Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT)

JUDUL

Mengembangkan Kompetensi Lulusan Berkualitas melalui Studi Lapang


Terintegrasi (SLT)
(03/12/2017)

DISUSUN OLEH :
MARIA GAUDENSIA LADJA (2014100710311145)

DOSEN
PEMBIMBING:
HUSAMAH, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGUARUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Judul:
Mengembangkan Kompetensi Lulusan Berkualitas melalui Studi Lapang
Terintegrasi (SLT)

Tanggal Pelaksanaan:
03 - 07 Desember
2017

Malang, 03 November 2017


Menyetujui,
Dosen Pengampu Penyusun

Husamah, S.Pd, M.Pd Maria Gaudensia Ladja


NIDN. 0718108501 NIM. 201410070311145

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
berkat-nya proses penyusunan “Proposal Studi Lapang Terintegrasi (SLT)” dapat
diselesaikan tepat waktu.

Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata hasil
dari jerih payah penulis sendiri, tetapi hasil dari keterlibatan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesa-besarnya kepada:

1. Dr. Yuni Pantiwati, M. M., M.Pd selaku Ketua program studi pendidikan
Biologi

2. Bapak Husamah, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kulia Studi
lapang Terintegrasi

3. Teman-teman panitia Studi Lapang terintegrasi (SLT), serta

4. Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah memberikan
bantuan, doa dan dukungan yang berhubungan dengan Penyusunan Proposal
ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini masih


banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan proposal ini.

Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita
semua.

Malang, 03 November 2017

Penulis,

DAFTAR ISI

iii
COVER ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ii
................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kegiatan ................................................................. 1
1.2 Rumusan Kegiatan........................................................................... 3
1.3 Tujuan kegiatan ............................................................................... 3
1.4 Manfaat kegiatan ............................................................................. 4
BAB II GAMBARAN UMUM INSTASI/TEMPAT KUNJUNGAN ... 5
2.1 Universitas Udayana ........................................................................... 5
2.2 Bali Green School............................................................................... 7
2.3 Kebun Raya Bali................................................................................. 10
2.4 Bali Bird Park ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 16
LAMPIRAN ............................................................................................... 17

DAFTAR GAMBAR

4
Gambar 1 Universitas Udayana.............................................................................5
Gambar 2 Bali Green School.................................................................................7
Gambar 3 Kebun Raya Bali...................................................................................10
Gambar 4 Bali Bird Park.......................................................................................13
Gambar 5 Denah Bali Bird Park............................................................................17
Gambar 6 Denah Universitas Udayana.................................................................17
Gambar 7 Denah Kebun Raya Bali.......................................................................17
Gambar 8 Denah Bali Green School.....................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi
sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi maupun
metode pembelajaran (Utariyanti, dkk, 2015). Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak dapat dipungkiri lagi turut merubah paradigma pendidikan.
Metode- metode pembelajaran dikaji ulang dan di telaah agar menghasilkan
sesuatu ide kreatif bagi pembelajaran. Metode konvensional yang lebih bersifat
behavioristik perlahan dimarginalkan. Banyak ide yang dapat diterapkan dalam
proses belajar mengajar, salah satunya adalah studi lapang, dimana diharapakan
mampu menunjang kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengamatan secara
langsung. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan dan bertujuan untuk
menumbuh kembangkan sumber daya manusia itu sendiri. Pendidikan memiliki
peranan sangat penting bagi manusia karena dengan menempuh jalur pendidikan
mampu menciptakan manusia yang berilmu, kreatif, berdaya saing tinggi, dan
juga bertanggung jawab. Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah
tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup
mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana
individu itu
berada (Santika, dkk, 2017).
Permasalahan dunia pendidikan Indonesia salah satunya adalah rendahnya
kualitas pendidikan. Pembelajaran yang terpusat pada guru mengakibatkan peserta
didik tidak terbiasa belajar secara mandiri. Peserta didik hanya menunggu materi
dari guru tanpa ada usaha untuk mencari materi sendiri. Model pembelajaran
seperti ini mengakibatkan aktivitas peserta didik dalam membaca kurang dan
tidak memiliki kreativitas memecahkan permasalahan-permasalahan pada materi
pembelajaran (Ekawati, dkk, 2015).
Biologi sebagai ilmu pasti alam tidak dapat dipisahkan dari alam itu
sendiri. Pembelajaran dan sumber belajar biologi banyak mengambil objek alam
sebagai bahan kajiannya. Sumber belajar adalah semua jenis sumber yang ada di
sekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar.

1
Penggunaan lingkungan

2
sebagai sumber belajar tidak banyak mengalami kesulitan, mengingat biologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang obyek dan
persoalannya banyak terjadi di lingkungan alam sekitar (Setyawan, dkk, 2017).
Hal inilah yang menjadi landasan utama melaksanakan Studi Lapang Terintegrasi.
Pelaksanaan kegiatan ini mengambil materi keanekaragaman dunia tumbuhan dan
dunia hewan, serta pengenalan lembaga yang terkait dengan Biologi.
Pemilihan kota Bali sebagai tempat kunjungan didasarkan atas
keanekaragaman flora dan fauna yang cukup tinggi. Kunjungan dilakukan di
Universitas udayana Bali, dimana universitas ini merupakan universitas negeri di
kota bali yang sudah sangat berkemajuan, selanjutnya ke Bali Green School
dimana ini merupakan sekolah alam internasional yang ada di Bali. Sekolah alam
merupakan salah satu sarana pendidikan yang menerapkan interaksi dengan alam
sebagai media utama dalam sistem pendidikannya. Sekolah alam adalah salah satu
bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama
sebagai pembelajaran siswa didiknya. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih
banyak menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas, para siswa belajar
lebih banyak belajar di alam terbuka. Di sekolah alam metode belajar mengajar
lebih banyak menggunakan metode aktif atau action learning dimana anak belajar
melalui pengalaman secara langsung. Perbedaan kurikulum pada sekolah alam ini
membuat sekolah alam menjadi suatu sarana yang unik untuk dikembangkan
(Putra, 2012).
Kunjungan selanjutnya adalah Kebun Raya Bali, Kebun Raya Eka Karya
Bali sebagai salah satu tempat pariwisata dan rekreasi di Bali juga memerlukan
pemanfaatan teknologi untuk media informasi dan juga media promosi. Sebagai
media informasi, pemanfaatan teknologi diharapkan dapat menambah wawasan
pengunjung terhadap segala sesuatu yang ada di Kebun Raya Eka Karya Bali
seperti informasi mengenai gedung, koleksi tanaman termasuk juga koleksi bunga
yang ada disana. Saat ini Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki koleksi tumbuhan
mencapai 2.171 jenis dan 18.494 spesies tanaman. Jumlah tersebut terus
bertambah dari tahun ke tahun. Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki koleksi
khusus seperti, kaktus, tumbuhan paku, tumbuhan air, tumbuhan obat dan
tumbuhan upacara adat. Selain itu, Kebun Raya Eka Karya Bali juga memiliki
banyak koleksi bunga yang
dikumpulkan dalam beberapa taman bunga seperti bunga anggrek, bunga mawar
dan juga bunga begonia (Artawan & Crisnapati, 2015).
Kunjungan terakhir adalah ke Bali Bird Park, Bali Bird Park (Taman
Burung Bali) merupakan salah satu lembaga konservasi swasta di Indonesia yang
telah melakukan penangkaran terhadap burung jalak bali. Taman ini sudah
berhasil mengembangbiakkan burung jalak bali melalui program
pengembangbiakannya (breeding). Hal ini dibuktikan dengan semakin
meningkatnya jumlah burung jalak bali di Bali Bird Park dari 8 ekor menjadi 44
ekor (Putra, dkk, 2012).
Oleh karena itu, Diharapkan dengan melaksanakan kegiatan Studi Lapang
Terintegrasi di tempat tersebut, mahasiswa dapat menambah wawasan dan
pengalaman serta skill yang baik dalam dunia pendidikan serta mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan lingkungan masyarakat.

1.2 Rumusan Kegiatan


1. Bagaimana administrasi dan pengamanan di laboratorium Taksonomi
Hewan yang ada di Universitas Udayana Bali?
2. Bagaimana cara dan proses tenaga listrik berasal dari biogas dan panel
surya di Bali Green School?
3. Apa saja tanaman hias yang ada di Kebun Raya Bali?
4. Apa saja koleksi burung yang ada di Bali Bird Park dan Bagaimana
cara perkembangbiakan burung-burung terdebut?

1.3 Tujuan kegiatan


Kegiatan ini bertujuan:
1. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Mahasiswa dapat mendeskripsikan
administrasi dan pengamanan di laboratorium Taksonomi Hewan
yang ada di Universitas Udayana Bali
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara dan proses tenaga listrik berasal
dari biogas dan panel surya di Bali Green School
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tanaman hias yang ada di
Kebun Raya Bali?
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja koleksi burung yang ada di Bali
Bird Park dan Bagaimana cara perkembangbiakan burung-burung
terdebut?

1.4 Manfaat kegiatan


1. Setelah melakukan kagiatan Studi Lapang Terintegrasi ini mahasiswa
mahasiswa menjadi kader-kader mahasiswa yang cerdas dan
berwawasan konservasi tinggi
2. Memperoleh pengalaman tentang pembelajaran dan penjelajahan alam
3. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan,
perumusan dan pemecahan masalah yang dihadapi
4. Menyediakan pengalaman melalui objek, tempat, situasi dan
hubungan antar manusia yang tidak dapat disediakan di kelas
5. Mewujudkan kepedulian mahasiswa terhadap kekayaan alam yang
dimiliki Indonesia
6. Mempererat keakraban dengan teman sesama mahasiswa dan menjalin
kerja sama dalam satu kelompok
7. Memberikan suasana relaksasi ditengah rutinitas yang terkadang
menjemukan.

BAB II
GAMBARAN UMUM INSTASI/TEMPAT KUNJUNGAN

2.1 Universitas Udayana


Universitas Udayana, disingkat
Unud adalah perguruan tinggi negeri di
Bali, Indonesia. Secara sah berdiri pada
tanggal 17 Agustus 1962 dan merupakan
perguruan tinggi tertua di daerah propinsi
Bali. Tetapi sebelumnya, sejak tanggal 29
September 1958 di Bali sudah berdiri
sebuah fakultas yangbernama Fakultas
Sastra Udayana sebagai cabang dari
Universitas Airlangga Surabaya
Gb 1. Universitas Udayana
Visi :
Universitas Udayana menjadi Universitas yang Unggul, Mandiri dan
Berbudaya.
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, memiliki relevansi dan kompetensi
tinggi
2. Mengembangkan kerjasama diberbagai bidang dengan berbagai
pihak, baik di dalam maupun luar negeri guna meningkatkan mutu
Tri Darma, kemandirian dalam manajemen dan keuangan dan
meningkatkan mutu pelayanan
3. Memberdayakan Universitas Udayana sebagai perguruan tinggi yang
aktif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan pada
pengembangan dan kemajuan IPTEKS terkini untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan
4. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
yang menyentuh kepentingan masyarakat dan stakeholders, sehingga
IPTEKS yang dikembangkan tetap tergayut dengan kebutuhan
masyarakat
5. Meningkatkan kemampuan manajemen organisasi dan
kepemimpinan yang berorientasi kepada pelayanan yang berkualitas,
profesional, demokratis, dan berjiwa kewirausahaan
6. Mengembangkan infrastruktur pendidikan tinggi yang handal untuk
penyelenggaraan fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi
7. Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga fungsional yang berdaya
saing dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan ekstensi UNUD
Standar operasional di laboratorium taksonomi hewan fmipa unud :
1. Sebelum masuk laboratorium mahasiswa meletakkan tas di tempat
penyimpanan tas, mahasiswa hanya membawa petunjuk praktikum,
buku kerja, buku catatan, dan alat tulis
2. Dosen, asisten dan mahasiswa masuk laboratorium Taksonomi
Hewan dengan memakai jas laboratorium
3. Mahasiswa menempati tempat duduk masing-masing
4. Planning/ (Perencanaan).
Sebelum mulai praktikum, mahasiswa sudah mempunyai rencana
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan meliputi:
a. apa yang akan dilakukan
b. bagaimana mengerjakannya
c. mengapa mengerjakan
d. siapa yang mengerjakan
e. kapan harus dikerjakan
f. di mana kegiatan itu harus dikerjakan
5. Keselamatan Kerja Laboratorium
Mahasiswa harus mengetahui bahaya dan cara penyelamatan diri
terhadap hewan penelitian, reagensia dan peralatan yang berbahaya.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap
individu yang bekerja dalam laboratorium wajib mengetahui dan
memahami semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber
kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta memiliki kemampuan
dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi
berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai
spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi
penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan atau
pertentangan, maka menjadi tugas Ketua Laboratorium untuk
mengambil keputusan penyelesaiannya
7. Pengawasan
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar
pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang
ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.

2.2 Bali Green School

Gb 2. Bali Green School

Green School bertujuan membentuk siswanya menjadi warga negara


dunia yang memiliki pengetahuan tentang dan turut bertanggung jawab
menjaga keberlanjutan di muka bumi. Berikut beberapa poin menarik
tentang Green School:
1. Dirintis tahun 2007 oleh John Hardy, seorang pengusaha perhiasan
dan barang mewah dari Kanada yang telah membuka usahanya di
Bali sejak tahun 1970-an. John Hardy menjual sahamnya di The
John Hardy Company untuk membiayai perintisan Green School.
2. Saat ini terdapat 118 siswa dari 20 negara, 20% di antaranya adalah
anak-anak Bali yang mendapatkan beasiswa dari donor. Anak-anak
Bali ini mendapatkan keuntungan merasakan pendidikan
internasional, sedangkan anak-anak dari negara lain mendapat
pengalaman berinteraksi dengan budaya Bali melalui mereka.
3. Level kelas yang tersedia di Green School adalah mulai dari pra
taman kanak-kanak sampai kelas 10. Green School berencana
menambah kelas 11 di tahun 2012 dan kelas 12 di tahun 2013.
4. Ada tiga bagian utama dari kurikulum Green School. Yang pertama
adalah pelajaran-pelajaran dasar seperti Bahasa Inggris, Matematika,
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Yang kedua, “Green Studies” atau
pelajaran yang berkaitan dengan alam, seperti studi tentang alam,
lingkungan, ekologi, dan juga sustainability. Pelajaran-pelajaran ini
langsung diberikan di lapangan. Yang terakhir, pelajaran seni kreatif
seperti musik, melukis, drama, mendongeng, kerajinan, dan lain-lain.
5. Untuk pra taman kanak-kanak sampai taman kanak-kanak,
kurikulum yang digunakan menekankan pada seni kreatif, namun
sudah memberi pengenalan dasar tentang membaca, matematika, dan
ilmu pengetahuan alam. Pendekatan pembelajaran yang digunakan
dipengaruhi oleh model pedagogis Steiner.
6. Kelas 1 sampai kelas 6 menggunakan kurikulum internasional yang
menggabungkan antara pelajaran dasar Bahasa Inggris, Matematika,
dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan pelajaran-pelajaran terkait
dengan alam. Pada tingkatan ini, pelajaran mengenai alam dan
ekologi sudah diberikan, dan juta pelajaran seni yang menekankan
pada budaya dan seni Bali. Model pedagogis Steiner masih
mempengaruhi pendekatan pembelajaran di tingkatan ini.
7. Kelas 7 dan kelas 8 juga mendapatkan gabungan antara mata
pelajaran dasar dan yang terkait dengan alam, namun dengan tingkat
yang lebih tinggi seperti pelajaran mengenai ekologi dan lingkungan.
Pelajaran seni juga telah mengenalkan musik, seni lukis, dan drama
dari seluruh dunia, namun tetap memberikan penekanan pada seni
dan budaya Bali.
8. Kelas 9 dan 10 menggunakan panduan kurikulum dari International
General Certificate of Secondary Education yang didesain oleh
University of Cambridge International Examinations. Di tingkat ini,
siswa mendapatkan tambahan mata studi seperti pelajaran Bisnis,
Manajemen Lingkungan, Perspektif Global, dan Drama. Pada akhir
tahun siswa boleh memilih untuk mengikuti ujian. Selain itu ada
juga pelajaran Seni, Olah Raga, dan Life Skills.
9. Kampus Green School memang sangat luar biasa. Mereka berusaha
menjadi sekolah internasional dengan carbon footprint paling rendah
di dunia. Bangunan-bangunan di kompleksnya menggunakan bambu
lokal, jalan-jalannya menggunakan batu kali, mereka menanam dan
menumbuhkan makanannya sendiri di kebun sekolah, dan berusaha
keras menghasilkan listrik sendiri melalui tenaga air. Bangunan
utama di kampus Green School adalah salah satu bangunan bambu
terbesar di dunia dan sungguh cantik. Bangunan itu didesain untuk
menahan hujan, memanfaatkan ventilasi alami, serta merangsang
kreativitas.
10. Para siswa belajar di kelas terbuka, duduk di kursi dan menulis di
atas meja yang terbuat dari bambu, menggunakan buku-buku catatan
yang terbuat dari kertas daur ulang, dan memperhatikan guru
menerangkan di papan tulis yang juga terbuat dari bambu (papan
tulisnya hanya sesekali digunakan karena lebih banyak di studi
lapangan). Para siswa juga diajarkan menanam tanaman sendiri,
makan makanan organik dari kebun kampus, minum dari air sumur
yang dimurnikan, mendaur ulang sampah, serta menggunakan toilet
kompos yang mengubah kotoran menjadi biogas sebagai sumber
energi dapur di kampus.
11. Kepentingan lokal Bali tidak diabaikan. Selain menerima 20% siswa
Bali yang mendapat beasiswa, Green School membuka lapangan
pekerjaan dan berencana memberi kelas Bahasa Inggris bagi
penduduk setmpat, memberi bantuan pengelolaan air dan penanaman
bambu bagi lingkungan sekitar kampus, mengajarkan budaya Bali
dan bahasa Indonesia kepada siswa-siswanya, serta yang paling
mengagumkan, hanya menyewa tanah yang digunakan Green School
agar menjaga kepemilikan tetap berada di orang-orang Bali.
12. Karena merupakan sekolah internasional, maka Green School bisa
dibilang relatif mahal. Sekitar 80% siswanya membayar hampir US$
10.000 per tahun. Green School juga mencari dana melalui donor,
uang bangunan, dan sumbangan-sumbangan. John Hardy berencana
mengembangkan Green School ini ke banyak daerah lain.

2.3 Kebun Raya Bali


Kebun Raya Bali atau Kebun Raya "Eka Karya" Bali adalah sebuah
kebun botani atau taman botani tropis yang luas dan besar di pulau dewata,
berlokasi di kawasan wisata Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan
Baturiti, Kabupaten Tabanan, yang berada di bagian tengah pulau Bali
kira- kira 56 km dari kota Denpasar.

Gb 3. Kebun Raya Bali

Sejarah Kebun Raya “Eka Karya” Bali, pada awal tahun 1958 para
pejabat yang berwenang di Bali telah menawarkan kepada Lembaga Pusat
Penyelidikan Alam, Departemen Pertanian yang kini bernama Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biologi di dalam lingkungan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia(LIPI), untuk mempertimbangkan pendirian sebuah
kebun Botani di Bali. Berdasarkan penawaran tersebut direktur Lembaga
Pusat Penyelidik Alam Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwirjo disertai Kepala
Kebun Raya Bogor, Kepala Penelitian Laut, Direktur Akademi Pertanian
dan beberapa mahasiswa Akademi Pertanian mengadakan peninjauan ke
Bali.
Hasil penijauan dengan beberapa pertimbangan dari sudut lokasi,
potensi dan tujuan adalah 1) Sebagai tempat pengumpulan jenis-jenis
tumbuhan Gymnospermae yang ada diseluruh dunia antara lai cemara
pandak(Podokcarpus imbricatus); 2) Tempat pengumpulan jenis-jenis
tumbuhan dari seluruh Bali dan Nusa tenggara yang tumbuh di dataran

10
tinggi yang beriklim basah ; dan 3) Tempat rekreasi dan kepentingan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan (Hendarti, 1997) Keinginan tersebut
terwujud dengan disetujuinya pemakaian 50 ha lahan hutan reboisasi yang
terletak di bagian timur Bukit Tapak. Kebun Raya ini diresmikan pada
tanggal 15 juli 1959 dan oleh I Made Taman diberi nama Kebun Raya”Eka
Karya”. Sejalan dengan perkembanganya pada tanggal 30 April 1976
diresmikan perluasan Kebun Raya ”Eka Karya” menjadi 129,20 Ha
oleh Ketua LIPI. Setelah dilakukan pengukuran ulang pada tahun 1993
luasnya 154,50 Ha, berupa kawasan hutan reboisasi Bukit Tapak pada
ketinggian 1250 - 1450 m dpl, dengan status pengeloaan “pinjam pakai”
dari Departemen Kehutanan (Anonim, 1999). Kini kebun raya “Eka
Karya” Bali mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan inventarisasi,
eksplorasi, koleksi, pemeliharaan, re-introkduksi, pengembangan,
pendataan, pendokumentasian, pelayanan jasa ilmiah, pemasyarakatan
ilmu pengetahuan di bidang konservasi dan introduksi tumbuhan dataran
tinggi kering yang mempunyai nilai ekonomi untuk dikoleksi dalam
bentuk kebun botani(SK Kepala LIPI No.1019/M/2002). Untuk
melaksanakan tugas tersebut di atas Unit Pelaksana Teknis Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya”Eka Karya” Bali –LIPI mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan inventarisasi berbagai jenis tumbuhan tropika yang
berhabitat di dataran tinggi kering.
2. Membantu melaksanakan eksplorasi jenis-jenis tumbuhan tropika yang
berhabitat di dataran tinggi kering.
3. Melakukan konservasi terhadap tumbuhan tropika yang berhabitat di
dataran tinggi kering yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan potensi
ekonomi dalam rangka melestarikan sumberdaya nabati di bumi Indonesia.
4. Melakukan penelitian tumbuhan terutama dalam bidang biosistematik,
propagasi, re-introkduksi, ekologi dan konservasi.
5. Melakukan jasa ilmiah di bidang arsitektur lansekap pertamanan, ragam
tanaman hias(florikultura) introduksi daya guna flora yang berhabitat di
dataran tinggi kering dan pelayanan jasa untuk menumbuhkan apresiasi
masyarakat terhadap alam lingkungan tropika.

11
6. Melakukan kerjasama dibidang kebun raya tingkat Nasional dan
Internasional.
7. Melakukan evaluasi hasil inventarisasi flora yang berhabitat di dataran
tinggi kering serta menyusun laporan.
8. Melakukan urusan tata usaha. Mengacu tugas pokok dan fungsi serta
visi dan misi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI
sebagai instansi vertikal, maka kebun raya “Eka Karya” Bali menetapkan
visi dan misinya sebagai berikut:
Visi
Menjadi kebun raya terbaik kelas dunia yang menjadi referensi
nasional maupun internasional dalam bidang konservasi ex-situ tumbuhan
pegunungan tropika dan pelayanan dalam aspek botani, pendidikan
lingkungan, hortikultura, lansekap dan pariwisata.
Misi
Melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi
tumbuhan khususnya yang berasal dari Kawasan Timur Indonesia, melalui
kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan serta peningkatan apresiasi
masyarakat terhadap kebun raya, tumbuhan dan lingkungan dalam upaya
pemanfaatan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kebun Raya Bali juga terkenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul
oleh masyarakat Bali sendiri karena terletak di daerah pegunungan
Bedugul dengan ketinggian diantara 1250-1450 diatas permukaan laut,
dengan luas kebun sekitar 157.5 hektar, temperatur pada siang hari antara
17° - 25° C dan pada malam hari antara 10° - 15° C dengan kelembaban
dari 70-90%.
Lebih dari 2000 spesies tanaman yang diawetkan di Kebun Raya
Bali, diantaranya adalah merupakan tanaman dari daerah pegunungan dari
Indonesia timur seperti: Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan
Papua. Tanaman yang baru telah diperoleh dari pembibitan komersial,
arboreta, dari kebun raya lainnya dan juga dari program pemuliaan
tanaman dan pengumpulan ekspedisi.
Koleksi tanaman yang terdapat di Kebun Raya Bali adalah anggrek,
tumbuhan paku dan lumut, Begonia, kaktus, tanaman obat, tanaman untuk
sarana upacara/ritual agama Hindu, tanaman air, bambu, Rhododendron,
Araceae, Herbarium, dan juga pengamatan burung dengan spesies burung
lebih dari 79 ekor yang hidup bebas di kawasan Kebun Raya Bedugul
Bali.
Empat fungsi utama dari kebun raya Bedugul Bali adalah:
a) Eksplorasi, Inventarisasi dan Penelitian
b) Konservasi
c) Rekreasi
d) Pendidikan
Lembaga ini menawarkan sejumlah jasa ilmiah dan fasilitas untuk
mendukung penelitian tanaman dan konservasi, termasuk herbarium, bank
benih, perpustakaan, rumah kaca, pembibitan, dan basis data tanaman.

2.4 Bali Bird Park

Gb 4. Bali Bird Park

Taman Burung Bali (bahasa Inggris: Bali Bird Park) adalah atraksi
wisata sekaligus tempat penangkaran berbagai jenis spesies burung di
Indonesia maupun mancanegara. Taman Burung Bali berlokasi di Jalan
Serma Cok Ngurah Gambir, Singapadu, Batubulan, Gianyar, Bali. Selain
menampilkan kehidupan alami berbagai jenis burung, bermacam-macam
fasilitas dan program spesial diselenggarakan dengan fungsi mendidik dan
penangkaran.
Sejak berdiri sejak Oktober 1995, kebun binatang ini memiliki luas
sekitar 2 hektare dengan koleksi sekitar 1000 satwa jenis unggas yang
berasal dari 250 spesies dan sejumlah besar adalah langka dan dilindungi,
salah satunya adalah ikon Bali, Jalak Bali. Burung khas Papua yaitu
Burung Cendrawasih, Burung Elang and Burung Rajawali, burung
koleksi dari
Amerika Selatan seperti Makaw dan Toucan, dan juga Burung Beo dan
lainnya yang berasal dari Afrika.
Pemandangan dalamnya ditata menyerupai provinsi di Indonesia
lengkap dengan hewan khas, tumbuhan, dan rumah adat seperi rumah
Toraja, ada juga ruang untuk daerah lain seperti Sumatera, Borneo, Jawa,
dan Amerika selatan. Terlihat pula dari dalamnya lapangan hijau di mana
burung-burung berlarian dan beterbangan seperti Kakatua, dan beberapa
lagi seperti burung pelican dan bangau berenang-renang atau berjalan
mengitari kolam yang terletak di tengah-tengah taman.[4]Tidak hanya itu,
2000 jenis tanaman tropis termasuk 50 jenis tanaman palem dengan
keramaian kupu-kupu juga melengkapi taman burung ini. Pengunjung
taman burung berasal dari domestik dan non domestik; dengan Rusia
sebanyak 30% dan Eropa, Asia, Australia, ditambah Indonesia sejumlah
40%.
Memiliki program tersendiri di setiap harinya antara lain Bali
Rainforest yang berisi petualangan menyaksikan aneka burung dari
Indonesia beterbangan, Basic instinct yang menampilkan aksi burung
pemangsa berburu mulai dari elang, falkon, dan burung hantu. Ditambah
lagi wahana Guyu-guyu Corner di mana para pengunjung dengan bebas
bersentuhan dengan para burung kakak tua untuk berfoto-foto, Feed the
Lory, Papua Rain Forest Feeding, Meet the Birdstar di mana akan
ditampilkan burung langka sejenis beo hitam bernama Kakatua Raja dan
burung Julang Emas, Feed the Pelican, The Komodo Experience yaitu
kumpulan reptil dari Asia Tenggara seperti Komodo, ular piton, dan
berbagai macam spesies kadal, dan bioskop empat dimensi.
Tidak hanya menikmati keindahan dan bercengkrama dengan
burung- burung, para pengunjung juga dapat melihat pengembangbiakkan
burung- burung, saat para burung itu diberi makan, dan berfoto bersama
dengan burung-burung yang dilepas bebas. Fasilitas lainnya yang terdapat
di Taman Burung Bali adalah restoran, kafe, dan toko cenderamata yang
berkaitan dengan burung. Ada juga area inkubator di mana para seniman
Bali menggambar telur-telur burung di taman tersebut dengan corak
tradisional.
DAFTAR PUSTAKA

Artawan & Crisnapati. (2015). Pengembangan aplikasi pengenalan bunga Kebun


Raya Eka Karya Bali berbasis markerless augmented. Jurnal Karmapati.
Vol 4(3) : 1-12.

Ekawati, R., Susetyarini, E., Pantiwati, Y & Husamah. (2015). Peningkatan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis dengan model pembelajaran
cooperative integrated Reading and composition (circ). Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia, Vol 1(3) : 298-306.

Husamah. (2013). PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING).


Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. http://research-
report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1214/1425
Putra, K, A., Watiniasih, N,L & Nuyana, I, N. (2012). Perilaku harian burung
Jalak Bali (Leucopsar Rothschildi) periode breeding pada relung yang
berbeda di Bali Bird Park, Gianyar, Bali. Jurnal Biologi, Vol 18(1) : 1-4.

Santika, A, M., Budiningsih, D, M & Yuwono, C, S, M. (2017). Pendekatan


Jelajah Alam Sekitar (JAS) berbasis pelestarian Jalak bali terhadap
kepedulian lingkungan dan hasil peta kognitif siswa. Jurnal Santiaji
Pendidikan, Vol 7(1)
: 56-65.

Setyawan, I, B., Prihanta, W & Purwanti, E. (2015). Identifikasi keanekaragaman


dan pola penyebaran makroalga di daerah pasang surut pantai pidakan
kabupaten Pacitan sebagai sumber belajar Biologi. Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia, Vol 1(1) : 78-88.

Utariyanti, I, F, Z., Wahyuni, S & Zaenab, S. (2015). Pengembangan media


pembelajaran berbasis komik dalam materi sistem pernapasan pada siswa
kelas VIII MTS Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia, Vol 1(3) : 343-355.

LAMPIRAN
Gb 5. Denah Bali Bird Park Gb 6. Denah Universitas Udayana
www.google.co.id/Bird-Park www.google.co.id/denah-univeritas-udayana

Gb 7. Denah Kebun Raya Bali Gb 8. Denah Bali Green School


www.google.co.id/kebunraya www.google.co.id/baligreen-school

Anda mungkin juga menyukai