JUDUL
DISUSUN OLEH :
MARIA GAUDENSIA LADJA (2014100710311145)
DOSEN
PEMBIMBING:
HUSAMAH, S.Pd, M.Pd
Judul:
Mengembangkan Kompetensi Lulusan Berkualitas melalui Studi Lapang
Terintegrasi (SLT)
Tanggal Pelaksanaan:
03 - 07 Desember
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
berkat-nya proses penyusunan “Proposal Studi Lapang Terintegrasi (SLT)” dapat
diselesaikan tepat waktu.
Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata hasil
dari jerih payah penulis sendiri, tetapi hasil dari keterlibatan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesa-besarnya kepada:
1. Dr. Yuni Pantiwati, M. M., M.Pd selaku Ketua program studi pendidikan
Biologi
2. Bapak Husamah, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kulia Studi
lapang Terintegrasi
4. Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah memberikan
bantuan, doa dan dukungan yang berhubungan dengan Penyusunan Proposal
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
iii
COVER ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ii
................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kegiatan ................................................................. 1
1.2 Rumusan Kegiatan........................................................................... 3
1.3 Tujuan kegiatan ............................................................................... 3
1.4 Manfaat kegiatan ............................................................................. 4
BAB II GAMBARAN UMUM INSTASI/TEMPAT KUNJUNGAN ... 5
2.1 Universitas Udayana ........................................................................... 5
2.2 Bali Green School............................................................................... 7
2.3 Kebun Raya Bali................................................................................. 10
2.4 Bali Bird Park ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 16
LAMPIRAN ............................................................................................... 17
DAFTAR GAMBAR
4
Gambar 1 Universitas Udayana.............................................................................5
Gambar 2 Bali Green School.................................................................................7
Gambar 3 Kebun Raya Bali...................................................................................10
Gambar 4 Bali Bird Park.......................................................................................13
Gambar 5 Denah Bali Bird Park............................................................................17
Gambar 6 Denah Universitas Udayana.................................................................17
Gambar 7 Denah Kebun Raya Bali.......................................................................17
Gambar 8 Denah Bali Green School.....................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Penggunaan lingkungan
2
sebagai sumber belajar tidak banyak mengalami kesulitan, mengingat biologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang obyek dan
persoalannya banyak terjadi di lingkungan alam sekitar (Setyawan, dkk, 2017).
Hal inilah yang menjadi landasan utama melaksanakan Studi Lapang Terintegrasi.
Pelaksanaan kegiatan ini mengambil materi keanekaragaman dunia tumbuhan dan
dunia hewan, serta pengenalan lembaga yang terkait dengan Biologi.
Pemilihan kota Bali sebagai tempat kunjungan didasarkan atas
keanekaragaman flora dan fauna yang cukup tinggi. Kunjungan dilakukan di
Universitas udayana Bali, dimana universitas ini merupakan universitas negeri di
kota bali yang sudah sangat berkemajuan, selanjutnya ke Bali Green School
dimana ini merupakan sekolah alam internasional yang ada di Bali. Sekolah alam
merupakan salah satu sarana pendidikan yang menerapkan interaksi dengan alam
sebagai media utama dalam sistem pendidikannya. Sekolah alam adalah salah satu
bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama
sebagai pembelajaran siswa didiknya. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih
banyak menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas, para siswa belajar
lebih banyak belajar di alam terbuka. Di sekolah alam metode belajar mengajar
lebih banyak menggunakan metode aktif atau action learning dimana anak belajar
melalui pengalaman secara langsung. Perbedaan kurikulum pada sekolah alam ini
membuat sekolah alam menjadi suatu sarana yang unik untuk dikembangkan
(Putra, 2012).
Kunjungan selanjutnya adalah Kebun Raya Bali, Kebun Raya Eka Karya
Bali sebagai salah satu tempat pariwisata dan rekreasi di Bali juga memerlukan
pemanfaatan teknologi untuk media informasi dan juga media promosi. Sebagai
media informasi, pemanfaatan teknologi diharapkan dapat menambah wawasan
pengunjung terhadap segala sesuatu yang ada di Kebun Raya Eka Karya Bali
seperti informasi mengenai gedung, koleksi tanaman termasuk juga koleksi bunga
yang ada disana. Saat ini Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki koleksi tumbuhan
mencapai 2.171 jenis dan 18.494 spesies tanaman. Jumlah tersebut terus
bertambah dari tahun ke tahun. Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki koleksi
khusus seperti, kaktus, tumbuhan paku, tumbuhan air, tumbuhan obat dan
tumbuhan upacara adat. Selain itu, Kebun Raya Eka Karya Bali juga memiliki
banyak koleksi bunga yang
dikumpulkan dalam beberapa taman bunga seperti bunga anggrek, bunga mawar
dan juga bunga begonia (Artawan & Crisnapati, 2015).
Kunjungan terakhir adalah ke Bali Bird Park, Bali Bird Park (Taman
Burung Bali) merupakan salah satu lembaga konservasi swasta di Indonesia yang
telah melakukan penangkaran terhadap burung jalak bali. Taman ini sudah
berhasil mengembangbiakkan burung jalak bali melalui program
pengembangbiakannya (breeding). Hal ini dibuktikan dengan semakin
meningkatnya jumlah burung jalak bali di Bali Bird Park dari 8 ekor menjadi 44
ekor (Putra, dkk, 2012).
Oleh karena itu, Diharapkan dengan melaksanakan kegiatan Studi Lapang
Terintegrasi di tempat tersebut, mahasiswa dapat menambah wawasan dan
pengalaman serta skill yang baik dalam dunia pendidikan serta mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan lingkungan masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTASI/TEMPAT KUNJUNGAN
Sejarah Kebun Raya “Eka Karya” Bali, pada awal tahun 1958 para
pejabat yang berwenang di Bali telah menawarkan kepada Lembaga Pusat
Penyelidikan Alam, Departemen Pertanian yang kini bernama Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biologi di dalam lingkungan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia(LIPI), untuk mempertimbangkan pendirian sebuah
kebun Botani di Bali. Berdasarkan penawaran tersebut direktur Lembaga
Pusat Penyelidik Alam Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwirjo disertai Kepala
Kebun Raya Bogor, Kepala Penelitian Laut, Direktur Akademi Pertanian
dan beberapa mahasiswa Akademi Pertanian mengadakan peninjauan ke
Bali.
Hasil penijauan dengan beberapa pertimbangan dari sudut lokasi,
potensi dan tujuan adalah 1) Sebagai tempat pengumpulan jenis-jenis
tumbuhan Gymnospermae yang ada diseluruh dunia antara lai cemara
pandak(Podokcarpus imbricatus); 2) Tempat pengumpulan jenis-jenis
tumbuhan dari seluruh Bali dan Nusa tenggara yang tumbuh di dataran
10
tinggi yang beriklim basah ; dan 3) Tempat rekreasi dan kepentingan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan (Hendarti, 1997) Keinginan tersebut
terwujud dengan disetujuinya pemakaian 50 ha lahan hutan reboisasi yang
terletak di bagian timur Bukit Tapak. Kebun Raya ini diresmikan pada
tanggal 15 juli 1959 dan oleh I Made Taman diberi nama Kebun Raya”Eka
Karya”. Sejalan dengan perkembanganya pada tanggal 30 April 1976
diresmikan perluasan Kebun Raya ”Eka Karya” menjadi 129,20 Ha
oleh Ketua LIPI. Setelah dilakukan pengukuran ulang pada tahun 1993
luasnya 154,50 Ha, berupa kawasan hutan reboisasi Bukit Tapak pada
ketinggian 1250 - 1450 m dpl, dengan status pengeloaan “pinjam pakai”
dari Departemen Kehutanan (Anonim, 1999). Kini kebun raya “Eka
Karya” Bali mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan inventarisasi,
eksplorasi, koleksi, pemeliharaan, re-introkduksi, pengembangan,
pendataan, pendokumentasian, pelayanan jasa ilmiah, pemasyarakatan
ilmu pengetahuan di bidang konservasi dan introduksi tumbuhan dataran
tinggi kering yang mempunyai nilai ekonomi untuk dikoleksi dalam
bentuk kebun botani(SK Kepala LIPI No.1019/M/2002). Untuk
melaksanakan tugas tersebut di atas Unit Pelaksana Teknis Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya”Eka Karya” Bali –LIPI mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan inventarisasi berbagai jenis tumbuhan tropika yang
berhabitat di dataran tinggi kering.
2. Membantu melaksanakan eksplorasi jenis-jenis tumbuhan tropika yang
berhabitat di dataran tinggi kering.
3. Melakukan konservasi terhadap tumbuhan tropika yang berhabitat di
dataran tinggi kering yang mempunyai nilai ilmu pengetahuan dan potensi
ekonomi dalam rangka melestarikan sumberdaya nabati di bumi Indonesia.
4. Melakukan penelitian tumbuhan terutama dalam bidang biosistematik,
propagasi, re-introkduksi, ekologi dan konservasi.
5. Melakukan jasa ilmiah di bidang arsitektur lansekap pertamanan, ragam
tanaman hias(florikultura) introduksi daya guna flora yang berhabitat di
dataran tinggi kering dan pelayanan jasa untuk menumbuhkan apresiasi
masyarakat terhadap alam lingkungan tropika.
11
6. Melakukan kerjasama dibidang kebun raya tingkat Nasional dan
Internasional.
7. Melakukan evaluasi hasil inventarisasi flora yang berhabitat di dataran
tinggi kering serta menyusun laporan.
8. Melakukan urusan tata usaha. Mengacu tugas pokok dan fungsi serta
visi dan misi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI
sebagai instansi vertikal, maka kebun raya “Eka Karya” Bali menetapkan
visi dan misinya sebagai berikut:
Visi
Menjadi kebun raya terbaik kelas dunia yang menjadi referensi
nasional maupun internasional dalam bidang konservasi ex-situ tumbuhan
pegunungan tropika dan pelayanan dalam aspek botani, pendidikan
lingkungan, hortikultura, lansekap dan pariwisata.
Misi
Melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi
tumbuhan khususnya yang berasal dari Kawasan Timur Indonesia, melalui
kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan serta peningkatan apresiasi
masyarakat terhadap kebun raya, tumbuhan dan lingkungan dalam upaya
pemanfaatan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kebun Raya Bali juga terkenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul
oleh masyarakat Bali sendiri karena terletak di daerah pegunungan
Bedugul dengan ketinggian diantara 1250-1450 diatas permukaan laut,
dengan luas kebun sekitar 157.5 hektar, temperatur pada siang hari antara
17° - 25° C dan pada malam hari antara 10° - 15° C dengan kelembaban
dari 70-90%.
Lebih dari 2000 spesies tanaman yang diawetkan di Kebun Raya
Bali, diantaranya adalah merupakan tanaman dari daerah pegunungan dari
Indonesia timur seperti: Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan
Papua. Tanaman yang baru telah diperoleh dari pembibitan komersial,
arboreta, dari kebun raya lainnya dan juga dari program pemuliaan
tanaman dan pengumpulan ekspedisi.
Koleksi tanaman yang terdapat di Kebun Raya Bali adalah anggrek,
tumbuhan paku dan lumut, Begonia, kaktus, tanaman obat, tanaman untuk
sarana upacara/ritual agama Hindu, tanaman air, bambu, Rhododendron,
Araceae, Herbarium, dan juga pengamatan burung dengan spesies burung
lebih dari 79 ekor yang hidup bebas di kawasan Kebun Raya Bedugul
Bali.
Empat fungsi utama dari kebun raya Bedugul Bali adalah:
a) Eksplorasi, Inventarisasi dan Penelitian
b) Konservasi
c) Rekreasi
d) Pendidikan
Lembaga ini menawarkan sejumlah jasa ilmiah dan fasilitas untuk
mendukung penelitian tanaman dan konservasi, termasuk herbarium, bank
benih, perpustakaan, rumah kaca, pembibitan, dan basis data tanaman.
Taman Burung Bali (bahasa Inggris: Bali Bird Park) adalah atraksi
wisata sekaligus tempat penangkaran berbagai jenis spesies burung di
Indonesia maupun mancanegara. Taman Burung Bali berlokasi di Jalan
Serma Cok Ngurah Gambir, Singapadu, Batubulan, Gianyar, Bali. Selain
menampilkan kehidupan alami berbagai jenis burung, bermacam-macam
fasilitas dan program spesial diselenggarakan dengan fungsi mendidik dan
penangkaran.
Sejak berdiri sejak Oktober 1995, kebun binatang ini memiliki luas
sekitar 2 hektare dengan koleksi sekitar 1000 satwa jenis unggas yang
berasal dari 250 spesies dan sejumlah besar adalah langka dan dilindungi,
salah satunya adalah ikon Bali, Jalak Bali. Burung khas Papua yaitu
Burung Cendrawasih, Burung Elang and Burung Rajawali, burung
koleksi dari
Amerika Selatan seperti Makaw dan Toucan, dan juga Burung Beo dan
lainnya yang berasal dari Afrika.
Pemandangan dalamnya ditata menyerupai provinsi di Indonesia
lengkap dengan hewan khas, tumbuhan, dan rumah adat seperi rumah
Toraja, ada juga ruang untuk daerah lain seperti Sumatera, Borneo, Jawa,
dan Amerika selatan. Terlihat pula dari dalamnya lapangan hijau di mana
burung-burung berlarian dan beterbangan seperti Kakatua, dan beberapa
lagi seperti burung pelican dan bangau berenang-renang atau berjalan
mengitari kolam yang terletak di tengah-tengah taman.[4]Tidak hanya itu,
2000 jenis tanaman tropis termasuk 50 jenis tanaman palem dengan
keramaian kupu-kupu juga melengkapi taman burung ini. Pengunjung
taman burung berasal dari domestik dan non domestik; dengan Rusia
sebanyak 30% dan Eropa, Asia, Australia, ditambah Indonesia sejumlah
40%.
Memiliki program tersendiri di setiap harinya antara lain Bali
Rainforest yang berisi petualangan menyaksikan aneka burung dari
Indonesia beterbangan, Basic instinct yang menampilkan aksi burung
pemangsa berburu mulai dari elang, falkon, dan burung hantu. Ditambah
lagi wahana Guyu-guyu Corner di mana para pengunjung dengan bebas
bersentuhan dengan para burung kakak tua untuk berfoto-foto, Feed the
Lory, Papua Rain Forest Feeding, Meet the Birdstar di mana akan
ditampilkan burung langka sejenis beo hitam bernama Kakatua Raja dan
burung Julang Emas, Feed the Pelican, The Komodo Experience yaitu
kumpulan reptil dari Asia Tenggara seperti Komodo, ular piton, dan
berbagai macam spesies kadal, dan bioskop empat dimensi.
Tidak hanya menikmati keindahan dan bercengkrama dengan
burung- burung, para pengunjung juga dapat melihat pengembangbiakkan
burung- burung, saat para burung itu diberi makan, dan berfoto bersama
dengan burung-burung yang dilepas bebas. Fasilitas lainnya yang terdapat
di Taman Burung Bali adalah restoran, kafe, dan toko cenderamata yang
berkaitan dengan burung. Ada juga area inkubator di mana para seniman
Bali menggambar telur-telur burung di taman tersebut dengan corak
tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Ekawati, R., Susetyarini, E., Pantiwati, Y & Husamah. (2015). Peningkatan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis dengan model pembelajaran
cooperative integrated Reading and composition (circ). Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia, Vol 1(3) : 298-306.
LAMPIRAN
Gb 5. Denah Bali Bird Park Gb 6. Denah Universitas Udayana
www.google.co.id/Bird-Park www.google.co.id/denah-univeritas-udayana