Anda di halaman 1dari 84

HERNI

A
MADE AGUS SUANJAYA, MD, GENERAL SURGEON
DEFINISI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENANGANAN
KOMPLIKASI
Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis)
reponibilis, ireponibilis )

Hernia (strangulata, inkaserata )


HERNIA
Hernia (diafragmatika, hiatus)

Hernia umbilikalis
DEFINISI HERNIA  Defek,
isi, kantong

JENIS HERNIA

HERNIA • Letak
• Sifat
• Causa
• Arah
KLASIFIKASI HERNIA

Kausa :
1. Defek congenital
•Kantong peritoneal kongenital merupakan factor predisposisi terjadinya hernia pada awal
kehidupan, dapat berupa:
Prosesus vaginalis persisten yang dapat menyebabkan terbentuknya hernia inguinal indirek
Obliterasi inkomplit dari umbilicus yang menyebabkan terjadinya hernia umbilical
2. Defek aquisita
•Kelemahan pada dinding abdomen anterior yang dapat disebabkan oleh:
Insisi pembedahan yang menyebabkan hernia insisional
Kelemahan otot akibat obesitas dengan infiltrasi lemak, kehamilan, atau proses ketuaan norma
Berdasarkan arah hernia:

1. Hernia eksternal
Merupakan hernia yang arah penonjolannya dapat dilihat ke arah luar

Klasifikasinya adalah:
• Hernia inguinalis
• Hernia femoralis
• Hernia umbilical dan para-umbilikal
• Hernia epigastrika
• Hernia insisional
• Hernia obturator
• Hernia spigelian
• Hernia lumbar
• Hernia gluteal
• Hernia skiatik
• Hernia perineal
2. Hernia internal
Jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya masuk ke cavum
thorax, bursa omentalis, atau masuk ke dalam cavum abdomen

Pada cavum abdominal:


• Hernia epiploica winslowi
• Hernia bursa omentalis
• Hernia mesenterika
• Hernia retroperitonealis

Pada cavum thorax:


• Hernia diafragmatica traumatic
• Hernia diafragmatica non-traumatica
Klasifikasi Hernia

Berdasarkan tempat terjadinya :

• 1. Hernia Femoralis Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus


femoralis. Selanjutnya, isi hernia masuk ke dalam kanalis
femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis.

2. Hernia Umbilikalis

• Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus


yang hanya tertutup peritoneum dan kulit akibat penutupan yang
inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis.
3. Hernia Paraumbilikus
Hernia paraumbilikus merupakan hernia
melalui suatu celah di garis tengah di tepi
kranial umbilikus, jarang terjadi di tepi
kaudalnya. Penutupan secara spontan jarang
terjadi sehingga umumnya diperlukan
tindakan operasi untuk dikoreksi.

4. Hernia Epigastrika
Hernia epigastrika atau hernia linea alba
adalah hernia yang keluar melalui defek di
linea alba antara umbilikus dan prosessus
xifoideus.

5. Hernia Ventralis
Hernia ventralis adalah nama umum untuk
semua hernia di dinding perut bagian
anterolateral; nama lainnya adalah hernia
insisional dan hernia sikatriks.
6. Hernia Lumbalis
Di daerah lumbal antara iga XII dan krista
iliaka, ada dua trigonum masing-masing
trigonum kostolumbalis superior
Grijinfelt/lesshaft) berbentuk segitiga
terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior
atau trigonum iliolumbalis berbentuk
segitiga.

7. Hernia Littre
Hernia yang sangat jarang dijumpai ini
merupakan hernia berisi divertikulum
Meckle. Sampai dikenalnya divertikulum
Meckle, hernia littre dianggap sebagai
hernia sebagian dinding usus.
Hernia Spiegheli
Hernia spieghell ialah hernia vebtralis
dapatan yang menonjol di linea semilunaris
dengan atau tanpa isinya melalui fasia
spieghel.
8. Hernia Obturatoria
Hernia obturatoria ialah hernia melalui
foramen obturatorium.

9. Hernia Perinealis
Hernia perinealis merupakan tonjolan hernia
pada perineum melalui otot dan fasia, lewat
defek dasar panggul yang dapat terjadi
secara primer pada perempuan multipara
atau sekunder pascaoperasi pada perineum,
seperti prostatektomi, reseksi rektum secara
abdominoperineal, dan eksenterasi pelvis.
Hernia keluar melalui dasar panggul yang
terdiri atas otot levator anus dan otot
sakrokoksigeus beserta fasianya dan dapat
terjadi pada semua daerah dasar panggul.

10. Hernia Pantalon


Hernia pantalon merupakan kombinasi
hernia inguinalis lateralis dan medialis pada
satu sisi.
Menurut sifatnya hernia terbagi atas:

1. Hernia reponibel
Hernia reponibel apabila isi hernia dapat keluar-
masuk. Usus keluar ketika berdiri atau mengejan, dan
masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong masuk ke
dalam perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada
keluhan nyeri atau obstruksi usus.
2. Hernia ireponibel
Hernia ireponibel apabila isi hernia tidak dapat
direposisi kembali ke dalam rongga perut. Biasanya
disebabkan oleh pelekatan isi kantong kepada peritoneum
kantong hernia.
3. Hernia Inkaserata atau Hernia strangulate
Hernia inkaserata apabila isi hernia terjepit oleh cincin
hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak
dapat kembali ke dalam rongga perut.
Akibatnya terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi.
Hernia inkaserata lebih dimaksudkan untuk hernia
ireponibel yang di sertai gangguan pasase, sedangkan
hernia strangulata digunakan untuk menyebut hernia
ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi.
4. Hernia Richter
Hernia Richter apabila strangulasi hanya
menjepit sebagian dinding usus. Komplikasi
dari hernia richter adalah strangulasi sampai
terjadi perforasi usus.
5. Hernia Interparietalis Hernia yang
kantongnya menjorok ke dalam celah antara
lapisan dinding perut.
6. Hernia Eksterna apabila hernia menonjol
keluar melalui dinding perut, pinggang
atau perineum.
7. Hernia Interna Hernia interna apabila
tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui
suatu lubang dalam rongga perut, seperti
foramen winslow, resesus retrosekalis atau
defek dapatan pada mesenterium setelah operasi
anastomosis usus
8. Hernia Insipiens
Hernia yang membalut merupakan
hernia indirect pada kanalis
inguinalis yang ujungnya tidak keluar
dari anulus eksternus.
9. Hernia Sliding
Hernia yang isi kantongnya berasal
dari organ yang letaknya
ekstraperitoneal.
10.Hernia Bilateral Defek terjadi pada
dua sisi.
HERNIA FEMORALIS
• Hernia femoralis ditandai dengan adanya benjolan
di paha bagian atas, atau di dekat selangkangan.
• Dibanding pria, hernia femoralis lebih rentan dialami
oleh wanita, terutama wanita usia tua.
 karena bentuk panggul wanita yang lebih lebar
dibanding pria.
PATOFISIOLOGI

Hernia femoralis terjadi ketika pintu kanalis femoralis melemah.


Penyebab belum diketahui pasti apa yang menyebabkan kondisi tersebut.
Penelitian menyebutkan bahwa lemahnya kanalis femoralis dapat terjadi akibat
kelainan lahir, atau timbul seiring bertambahnya usia.
PATOFISIOLOGI

Faktor lain yang dapat memicu hernia femoralis meliputi:


• Melahirkan
• Batuk kronis
• Berat badan berlebih
• Mengejan terlalu keras akibat sembelit
• Mengangkat atau mendorong beban berat
• Sulit buang air besar dalam jangka panjang
• Sulit buang air kecil karena pembesaran prostat.
DIAGNOSIS

Diagnosis Hernia Femoralis


• Anamnesa dan pemeriksaan fisik pada area selangkangan.
• Pemeriksaan penunjang USG, atau CT scan pada area selangkangan.
TERAPI

• Konsevatif  berukuran kecil tanpa gejala


• Operatif  herniotomy
HERNIA INGUINALIS
KLASIFIK Tipe Deskripsi
Hubungan dengan pembuluh
epigastrik inferior
Diliputi oleh fasia spermatika
interna ?
Onset

ASI
HERNIA
INGUINALI Hernia inguinalis indirek
Protrusi melalui kanalis inguinalis dan
terjadi karena gagalnya kanalis
inguinalis interna menutup setelah Lateral Ya Kongenital

S
testis melewatinya pada proses
embriologis

Masuk lewat titik yang lemah pada


Hernia inguinalis direk Medial Tidak Dewasa
fasia dinding abdomen
• Kanalis inguinalis  saluran yg berjalan oblik
(miring) dg pjg 4 cm & terletak 2-4 cm di atas lig
inguinale.
• Dinding yg membatasi kanalis inguinalis adalah:
• Anterior : apo. m. oblikus eksternus & 1/3
lateralnya m. oblikus internus.
• Posterior: di btk apo m. transversus abdominis
ANATOMI + fasia transversalis  mbtk dd post dibag
lateral. Bag medial di btk o/ fasia transversa
dan konjoin tendon,
• Superior: serabut tepi bawah m. oblikus
internus & m. transversus abdominis &
aponeurosis.
• Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale
dan lakunare.
ETIOLOGI
• Belum jelas, disebabkan oleh
banyak faktor.
• Karena anomali kongenital
atau karena sebab yang
didapat
Pintu masuk hernia pada anulus inguinalis
internus yang cukup lebar  dapat dilalui oleh
kantong & isi hernia.

PATOFISIOLO Aktivitas dari otot-otot anulus inguinalis interna


selama otot-otot abdomen meregang mencegah
GI protrusi dari usus ke dalam prosesus yang paten.

kerusakan dari otot tersebut dapat 


terganggunya shutter effect.
PATOFISIOLOGI
• Peningkatan tekanan intra-abdominal:
• batuk kronis
• ascites,
• meningkatnya cairan peritoneum karena atresia biliar,
• dialisis peritoneum
• ventriculoperitoneal shunt,
PATOFISIOLO • massa intraperitoneum

GI • Organomegali
• Obstipasi
• ekstropi kandung kemih
• perdarahan intraventrikular pada neonatus, myelomeningocele
• undesensus testes
• Penyakit kelainan kolagen:sindrom Ehlers-Danlos, sindrom fetal
hidantoin, sindrom Freeman-Sheldon, Hunter-Hurler sindrom,
sindrom Kniest, sindrom Marfan dll
• Hernia indirek: pintu masuk hernia pada anulus
inguinalis internus yang cukup lebar sehingga
PATOFISIOLO dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.
GI
• Hernia direk: kelemahan dari fasia transversalis
pada triangle Hesselbach.
• Gamb. klinis  dipengaruhi keadaan isi kantong
hernia.
• Penderita dewasa:
• benjolan dilipat paha (beraktivitas, mengangkat
benda berat, mengejan / batuk & hilang bila
GAMBARA istirahat berbaring).
N KLINIS • merasa tidak enak disekitar lipat paha
• Bayi & anak-anak:
• benjolan hilang timbul di lipatan paha
• gelisah, banyak menangis, dan kadang-kadang perut
kembung  hernia strangulata
GAMBARAN KLINIS

HERNIA DIREK:
UMUMNYA BILATERAL (♂)  DIHUBUNGKAN DGN PE↑ TEK
INTRAABDOMINAL KRONIK & KELEMAHAN DD TRIGONUM
HESSELBACH.
TONJOLAN  LONJONG
JARANG/TDK PERNAH  INKARSERASI/STRANGULASI
HERNIA INDIREK:
KELAINAN BAWAAN
TONJOLAN  BULAT
Anamnesis
DIAGNOSIS Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
radiologis
DIAGNOSIS

01 02 03 04 05
Anamnesis Benjolan di lipat Nyeri sharp atau Mual dan muntah Bayi → gelisah,
paha rifferal pain >> menangis &
pada skrotum, kadang perut
testis atau paha kembung
bagian dalam
• Inspeksi:
• Asimetri sisi lipat paha, skrotum, atau labia
• Hernia inguinalis indirek → penonjolan di regio inguinalis dr
lateral atas ke medial bawah b’btk lonjong (ellips)
PEMERIKSAAN • Hernia direk  benjolan spt buah pear paralel dengan lig.
inguinal / lebih bulat kearah medial yg tdk memasuki skrotum.
FISIK
• Palpasi:
• Hernia yang kosong → tanda sarung tangan sutera
• Kalau kantong berisi  teraba usus, omentum (spt karet),
ovarium
• Finger Test, Thumb test, Zieman’s test
Pemeriksaan penunjang radiologis tidak
begitu penting dilakukan.
PEMERIKSA
AN USG  untuk mendiagnosis hernia inguinalis
pada pasien yang memiliki gejala tapi defeknya
RADIOLOGI tidak teraba.
S
USG regio inguinal  nilai diagnostik tinggi
(angka sensitivitas & spesifisitas > 90%).
DIAGNOSA BANDING
DIAGNOSA BANDING
TERAPI

Konservati
Operatif
f
Konservatif meliputi:
• reposisi
• pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

KONSERVA •Reposisi  bimanual


TIF •Pada reposisi  diberikan sedasi, analgesia,
mengompres dengan es diatas hernia dan diposisikan
Tredelenburg.
•Bila reposisi berhasil,  operasi pada hari berikutnya.
•Jika reposisi tidak berhasil  dalam waktu enam jam
harus dilakukan operasi segera.
• Prinsip dasar  herniotomi & hernioplasti
• herniotomi  pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka & isi hernia dibebaskan kalau
ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia
OPERATIF dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong
• hernioplastik memperkecil anulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
• Hernioplastik lebih penting dalam mencegah terjadinya
residif
Isi hernia tertahan dalam kantung hernia/isi hernia terlalu besar
→ hernia ireponibel/akreta

KOMPLIKA
SI isi hernia tercekik o/ cincin hernia → g/ obstruksi → hernia
inkarserata → gg perfusi isi hernia → bendungan vena → odem
organ → transudasi ke dlm kantong hernia → jepitan bertambah
→ peredaran darah jaringan terganggu → hernia strangulata →
nekrosis & kantong hernia berisi eksudat cairan serosanguinus
→ perforasi → abses lokal, fistel, atau peritonitis
• Rekurensi:
• Batuk kronis
• Prostatisme
• Konstipasi
• Kualitas jaringan yang buruk
PROGNOSIS • Teknik operatif yang jelek
• Memperbaiki hernia dengan tekanan dan
menggunakan benang yang diserap
• Kegagalan dalam menemukan hernia indirek
• Memotong kantong hernia cukup tinggi,
• Infeksi luka pasca operatif
• Reduksi yang kurang adekuat
• Penutupan anulus inguinalis interna
• Kegagalan untuk mengidentifikasi hernia
femoralis atau hernia direk
• Perbaikan yang kurang adekuat dari kanalis
inguinalis
PROGNOSIS
• Angka rekurensi setelah perbaikan hernia
indirek pada pasien dewasa telah menjadi
0,6-3%, walaupun insidennya mungkin
lebih dari 5-10%.
HERNIA SKROTALIS

• Hernia scrotalis adalah hernia yang


melalui cincin inguinalis dan turun
kekanalis pada sisi funikulus
spermatikus pada bagian anterior dan
lateral, yang dapat mencapai scrotum,
hernia ini disebut juga hernia inguinalis
indirect
• Etiologi, patofisiologi, diagnosa, dan
terapi hampir sama dengan hernia
inguinalis latareralis / indirect
HERNIA
DIAFRAGMATIKA
Hernia diafragmatika adalah cacat atau lubang dalam diafragma
yang memungkinkan isi perut untuk pindah ke rongga dada
HERNIA
DIAFRAGMATI
KA
Posisi lubang dapat terletak di bagian belakang dan
samping diafragma (hernia Bochdalek) atau di
bagian depan diafragma (hernia Morgagni).

Diafragma adalah otot berbentuk kubah yang


berfungsi membantu proses pernapasan.

Otot ini terletak di antara rongga dada dan perut,


serta memisahkan organ jantung dan paru-paru
dengan organ perut (lambung, usus, limpa, hati)
Berdasarkan penyebabnya, hernia diafragma terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
• Hernia diafragma bawaan, terjadi ketika diafragma tidak berkembang sepenuhnya saat
masih berada di dalam rahim. Belum diketahui secara pasti bagaimana kondisi ini dapat
terjadi. Beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan terganggunya perkembangan organ
tubuh pada janin, yaitu:
• Kelainan genetik dan kromosom
ETIOLO • Paparan bahan kimia dari lingkungan sekitar
GI • Ibu yang kurang asupan nutrisi saat hamil.
• Hernia diafragma yang didapat, yaitu jenis hernia diafragma yang disebabkan oleh
cedera akibat benda tumpul atau tusukan. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hernia
diafragma jenis ini, yaitu:
• Cedera benda tumpul akibat kecelakaan
• Jatuh dan mengalami benturan keras di area dada atau perut
• Operasi di bagian dada dan perut
• Luka tembak atau tusuk.
ANAMNESA

DIAGNOSIS PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ANAMNESA

Gejala utama hernia diafragma adalah gangguan pernapasan. Pada hernia diafragma bawaan,
gejala ini disebabkan oleh jaringan paru yang tidak berkembang sempurna.

Sementara pada hernia diafragma didapat, gangguan pernapasan disebabkan oleh otot diafragma
yang tidak berfungsi dengan baik akibat tekanan yang terjadi. Kondisi tersebut berdampak pada
berkurangnya kadar oksigen yang dihirup. adanya Riwayat trauma, operasi sebelumnya

Pada bayi sering kebiruan ( cyanosis )


PEMERIKSAAN FISIK

• Inspeksi  gerak dada asymetris , scaphoid abdomen (sucked inwards) tampak


pada bayi baru lahir
• Palpasi, yaitu meraba dan menekan bagian tubuh untuk memeriksa kondisi perut.
Pasien dengan hernia diafragma memiliki kondisi perut yang tidak terasa penuh ketika
ditekan karena organ perut naik ke rongga dada.
• Perkusi, yaitu mengetuk permukaan perut dengan jari tangan untuk memeriksa kondisi
organ perut bagian dalam.
• Auskultasi, yaitu pemeriksaan bising usus menggunakan stetoskop untuk mendeteksi
apakah suara bising usus terdengar di area dada, suara nafas hilang pada dada ipsilateral
Sebagian besar kasus hernia diafragma bawaan dapat terdiagnosis sejak dalam
kandungan. Melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) kehamilan, dokter dapat
mendeteksi kelainan yang terjadi pada paru dan diafragma janin.

Rontgen dada, untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan yang


mungkin terjadi pada paru, diafragma, dan organ dalam

PEMERIKSAAN USG  menghasilkan gambar kondisi rongga perut dan dada.


PENUNJANG
CT scan  memeriksa kondisi diafragma dan organ dalam perut dari
berbagai sudut.

MRI  mengevaluasi dan memeriksa organ dalam tubuh secara lebih


detail.

Analisa gas darah juga dilakukan untuk memeriksa kadar oksigen,


karbon dioksida, dan keasaman atau pH darah.
DIFRENSIAL DIAGNOSIS

PADA YANG BAWAAN :


• Bronchopulmonary Sequestration
• Cystic Adenomatoid Malformation
• Disorders of the Thoracic Cavity and Pleura
• Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn (PPHN)
• Pneumothorax Imaging

PADA YANG DIDAPAT :  Trauma thorak / abdomen


TERAPI

• OPERATIF
OPERATIF TRAUMATIC
DIAPHRAGMATIC HERNIA
HERNIA UMBILICAL

• 5% DARI SELURUH HERNIA ADALAH umbilical hernias.


• INSIDEN MENINGKAT PADA BAYI PREMATUR ( birth weight
below 1,500 g) . With a few exceptions, healing to a stable umbilical
scar can be expected by the age of 2 years following obliteration of the
umbilical vessel.
• 38,39 Surgical treatment is not required in 98% of cases.
HERNIA UMBILICAL

• PADA DEWASA HERNIA UMBILIKAL  DISEBABKAN


OLEH BEBERAPA FAKTOR  pregnancy, obesity, disorders
of connective tissue metabolism due to endogenous (genetic)
and exogenous (smoking, corticosteroids) factors, hepatic
cirrhosis, and malignant disease.
• PADA KEHAMILAN  BIASANYA BISA HILANG
SETELAH MELAHIRKAN, KEJADIAN incarceration rate
is up to 30% with mortality of 10 to 15 %
ETIOLOGI
• DIDAPAT / KOGENITAL
• KEHAMILAN/ KELAINAN YANG
MENINGKATKAN TEKANAN
INTRAABDOMEN / KELEMAHAN
DINDING ABDOMEN/ TRAUMA POST
OPERASI
• An umbilical hernia is a health condition where the 
abdominal wall behind the navel is damaged. It may cause
the navel to bulge outwards—the bulge consisting of
abdominal fat from the greater omentum or occasionally
parts of the small intestine. The bulge can often be pressed
back through the hole in the abdominal wall, and may "pop
out" when coughing or otherwise acting to increase 
intra-abdominal pressure. Treatment is surgical, and surgery
may be performed for cosmetic as well as health-related
reasons.
PATOFISIOLOGI

Patofisiologi hernia umbilikalis Hernia umbilikalis kongenital


serupa dengan patofisiologi berhubungan dengan
hernia lainnya, yaitu gangguan perkembangan embriologi
perkembangan embriologi untuk selama masa gestasi di minggu
hernia umbilikalis kongenital ke-5 dan ke-10. Hernia
dan penuaan serta trauma pada umbilikalis terjadi akibat
hernia umbilikalis akuisata kegagalan penutupan atau
(acquired). kontraksi cincin umbilikal.
PATOFISIOLOGI

• Pada hernia umbilikalis kongenital, struktur tali pusat gagal menyatu dengan
foramen umbilikalis sehingga cincin umbilikal menjadi paten atau tetap
dalam kondisi terbuka.
• Defek pada dinding abdomen yang disertai dengan adanya peningkatan
tekanan intraabdomen akan mendorong jaringan viseral ke arah defek. Hal
ini membuat hernia menjadi sangat jelas terlihat pada saat pasien sedang
menangis, mengejan, batuk atau muntah.
PATOFISIOLOGI

• Patofisiologi Hernia Umbilikalis Akuisata


• Hernia umbilikalis akuisata (acquired) muncul pada orang dewasa. Patofisiologi penyakit ini
serupa dengan hernia lainnya, misalnya hernia inguinalis, yaitu kelemahan otot-otot dinding
abdomen seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh
trauma (luka bekas operasi di masa lalu) sehingga menimbulkan adanya defek atau pembukaan
pada otot yang berada di bawah atau di sekitar umbilikus.
• Kondisi-kondisi yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraabdomen berperan
dalam terbentuknya hernia, karena tekanan tersebut dapat meregangkan area otot yang sudah
mengalami kelemahan atau kerusakan
DIAGNOSIS

• ANAMNESAPasien dengan hernia umbilikalis mengeluhkan munculnya


benjolan pada bagian perut di area umbilicus
• PEMERIKSAAN FISIK  Pemeriksaan fisik pada pasien dengan hernia
umbilikalis dapat dilakukan melalui inspeksi, palpasi serta auskultasi.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada pasien dengan posisi berdiri dan berbaring
terlentang untuk menilai karakteristik atau gambaran klinis dari hernia itu
sendiri
• Inspeksi
• Pemeriksaan inspeksi hernia umbilikalis pada orang dewasa atau anak (yang sudah
dapat berdiri) lebih disarankan untuk dilakukan dalam posisi berdiri. Hasil yang
didapatkan dari inspeksi bisa dua macam.
• Benjolan yang sudah jelas terlihat pada area umbilikus tanpa pasien diminta untuk
mengejan atau batuk (dikenal dengan sebutan Manuver Valsava atau Cough
Impulse).
• Benjolan baru dapat terlihat apabila pasien diminta untuk mengejan, batuk, berdiri,
atau pada saat anak sedang menangis.
• Pada kasus hernia yang sudah mengalami strangulasi, maka kulit yang menyelubungi
PEMERIKSAAN benjolan akan mengalami diskolorasi menjadi kemerahan serta mengalami
pembengkakan.
FISIK • Palpasi
• Pada pemeriksaan palpasi akan memberikan hasil berupa teraba massa, fluktuasi
positif, konsistensi kenyal dengan batas tegas. Pada saat palpasi, pemeriksa juga
dapat meraba dan merasakan adanya usus serta omentum.
• Auskultasi
• Auskultasi dilakukan untuk memastikan apakah isi dari benjolan tersebut adalah
usus. Pada pemeriksaan auskultasi, didapatkan terdengar bunyi peristaltik, pada
hernia reponibilis yang bersifat asimtomatis, maka peristaltik akan terdengar
normal, sebaliknya apabila hernia mengalami inkarserasi dan strangulasi maka
bunyi peristaltik akan meningkat akibat ileus obstruksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG CT- SCAN


ABDOMEN
TERAPI

Konservati
Operatif
f
TERAPI

•Konservatif
•Pada sebagian besar kasus hernia umbilikalis kongenital, defek akan menutup dengan
sendirinya pada saat anak menginjak usia 4 hingga 5 tahun. Bila usia anak sudah di atas
5 tahun dan benjolan masih muncul, tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan.
Tindakan pembedahan juga perlu dipertimbangkan bila terdapat kondisi-kondisi berikut
ini :
•Anak rewel atau tampak kesakitan
•Mual, muntah
•Ukuran benjolan bertambah besar atau mengalami perubahan warna
•Tata laksana konservatif tidak dianjurkan untuk hernia umbilikalis akuisata pada orang
dewasa
• Pembedahan
• Tata laksana pembedahan pada hernia umbilikalis baik akuisata maupun kongenital harus
sesuai dengan indikasi. Indikasi operasi pada hernia umbilikalis yakni sebagai berikut :
• Ukuran hernia lebih dari 2 cm
• Defek hernia umbilikalis tidak menghilang setelah anak berusia 5 tahun
• Ukuran hernia pada anak bertambah besar setelah anak menginjak usia 1–2 tahun
• Muncul tanda-tanda inkarserata atau strangulata (nyeri, mual, muntah, gangguan pasase usus)
• herniotomi, herniorafi, dan hernioplasti.
Herniotomi adalah eksisi dari kantong hernia,
herniorafi adalah perbaikan dan penutupan dari
defek dengan bantuan jaringan sekitar untuk
mengembalikan defek menjadi anatomi normal,
dan hernioplasti yakni memasukkan material
tambahan seperti mesh prostetik
TERIMA KASIH

Bila ada pertanyaan contact us


agsramakrisna@yahoo.com
WA: 087864400591
PERTANYAAN ??????
KASUS

• Laki-laki umur 65 th datang ke UGD dengan keluhan benjolan pada selangkangan yang
hilang timbul sejak 6 bulan SMRS, sejak 2 hari SMRS benjolan pada selangkangan tidak
bisa hilang

• Anamnesa…?
• Pemriksaan fisik ?
• DD?
• Tx?
• Bayi 2 bulan dikeluhkan oleh ibunya ada benjolan pada pusatnya

Anamnesa…?
Pemriksaan fisik ?
DD?
Tx?
• Pasien datang kepoli bedah setelah kecelakaan lalulintas 1 minggu yang lalu ,
mengeluh sesak dan perut cepat penuh

• Anamnesa…?
• Pemriksaan fisik ?
• DD?
• Tx?

Anda mungkin juga menyukai