Anda di halaman 1dari 5

BUDAYA MALAMANG MEMPERERAT SILATURAHMI DARI GENERASI KE GENERASI

Dalam acara baralek di MinangKabau dahulu kurang afdol kalau tidak ada makanan yang terbuat dari
pulut ini yang di namakan Lamang.Lamang dahulu nya merupakan makanan penutup yang wajib
setelah makan di acara baralek.Biasa lamang di sandingkan dengan Aluo,aluo terbuat dari kelapa
yang di sangrai lalu di beri gula merah.Persandingan antara lamang dengan aluo merupakan santapan
penutup yang cocok.Lamang sendiri terbuat dari pulut ketan,santan,garam,dan di bungkus dengan
daun pisang dan bambu istilah minang nya ”Buluah”.Lamang biasa nya memiliki panjang kurang
lebih 1 meter,dan berdiameter 15cm. Cara membuat lamang juga tidak terlalu sulit,caranya yaitu:

 Cuci pulut terlebih dahulu hingga bersih


 Keringkan pulut tersebut
 Masukkan daun pisang ke dalam buluah dan kemudian rapikan dengan tulang
daun pisang
 Masukkan pulut tersebut secara perlahan
 Lalu masukkan santan secukupnya
 Dipanggang di antara besi besi yang diletakkan memanjang,biasa nya
sepanjang 3 meter

Nah sekilas di atas penjelasan tentang lamang yang merupakan makanan tradisional MinangKabau.Di
MinangKabau ada tradisi yang namanya “Malamang”.Malamang adalah suatu kegiatan yang di
lakukan dengan cara bersama sama,biasanya malamang ini di laksanakan pada saat hari hari besar
seperti baralek,maulid nabi,penyambutan bulan suci ramadhan.Acara malamang sudah di lakukan
sudah ratusan tahun lalu,menurut tambo di ceritakan awal nya Syekh Burhanuddin sering berkunjung
ke rumah penduduk dan sering di jamu dengan makanan makanan,namun ia meragukan kehalalan
hidangan tersebut,dan para ulama menyarankan untuk membuat suatu hidangan yang terbuat dari beras
dan di alasi daun pisang di bungkus dengan bambu.Nah dari saran itu kemudian masyarakat
menjadikan tradisi dalam acara acara besar.Malamang memang membutuhkan kerja sama yang kuat
dari awal pembuatan sampai akhir .Kelebihan malamang adalah menumbuhkan silaturahmi antar
anggota keluarga dan dunsanak sakampuang.Disini lah ke akraban terasa antara
anak,etek,mintuo,minantu dan kerabat yang lain.

Malamang di adakan di setiap tempat di daerah Minang,tidak dapat di lewatkan dan masyaratkat
sangat berantusias.
Namun seiring berjalan waktu acara malamang mulai kurang di minati,di karenakan masyarakat
sekarang merasakan malamang itu suatu acara yang sangat membutuhkan waktu yang lama.Dan
sekarang bahan bahan nya lumayan sulit di temukan seperti bambu dan daun pisang,,kalau dahulu
daun pisang dan bambu bisa di temukan di belakang rumah saja karena dulu masih banyak lahan lahan
kosong yang bisa di buat perkebunan , kalau sekarang sudah sulit di temukan karena pada umum nya
lahan lahan sudah di bangun pemukiman warga.Mencari bambu terdakang harus ke perbukitan
dulu,hal itu yang membuat masyarakat sekarang agak enggan melakukan acara malamang.Sekarang
pun di acara acara besar tidak ada lamang pun tidak masalah,dan masyarakat cendrung menyajikan
makanan makanan yang pembuatan nya simple dengan waktu yang relatif singkat,hal itu di lakukan
untuk penghematan waktu.Dan bahkan sekarang lamang bisa di dapatkan dengan mudah,sudah ada
orang yang menjual lamang secara banyak.Biasanya di acara baralek,mereka yang tidak ingin di
repotkan dalam hal malamang ,mereka akan memesan lamang seminggu sebelum baralek dengan
jumlah yang banyak,mereka hanya tinggal mengambil saja ke si penjual tanpa perlu repot
mempersiapkan acara untuk malamang dan juga untuk mengefesienkan waktu.Maklum saja di zaman
sekarang orang lebih sibuk daripada dulu,jadi waktu untuk acara acara yang bersifat gotong royong
pun agak sulit di lakukan.

Dan generasi generasi pada saat ini juga kurang paham dan bahkan tidak tahu apa acara malamang
itu.Di satu sisi orang tua tidak mengajarkan tentang bagaimana cara malamang tersebut dan bahkan
ada orang tua yang berpikiran jika malamang terserbut tidaklah penting di ajarkan lagi sekarang,di sisi
lain generasi muda sekarang juga tidak ingin tahu menau lagi tentang tradisi ini,tradisi malamang ini
di anggap sudah kuno dan itu hanya di lakukan oleh orang tua.Zaman sekarang generasi nya juga
banyak yang tidak menyukai lamang lagi,mereka merasa lamang tidak perlu di acara acara
lagi,sekarang sudah bisa menghidangkan kue kue yang modern dan jauh lebih lezat dari lamang.

Pernyataan itu memang sangat di sayangkan karena semakin hari tradisi di Minangkabau semakin
pudar dan para generasi muda enggan ikut untuk mewariskan.Mereka merasa tradisi tradisi itu sudah
tidak cocok dengan zaman sekarang ini yang jauh lebih modern dan bisa dengan mudah mendapatkan
segala sesuatu.Menurut saya di Sumatera Barat ini hendaklah ada pelatihan pelatihan acara acara
zaman dahulu seperti malamang untuk generasi penerus,agar tradisi malamang ini pudar bahkan hilang
begitu saja.Peran orang tua juga sangat penting disini,mereka harus kembali mengajarkan tradisi ini
kepada anak anak mereka.Jika kalau bukan gadih bujang minang yang meneruskan nya,lalu siapa
lagi.Mengajarkan tradisi malamang kepada generasi penerus memberikan manfaat yang sangat
positif,mereka akan lebih mengenal dunsanak dunsanak mereka dan menjalin silaturahmi yang lebih
erat antar sesama.Mereka juga akan merasakan suatu kebanggaan terhadap tradisi dalam adat
mereka,mereka akan mencintai tradisi tradisi Minang lagi dan menyukai makanan makanan tradisional
terutama lamang.Dapat di ketahui generasi sekarang adalah generasi generasi yang kreatif,jika mereka
sudah mencintai tradisi malamang ini mereka bisa sajaa akan mengembangkan nya dan
memperkenalkan nya ke dunia luar.Misal nya mereka akan mengadakan acara malamang secara besar
besaran setiap tahun,hal ini juga bisa menjadi objek wisata khas Minang ke depannya.Dan dengan
malamang ini silaturahmi antar generasi tetap terjalin dengan kuat.
TUGAS
BAHASA INDONESIA

Oleh :
SAGITA RAHMADANI
1910712008

JUDUL
Budaya Malamang Mempererat Silaturahmi dari Generasi ke
Generasi

Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya

Anda mungkin juga menyukai