Anda di halaman 1dari 49

TARTIB

TATA TERTIB
B.P.D
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DESA PEMATANG TAHALO


KECAMATAN JABUNG
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PEMERINTAH  KABUPATEN ............................
     KECAMATAN  .........................
   BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ...................................
        Alamat : Desa ................... Kec. ..................... Kab.
 

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA .......................................


Nomor : ...... Tahun ..........
 
TENTANG
PERATURAN TATA TERTIB
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ................................
 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ................................,

Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014


tentang Desa dan peraturan turunannya yang bertujuan untuk
melaksanakan tata kelola pemerintahan desa dengan baik dan
benar maka diperlukan koordinasi, komunikasi dan kerjasama antara
pemerintahan desa dan badan permusyawaratan desa;

b. bahwa untuk melaksanakan koordinasi, komunikasi dan kerjasama


antara pemerintahan desa dan badan permusyawaratan desa maka
badan permusyawaratan desa perlu mengetahui, memahami dan
terampil dalam menjalankan tugas, fungsi, hak, dan kewajiban badan
permusyawaratan desa sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dan peraturan turunannya;

c. bahwa untuk melaksanakan hal diatas perlu ditetapkan Peraturan


Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa dengan Keputusan Badan
Permusyawaratan Desa ................. Kecamatan .........
Kabupaten ................

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, ( Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 );
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014
tentang Peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2016
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2015
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan Desa;
8. 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun
2014 tentang Pemilihan Kepala Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa;
11. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun
2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
12. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun
2015 tentang Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan
Keputusan Musyawarah Desa;
13. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun
2015 tentang Pendampingan Desa;
14. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun
2015 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa;
15. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 21
Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana
Desa Tahun 2016;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015 tentang
Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Aset Desa;
21. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun
2016 Perubahan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi
Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2016;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Laporan Kepala Desa;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Laporan Administrasi Pemerintahan Desa
26. Peraturan Daerah Kabupaten No........ Tahun ......tentang Badan
Permusyawaratan Desa Kab. ........
27. Keputusan Bupati ................. Nomor: ............... tentang
Pengangkatan Badan Permusyawaratan Desa ......... Kecamatan
......... Kabupaten ......... Periode ......... s.d. ...........

MEMUTUSKAN
 
Menetapkan   :   Peraturan Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa .........
Kecamatan ......... Kabupaten ...........

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan  :


1. Desa adalah Desa ......... Kecamatan ........ Kabupaten .........;
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintah desa;
4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis;
6. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala
Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa;
7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD Desa .............
Kecamatan .......... Kabupaten .......;
8. Pimpinan BPD adalah 1 (satu) Ketua, 1 (satu) Wakil Ketua dan 1 ( satu ) Sekretaris
Badan Permusyawaratan Desa;
9. Anggota BPD adalah Anggota Badan Permusyawaratan Desa ....... Kecamatan ........
Kabupaten ........;
10. Bidang-bidang didalam BPD terdiri dari Bidang Pemerintahan Desa dan Bidang
Pembinaan Kemasyarakatan Desa serta Bidang Kelembagaan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa;
11. Peraturan Desa adalah Peraturan Desa yang berlaku di Desa ........ Kecamatan ........
Kabupaten .......... yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa;;
12. Peraturan Tata Tertib adalah Peraturan Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa
........ Kecamatan ......... Kabupaten ........ sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dan peraturan turunannya yang bertujuan untuk
melaksanakan tata kelola pemerintahan desa dengan baik dan benar sebagai
pedoman koordinasi, komunikasi dan kerjasama antara pemerintahan desa dan badan
permusyawaratan desa;
13. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan
berdasarkan hak asal-usul, kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang
ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
14. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan
prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau
Anggaran;
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM Desa,
adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun;
16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah penjabaran
dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun;
17. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari
RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui mekanisme perencanaan
pembangunan Daerah;
18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
19. APBDes adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ....... Kecamatan ........
Kabupaten ........

BAB II
KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN BPD
 
Pasal 2

BPD berkedudukan sebagai Lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan.

Pasal 3

BPD adalah:
1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa ....... berdasarkan keterwakilan
wilayah yang ditetapkan dengan cara pemilihan langsung atau musyawarah dan
mufakat;
2. Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 9 (sembilan) yang
merupakan 1 (satu) perwakilan dari setiap dusun;
3. Jumlah Anggota BPD Desa 9 (sembilan) orang merupakan perwakilan dari setiap
dusun dengan memperhatikan wilayah, perempuan, penduduk, dan kemampuan
keuangan desa;
4. BPD terdiri dari pimpinan teridiri dari 1 (satu) Ketua, 1 (satu) Wakil Ketua dan 1
( satu ) Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa dan anggota.
Pasal 4
Calon anggota BPD adalah penduduk Desa ,,,,,,,,,,,,,,,,,, dengan syarat-syarat :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta Pemerintah;
c. Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTP sederajat ;
d. Berumur sekurang-kurangya 20 atau sudah/pernah menikah;
e. Sehat jasmani dan rohani ;
f. Berkelakuan baik, jujur, adil dan peduli terhadap masyarakat dan lingkungannya
g. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana;
h. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap ;
i. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di Desa Pulau Panggung
sekurang-kurangya 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus;
j. Mengenal daerahnya serta dikenal oleh masyarakat;
k. bersedia dicalonkan dan mencalonkan diri menjadi anggota BPD;
l. Tidak mewakili partai politik;
m. Belum pernah diangkat sebagai anggota BPD tiga kali masa jabatan secara berturut-
turut;
n. Bukan sebagai perangkat pemerintah desa;
o. Wakil penduduk yang dipilih secara demokratis.

BAB III
PEMILIHAN, PENETAPAN DAN PERESMIAN
 
Pasal 5

Pengisian Keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa :

1. Pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa dilaksanakan secara


demokratis melalui proses pemilihan secara langsung atau musyawarah perwakilan
dengan menjamin keterwakilan perempuan;
2. Dalam rangka proses pemilihan secara langsung atau musyawarah perwakilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala Desa membentuk panitia pengisian
keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa dan ditetapkan dengan keputusan
kepala Desa;
3. Panitia pengisian anggota Badan Permusyawaratan Desa terdiri atas unsur perangkat
Desa dan unsur masyarakat lainnya dengan jumlah anggota dan komposisi yang
proporsional;
4. Penetapan mekanisme pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
dilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan daerah kabupaten/kota;
5. Panitia pengisian melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon anggota
Badan Permusyawaratan Desa dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum masa
keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa berakhir;
6. Panitia pengisian menetapkan calon anggota Badan Permusyawaratan Desa yang
jumlahnya sama atau lebih dari anggota Badan Permusyawaratan Desa yang
dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa keanggotaan Badan
Permusyawaratan Desa berakhir;
7. Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
ditetapkan melalui proses pemilihan langsung, panitia pengisian menyelenggarakan
pemilihan langsung calon anggota Badan Permusyawaratan Desa;
8. Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
ditetapkan melalui proses musyawarah perwakilan, calon anggota Badan
Permusyawaratan Desa dipilih dalam proses musyawarah perwakilan oleh unsur
masyarakat yang mempunyai hak pilih;
9. Hasil pemilihan langsung atau musyawarah perwakilan disampaikan oleh panitia
pengisian anggota Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa paling lama 7
(tujuh) Hari sejak ditetapkannya hasil pemilihan langsung atau musyawarah
perwakilan;
10. Hasil pemilihan langsung atau musyawarah perwakilan) disampaikan oleh kepala
Desa kepada bupati/walikota paling lama 7 (tujuh) Hari sejak diterimanya hasil
pemilihan dari panitia pengisian untuk diresmikan oleh bupati/walikota;
11. Peresmian anggota Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan keputusan
bupati/walikota paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya laporan hasil
pemilihan langsung atau musyawarah perwakilan dari kepala Desa;
12. Pengucapan sumpah janji anggota Badan Permusyawaratan Desa dipandu oleh
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak
diterbitkannya keputusan bupati/walikota mengenai peresmian anggota Badan
Permusyawaratan Desa.

Pasal 6

Penetapan anggota BPD ditetapkan secara administrasi dengan Keputusan


Bupati ..............

Pasal 7

1. Peresmian keanggotaan BPD dilakukan dalam suatu upacara oleh Bupati Lampung
Utara atau pejabat yang ditunjuk;
2. Peresmian sebagaimana dimaksud ayat (1) ditandai dengan pengambilan sumpah /
janji secara bersama – sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati
Lampung Utara atau pejabat yang ditunjuk;
3. Bunyi sumpah / janji anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah sebagai
berikut :

" Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban
saya selaku anggota Badan Permusyawaratan Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-
jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan bahwa saya akan
menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan
dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, daerah, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Pasal 8
1. Masa bakti anggota BPD selama 6 (enam) tahun, dan berakhir pada saat anggota
BPD yang baru mengucapkan sumpah / janji;
2. Anggota BPD yang telah mengakhiri masa baktinya dapat dipilih kembali untuk 2 (dua)
priode berikutnya;
3. BPD Desa Pulau Panggung terdiri dari Komisi – Komisi.

BAB IV
PEMBERHENTIAN ANGGOTA DAN PIMPINAN BPD ANTAR WAKTU

Pasal 9
1.    Keanggotaan BPD berhenti atau diberhentikan karena :
a. meninggal dunia ;
b. atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan BPD;
c. telah berakhirnya masa jabatan dan telah dilantiknya anggota BPD yang baru
d. terdakwa atau terpidana ; dan
e. diusulkan berhenti oleh masyarakat ditingkat Dusun
f. tidak aktif melaksanakan tugas dan kewajiban berturut-turut selama 6(enam)
bulan.
2. Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e
setelah adanya hasil konfirmasi dan verifikasi atau penyidikan;
3. Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e
diusulkan oleh pimpinan BPD melalui rapat khusus BPD disampaikan kepada Bupati
melalui Camat;
4. Anggota BPD berhenti karena meninggal dunia dan atau atas permintaan sendiri
diusulkan oleh pimpinan BPD;
5. Anggota BPD yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
mendapatkan persetujuan 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota BPD;
6. Anggota Badan Permusyawaratan Desa diberhentikan karena:
a. berakhir masa keanggotaan;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa; atau
d. melanggar larangan sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa.
7. Pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Desa diusulkan oleh pimpinan
Badan Permusyawaratan Desa kepada bupati/walikota atas dasar hasil musyawarah
Badan Permusyawaratan Desa;
8. Peresmian pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan
dengan keputusan bupati/walikota;

Pasal 10

Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan antar waktu diadakan penggantian
1) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti antar waktu adalah sisa waktu yang
belum dijalankan oleh anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan;
2) Pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) diganti oleh calon lain dari
lingkungan Dusun yang sama dengan anggota yang berhenti antar waktu;
3) Calon pengganti sebagaimana dimaksud ayat (2) diambil dari daftar urutan nomor
berikutnya calon anggota BPD yang ada di Dusun yang bersangkutan;
4) Penetapan calon anggota BPD pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) sebagai anggota BPD pengganti antar waktu ditetapkan oleh BPD dan
diusulkan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapat peresmian;
5) Peresmian anggota BPD pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan dengan keputusan Bupati;
6) Pemberhentian antar waktu anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (1)
disebabkan :
a. meninggal dunia ;
b.  atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan BPD;
c. bertempat tinggal diluar wilayah RW yang diwakilinya;
d. melanggar sumpah/janji dan melakukan perbuatan tercela sebagai anggota BPD;
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota BPD, sebagaimana dimaksud
pasal 4;
f. pengisian pimpinan/anggota BPD di wilayah yang tidak memiliki calon pengganti
maka dipilih/diusulkan oleh masyarakat setempat melalui musyawarah mufakat.

Pasal 11

1. Apabila pimpinan BPD berhenti atau diberhentikan diadakan pengganti pimpinan


BPD;
2. Masa jabatan pimpinan BPD pengganti adalah sisa waktu yang belum dijalankan oleh
pimpinan BPD yang berhenti atau diberhentikan;
3. Mekanisme panggantian pimpinan BPD yang berhenti atau yang diberhentikan
dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat setelah dilakukan penggantian
anggota BPD;
4. Usul penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatas disampaikan oleh
pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat.
Pasal 12

Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima hasil


penggantian anggota dan atau pimpinan BPD yang telah memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan yang berlaku, Bupati Lampung Utara menerbitkan surat keputusan
peresmian.
 
BAB  V
PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA 

Bagian Pertama
Pencalonan Kepala Desa
 
Pasal 13

1. Badan Permusyawaratan Desa memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai


akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum
masa jabatannya berakhir;
2. Badan Permusyawaratan Desa membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
3. Panitia pemilihan Kepala Desa bersifat mandiri dan tidak memihak;
4. Panitia pemilihan Kepala Desa terdiri atas unsur perangkat Desa, lembaga
kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat Desa;
5. Panitia pemilihan bertugas mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon
berdasarkan persyaratan yang ditentukan, melaksanakan pemungutan suara,
menetapkan calon Kepala Desa terpilih, dan melaporkan pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa;
6. Penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala Desa sudah
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah ditetapkan sebagai
pemilih;
7. Bakal calon Kepala Desa yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai calon
Kepala Desa oleh panitia pemilihan Kepala Desa;
8. Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan diumumkan kepada masyarakat Desa di
tempat umum sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Desa;
9. Calon Kepala Desa dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat Desa dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
10. Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang memperoleh suara
terbanyak;
11. Panitia pemilihan Kepala Desa menetapkan calon Kepala Desa terpilih;
12. Panitia pemilihan Kepala Desa menyampaikan nama calon Kepala Desa terpilih
kepada Badan Permusyawaratan Desa paling lama 7 (tujuh) hari setelah penetapan
calon Kepala Desa terpilih;
13. Badan Permusyawaratan Desa paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan
panitia pemilihan menyampaikan nama calon Kepala Desa terpilih kepada
Bupati/Walikota;
14. Bupati/Walikota mengesahkan calon Kepala Desa terpilih menjadi Kepala Desa paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari
panitia pemilihan Kepala Desa dalam bentuk keputusan Bupati/Walikota;
15. Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa, Bupati/Walikota wajib
menyelesaikan perselisihan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari;
16. Calon Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk
paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah penerbitan keputusan Bupati/Walikota.

Bagian Kedua
Pemilihan
 
Pasal 14
 
Mekanisme pemilihan Kepala Desa diatur dengan tata tertib Panitia Pemilihan Kepala
Desa yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang berlaku dan ditetapkan
dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa.
 
Bagian Ketiga
Mengusulkan Pengangkatan Kepala Desa

Pasal 15

1. Tahapan penetapan terdiri atas kegiatan:


a. laporan panitia pemilihan mengenai calon terpilih kepada Badan
Permusyawaratan Desa paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah pemungutan suara;
b. laporan Badan Permusyawaratan Desa mengenai calon terpilih kepada
bupati/walikota paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah menerima laporan panitia;
c. bupati/walikota menerbitkan keputusan mengenai pengesahan dan pengangkatan
kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak diterima laporan dari Badan
Permusyawaratan Desa; dan
d. bupati/walikota atau pejabat lain yang ditunjuk melantik calon kepala Desa terpilih
paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan dan
pengangkatan kepala Desa dengan tata cara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

2. Pejabat lain yang ditunjuk adalah wakil bupati/walikota atau camat atau sebutan lain;
3. Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan kepala Desa, bupati/walikota wajib
menyelesaikan perselisihan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari.

Bagian Keempat
Pemberhentian Kepala Desa
 
Pasal 16

(1) Kepala Desa berhenti karena:


a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. diberhentikan.
(2) Kepala Desa diberhentikan karena:
a. berakhir masa jabatannya;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala Desa;
d. melanggar larangan sebagai kepala Desa;
e. adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan, penggabungan 2 (dua) Desa
atau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, atau penghapusan Desa;
f. tidak melaksanakan kewajiban sebagai kepala Desa; atau
g. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
(3) Apabila kepala Desa berhenti, Badan Permusyawaratan Desa melaporkan kepada
bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain;
(4) Pemberhentian kepala Desa ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota;
(5) Dalam hal sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti tidak lebih dari 1 (satu)
tahun karena meninggal dunia;permintaan sendiri; serta tidak dapat melaksanakan
tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6
(enam) bulan; tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala Desa; melanggar larangan
sebagai kepala Desa; tidak melaksanakan kewajiban sebagai kepala Desa; atau
dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, bupati/walikota mengangkat pegawai negeri sipil
dari pemerintah daerah kabupaten/kota sebagai penjabat kepala Desa sampai
terpilihnya kepala Desa yang baru;
(6) Dalam hal sisa masa jabatan kepala Desa yang berhenti lebih dari 1 (satu) tahun
karena meninggal dunia;permintaan sendiri; serta tidak dapat melaksanakan tugas
secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam)
bulan; tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala Desa; melanggar larangan sebagai
kepala Desa; tidak melaksanakan kewajiban sebagai kepala Desa; atau dinyatakan
sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, bupati/walikota mengangkat pegawai negeri sipil dari pemerintah
daerah kabupaten/kota sebagai penjabat kepala Desa sampai terpilihnya kepala
Desa yang baru melalui hasil musyawarah Desa;
7) Kades diberhentikan sementara setelah sebagai terdakwa yang diancam penjara
paling singkat 5 tahun;
8) Kades diberhentikan sementara setelah ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana
korupsi, terorisme, makar, tindakan keamanan negara;
9) Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dan Pasal 8 diberhentikan oleh Bupati/Walikota setelah dinyatakan sebagai terpidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
10) Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dan Pasal 8 setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
11) paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penetapan putusan pengadilan diterima oleh
Kepala Desa, Bupati/Walikota merehabilitasi dan mengaktifkan kembali Kepala Desa
yang bersangkutan sebagai Kepala Desa sampai dengan akhir masa jabatannya;
12) Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara telah berakhir masa jabatannya,
Bupati/Walikota harus merehabilitasi nama baik Kepala Desa yang bersangkutan;
13) Dalam hal Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 dan Pasal 8, sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala
Desa sampai dengan adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
14) Dalam hal terjadi kebijakan penundaan pelaksanaan pemilihan kepala Desa, kepala
Desa yang habis masa jabatannya tetap diberhentikan dan selanjutnya
bupati/walikota mengangkat penjabat kepala Desa;
15) Kebijakan penundaan pelaksanaan pemilihan kepala Desa ditetapkan oleh Menteri;
16) Bupati/walikota mengangkat penjabat kepala Desa dari pegawai negeri sipil dari
pemerintah daerah kabupaten/kota;
17) Pegawai negeri sipil yang diangkat sebagai penjabat kepala Desa paling sedikit harus
memahami bidang kepemimpinan dan teknis pemerintahan;
18) Penjabat kepala Desa melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban serta
memperoleh hak yang sama dengan kepala Desa.

Bagian Kelima
Pemilihan Kepala Desa antar waktu melalui musyawarah desa
 
Pasal 17
Musyawarah Desa yang diselenggarakan khusus untuk pelaksanaan pemilihan kepala
Desa antarwaktu dilaksanakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung
sejak kepala Desa diberhentikan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Sebelum penyelenggaraan musyawarah Desa, dilakukan kegiatan yang meliputi:
a. pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antarwaktu oleh Badan
Permusyawaratan Desa paling lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;
b. pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa oleh panitia pemilihan
kepada penjabat kepala Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
Hari terhitung sejak panitia terbentuk;
c. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat kepala Desa paling lama
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejak diajukan oleh panitia
pemilihan;
d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa oleh panitia pemilihan
dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari;
e. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh panitia
pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari; dan
f. penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia pemilihan paling sedikit 2
(dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan
pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak
dipilih dalam musyawarah Desa.

2. Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa yang meliputi


kegiatan:
a. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua Badan
Permusyawaratan Desa yang teknis pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh
panitia pemilihan;
b. pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh musyawarah Desa
melalui musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara;
c. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan melalui
mekanisme musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara yang telah
disepakati oleh musyawarah Desa;
d. pelaporan hasil pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan kepada
musyawarah Desa;
e. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;
f. pelaporan hasil pemilihan kepala Desa melalui musyawarah Desa kepada Badan
Permusyawaratan Desa dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah musyawarah
Desa mengesahkan calon kepala Desa terpilih;
g. pelaporan calon kepala Desa terpilih hasil musyawarah Desa oleh ketua Badan
Permusyawaratan Desa kepada bupati/walikota paling lambat 7 (tujuh) Hari
setelah menerima laporan dari panitia pemilihan;
h. penerbitan keputusan bupati/walikota tentang pengesahan pengangkatan calon
kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya laporan
dari Badan Permusyawaratan Desa; dan
i. pelantikan kepala Desa oleh bupati/walikota paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak
diterbitkan keputusan pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih
dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VI
PERATURAN DESA, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA,
PENGAWASAN, SARAN DAN ASPIRASI

Bagian Pertama
Membentuk Peraturan Desa
 
Pasal 18
1. Rancangan peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa;
2. Badan Permusyawaratan Desa dapat mengusulkan rancangan peraturan Desa
kepada pemerintah desa;
3. Rancangan peraturan Desa wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Desa untuk
mendapatkan masukan;
4. Rancangan peraturan Desa ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa;
5. Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh
pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk ditetapkan
menjadi peraturan Desa paling lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal
kesepakatan;
6. Rancangan peraturan Desa wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan
membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima belas) Hari terhitung sejak
diterimanya rancangan peraturan Desa dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa;
7. Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat sejak diundangkan dalam lembaran Desa dan berita Desa oleh sekretaris
Desa;
8. Peraturan Desa yang telah diundangkan disampaikan kepada bupati/walikota sebagai
bahan pembinaan dan pengawasan paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah diundangkan;
9. Peraturan Desa wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa.
Bagian Kedua
Menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Aset Desa
 
Pasal 19

1. Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama oleh kepala Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa paling lambat bulan Oktober tahun berjalan;
2. Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disampaikan oleh kepala Desa
kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) Hari
sejak disepakati untuk dievaluasi;
3. Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan Desa tentang
APB Desa kepada camat atau sebutan lain;
4. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember
tahun anggaran berjalan;
5. Pengelolaan kekayaan milik Desa yang berkaitan dengan penambahan dan
pelepasan aset ditetapkan dengan peraturan Desa sesuai dengan kesepakatan
musyawarah Desa.

Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 20
 
1. BPD mempunyai tugas dan wewenang melakukan pengawasan terhadap  :
a.    Pelaksanaan Peraturan Desa;
b.    Pelaksanaan Peraturan Kepala Desa;
c.    Pelaksanaan Keputusan Kepala Desa;
d.   Kebijakan Pemerintah Desa;
e.    Pelaksanaan Kerjasama.
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan dengan menggunakan
hak BPD dan melalui rapat/musyawarah BPD dalam Peraturan Tata Tertib ini;
3. Kepala Desa menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Badan Permusyawaratan Desa secara
tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran;
4. Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa paling sedikit memuat
pelaksanaan peraturan Desa;
5. Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa digunakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan fungsi pengawasan kinerja kepala
Desa.

Bagian Keempat
Memberikan Saran dan Pertimbangan

Pasal 21
1. BPD mempunyai tugas dan wewenang memberikan saran dan pertimbangan kepada
Pemerintah Desa;
2. Saran dan pertimbangan yang dimaksud ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada
Pemerintah Desa diminta maupun tidak diminta;

Bagian Kelima
Menampung Aspirasi Masyarakat
Pasal 22

1. BPD mempunyai tugas dan wewenang menampung dan menyalurkan aspirasi


masyarakat yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis;
2. Aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa laporan,
pengaduan, keluhan, unjuk rasa dan bentuk lainnya;
BAB VII
Fungsi BPD
 
Pasal 23

Untuk menyelenggarakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pasal 21


peraturan Tata tertib ini, BPD mempunyai fungsi:
1. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa;
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa;
3. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa;

BAB VIII
HAK-HAK BPD

Bagian Pertama
Pasal 24
1. Untuk melaksanakan tugas, wewenang dan fungsi dalam Peraturan tata tertib ini,
BPD mempunyai hak – hak sebagai berikut  :
1. Hak BPD :
a. Mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan pemerintahan
desa kepada Pemerintah Desa;
b. Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan desa;
c. Mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari
APBDesa.
2. Hak anggota BPD :
a. Mengajukan usul rancangan Perdes;
b. Mengajukan pertanyaan;
c. Menyampaikan usul dan atau pendapat;
d. Memilih dan dipilih serta mendapat tunjangan dari APBDes;

Bagian Kedua
Tata Cara Penggunaan Hak

Pasal 25
1. Ketentuan hak – hak yang dimaksud pasal 25, hanya dapat diajukan oleh sekurang –
kurangnya ........ orang anggota BPD;
2. Usul sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada pimpinan BPD secara
tertulis, singkat dan jelas ditanda tangani pengusul;
3. Selambat – lambatnya 1 minggu setelah menerima usul dimaksud ayat (2)  Pimpinan
BPD mengadakan rapat / musyawarah Panmus;
4. Rapat/musyawarah Panmus dapat menerima atau menolak  usul yang diajukan
pengusul dengan ketentuan, apabila usulan ditolak maka tidak boleh lagi diajukan
untuk masa sidang atau rapat / musyawarah pada tahun berjalan dan apabila diterima
harus ditindaklanjuti oleh Pimpinan BPD sesuai dengan kepentingannya.

Bagian Ketiga
Hak Anggaran
 
Pasal 26

1. Dalam setiap tahun anggaran, BPD menyusun dan menetapkan tunjangan dan
operasional BPD kepada Kepala Desa untuk dimasukkan didalam APBDesa sesuai
dengan Perundang-undangan yang berlaku;
2. Tunjangan dan operasional BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) disusun oleh
Panitia Anggaran setelah menerima masukan dari para anggota BPD sebelum
disampaikan oleh Kepala Desa;
3. Tunjangan dan operasional BPD sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan oleh
ketua BPD kepada Kepala Desa untuk dimasukan kedalam Rancangan Anggran
Pendapatan dan Belanja Desa.

Bagian Keempat
Hak Meminta Keterangan Pemerintah Desa
 
Pasal 27

1. Hak meminta keterangan Pemerintah Desa dilaksanakan menurut ketentuan ayat


pasal 21, Peraturan tata tertib ini;
2. Dalam rapat / musyawarah pleno BPD pengusul diberi kesempatan untuk
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai usul yang diajukan;
3. Selama usul meminta keterangan Pemerintah Desa belum mendapat keputusan BPD,
pengusul dapat memperbaiki atau menarik usul yang diajukan;
4. Apabila rapat / musyawarah pleno BPD menerima usul yang diajukan maka Pimpinan
BPD meneruskan usul tersebut kepada Pemerintah Desa;
5. Pemerintah Desa memberikan keterangan terhadap usul sebagaimana dimaksud ayat
(2) dalam rapat / musyawarah Paripurna;
6. Pemerintah Desa memberikan kesempatan kepada pengusul atau anggota BPD yang
lainnya untuk memberikan pandangannya dan atas pandangan tersebut Pemerintah
Desa memberikan jawabannya;
7. Apabila terhadap keterangan Pemerintah Desa tidak diajukan usul pernyataan
pendapat, maka pembicaraan mengenai Pemerintah Desa dianggap selesai.

Bagian Kelima
Hak Menyatakan pernyataan pendapat

Pasal 28
 
1. Hak menyatakan pernyataan pendapat dilaksanakan menurut ketentuan ayat pasal
21, Peraturan tata tertib ini;
2. Mengusulan hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai
dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya:
a. materi dan alasan pengajuan usul pernyataan pendapat ;
b.  materi dan bukti yang sah atas dugaan adanya tindakan atau materi dan bukti
yang   sah atas dugaan tidak dipenuhinya syarat sebagai Kepala Desa;
3. Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan oleh pimpinan BPD dalam
rapat / musyawarah paripurna  dan dibagikan kepada seluruh anggota BPD;
4. Panitia Musyawarah membahas dan menjadwalkan rapat / musyawarah paripurna
atas usul menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan dapat
memberikan kesempatan kepada pengusul untuk memberikan penjelasaan atas usul
menyatakan pendapatnya secara ringkas;
5. Selama usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) belum disetujui oleh rapat / musyawarah paripurna pengusull berhak
mengadakan perubahan dan menarik usulnya kembali;
6. Apabila usul sebagaimana dimaksud pada ayat (5) pengusul menarik usulnya
kembali. Maka usul tersebut menjadi gugur dengan sendirinya;
7. Dalam hal rapat/musyawarah paripurna menyetujui usul hak menyatakan pendapat,
rapat/musyawarah paripurna membentuk panitia khusus;
8. Panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (7), melakukan pembahasan
dengan Kepala Desa;
9. Dalam melakukan pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) , Kepala
Desa dapat diwakilkan oleh Perangkat Desa;
10. Dalam pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dan ayat (9), panitia
khusus dapat mengadakan rapat / musyawarah kerja, rapat / musyawarah dengar
pendapat, dan/atau rapat / musyawarah dengar pendapat umum dengan pihak yang
dipandang perlu, termasuk pengusul;
11. Setelah pembahasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (8), ayat (9) dan ayat (10)
dilanjutkan dengan pengambilan keputusan dalam rapat / musyawarah paripurna
untuk menyepakati fan membahas pernyataan pendapat tersebut.

Bagian Keenam
Hak Pengawasan Kinerja Kepala Desa

Pasal 29
 
1. Keputusan BPD mengenai usul menyatakan pendapat yang berupa pengawasan
pelaksanaan kinerja kepala desa;
2. Keputusan BPD mengenai usul menyatakan pendapat selain yang dimaksud pada
ayat (1), disampaikan kepada Kepala Desa;
3. Apabila usul menyatakan pendapat terbukti atau bisa dibuktikan sebagaimana
dimaksud ayat (1), BPD menyelenggarakan rapat / musyawarah paripurna untuk
meneruskan hasil menyatakan pendapat pada Camat untuk evaluasi oleh Bupati.

Bagian Ketujuh
Hak Mengajukan Pertanyaan
 
Pasal 30

1. Setiap anggota BPD berhak mengajukan pertanyaan kepada Kepala Desa;


2. Pertanyaan sebagaimana dimaksud ayat (1) tentang pelaksanaan tugas Kepala Desa
dalam menyelenggarakan Pemerintahan, Pembangunan, dan Kemasyarakatan;
3. Pimpinan BPD meneruskan usulan tersebut kepada Kepala Desa;
4. Jawaban atas pertanyaan yang dimaksud ayat (2) pasal ini oleh Kepala Desa
dilakukan secara tertulis;
5. Penanya dapat meminta kepada Kepala Desa agar memberikan jawaban secara lisan
dalam rapat / musyawarah paripurna BPD atau rapat panmus, atau rapat panitia atau
rapat gabungan;
6. Jawaban yang diberikan Kepala Desa menjadi bahan penilaian BPD dan selanjutnya
BPD dapat menerima atau menolak jawaban tersebut;
7. Jika jawaban dimaksud ayat (6) diterima, maka persoalannya dianggap selesai dan
sebaliknya jika ditolak maka konsekwensinya menjadi beban pertanggungjawaban
Kepala Desa.

Bagian Kedelapan
Hak Keuangan / Administrasi
 
Pasal 31

1. Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan BPD. maka atas beban Anggaran


Pendapatan dan Belanja Desa, dana pembiayaan;
2. Dana Pembiayaan dimaksud ayat (1) berupa uang atau barang terdiri :
a.  Tunjangan BPD;
b.  Operasional BPD;
3. Jenis dana pembiayaan sebagaimana yang dimaksud ayat (2) ialah :
a.    Uang rapat – rapat;
b.    Tunjangan;
c.    Perjalanan Dinas;
d.   Pakaian Dinas;
e.    Biaya rutin;
f.     Dana Penunjang Pendidikan dan Latihan;
g.    Biaya lain – lain.
4. Jenis dan besarnya keuangan sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini ditetapkan
dalam keputusan BPD dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan Pemerintah
Desa.
BAB IX
RAPAT-RAPAT / MUSYAWARAH BPD
 
Bagian Pertama
Kewajiban

Pasal 32

1. Anggota Badan Permusyawaratan Desa wajib:


a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
c. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
Desa;
d. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan/atau
golongan;
e. menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat Desa; dan
f. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan
Desa.

2. Anggota Badan Permusyawaratan Desa dilarang:


a. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat Desa, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat Desa;
b. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, menerima uang, barang, dan/atau jasa
dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
c. menyalahgunakan wewenang;
d. melanggar sumpah/janji jabatan;
e. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan perangkat Desa;
f. merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain
yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;
g. sebagai pelaksana proyek Desa;
h. menjadi pengurus partai politik; dan/atau
i. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang.

Bagian Kedua
Jenis Rapat
 
Pasal 33
1.   Rapat – rapat terdiri dari :
a.       Rapat / musyawarah Paripurna BPD;
b.      Rapat / musyawarah Paripurna Khusus BPD;
c.       Rapat / musyawarah Pimpinan BPD;
d.      Rapat / musyawarah Bidang-Bidang;
e.      Rapat / musyawarah Dengar Pendapat;
l.        Rapat / musyawarah lain – lain.
2. Rapat / musyawarah Paripurna BPD adalah Rapat anggota BPD yang dipimpin oleh
Ketua BPD yang merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan tugas dan
wewenang menetapkan Rancangan Peraturan Desa menjadi Peraturan Desa dan
menetapkan keputusan BPD;
3. Rapat / musyawarah Paripurna Khusus adalah rapat anggota BPD yang dipimpin oleh
Ketua BPD untuk melaksanakan suatu acara khusus dan membahas hal – hal
khusus;
4. Rapat / musyawarah Pimpinan BPD adalah rapat – rapat unsur pimpinan yang
dipimpin oleh ketua dan wakil ketua BPD;
5. Rapat / musyawarah Bidang-Bidang adalah rapat anggota Bidang yang dipimpin oleh
Pimpinan Bidang;
6. Rapat / musyawarah Dengar Pendapat adalah rapat panitia atau rapat panitia
anggaran atau rapat komisi atau rapat gabungan komisi dengan lembaga
kemasyarakatan atau tokoh masyarakat;
7. Rapat – rapat / musyawarah lain adalah rapat yang perlu diadakan yang dipimpin oleh
ketua atau wakil Ketua    BPD dengan Kepala Desa atau Perangkat Desa.

Bagian Ketiga
Sifat Rapat

Pasal 34
1. Rapat / musyawarah BPD bersifat terbuka untuk umum kecuali dinyatakan tertutup
berdasarkan peraturan tata tertib ini dan atas kesepakatan Pimpinan BPD;
2. Rapat / musyawarah terbuka adalah Rapat anggota BPD yang dihadiri oleh umum;
3. Rapat / musyawarah tertutup adalah rapat anggota BPD yang tidak boleh dihadiri oleh
umum;
4. Pembicaraan dalam rapat tertutup rahasia dan tidak boleh diumumkan;

Pasal 35
 
1. Mekanisme musyawarah Badan Permusyawaratan Desa sebagai berikut:
a. musyawarah Badan Permusyawaratan Desa dipimpin oleh pimpinan Badan
Permusyawaratan Desa;
b. musyawarah Badan Permusyawaratan Desa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa;
c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah guna mencapai
mufakat;
d. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara pemungutan suara
e. pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam huruf d dinyatakan sah apabila
disetujui oleh paling sedikit ½ (satu perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota
Badan Permusyawaratan Desa yang hadir; dan
f. hasil musyawarah Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan keputusan
Badan Permusyawaratan Desa dan dilampiri notulen musyawarah yang dibuat oleh
sekretaris Badan Permusyawaratan Desa.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Permusyawaratan Desa diatur dalam


Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Bagian Keempat
Tata Cara Pembicaraan
 
Pasal 36
1. Untuk kelancaran jalannya rapat / musyawarah, Pimpinan rapat / musyawarah dapat
menetapkan tahapan pembicaraan setelah mendapat persetujuan dari peserta rapat;
2. Setiap anggota BPD yang akan berbicara mencatatkan namanya kepada Pimpinan
rapat  / musyawarah sebelum sesuatu hal dimulai;
3. Giliran berbicara diatur menurut urutan permintaan kecuali terdapat hal – hal tertentu
yang menurut pertimbangan ketua rapat memungkinkan giliran berbicara tidak
menurut urutan permintaan;
4. Anggota berbicara ditempat yang telah disediakan setelah mendapat izin dari
pimpinan rapat / musyawarah selama anggota berbicara tidak boleh diganggu;
5. Ketua rapat / musyawarah hanya dapat berbicara selaku pimpinan rapat /
musyawarah untuk menyelesaikan masalah yang menjadi pokok pembicaraan;
6. Apabila ketua rapat / musyawarah ingin berbicara selaku anggota, maka pimpinan
rapat diserahkan sementara kepada anggota pimpinan rapat / musyawarah
sementara.

Pasal 37

1. Pimpinan rapat / musyawarah mengingatkan pembicara apabila pembicaraan yang


disampaikan menyimpang dari peraturan tata tertib;
2. Apabila peserta rapat / musyawarah mengeluarkan kata – kata yang tidak layak atau
mengganggu jalannya rapat / musyawarah, pimpinan rapat / musyawarah
memberikan peringatan supaya pembicara tertib kembali;
3. Apabila pembicara yang dimaksud ayat (1) dan (2) mengulangi hal yang sama, maka
pimpinan rapat / musyawarah melarang meneruskan pembicaraan atau meminta
kepada yang bersangkutan untuk meninggalkan jalannya rapat / musyawarah;
4. Apabila terjadi sebagaimana ayat (3) dan rapat dimungkinkan tidak diteruskan, maka
pimpinan rapat / musyawarah dapat menunda rapat dengan batas waktu 1 x 24 jam,
kecuali rapat / musyawarah menentukan lain.

Bagian Kelima
Tahapan Pembicaraan
 
Pasal 38
 
1. Pembahasan Peraturan Desa melalui Tahap I, Tahap II dan Tahap III;
2. Tahap I dalam rapat / musyawarah paripurna BPD
a. Penjelasan Kepala Desa terhadap Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari  
BPD;
b. Penjelasan pengusul dari Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari BPD;
c. Rancangan Peraturan Desa dari Kepala Desa dilakukan pemandangan umum
oleh para  anggota BPD kemudian Kepala Desa memberikan jawaban;
d. Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari BPD, Kepala Desa menyampaikan 
pendapat kemudian pengusul atau BPD memberikan jawabannya.
3. Apabila dalam tahap II antara Komisi BPD dan Pemerintah Desa tidak terdapat   
kesepakatan, maka permasalahannya disampaikan kepada Ketua BPD untuk ditelaah
lebih lanjut;
4. Setelah mendengarkan pertimbangan Panitia Musyawarah Ketua BPD mengambil
keputusan untuk diajukan kedalam pembahasan Tahap III.
5. Tahap III dalam rapat / musyawarah Paripurna BPD disampaikan kata akhir :
a. Kata akhir Kepala Desa terhadap Rancangan Peraturan Desa yang berasal
dari  Pemerintah Desa;
b. Kata akhir pengusul atau anggota BPD terhadap Rancangan Peraturan Desa   
yang berasal dari prakarsa BPD;
c. Setelah penyampaian kata akhir sebagaimana dimaksud huruf a dan b ayat ini,
maka BPD menyepakati Rancangan Peraturan Desa untuk ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.

Pasal 39

1. Kesepakatan dan pembahasan BPD sebagaimana dimaksud Pasal 38 ditetapkan


dengan keputusan BPD;
2. Peraturan Desa yang telah memperoleh kesepakatan dan pembahasan BPD ditanda
tangani oleh Kepala Desa;
3. Peraturan Desa yang dimaksud ayat (2) harus diketahui oleh warga masyarakat,
maka Pemerintah Desa wajib menginformasikan diantarannya melalui papan
informasi.

Bagian Keenam
Risalah Rapat dan Laporan

Pasal 40
 
1. Untuk setiap rapat / musyawarah paripurna, paripurna khusus dan paripurna
istimewa    BPD, dibuat risalah resmi dan ditanda tangani oleh sekretaris BPD dan
diketahui oleh Pimpinan rapat / musyawarah;
2. Risalah sebagaimana dimaksud ayat (1) memuat secara lengkap jalannya
pembicaraan   rapat / musyawarah disertai catatan mengenai  :
a. Jenis dan sifat rapat / musyawarah;
b. Hari dan tanggal rapat / musyawarah;
c. Tempat rapat / musyawarah;
d. Acara rapat / musyawarah;
e. Waktu pembukaan dan penutupan rapat / musyawarah;
f. Pimpinan rapat / musyawarah;
g. Daftar hadir anggota BPD peserta rapat/musyawarah, dan keterangan  anggota
yang tidak hadir;
h. Kepala Desa atau pejabat yang mewakilinya atau pejabat pemerintah lainnya;
i. Undangan hadir;
j. Proses tentang pengambilan keputusan.
3. Setelah rapat/musyawarah selesai, maka sekretaris BPD segera menyusun        
rancangan risalah rapat atau risalah rapat/musyawarah sementara untuk
dibacakan atau dibagikan kepada Anggota BPD peserta rapat / musyawarah atau
pihak yang bersangkutan;
4. Setiap anggota BPD peserta rapat / musyawarah dapat mengoreksi risalah rapat 
sebagaimana dimaksud ayat (3) untuk perbaikan atau penyempurnaan sesuai
dengan pokok pembicaraan dalam rapat / musyawarah.

Pasal 41
1. Untuk setiap rapat / musyawarah Pimpinan, Rapat / musyawarah panitia, Rapat /
musyawarah Panitia Anggaran, Rapat Gabungan Panitia, Rapat Kerja, Rapat Dengar
Pendapat, dibuatkan catatan Rapat / musyawarah yang ditandatangani Pimpinan
Rapat / musyawarah yang bersangkutan;
2. Catatan rapat / musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah catatan
mengenai pokok – pokok pembicaraan, kesimpulan atau keputusan yang diambil
dengan dilengkapi keterangan;
3. Untuk setiap rapat / musyawarah Komisi/Bidang, Rapat / musyawarah Panitia
Anggaran, Rapat  / musyawarah Gabungan Panitia, Rapat / musyawarah Kerja,
Rapat / musyawarah Dengar Pendapat, dibuatkan laporan tertulis dan disampaikan
kepada pimpinan BPD.

Pasal 42
 
1. Selain anggota, Rapat / musyawarah BPD dapat dihadiri oleh :
2. Undangan Peserta, ialah mereka yang bukan anggota BPD yang hadir dalam  
rapat atas undangan pimpinan BPD
3. Peninjau, ialah mereka yang bukan anggota BPD yang hadir dalam rapat       tanpa
undangan Pimpinan BPD
4. Undangan peserta rapat / musyawarah dapat meminta hak bicara dalam rapat
atas         persetujuan pimpinan rapat, tetapi tidak mempunyai hak suara
5. Peninjau tidak boleh menyatakan sesuatu baik dengan ucapan maupun dengan
cara       lain,  dan tidak punya hak bicara maupun hak suara

BAB X
ALAT KELENGKAPAN BPD
 
Pasal 43

 
Alat Kelengkapan BPD terdiri dari:
1. Pimpinan BPD;
2. Bidang-Bidang.

Bagian Pertama
Pimpinan BPD
 
Pasal 44

1. Pimpinan BPD adalah alat kelengkapan BPD yang merupakan kesatuan pimpinan
yang bersifat kolektif, terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang
Sekretaris;
2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat Paripurna BPD dan
ditetapkan dengan Keputusan BPD;
3. Pemilihan Pimpinan BPD dilaksanakan dengan azas langsung,umum, bebas dan
rahasia;
4. Masa jabatan Pimpinan sama dengan masa jabatan keanggotaan;
5. Hasil pemilihan BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diresmikan oleh Bupati
dan pelantikannya dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

Bagian Kedua
Tugas dan Kewajiban Pimpinan BPD
 
Pasal 45

1. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan Wakil
Ketua BPD dan mengumumkannya dalam Rapat Paripurna pada awal tahun;
2. Memimpin Rapat / musyawarah Paripurna, Pleno, dan Rapat – rapat / musyawarah
lainnya dengan menjaga agar peraturan tata tertib bisa dillaksanakan;
3. Menyimpulkan persoalan yang dibicarakan dalam rapat / musyawarah yang
dipimpinnya;
4. Melaksanakan keputusan – keputusan rapat / musyawarah;
5. Mengadakan koordinasi dengan Kepala Desa atau pihak – pihak lain yang dianggap
perlu;
6. Menentukan Kebijakan APBDes berdasarkan pertimbangan Penitia Anggaran;
7. Menerima dan menindak lanjuti laporan dari komisi – komisi dan Anggota BPD;
8. Sekurang – kurangnya 3 (tiga) bulan sekali mengadakan Rapat / musyawarah
Pimpinan untuk mengevaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban yang
dilakukan oleh panitia, Komisi, dan Para anggota BPD.

Bagian Ketiga
Bidang-Bidang
 
Pasal 46

1. Bidang-Bidang adalah merupakan alat kelengkapan BPD yang bersifat tetap    dan
dibentuk oleh BPD pada awal masa keanggotaannya;
2. Setiap anggota BPD kecuali Pimpinan harus menjadi Anggota Bidang-Bidang dari
salah satu Anggota BPD; 
3. Bidang-Bidang yang membidangi tugas – tugas tertentu terdiri dari :
a. Bidang Penyelenggaraab Pemerintahan dan Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan; membidangi Pemerintahan;
b. Bidang Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
4. Bidang-Bidang sebagaimana yang dimaksud ayat (3) dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari anggotanya;
5. Ketua dan susunan keanggotaan Bidang-Bidang diadakan pergiliran setiap satu
tahun sekali.
Pasal 47
 
1. Bidang-Bidang sebagaimana yang dimaksud Pasal 47 ayat (2) Tugas dan
kewajibannya adalah: 
2. Menyusun rencana Kerja setiap awal tahun sidang  melaporkan hasil kerjanya pada
akhir tahun sidang pada Pimpinan BPD;
3. Melakukan Bahasan terhadap rancangan peraturan Desa dan rencana keputusan
BPD yang menjadi bidang tugasnya;
4. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan
dan perekonomian,  Kemasyarakatan Umum dan Keuangan yang dilaksanakan
Pemerintah Desa;
5. Mengadakan kunjungan kerja atau peninjauan yang dianggap perlu atas persetujuan
Pimpinan BPD;
6. Mengadakan rapat – rapat untuk membahas sesuatu hal yang berada dalam ruang
lingkup tugasnya baik intern maupun dengan pemerintah Desa;
7. Menerima dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
8. Menerima usul, saran dan pernyataan pendapat Pimpinan BPD mengenai hal yang
termasuk dalam tugasnya;
9. Mengajukan pendapat dan pernyataan tertulis kepada Kepala Desa melalui Pimpinan
BPD mengenai penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan perekonomian, 
Kemasyarakatan Umum dan Keuangan yang dilaksanakan Pemerintah Desa;
10. Membahas Nota Pimpinan BPD surat – surat masuk dan pengaduan langsung dari
masyarakat;
11. Melaporkan hasil kerja komisi kepada Pimpinan BPD.

BAB XI
PERATURAN PERUBAHAN

Pasal 48

1. Peraturan Perubahan Tata tertib ini hanya bisa dilakukan atau diajukan sekurang –
kurangnya ½ ( setengah ) ditambah 1 ( satu ) dari jumlah anggota BPD;
2. Perubahan yang dimaksud ayat (1) dilaksanakan berdasarkan keputusan Rapat /
musyawarah Paripurna yang khusus diadakan untuk itu.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 49
 
Hal – hal yang belum cukup diatur dalam peraturan Tata tertib ini diatur lebih lanjut
dan ditetapkan melalui Keputusan Pimpinan BPD setelah mendengar pertimbangan
seluruh anggota BPD.

Pasal 50
 
Dengan berlakunya peraturan tata tertib ini, maka peraturan Tata tertib BPD Nomor
…..Tahun ….. dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
 
 
Pasal 51
 
Peraturan Tata Tertib ini berlaku pada saat ditetapkan.

Ditetapkan di : Desa .........


Pada Tanggal : .............
BADAN PEMUSYAWARATAN DESA
DESA ........

KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS

........... .............................. ....................

Anggota

( .................................... ) ( ...........) ( .............. ) ( ............................)


 
 

( ...............) ( ...............)
A. BENTUK RANCANGAN PERATURAN di DESA

BENTUK RANCANGAN PERATURAN DESA

KEPALA DESA ….. (Nama Desa)


KABUPATEN/KOTA........ (Nama Kabupaten/Kota)

PERATURAN DESA… (Nama Desa)


NOMOR … TAHUN …

TENTANG

(Nama Peraturan Desa)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA (Nama Desa),

Menimbang: a. bahwa …;
b. bahwa …;
c. dan seterusnya …;

Mengingat: 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya …;

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA … (Nama Desa)
dan
KEPALA DESA … (Nama Desa)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DESA TENTANG ... (Nama Peraturan Desa).

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

BAB II

Pasal …

BAB …
(dan seterusnya)
Pasal . . .

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Desa … (Nama Desa).

Ditetapkan di …
pada tanggal …
KEPALA DESA…(Nama Desa),

tanda tangan
NAMA
Diundangkan di …
pada tanggal …
SEKRETARIS DESA … (Nama Desa),

tanda tangan
NAMA

LEMBARAN DESA … (Nama Desa) TAHUN … NOMOR …


B. BENTUK RANCANGAN KEPUTUSAN BPD

PEMERINTAH  KABUPATEN ...................(Nama Kabupaten)


     KECAMATAN  ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,(Nama Kecamatan)
   BADAN PERMUSYAWARATAN DESA .........................(Nama Desa)
        Alamat : Desa ................ Kec. .............. Kab.................................
 

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ,,,,,,,(Nama Desa)


Nomor : ......................
 
TENTANG
..................................................
 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ....................,..............(Nama Desa),

Menimbang: a. bahwa …;
b. bahwa …;
c. dan seterusnya …;

Mengingat: 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya …;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

KESATU : MEMBAHAS ...........................................(Nama Peraturan Desa)


UNTUK DITETAPKAN MENJADI PERATURAN DESA OLEH
KEPALA DESA.

KEDUA : MENYEPAKATI .......................................(Nama Peraturan Desa)


UNTUK DITETAPKAN MENJADI PERATURAN DESA OLEH
KEPALA DESA.

KETIGA : KESEPAKATAN INI BERLAKU MULAI TANGGAL DITETAPKAN.

Disepakati di : Desa .......... (Nama Desa)


Pada Tanggal : ..........................................
KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
.............. (Nama Desa)
Tanda Tangan
Nama
C. BENTUK RANCANGAN BERITA ACARA KESEPAKATAN BERSAMA KEPALA DESA
DAN BPD

BERITA ACARA KESEPAKATAN BERSAMA KEPALA DESA DAN BPD

Nomor : ...../DS-…………../………….. (Nomor Pemdes)

Nomor : ...../BPD -………………… /…………….. (Nomor BPD)

KESEPAKATAN BERSAMA KEPALA DESA DAN BPD

DESA ……………………. (Nama Desa)

TENTANG

PERATURAN DESA TENTANG ...............................(Nama Peraturan Desa)


TAHUN...... ....

Pada hari ini ……… tanggal …………. bulan ………………. Tahun Dua Ribu …………
kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. ………………………………….. : Kepala Desa ………………………….. dalam hal


ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Desa Pemantang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA

2. ………………………………….. : Ketua / Wakil Ketua / Anggota BPD Desa


………………………….. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) Desa ………………..…………….
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Menyatakan bahwa

1. PIHAK KEDUAtelah membahas dan menyepakati .......................(Nama Peraturan


Desa) yang telah diajukan PIHAK PERTAMA, dengan penyesuaian dan perubahan
sebagaimana tertuang pada catatan yang terlampir Berita Acara ini
2. PIHAK PERTAMA dapat menerima dengan baikpenyesuaian dan
perubahan .......................(Nama Peraturan Desa) sebagaimana tertuang pada
catatan yang terlampir Berita Acara ini
3. PIHAK PERTAMA akan menyelesaikan perubahan dan koreksi atas .......................
(Nama Peraturan Desa) selaras dengan penyesuaian dan perubahan sebagaimana
tertuang pada catatan yang terlampir Berita Acara ini selambat-lambatnya sebelum 3
(tiga) hari kerja setelah tanggal ditandatangani Berita Acara ini.
4. PIHAK PERTAMA akan menyampaikan kepada Bupati .......(Nama Kabupaten)
melalui Camat ……………….…..(Nama Kecamatan) untuk mendapat evaluasi dan
klarifikasi selambat-lambatnya 20 (duapuluh ) hari kerja setelah tanggal
ditandatangani Berita Acara ini

Demikianlah Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam
rangkap 2 (dua) untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

KEPALA DESA KETUA BPD

(…………………………………) (…………………………………)
D. BENTUK RANCANGAN BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA

BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA

PEMBAHASAN BPD TERHADAP ......................(Nama Peraturan Desa)

Pada hari ini …………… tanggal ………………….. Bulan ……………….. Tahun DUA
RIBU ……………….., bertempat di desa …………………. , Kecamatan ………………..,
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan dihadiri oleh Ketua, Anggota Badan
permusyawaratan Desa, Kepala Desa dan perangkat Desa serta Tokoh masyarakat,
Tokoh Agama, Tokoh Pemuda Karang Taruna serta Organisasi Wanita dalam rangka
membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran …...

Dalam Musyawarah Desa tersebut telah diperoleh kata sepakat mengenai pokok-pokok
hasil musyawarah dengan para peserta sebagai berikut :

A. Menyepakati ..................(Nama Peraturan Desa) dengan rincian sebagai berikut

a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa


a. ....................................
b. ...................................
c. ..................................
d.dst

b. Bidang Pembangunan

a. ...................................
b. ...................................
c. ..................................

d.dst

c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

a. .......................................
b. .......................................
c. .......................................

d.dst

d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

a. ...............................................
b. ..............................................
c. ...............................................

d.dst

B. Menyepakati .....................(Nama Peraturan Desa) setelah menyelesaikan perubahan


dan koreksi atas ................ (Nama Peraturan Desa) selaras dengan penyesuaian dan
perubahan sebagaimana catatan Berikut :
1. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..
2. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
3. Dst ………………………………………………………………………..

Demikian Berita Acara Musyawarah Desa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

DESA …………………………………..(Nama Desa)

1. Ketua / Anggota : ……….……………………… (……………………)


2. Wakil Ketua/Anggota : ……….……………………… (……………………)
3. Sekretaris / Anggota : ………………………………. (……………………)
4. Anggota : ………………………………. (……………………)
5. Anggota : ………………………………. (……………………)
6. Dst : ………………………………. (……………………)
DAFTAR HADIR PERANGKAT DESA DAN UNDANGAN LAINNYA

ACARA : PEMBAHASAN ....................(Nama Peraturan Desa)


DESA : ……………………………………..
KECAMATAN : ……………………………………………………..
TANGGAL : ……………………………………………………….

NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN


1 2 3 4

………………………………. Kepala Desa ……………………


1.

………………………………. Sekretaris Desa ……………………


2.

………………………………. Kaur Pemerintahan ……………………


3.

………………………………. Kaur Pembangunan ……………………


4.

………………………………. Kaur Umum ……………………


5.

………………………………. Ketua LPMD ……………………


6.

………………………………. Anggota LPMD ……………………


7.

………………………………. Ketua PKK. ……………………


8.

………………………………. Ketua Karang Taruna ……………………


9.

………………………………. Ketua dst ……………………


10.

………………………………. Ketua RW …. ……………………


11.

………………………………. Ketua RW …. ……………………


12.

………………………………. Ketua RT …. ……………………


13.

………………………………. Ketua RT …. ……………………


14.

………………………………. Ketua RT …. ……………………


15.
……………………
16. ………………………………. Ketua RT ….
NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1 2 3 4

………………………………. Ketua RT …. ……………………


17.

Dst ……………….. …………………………. …. ……………………


18.

BPD Desa ……………………………..

Sekretaris BPD,

(……………………………………..)

FORMAT ADMINISTRASI DAN PEMBUKUAN


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
I FORMAT BUKU ADMINISTRASI BPD

1. Buku Agenda Surat Keluar

HAL

NO TANGGAL NOMOR TANGGAL & ISI TUJUAN KET


1 2 3 4 5
SINGKAT 6 7

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan surat
masuk yang diterima

Kolom 2 diisi dengan tanggal surat keluar

Kolom 3 diisi dengan nomor surat keluar

Kolom 4 diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat keluar


Kolom 5 diisi dengan hal dan isi singkat surat keluar
Kolom 6 diisi dengan nama instansi yang dituju

Kolom 7 diisi dengan keterangan lain jika diperlukan


2. Buku Agenda Surat Masuk

NAMA
HAL
INSTANSI
NO TANGGAL KET
PENGIRIM
1 2 3 4 5 6 7

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan surat
masuk yang diterima

Kolom 2 diisi dengan tanggal surat masuk


Kolom 3 diisi dengan nomor surat masuk

Kolom 4 diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat masuk

Kolom 5 diisi dengan nama instansi yang mengirikan surat

Kolom 6 diisi dengan hal dan isi singkat surat masuk

Kolom 7 diisi dengan keterangan lain jika diperlukan


3. Buku Ekspedisi

TANGGAL

NO. TANGGAL DAN HAL & ISI SINGKAT TUJUAN


URUT PENGIRIMAN NOMOR SURAT SURAT
1 2 3
SURAT 4 5 6

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan surat yang dikirim

Kolom 2 diisi dengan tanggal pengiriman surat

Kolom 3 diisi dengan tanggal dan nomor surat yang dikirim


Kolom 4 diisi dengan hal dan isi singkat surat yang dikirim
Kolom 5 diisi dengan instansi yang dituju

Kolom 6 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika ada


4. Buku Data Inventaris BPD

KEADAAN
KEADAAN BARANG/
BARANG
BANGUNAN AWAL
ASAL BARANG/BANGUNAN TAHUN KET

BANTUAN

JENIS
BARANG/ KAB/ TGL
APBDesa PEMERINTAH PROV SUMBANGAN BAIK RUSAK RUSAK DIJUAL DISUMBANGKAN BAIK RUSAK
BANGUNAN PENGHAPUSAN
NO

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut

Kolom 2 diisi dengan jenis barang/bangunan inventaris

Kolom 3 s.d. 7 diisi dengan pilihan asal barang/bangunan

Kolom 8 s.d.9 diisi dengan pilihan keadaan barang/bangunan pada awal


tahun

Kolom 10 s.d.13 diisi dengan pilihan dan tanggal penghapusan

Kolom 14 s.d.15 diisi dengan pilihan keadaan barang/bangunan pada akhir


tahun

Kolom 16 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika ada


5. Buku Laporan Keuangan BPD

PENERIMAAN PENGELUARAN
NO TGL URAIAN (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5

JUMLAH

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut

Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran uang

Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran uang

Kolom 4 diisi dengan angka rupiah dari jumlah penerimaan

Kolom 5 diisi dengan angka rupiah dari jumlah pengeluaran


6. BUKU TAMU BPD

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor urutan sesuai kedatangan tamu

Kolom 2 diisi dengan tanggal kedatangan tamu

Kolom 3 diisi dengan nama tamu

Kolom 4 diisi dengan jabatan tamu

Kolom 5 diisi dengan alamat tamu/alamat instansi tamu

Kolom 6 diisi dengan keperluan/tujuan tamu

Kolom 7 diisi dengan tanda tangan tamu


7. Buku Data Anggota BPD

NOMOR DAN NOMOR DAN


TEMPAT,
NAMA NIP JENIS PENDIDIKAN TANGGAL TANGGAL
TANGGAL
LENGKAP KELAMIN TERAKHIR KEPUTUSAN KEPUTUSAN
LAHIR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan jabatan pada Badan Permusyawaratan Desa

Kolom 2 diisi dengan nama lengkap anggota


Kolom 3 diisi dengan nomor induk anggota
Kolom 4 diisi dengan jenis kelamin anggota

Kolom 5 diisi dengan tempat/kota kelahiran dan tanggal, bulan serta tahun kelahiran anggota

Kolom 6 diisi dengan agama yang dianut

Kolom 7 diisi dengan jabatan

Kolom 8 diisi dengan pendidikan formal terakhir

Kolom 9 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pengangkatan

Kolom 10 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pemberhentian

Kolom 11 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika diperlukan


8. Buku Data Kegiatan BPD

HARI AGENDA DAN HASIL


NO. JENIS KEGIATAN PELAKSANA KET
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi berurutan sesuai dengan kegiatan BPD yang dilaksanakan

Kolom 2 diisi hari dan tanggal, bulan, tahun kegiatan

Kolom 3 diisi dengan jenis kegiatan

Kolom 4 diisi dengan personil/anggota BPD yang melaksanakan kegiatan


dimaksud

Kolom 5 diisi dengan agenda yang dilaksanakan dan apa yang dihasilkan

dari pelaksanaan kegiatan

Kolom 6 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.


9. BUKU DATA ASPIRASI MASYARAKAT

HARI/ NAMA/LEMBAGA PIHAK ASPIRASI YANG

1 2 3 4 5

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 disi nomor urut sesuai waktu penyampaian aspirasi

Kolom 2 diisi dengan hari/tanggal aspirasi disampaikan

Kolom 3 diisi dengan nama individu/lembaga yang menyampaikan aspirasi

Kolom 4 diisi dengan aspirasi yang disampaikan

Kolom 5 diisi dengan langkah tindak lanjut serta pihak yang diminta

menindaklanjuti aspirasi.
10. Buku Daftar Hadir Rapat BPD

1 2 3 4 5

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi dengan nomor urut sesuai urutan

Kolom 2 diisi dengan nama peserta rapat


Kolom 3 diisi dengan jabatan peserta rapat
Kolom 4 diisi dengan tanda tangan

Kolom 5 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.


10. Buku Daftar Hadir Rapat BPD

11. BUKU NOTULEN RAPAT BPD

RINGKASAN
NO HARI/TANGGAL MATERI RAPAT PESERTA
PEMBAHASAN
1 2 3 4 5

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 dIisi dengan nomor sesuai urutan

Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun rapat dilaksanakan

Kolom 3 diisi dengan materi rapat

Kolom 4 diisi dengan unsur dan jumlah peserta rapat

Kolom 5 diisi dengan ringkasan pembahasan materi rapat.


12. Buku Data Peraturan/Keputusan BPD

NOMOR, TANGGAL
NO. TENTANG URAIAN SINGKAT KET
PERATURAN/KEPUTUSAN BPD

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan nomor Peraturan/Keputusan

BPD yang ditetapkan

Kolom 2 diisi dengan nomor, tanggal, bulan dan tahun Peraturan/


Keputusan BPD

Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan Peraturan/Keputusan BPD

Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan Peraturan/Keputusan BPD

Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan


13. Buku Data Peraturan Desa

NOMOR DAN URAIAN NOMOR DAN

NO TGL PERATURAN TENTANG SINGKAT TGL KET


1 2
DESA 3 4 5
KESEPAKATAN 6

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan nomor urut.

Kolom 2 diisi diisi dengan nomor ,tanggal, bulan dan tahun peraturan desa
ditetapkan.

Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan peraturan desa.

Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan Keputusan BPD.

Kolom 5 diisi dengan nomor dan tanggal keputusan BPD tentang


kesepakatan atas rancangan peraturan desa.

Kolom 6 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan.


14. Buku Keputusan Musyawarah Desa

TENTANG/HAL
NO HARI/TANGGAL POKOK-POKOK KEPUTUSAN KETERANGAN
STRATEGIS
1 2 3 4 5

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai pelaksanaan musyawarah desa

Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan


musyawarah desa

Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan/hal strategis yang

dimusyawarahkan

Kolom 4 diisi secara singkat dengan pokok-pokok keputusan musyawarah

desa

Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan.


15. Buku Keputusan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

1 2 3 4

Mengetahui .....,Tgl Bulan Tahun

Ketua BPD..... Sekretaris BPD.....

Cara Pengisian :

Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan pelaksanaan musyawarah


perencanaan pembangunan desa

Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan

musyawarah perencanaan pembangunan desa

Kolom 3 diisi dengan pokok-pokok usulan dan atau kegiatan keputusan

musyawarah perencanaan pembangunan desa

Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan keputusan musyawarah perencanaan pembangunan desa

Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan


II. FORMAT LAPORAN KINERJA BPD

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …….

KECAMATAN ……………………………
KABUPATEN …………........ Alamat:

……………………………………………………..……………………………………….

LAPORAN KINERJA BPD

Tahun anggaran …….

I. Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …tahun … tentang

Badan Permusyawaratan Desa.

2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Nomor …Tahun ….

tentang Desa / Badan Permusyawaratan Desa

3. Surat keputusan Bupati/Walikota tentang peresmian

anggota BPD periode ….. sampai ……

4. Keputusan BPD Nomor …….tahun …. tentang Penetapan


kinerja BPD tahun anggaran ……..

II. Pelaksanaan tugas BPD

1. Pengelolaan aspirasi masyarakat desa;

2. Penyusunan dan atau pembahasan peraturan desa;

3. Penciptaan keadaan kondusif dalam penyelenggaraan


pemerintahan desa;

4. Pelaksanaan tugas lain;

a. pemilihan kepala desa

b. pelaksanaan musyawarah desa

c. pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan


desa

d. pelaksanaan kerjasama antar desa


e. ……………. dll.

5. Pelaksanaan pengawasan kinerja kepala desa.

6. Pelaksanaan Evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan


pemerintahan desa;

Anda mungkin juga menyukai