ABSTRAK
Hasil penelitian ini didapatkan jumlah responden muda ditemukan lebih banyak dari yang
tua dan yang muda mengalami cemas lebih banyak dari yang tua. Dari hasil penelitian yang
laki-laki lebih banyak dari yang perempuan dan yang laki-laki lebih cemas dari perempuan.
Jumlah responden yang lama menjalani terapi ditemukan lebih banyak dari yang baru
menjalani terapi dan yang lama lebih cemas dari yang baru menjalani terapi. Dari hasil
penelitian jumlah responden yang menggunakan asuransi lebih banyak dari yang
menggunakan biaya sendiri dan yang menggunakan biaya sendiri lebih cemas dari yang
menggunakan asuransi kesehatan. Hasil uji Chi Square menunjukan adanya hubungan yang
bermakna antara umur dan tingkat kecemasan dengan pValue 0,005 (<0,05) dan jenis biaya
dan tingkat kecemasan dengan p Value 0,008 (<0,05) Sedangkan jenis kelamin dan lamanya
menjalani terapi tidak menunjukan hubungan yang bermakna.
Kata kunci: Hemodialisis, tingkat kecemasan, umur, jenis kelamin, lamanya menjalani
terapi, dan jenis pembiayaan.
PENDAHULUAN kematian, dan tidak mengetahui hasil dari
terapi yang dilakukan tersebut. Pasien
Hemodialisis adalah suatu teknologi dihadapkan pada ketidakpastian berapa lama
tinggi sebagai terapi pengganti fungsi ginjal hemodialisis diperlukan dan harus dapat
untuk mengeluarkan sisa–sisa metabolisme menerima kenyataan bahwa terapi hemodialisis
atau racun tertentu dari peredaran darah akan diperlukan sepanjang hidupnya serta
manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, memerlukan biaya yang besar (Hawari ,2011).
urea, kreatinin, asam urat dan zat lain melalui Persatuan Dokter Nefrologi
membran semi permeabel sebagai pemisah Indoneesia (Pernefri) menyatakan penyakit
darah dan cairan dialisa pada ginjal buatan Gagal Ginjal berkaitan erat dengan proses
dimana terjadi proses difusi, osmosis, dan ultra kemunduran dan kerusakan dari fungsi organ
filtrasi (Anderson, 2005). tubuh, atau dengan kata lain penyakit
Kecemasan adalah respon emosional degeneratif dapat menyebabkan terjadinya
individu terhadap suatu keadaan yang tidak penyakit Gagal Ginjal Kronis. Peningkatan
menyenangkan dan dialami semua makhuk angka kejadian penyakit Gagal Ginjal Kronis
hidup dalam kehidupan sehari- hari. Cemas juga disebabkan karena terjadinya perubahan
disertai dengan gejala somatik yang prilaku gaya hidup yang tidak sehat, budaya di
menandakan suatu kegiatan berlebihan dari masyarakat, serta perubahan status sosial
Susunan Saraf Autonomik (SSA) dan ekonomi pada negara berkembang dan negara
merupakan gejala yang umum tetapi non- maju (Pernefri, 2011).
spesifik yang sering merupakan satu fungsi Menurut United States Renal Data
emosi (Suliswati, 2005). System (USRDS) Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Pasien yang menjalani terapi merupakan masalah epidemik dengan
hemodialisis biasanya akan merasa cemas yang perkiraan ± 36 juta kasus pada tahun 2015.
disebabkan oleh krisis situasional, ancaman Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) juga Data primer adalah data yang diperoleh
menyatakan bahwa jumlah penderita Gagal secara langsung oleh peneliti terhadap
Ginjal Kronis ± 50 orang per satu juta responden. Data ini dikumpulkan melalui
penduduk. Peningkatan tersebut dilihat dari kuesioner dalam bentuk skala likert dan check
jumlah pasien yang menjalani terapi list untuk menyaring informasi yang ingin
hemodialisis pada tahun 2010 sebanyak 5184 diketahui tentang faktor–faktor yang
orang dan terus meningkat di tahun 2011 Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan
menjadi 6951 orang. Pasien Hemodialisa seperti: umur, jenis
Prevelensi pasien gagal ginjal kronik kelamin lamanya menjalani terapi, dan jenis
semakin meningkat, diperkirakan tahun 2025 pembiayaan. Analisa univariat dengan
di Asia Tenggara, Timur Tengah serta Afrika menggunakan analisa distribusi frekuensi dan
mencapai lebih dari 380 juta orang, hal ini statistik deskriptif untuk melihat presentase
dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan distribusi variabel independent dan dependent
penduduk, peningkatan proses penuaan, berupa faktor umur, jenis kelamin, lamanya
obesitas dan gaya hidup tidak sehat (Robinson, menjalani terapi, dan jenis pembiayaan dengan
2006). tingkat kecemasan pasien hemodialisis. Analisa
Menurut data Riset Kesehatan Dasar bivariat dilakukan dengan uji Chi Square
(Rikesdas) tahun 2013 prevalensi gagal ginjal dengan derajat kepercayaan 95 % (α = 0,05) .
kronik di Indonesia sekitar 0,2%. Prevalensi
gagal ginjal kronik di Kepulauan riau yaitu
0,1% dan berdasarkan wawancara yang HASIL PENELITIAN
didiagnosis dokter meningkat seiring dengan
bertambahnya umur. Analisis Univariat
Penyakit Gagal Ginjal Kronik
mengakibatkan cairan elektrolit dan sisa–sisa 1. Distribusi umur
metabolisme tidak dapat dikeluarkan dari
tubuh secara otomatis, sehingga pasien harus Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
mendapatkan Terapi Pengganti Ginjal (TPG) Responden Berdasarkan Umur Pasien
agar dapat terus menjalani aktifitas sehari–hari Hemodialisa di Ruangan Hemodialisis
TPG ini terdiri atas 3 yaitu: hemodialisis, RSBK Kota Batam
peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal
(Brunner & Suddart, 2001).
No Umur F %
METODE PENELITIAN
1. Tua 17 29,80
2. Muda 40 70,20
analitik kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Poulasi dalam Total 57 100
penelitian ini adalah seluruh pasien yang
Dari 57 responden yang diteliti, terdapat
menjalani terapi hemodialisis yang berjumlah
17 orang (29,80%) respondendengan
132 orang dan jumlah sampel sebanyak 57
karakteristik umur tua (>50 tahun) dan 40
orang yang di ambil menggunakan rumus
orang (70,20%) responden dengan karakteristik
Slovin. dengan teknik pengambilan sampel
umur muda (<50 tahun)
menggunakan accidental. Uji statistik
menggunakan analisa univariat dan bivariat
2. Distribusi jenis kelamin
dengan uji Chi Square.
No Jenis Pembiayaan f %
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi 1. Biaya sendiri 26 45,61
Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Pasien Hemodialisa di 2. Asuransi Kesehatan 31 54,39
Ruangan Hemodialisis RSBK Kota (BPJS)
Batam
Total 57 100
No Jenis Kelamin F %
1. Laki – laki 33 57,90 Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa
dari 57 orang responden yang diteliti,
2. Perempuan 24 42,10
terdapat 26 orang (45,61%) responden
Total 57 100 dengan karakteristik pembiayaan dengan
biaya sendiri dan 31 orang (54,39%)
Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa responden dengan karakteristik
dari 57 orang responden yang diteliti, terdapat pembiayaan dengan asuransi kesehatan.
33 orang (57,90%) responden dengan
karakteristik jenis kelamin laki-laki (terbanyak) 5. Distribusi tingkat kecemasan
dan 24 orang (42,10%) responden dengan
karakteristik jenis kelamin perempuan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
(sedikit). Responden Berdasarkan Tingkat
Kecemasan Pasien Hemodialisa di
3. Distribusi lamanya menjalani terapi Ruangan Hemodialisis RSBK Kota
Batam
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Lamanya Menjalani Terapi
Hemodialisa di Ruangan Hemodialisis No Tingkat F %
Kecemasan
RSBK Kota Batam 1. Cemas 33 57,90
2. Tidak cemas 24 42,10
No Lamanya Menjalani F % Total 57 100
Terapi
Dari Dari tabel 4.5 diatas dapat
1. Lama 32 56,14
2. Baru 25 43,86 dilihat bahwa dari 57 responden yang
diteliti, terdapat 33 orang (57,90%)
Total 57 100 responden dengan karakteristik cemas
dan 24 orang (42,10%) responden dengan
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari karakteristik tidak cemas.
57 orang responden yang diteliti, terdapat 32
orang (56,14%) responden dengan karakteristik ANALISA BIVARIAT
lama menjalani terapi hemodialisis dan 25
orang (43,86%) responen dengan karakteristik 1. HUBUNGAN UMUR DENGAN
baru menjalani terapi hemodialisis. TINGKAT KECEMASAN
4. Distribusi jenis biaya
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tabel 4.6 Hubungan Umur dengan
Responden Berdasarkan Jenis Tingkat Kecemasan Pasien
Pembiayaan Pasien Hemodialisa di Hemodialisis di Ruangan
Ruangan Hemodialisis RSBK Kota Hemodialisis RSBK Kota Batam
Batam
Tingkat Tingkat
Total Total
No kecemasan p kecemasan