Anda di halaman 1dari 7

Tanggal Penilaian :…………………………………………………………………………………………………………

Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………………………………………

KOMPETENSI : Memahami konsep gangguan eliminasi urin


SUBKOMPETENSI : Ketrampilan dalam pemasangan kateter

KOMPE
NO DILAKUKAN TEN SKOR TOTAL
ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI
.
YA TDK K BK MAX SKOR
1. Persiapan Tahap Pra Interaksi (10%)         10  

1. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien


2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
a) Bak instrument steril berisi:
 Duk berlubang steril
 Bola kapas untuk savlon (perempuan)
 Kasa bujur sangkar untuk betadin (laki-laki)
 Pinset anatomis
 Bengkok steril untuk penampung urin
b) Sarung tangan/handscoen steril
c) Sarung tangan/handscoen bersih
d) Lubrikan/jelly/vaselin steril
e) Larutan pembersih antiseptic (savlon untuk
perempuan, betadin/povidon iodin untuk laki-laki)
f) Spuit 10 cc yang sudah diisi dengan air steril
g) Foley kateter dengan ukuran dan tipe yang benar
untuk prosedur menetap

1
h) Lampu menter atau senter
i) Selimut
j) Perlak/alas kedap air
k) Bengkok untuk sampah
l) Urobag
m) Handuk
n) Plester
o) Gunting
Pelaksanaan Tahap Orientasi (25%) 20
 2          
  1. Tinggikan tempat tidur          
sampai ketinggian yang nyaman untuk melakukan
pekerjaan
2. Cuci tangan
3. Posisi perawat
menghadap klien, berdiri disebelah kiri tempat tidur, jika
anda ingin menggunakan tangan kanan (berdiri disebelah 45
kanan tempat tidur jika anda ingin menggunakan tangan
kiri)..
4. Naikkan sisi pengaman
tempat tidur pada sisi yang berlawanan dengan tempat
anda berdiri
5. Tutup gorden atau
bilik ruangan
6. Letakkan alas kedap
air di bawah klien
7. Atur posisi klien
a. Wanita : Bantu untuk mengambil posisi dorsal
rekumben (telentang dengan lutut ditekuk). Minta
klien untuk merelaksasi paha sehingga paha paha
dapat dirotasi ke arah luar (tungkai dapat ditopang
dengan bantal) atau posisikan klien dalam posisi
berbaring miring (sims) dengan menekuk lututnya,
apabila klien tidak mampu mengambil posisi
telentang (opsional)
b. Pria : Bantu untuk mengambil posisi dengan pada
sedikit diabduksi

2
Tahap Kerja (45%)
8. Selimuti klien
a. Wanita : selimuti klien dengan selimut Tinggikan gaun
diatas panggul.
b. Pria : selimuti ekstremitas bagian bawah dengan
selimut sehingga hanya bagian genetalia yang
terpajang
9. Kenakan sarung
tangan sekali pakai, bersihkan daerah perineum dengan
air dan sabun atau savlon (jika kotor sekali) dan keringkan
atau keringkan daerah perineum dengan handuk jika
berkeringat.
10. Lepas dan buang
sarung tangan yang telah dipakai. Cuci tangan
11. Posisikan lampu untuk
menyinari daerah perineum (apabila menggunakan
sebuah senter minta seorang asisten untuk
memegangnya)
12. Buka peralatan
kateterisasi dan kateter (apabila dikemas terpisah) sesuai
dengan petunjuk
13. Tes balon dengan
menginjeksi cairan dari spuit yang telah berisi cairan
kedalam katup balon (Balon harus menggembung
maksimal tanpa bocor).
14. Masukkan kateter ke
dalam bak instrument steril
15. Kenakan sarung
tangan steril.
16. Atur suplai didaerah
yang steril. Buka bak instrument steril yang .Tuangkan
larutan antiseptic steril kedalam wadah yang berisi bola
kapas steril/kasa steril. Tuangkan lubrikan steril pada kasa
steril yang ada di dalam bak instrument steril.
17. Pasang duk steril
18. Atur peralatan steril
dan isinya pada duk steril diantara paha klien, menjaga
permukaan bagian dalam tetap steril

3
19. Oleskan lubrikan
disepanjang sisi ujung kateter
a. Wanita : 2,5 sampai 5 cm
b. Pria : 7,5 sampai 12,5 cm
20. Membersihkan
meatus uretra
a. Wanita :
1) Dengan tangan yang tidak dominan, retraksi
labia dengan hati-hati sehingga keseluruhan
meatus uretra terlihat. Pertahankan posisi
tangan yang tidak dominan selama pelaksanaan
prosedur
2) Dengan tangan yang dominant, ambil bola
kapas savlon dengan pinset dan bersihkan
daerah perineum, menghapusnya dari arah
depan ke belakang, dari klitoris ke anus.
Gunakan bola kapas yang baru untuk setiap
asupan: pada sepanjang daerah yang dekat
dengan labia, sepanjang daerah yang jauh dari
lipatan labia, dan secara langsung pada meatus
b. Pria :
Dengan tangan yang dominant, ambil kasa
betadin dengan pinset dan bersikan penis. Mulai
dari meatus. Lanjutkan sampai kearah bawah
batang penis dengan menggunakan gerakan
melingkar. Ulangi proses ini tiga kali, dengan
mengganti kasa betadin setiap kali proses .
21. Ambil kateter dengan
tangan dominant yang telah mengenakan sarung tangan
sekitar 5 cm dari ujung kateter. Pegang ujung kateter dan
lekuk dengan longgar di telapak tangan yang tidak
dominant. Letakkan ujung distal kateter diwadah
penampang urine
22. Insersi kateter:
a. Wanita: Pegang kateter di tangan yang dominant dan
tangan yang tidak dominant melanjutkan tindakan
meretraksi labia.
1) Minta klien mengambil napas dalam, insersi

4
kateter melalui meatus secara perlahan .(Apabila
tidak ada urine yang muncul setelah slang
diinsersi beberapa sentimeter, kateter mungkin
masuk kedalam vagina. Apabila kateter masuk
kedalam vagina, biarkan ditempat; kemudian
ambil dan insersi kateter lain kemudian lepaskan
kateter yang pertama.)
2) Masukkan kateter sekitar 5 sampai 7,5 cm
pada orang dewasa, 2,5 cm pada anak, atau
sampai urine keluar. Apabila ada tahanan,
jangan memaksa kateter untuk masuk.
3) Lepaskan labia dan pegang kateter dengan
aman menggunakan tangan yang tidak
dominant.
b. Pria: Tinggikan penis ke posisi perpendicular terhadap
tubuh klien dan berikan sinar ke arah atas penis yang
telah ditarik:
1) Minta klien untuk berusaha keras untuk
mengedan kebawah seperti pada saat berkemih,
insersi kateter melalui meatus secara perlahan.
2) Masukkan kateter 17,5 sampai 22,5 cm pada
orang dewasa, 5 sampai 7,5 cm pada anak kecil,
atau sampai urine keluar. Apabila ada tahanan,
tarik kateter dan jangan memaksanya masuk ke
uretra. Apabila meng-insersi kateter menetap,
masukkan lagi sepanjang 5 cm setelah urine
keluar.
3) Lepaskan penis dan tahan kateter dengan
kuat menggunakan tangan yang tidak dominant.
23. Biarkan kandung
kemih benar-benar kosong (kecuali kebijakan lembaga
membatasi volume maksimal urine yang keluar pada
setiap kateterisasi)
24. Gembungkan balon
kateter menetap :
a. Saat memegang kateter dimiatus urinarius dengan
tangan yang tidak dominan, pegang pangkal kateter:
letakkan diantara dua jari.

5
b. Dengan menggunakan tangan yang dominant pasang
spuit ketempat injeksi pada pangkal kateter.
c. Injeksi sejumlah total larutan secara perlahan.
Apabila klien mengeluh nyeri yang tiba-tiba, aspirasi
larutan dan masukkan kateter lebih jauh. Jangan
menginjeksikan cairan melebihi ukuran balon.
d. Setelah menggembungkan balon sampai maksimal.
Lepaskan kateter dari tangan yang tidak dominant
dan tarik dengan berlahan untuk merasakan adanya
tahanan .Kemudian masukkan kateter sedikit lagi
kedalam kantong kemih. Lepaskan spuit.
25. Sambungkan pangkal
kateter ke slang penampung dan kantong drainase,
kecuali sudah disambung-kan. Tempatkan kantong pada
posisi tergantung. Jangan letakkan kantung di kerangka
pengaman tempat tidur.
26. Fiksasi kateter.
Gunakan plester untuk memfiksasi kateter ke bagian
dalam paha. Beriarkan sedikit longgar pada kateter
27. Pastikan bahwa tidak
ada hambatan atau lekukan slang diatas tempat tidur
28. Tempatkan dan fiksasi
urobag disamping tempat tidur dengan letak lebih rendah
dari kandung kemih/vesica urinaria.
29. Buang urine tamping
di wadah yang tempat. Lepaskan sarung tangan dan
rapikan peralatan, duk.
30. Instruksikan posisi
berbaring di tempat tidur pada klien yang menggunakan
kateter: berbaring miring menghadap ke system drainase
dengan posisi kateter dan slang diletakkan pada paha
bagian bawah atau berbaring miring membelakangi
system drainase dengan posisi kateter dan slang terletak
di antara tungkai.
31. Peringatkan klien
untuk tidak menarik kateter.
32. Cuci tangan.
33. Lapor dan catat tipe

6
serta ukuran kateter yang diinsersi, jumlah cairan yang
digunakan untuk menggembungkan balon, karakteristik
serta jumlah urine.

Tahap Terminasi (10%)


1. Mengevaluasi hasil / respon klien
2. Mendokumentasikan hasilnya
        12,5
3. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
  5. Mencuci tangan  
1. Membungkuk  ea rah pasien dengan sikap terbuka dan rileks.
SIKAP TERAPEUTIK ( 10% ) 2. Membungkuk kea rah pasien dengan sikap terbuka dan rileks 10
3. 3. Mempertahankan jarak terapeutik
1. Menggunakan kata- kata yang mudah dimengerti.
TEKNIK KOMUNIKASI ( 5% ) 5
4. 2. Menggunakan Teknik komunikasi yang tepat
  TOTAL 100  

Nilai Batas Lulus : 68


Malang,……………………………..
Pembimbing,

(……………………………………)
Tanggal Penilaian :…………………………………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa :…………………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai