik di Kepulauan riau yaitu
0,1% dan berdasarkan wawancara yang HASIL PENELITIAN
didiagnosis dokter meningkat seiring dengan
bertambahnya umur. Analisis Univariat
Penyakit Gagal Ginjal Kronik
mengakibatkan cairan elektrolit dan sisa–sisa 1. Distribusi umur
metabolisme tidak dapat dikeluarkan dari
tubuh secara otomatis, sehingga pasien harus Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
mendapatkan Terapi Pengganti Ginjal (TPG) Responden Berdasarkan Umur Pasien
agar dapat terus menjalani aktifitas sehari–hari Hemodialisa di Ruangan Hemodialisis
TPG ini terdiri atas 3 yaitu: hemodialisis, RSBK Kota Batam
peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal
(Brunner & Suddart, 2001).
No Umur F %
METODE PENELITIAN
1. Tua 17 29,80
2. Muda 40 70,20
analitik kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Poulasi dalam Total 57 100
penelitian ini adalah seluruh pasien yang
Dari 57 responden yang diteliti, terdapat
menjalani terapi hemodialisis yang berjumlah
17 orang (29,80%) respondendengan
132 orang dan jumlah sampel sebanyak 57
karakteristik umur tua (>50 tahun) dan 40
orang yang di ambil menggunakan rumus
orang (70,20%) responden dengan karakteristik
Slovin. dengan teknik pengambilan sampel
umur muda (<50 tahun)
menggunakan accidental. Uji statistik
menggunakan analisa univariat dan bivariat
2. Distribusi jenis kelamin
dengan uji Chi Square.
No Jenis Pembiayaan f %
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi 1. Biaya sendiri 26 45,61
Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Pasien Hemodialisa di 2. Asuransi Kesehatan 31 54,39
Ruangan Hemodialisis RSBK Kota (BPJS)
Batam
Total 57 100
No Jenis Kelamin F %

1. Laki – laki 33 57,90 Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa
dari 57 orang responden yang diteliti,
2. Perempuan 24 42,10
terdapat 26 orang (45,61%) responden
Total 57 100 dengan karakteristik pembiayaan dengan
biaya sendiri dan 31 orang (54,39%)
Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa responden dengan karakteristik
dari 57 orang responden yang diteliti, terdapat pembiayaan dengan asuransi kesehatan.
33 orang (57,90%) responden dengan
karakteristik jenis kelamin laki-laki (terbanyak) 5. Distribusi tingkat kecemasan
dan 24 orang (42,10%) responden dengan
karakteristik jenis kelamin perempuan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
(sedikit). Responden Berdasarkan Tingkat
Kecemasan Pasien Hemodialisa di
3. Distribusi lamanya menjalani terapi Ruangan Hemodialisis RSBK Kota
Batam
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Lamanya Menjalani Terapi
Hemodialisa di Ruangan Hemodialisis No Tingkat F %
Kecemasan
RSBK Kota Batam 1. Cemas 33 57,90
2. Tidak cemas 24 42,10
No Lamanya Menjalani F % Total 57 100
Terapi
Dari Dari tabel 4.5 diatas dapat
1. Lama 32 56,14
2. Baru 25 43,86 dilihat bahwa dari 57 responden yang
diteliti, terdapat 33 orang (57,90%)
Total 57 100 responden dengan karakteristik cemas
dan 24 orang (42,10%) responden dengan
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari karakteristik tidak cemas.
57 orang responden yang diteliti, terdapat 32
orang (56,14%) responden dengan karakteristik ANALISA BIVARIAT
lama menjalani terapi hemodialisis dan 25
orang (43,86%) responen dengan karakteristik 1. HUBUNGAN UMUR DENGAN
baru menjalani terapi hemodialisis. TINGKAT KECEMASAN
4. Distribusi jenis biaya
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tabel 4.6 Hubungan Umur dengan
Responden Berdasarkan Jenis Tingkat Kecemasan Pasien
Pembiayaan Pasien Hemodialisa di Hemodialisis di Ruangan
Ruangan Hemodialisis RSBK Kota Hemodialisis RSBK Kota Batam
Batam
Tingkat Tingkat
Total Total
No kecemasan p kecemasan

Cemas % Value Jenis


Umur Tidak
% No Tidak
%
F Kelamin Cemas % F % p
cemas
cemas
Value
1. Tua 5 29,4 12 70,6 17 100
0,005 1. Laki - laki 21 63,6 12 36,4 33 100 0,303
2. Muda 28 70,0 12 30,0 40 100
2. Perempuan 12 50,0 12 50,0 24 100
Total 33 24 57 100

Dari analisis Chi Square yang Total 33 24 57 100


dilakukan pada pasien yang mengalami
hemodialisis yang berjumlah 17 Dari analisis Chi Square yang
responden yang berumur tua terdapat 5 dilakukan pada pasien yang menjalani
orang responden yang mengalami hemodialisis yang berjumlah 33 orang
cemas dan 12 responden mengalami responden yang berjenis kelamin laki–laki
tidak cemas, dari 40 responden yang terdapat 12 orang yang tidak cemas dan 21
berumur muda terdapat 12 orang orang responden mengalami cemas, dari
responden yang mengalami tidak cemas 24 responden yang berjenis kelamin
dan 28 orang responden mengalami perempuan, terdapat 12 orang yang
cemas. mengalami cemas dan 12 orang tidak
Pada tabel terlihat kecendrungan mengalami kecemasan.
umur pasien yang lebih muda lebih Pada tabel tampak kecendrungan
banyak mengalami kecemasan, bahwa jenis kelamin laki–laki memiliki
sedangkan lebih tua umur pasien kecemasan lebih dibandingkan dengan
cendrung kurang merasakan cemas. jenis kelamin perempuan.
Makna secara statistik hasil uji Chi Makna secara statistik hasil uji Chi
Square diperoleh hasil nilai p= 0,005 (< Square diperoleh hasil nilai p=0,303 (>
0,05) dan dapat disimpulkan bahwa ada 0,05) dan dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara umur dengan tingkat tidak ada hubungan antara jenis
kecemasan pasien hemodialisis. kelamin dengan tingkat kecemasan
pasien hemodialisa.
2. HUBUNGAN JENIS KELAMIN
DENGAN KECEMASAN 3. HUBUNGAN LAMANYA
MENJALANI TERAPI DENGAN
KECEMASAN
Tabel 4.7 Hubungan Jenis Kelamin
dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Tabel 4.8 Hubungan Lamanya
Hemodialisis di Ruangan
Menjalani Terapi dengan Tingkat
Hemodialisis RSBK Kota Batam
Kecemasan Pasien Hemodialisis di
Ruangan Hemodialisis RSBK
Kota Batam
Tingkat Dari analisa chi-square yang di lakukan
Lamanya Total
kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis
No Menjalani
p
yang berjumlah 26 orang terdapat 20 orang
Tidak
Terapi
responden yang menggunakan biaya sendiri
Cemas % cemas % f % Value mengalami kecemasan, terdapat 6 orang
responden tidak mengalami kecemasan. Dari
1. Lama 19 54,9 13 40,6 32 100
0,798 31 responden yang menggunakan asuransi
2. Baru 14 56,0 11 44,0 25 100 kesehatan, terdapat 13 orang yang
Total 33 24 57 100
mengalami cemas dan 18 orang tidak
mengalami kecemasan.
Dari analisa chi-square yang dilakukan pada Pada tabel tampak kecendrungan bahwa
pasien yang menjalani hemodialisis yang pasien yang menggunakan biaya sendiri
berjumlah 32 orang responden yang lama memiliki tingkat kecemasan yang lebih
menjalani terapi, terdapat 19 orang yang tinggi.
mengalami cemas dan 13 orang mengalami Makna secara statistik hasil Chi Square
tidak cemas, dari 25 responden yang baru diperoleh hasil nilai p= 0,008 (<0,05) dan
menjalani terapi terdapat 11 orang yang dapat disimpulkan ada hubungan yang
mengalami tidak cemas dan 14 orang bermakna antara jenis pembiayaan dengan
mengalami cemas. tingkat kecemasan pasien hemodialisis.
Pada tabel tampak kecendrungan bahwa
responden yang lama menjalani terapi
hemodialisa memiliki tingkat kecemasan yang PEMBAHASAN
lebih tinggi.
Makna secara statistic dari hasil Chi Square A. Hubungan umur dengan tingkat
diperoleh hasil nilai p= 0,798 (> 0,05) dan kecemasan
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara lamanya menjalani terapi dengan tingkat
Dari hasil penelitian dari 57
kecemasan pasien hemodialisis.
responden,terdapat 40 responden yang
berumur muda terdapat 12 orang yang
4. HUBUNGAN JENIS PEMBIAYAAN
mengalami tidak cemas dan 28 orang
DENGAN TINGKAT KECEMASAN
mengalami cemas, dari 17 orang responden
yang berumur tua terdapat 5 orang
TABEL4.9 HUBUNGAN JENIS BIAYA
DENGAN TINGKAT KECEMASAN mengalami cemas dan 12 orang tidak
Tingkat
mengalami cemas. Pada tabel terlihat
Total kecendrungan semakin muda umur pasien
kecemasan cenderung mengalami kecemasan,
Jenis
No sedangkan lebih tua umur pasien cendrung
Pembiayaan P kurang merasakan kecemasan.
Cemas % Tidak % F %
Value Makna secara statistik hasil uji Chi
cemas Square diperoleh hasil nilai p Value=0,005
1. Biaya 20 76,90 6 23,10 26 100 (<0,05) dan dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara umur dengan tingkat
2. sendiri 13 41,90 18 58,10 31 100 0,008
kecemasan pasien hemodialisa.
Asuransi Penelitian ini sesuai dengan hasil
Total 33 24 57 100 penelitian yang dilakukan Budi Santoso
(2008) dengan sampel yang diteliti
berjumlah 35 orang menunjukan ada Adanya angka kesakitan yang lebih
hubungan yang signifikan antara umur tinggi dikalangan perempuan di luar negeri
dengan tingkat kecemasan dengan X2 = dihubungkan dengan kemungkinan bahwa
10,503 dk =2 P = 0,000 dinyatakan perempuan lebih bebas mencari perawatan,
signifikan dengan taraf 0,05. sedangkan angka kematian lebih tinggi pada
Salah satu masalah yang dialami kalangan laki–laki disebabkan faktor
seseorang ketika sakit adalah kecemasan, intrinsik, faktor keturunan yang terkait
apalagi jika seseorang tersebut harus dengan jenis kelamin atau perbedaan
menjalani salah satu terapi yang hormonal. Di negara Indonesia faktor
direkomendasi medis yaitu hemodialisa dan intrinsik tersebut belum banyak diketahui
berperan sebagai pasien. dari kaca mata karena masih kurangnya kepedulian
sebagai seorang pasien, berbagai pemerintah tentang nasib dan pemberdayaan
kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang kaum tidak mampu dan tidak mempunyai
akan membahayakan bagi pasien tersebut. hak–hak untuk hidup lebih layak
Maka tak heran jika seringkali pasien dan
keluarganya menunjukkan sikap yang agak C. Hubungan lamanya menjalani terapi
berlebihan dengan kecemasan yang mereka dengan tingkat kecemasan
alami Dari hasil penelitian dari 57
responden, terdapat 32 orang responden
B. Hubungan jenis kelamin dengan tingkat yang lama menjalani terapi, terdapat 19
kecemasan orang yang mengalami cemas dan 13 orang
Dari hasil penelitian dari 57 responden mengalami tidak cemas, dari 25 responden
terdapat, 33 orang responden yang berjenis yang baru menjalani terapi terdapat 11
kelamin laki–laki terdapat 12 orang yang orang yang mengalami tidak cemas dan 14
tidak cemas dan 21 orang responden orang mengalami cemas. Pada tabel tampak
mengalami cemas, dari 24 responden yang kecendrungan bahwa responden yang lama
berjenis kelamin perempuan, terdapat 12 menjalani terapi hemodialisa memiliki
orang yang mengalami cemas dan 12 orang tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
tidak mengalami kecemasan. Pada tabel Makna secara statistik hasil Chi
tampak kecendrungan bahwa jenis kelamin Square diperoleh hasil nilai p Value 0,798
laki–laki memiliki kecemasan lebih (>0,05) dan dapat disimpulkan bahwa tidak
dibandingkan dengan jenis kelamin ada hubungan antara lamanya menjalani
perempuan. terapi dengan tingkat kecemasan pasien
Makna secara statistik hasil uji chi hemodialisa.
square diperoleh hasil nilai p Value 0,303 Hasil penelitian ini hampir sama
(>0,05) dan dapat disimpulkan bahwa tidak dengan penelitian yang dilakukan Rozanti
ada hubungan antara jenis kelamin dengan (2009) tentang faktor yang mempengaruhi
tingkat kecemasan pasien hemodialisa. tingkat kecemasan pasien GGK di unit
Hasil penelitian ini sesuai dengan dialisa RSPAD Gatot Subroto didapatkan
hasil penelitian Budi Santoso (2008) hasil dari uji statistik p Value = 0,06 berarti
menunjukan tidak terdapat hubungan yang p Value ≥ 0,05 sehingga dapat disimpulkan
signifikan antara jenis kelamin dengan tidak ada hubungan yang bermakna antara
tingkat kecemasan pasien dengan nilai X2 = lamanya menjalani terapi dengan tingkat
3,457, dk = 1, p = 0,063 dinyatakan tidak kecemasan.
signifikan dengan taraf 0,05. Hasil yang berbanding terbalik
tampak pada penelitian Yandrita (2010)
tentang hubungan lamanya menjalani terapi dan dapat disimpulkan ada hubungan antara
hemodialisa dengan tingkat kecemasan jenis pembiayaan dengan tingkat kecemasan
pasien di ruangan hemodialisa RSUP M pasien hemodialisa.
Djamil Padang. Pada uji statistik didapatkan Hasil penelitian ini berbanding
hasil p = 0,003 ( p < 0,05) artinya ada terbalik dengan penelitian yang dilakukan
hubungn yang bermakna antara lamanya Rozanti (2009) tentang faktor yang
menjalani terapi dengan tingkat kecemasan mempengaruhi tingkat kecemasan pasien
Individu dengan hemodialisis jangka GGK di unit dialisa RSPAD Gatot Subroto
panjang sering merasa khawatir akan didapatkan hasil dari uji statistik p Value =
kondisi sakitnya yang tidak dapat 0,08 berarti p Value ≥ 0,05 sehingga dapat
diramalkan dan gangguan dalam disimpulkan tidak ada hubungan yang
kehidupannya. Gaya hidup terencana dalam bermakna antara jenis pembiayaan dengan
jangka waktu lama, yang berhubungan tingkat kecemasan.
dengan terapi hemodialisis dan pembatasan Pembiayaan merupakan angka yang
asupan makanan dan cairan pada pasien harus dikeluarkan setiap hari untuk dapat
gagal ginjal kronik sering menghilangkan memenuhi dan memiliki kebutuhan yang
semangat hidup sehingga dapat diperlukan dalam hidup. Secara khususnya
mempengaruhi kepatuhan klien dalam terapi dengan adanya pembiayaan maka seseorang
hemodialisis ataupun dengan pembatasan dapat memanfaatkan fasilitas termasuk
asupan cairan. pelayanan kesehatan yang ada seperti
Dukungan keluarga diperlukan karena berobat dan memenuhi kebutuhan agar tetap
pasien gagal ginjal kronik akan mengalami bisa bertahan untuk sehat, salah satunya
sejumlah perubahan bagi hidupnnya yang melakukan terapi hemodialisa pada pasien
secara otomatis akan menghilangkan dengan penurunan fungsi ginjal.
semangat hidup pasien, diharapkan dengan Peningkatan biaya kesehatan sangat
adanya dukungan keluarga dapat menunjang dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang terjadi
kepatuhan pasien agar terus dapat di kalangan masyarakat. Apabila terjadi
melakukan terapi hemodialisa kenaikan harga kebutuhan hidup, maka
secara otomatis biaya investasi dan biaya
D. Hubungan jenis pembiayaan dengan operasional pelayanan kesehatan akan ikut
tingkat kecemasan meningkat. Biaya besar yang harus
dikeluarkan perhari disamping biaya hidup
lainya, merupakan pencetus gangguan
Dari hasil penelitian dari 57 orang
kognitif dan gangguan afektif pada pasien
responden, terdapat 26 orang responden
yang sedang menjalani terapi hemodialisa.
yang menggunakan biaya sendiri dan
Tanda dan gejala ditandai dengan
terdapat 20 orang responden mengalami
konsentrasi yang terganggu, malu,
kecemasan dan 6 orang tidak mengalami
penurunan produktifitas, kekhawatiran dan
kecemasan, Dari 31 responden yang
ketakutan.
menggunakan asuransi kesehatan, terdapat
Pasien hemodialisa harus menjalani
13 orang yang mengalami cemas dan 18
terapi 1–2 kali perminggu. Biaya terapi
orang tidak mengalami kecemasan. Pada
yang mahal secara langsung akan
tabel tampak kecendrungan bahwa pasien
meningkatkan kecemasan pada pasien
yang menggunakan biaya sendiri memiliki
tersebut. Terutama pada pasien yang tidak
tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
mempunyai asuransi kesehatan yang dapat
Makna secara statistik hasil chi square
mempermudah terapi yang mereka jalani
diperoleh hasil nilai Pvalue 0,008 (<0,05)
14. Nursalam. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
SIMPULAN 15. Penefri.(2011). Konsensus Dialisis Perhimpunan Nefrologi
Indonesia.Jakarta.
16. Prince, Sylvia Andeson (2005). Patofisiologi Knsep Kinis
Berdasarkan penelitian ini dapat Proses-Proses Penyalit, Edisi 6.Jakarta : EGC.
disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur 17. Psychiatric Association,345-356. Amira O,(2011).
Prevalence of symptoms of Depression among patient with
dan jenis pembiayaan dengan tingkat chronic kidney disease. Diambil dari http://njcponline.com
kecemasan pada pasien yang menjalani terapi 18. Robinson BE (2006). Epidemiology of Chronic Kidney
hemodialisis dan tidak adanya hubungan antara Disease and Anemia. J Am Med Dir Assoc.,7:S3-6.
19. Rostantina, (2006). Persepsi pasien gagal ginjal yang
jenis kelamin dan lamanya menjalai terapi menjalani terapi hemodialisa di ruangan hemodialisis
dengan tingkat kecemasan pada pasien yang RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RS Pelabuhan
menjalani terapi hemodialisis dengan hasil uji Jakarta. Tesis. Tidak Diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Chi Square menunjukan adanya hubungan 20. Rozanti, (2009). Faktor yang mempengaruhi tingkat
yang bermakna antara umur dan tingkat kecemasan pasien GGK di unit dialisa RSPAD Gatot
kecemasan dengan pValue 0,005 (<0,05) dan Subroto. Skripsi
21. Siswanto.Susila.Suryanto.(2013). Metodologi Penelitian
jenis biaya dan tingkat kecemasan dengan p Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu
Value 0,008 (<0,05) Sedangkan jenis kelamin 22. Sukandar E (2006).Nefrologi Klinik.Edisi ke 3.Jakarta:
dan lamanya menjalani terapi tidak EGC
23. Suliswati,dkk.(2005). Konsep Dasar Keperawatan
menunjukan hubungan yang bermakna. Kesehatan Jiwa. Jakarta .EGC
24. Sunardi, (2001). Hubungan menjalani terapi dengan tingkat
kecemasan terkait alat atau unit dialisa pada pasien GGK
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Laporan Penelitian.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universiyas Indonesia.
25. Sunaryati, (2009). Faktor yang mempengaruhi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA pasien dialisa di RSUD kota Garut. Skripsi
26. Sudoyo A,(2009). Ilmu Penyakit Dalam Jilid IV edisi
I.Pusat Penerbit department ilmu penyakit dalam
1. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian.Suatu Pendekatan .FKUI:Jakarta,.pp:1050-1052.
Praktek. Jakarta. Rineka Cipta 27. Stuart and Sundeen. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa.
2. Brunner & Suddarth.(2006).Buku Ajar Keperawatan Jakarta: EGC
Medikal Bedah.Jakarta: EGC 28. Syahril, (2005). Faktor yang berhubungan dengan
3. Budiarto dan Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi. kecemasan pasien gagal ginjal kronik di unit dialisa kartika
Edisi 2. Jakarta: EGC Medan. Skripsi.
4. Hawari, D.(2011).Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. 29. Yandrita, (2010). Hubungan lamanya menjalani terapi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta. Gaya hemodialisa dengan tingkat kecemasan pasien di ruangan
Baru hemodialisa RSUP M Djamil Padang. Skripsi.
5. Harsono, Soeharso. (1996). Kapita Selekta Neurologi. 30. Veni Witria Saputri. (2013). Faktor yang Berhubungan
Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Hal : 265-285 dengan Tingkat Kecemasan Pasien Hemodialisis RSI Siti
6. Imron, Mochammad. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Rahmah Padang. Skripsi. Padang.
Kesehatan. Jakarta: Sagung Sego. 31. Zung, W.K.(1971). A Rating Instrument For Anxiety
7. Jameson JL (ed) (2013). Harrison Nefrologi dan Gangguan Disorders.J. of The Academy of Psychosomatic Medicine
Asam-Basa. Jakarta: EGC,pp:107: 116-117: 122-123 12:371-379
8. Kaplan & Sudock. (1995). Comprehensive Textbook Of
Psychiatry. Volume 1. Sixth Edition.Baltimore.Williams &
Wilkins
9. Levey,dkk.(2007). Gagal Ginjal Kronik. Diagnosis dan
Terapi Kedokteran Penyakit Dalam .Edisi 1. Jakarta:
Salemba Medika
10. Notoadmodjo.S.(2005). Ilmu Kesehatan Masyarakat
Prinsip-Prinsip Dasar .Jakarta :Rineka Cipta.
11. Notoadmodjo,Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan
Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
12. Notoadmodjo,Soekidjo.(2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
13. Metodologi Riset Keperawatan.Sagung Seto. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai