Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PPKN

INVANSI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 1
 ANDI PUTRI PRATAMASARI
 JENZ FRISILIA
 NI PUTU AGNES WULANDARI
 NUR ALIAH .T.
 SRI WAHYUNI H.S
 DIAH PUTRI ANGGRAINI
 MUHAMMAD SYAFEI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga
karena Karunia-Nyakami dapat menyelesaikan makalah “INVANSI”
ini.
Makalah ini berisi tentang Pengertian, contoh kasus INVANSI,
serta penyelesaian kasus tersebut. Dalam penyusunan makalah ini,
kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini
sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Olehkarena itu, maaf jika dalam makalah kami
terdapat salah kata atau tulisan .kami akan menerima saran dan
kritik yang bersifat membangun dari parapembaca.
Semoga makala yang kami kerjakan ini bermanfaat bagi yang
membacanya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Invasi adalah aksi militer dimana angkatan bersenjata


suatu negara memasuki daerah yang dikuasai oleh suatu
negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut
atau mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi bisa
menjadi penyebab perang, bisa digunakan sebagai strategi
untuk menyelesaikan perang, atau bisa menjadi inti dari
perang itu sendiri.

Invasi pada dasarnya dilakukan untuk memperluas


wilayah dan kepentingan politik. Namun, motif-motif
lainnya juga pernah terjadi, antara lain, pengembalian
wilayah yang dulu diambil; idealisme keagamaan; politik
untuk kepentingan nasional; pengejaran musuh-musuh;
perlindungan terhadap negara sekutu; mengambil alih
daerah jajahan; serangan preemptif sebelum diserang;
melindungi atau mengambil rute transportasi atau sumber
daya alam, seperti air dan minyak; menengahi konflik
antar dua pihak lain; dan sebagai sanksi militer
B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud invansi?


2. Apa contoh kasus invansi di indonesia?
3. Bagaimana penyelesaian kasus tersebut?
BAB 2
PEMBAHASAN

1.Pengertian Invansi
Invasi adalah aksi militer di mana angkatan
bersenjata suatu negara memasuki daerah yang dikuasai oleh
suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut atau
mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi bisa menjadi
penyebab perang, bisa digunakan sebagai strategi untuk
menyelesaikan perang, atau bisa menjadi inti dari perang itu
sendiri.
Istilah ini biasanya dipakai untuk suatu aksi strategis militer
yang besar, karena tujuan akhir invasi biasanya pada skala yang
besar dan dengan jangka panjang, suatu pasukan yang sangat
besar dibutuhkan untuk mempertahankan daerah yang
diinvasi. Infiltrasi taktis kecil tidak termasuk invasi, dan lebih sering
diklasifikasikan sebagai serbuan,  atau serangan.
2.Contoh Kasus Invansi

INVANSI MILITER KE IRIAN BARAT (OPERASI TRIKORA&OPERASI


JAYA WIJAYA

Latar Belakang TRIKORA


TRIKORA yang merupakan singkatan dari Tri Komando Rakyat adalah
sebuah komando yang diserukan Presiden Soekarno, pada tanggal 19
Desember 1961, untuk membebaskan Irian Barat.

Seruan ini dipicu oleh sikap arogansi Belanda setelah deklarasi Kemerdekaan
RI, yang masih mengklaim wilayah Irian Barat sebagai bagian dari
kekuasaannya. Perseteruan ini pun berusaha dipecahkan dengan
membawanya ke berbagai forum internasional, namun berjalan cukup alot.

Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949, pembahasan


mengenai sengketa Irian Barat sama sekali tidak menghasilkan titik temu.
Akhirnya dikeluarkan keputusan bahwa permasalahan ini akan dibahas
kembali dalam satu tahun mendatang.

Pada tahun 1950, PBB mengeluarkan keputusan bahwa Papua Barat memiliki
hak merdeka sesuai dengan isi Piagam PBB pasal 73e, namun Indonesia
kukuh dengan pendiriannya bahwa Irian Barat adalah bagian dari Indonesia.

Belanda pun mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk


menyelesaikan sengketa wilayah ini, namun Indonesia menolaknya dan mulai
melancarkan beberapa kali serangan ke wilayah tersebut.

Adanya serangan dari Indonesia membuat Belanda semakin mempercepat


proses kemerdekaan Irian Barat, di antaranya adalah dengan membangun
kekuatan militer, melalui pendirian akademi angkatan udara dan pembentukan
tentara Papua pada rentang tahun 1956-1957.

Melihat tindakan Belanda yang semakin mengancam kedaulatan Indonesia,


membuat  pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan strategis, mulai dari
yang berkaitan dengan ekonomi dan  perdagangan, budaya, hingga
pemutusan hubungan diplomatik pada tanggal 17 Agustus 1960.

Presiden Soekarno pun menyerukan komando pembebasan Irian Barat yang


disebut TRIKORA, dengan isi sebagai berikut:

1. Gagalkan pembentukan “Negara Papua” bikinan Belanda


2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna memperahankan kemerdekaan
dan kesatuan tanah air dan bangsa
Operasi TRIKORA sebagai Strategi Militer dalam Upaya
Pembebasan Irian Barat 
Tindak lanjut dari Trikora dimanifestasikan dalam operasi militer yang dipimpin
oleh Mayor Jenderal Soeharto. Operasi tersebut dilaksanakan dengan
menerapkan tiga tahap strategi, yaitu infiltrasi, eksploitasi, dan konsolidasi.

Tahap Infiltrasi
Operasi infiltrasi dimulai pada tanggal 13 januari 1962, dengan misi rahasia
menyusupkan pasukan ke Irian Barat menggunakan kapal perang. 

Indonesia mengerahkan armada lautnya dengan mengirimkan KRI Macan


Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau. Konvoi tersebut terdeteksi
oleh pesawat NEPTUNE Angkatan Laut Belanda sehingga mengakibatkan
pecahnya pertempuran di Laut Aru.

Pertempuran ini mengakibatkan tenggelamnya kapal KRI Macan Tutul, dan


menewaskan KOMODOR Yos Sudarso, yang kemudian dinobatkan sebagai
salah satu pahlawan nasional.

Kegagalan ini membuat Indonesia menyiapkan serangan balasan berupa


OPERASI JAYA WIJAYA, yaitu operasi amphibi terbesar sepanjang sejarah
Indonesia, dengan mengerahkan 16.000 pasukan, ratusan pesawat tempur,
dan kapal perang. 

Sulitnya rimba Irian Barat membuat strategi infiltrasi diubah dengan


memfokuskan pada operasi angkatan udara. Para penerjun diinstruksikan
untuk menyusup ke daerah lawan untuk mengacaukan situasi dari dalam dan
memancing pasukan lawan merangsek ke tengah. Ketika perhatian teralihkan,
pasukan lain akan didaratkan dari pantai dengan misi merusak radar milik
Belanda. 
Tahap Eksploitasi

Di tahap ini strategi yang dikerahkan adalah pertempuran terbuka yang


bertujuan menyerang dan menyabotase objek-objek vital milik Belanda di Irian
Barat.

Untuk itu Indonesia pun mulai melakukan pendekatan ke dua poros Kekuatan
Dunia, yaitu Amerika Serikat dan Uni Sovyet, untuk mendapatkan bantuan
peralatan perang.

Pada awalnya Indonesia meminta bantuan persenjataan dari Amerika Serikat


namun upaya tersebut menempuh kegagalan. Akhirnya pendekatan pun mulai
diintensifkan ke Blok Timur, yaitu dengan mengirim A.H. Nasution ke Uni
Sovyet untuk bernegosiasi tentang bantuan peralatan perang.

Hasilnya, Uni Sovyet bersedia menyediakan sejumlah peralatan perang yang


bernilai 2,5 Milliar Dollar Amerika dengan sistem pembayaran jangka panjang.

Operasi kemudian dilanjutkan dengan mengerahkan ribuan pasukan dan


armada, perang seperti satuan kapal perang ALRI, berupa 12 kapal selam
dan KRI IRIAN 201, yaitu kapal penjelajah Svedrlov Vlass Cruisser berbobot
16.640 ton yang bisa memuat 1.270 awak. Kapal ini merupakan kapal perang
terbesar yang pernah dimiliki Indonesia, yang dijual khusus oleh Uni Sovyet.
Selain itu dikerahkan pula ratusan pesawat tempur canggih AURI, berupa:

 Pesawat tempur F-51 Mustang\


 Pesawat pembom pemburu B-25 MITCHELL
 49 MiG-17 dan 10 MiG-19, yaitu jenis pesawat pemburu sergap 
 20 MiG-21 fishbed, yaitu jenis pesawat pemburu
 30 pesawat jet MiG-15
 22 pesawat pembom ringan ILYUSHIN II-28, dan 
 26 TUPELOV-16, yaitu pesawat pembom strategis jarak jauh, yang saat
itu hanya dimiliki 4 negara, yaitu Amerika, Inggris, Uni Sovyet, dan Indonesia
 Dan masih banyak lagi.
Kekuatan perang ini cukup mencengangkan dunia, dan menguatkan
supremasi militer Indonesia di dunia Internasional.
Tahap Konsolidasi
Besarnya jumlah pasukan dan peralatan perang yang dimiliki menjadikan
Indonesia sebagai negara di belahan bumi selatan yang memiliki angkatan
perang paling kuat.

Keterlibatan Uni Sovyet mengusik perhatian Amerika Serikat yang juga


merupakan sekutu dari Belanda. Amerika mengkhawatirkan bahwa di iklim
perang dingin, Blok Timur akan mengambil keuntungan dari konflik tersebut.
M
enjadi
3.Penyelesaian Kasus
Karena Keterlibatan Uni Soviet mengusik perhatian Amerika Serikat yang
juga merupakan sekutu dari Belanda. Amerika mengkhawatirkan bahwa di
iklim perang dingin, Blok Timur akan mengambil keuntungan dari konflik
tersebut.

Amerika pun kemudian mendesak Belanda untuk merundingkan sengketa


Irian Barat dan akhirnya diadakanlah “Persetujuan New York” pada tanggal 15
Agustus 1962 yang menyatakan bahwa Belanda akan menyerahkan
pemerintahan Papua Barat kepada United Nations Temporary Executive
Authority (UNTEA).

Selama masa peralihan, bendera PBB lah yang akan dikibarkan di sana. PBB
juga yang akan menangani berbagai urusan yang berkaitan dengan
keamanan, serta keputusan masyakat Papua mengenai keinginannya
bergabung atau berpisah dengan Indonesia. Adapun masa penentuan
tersebut akan dilakukan sebelum 1969.

Pada tahun 1969, Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) pun


diselenggarakan. Hasilnya, Papua bergabung dengan Indonesia dan menjadi
provinsi ke-26 Republik Indonesia, dengan nama Irian Jaya,

SKEFO

Dalam Perang Dingin, istilah Blok Timur (atau Blok Soviet) digunakan


untuk menyebut Uni Soviet dan sekutu-sekutunya di Eropa Tengah
dan Timur (Bulgaria, Cekoslovakia, JermanTimur, Hungaria, Polandia,
Romania, dan - sampai awal 1960-an - Albania).
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN

Invasi pada dasarnya dilakukan untuk memperluas wilayah dan


kepentingan politik. Namun, motif-motif lainnya juga pernah terjadi,
antara lain, pengembalian wilayah yang dulu diambil; idealisme
keagamaan; politik untuk kepentingan nasional; pengejaran musuh-
musuh; perlindungan terhadap negara sekutu; mengambil alih daerah
jajahan; serangan preemptif sebelum diserang; melindungi atau
mengambil rute transportasi atau sumber daya alam, seperti air dan
minyak; menengahi konflik antar dua pihak lain; dan sebagai sanksi
militer.

Seperti pada contoh kasus diatas, motif invasi tersebut adalah untuk
pengembalian wilayah yang dulu diambil yaitu Pengembalian Wilayah
Irian Barat yang dulu diambil oleh Belanda.

Anda mungkin juga menyukai