TATA TERTIB
B.P.D
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa .........
Kecamatan ......... Kabupaten ...........
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN BPD
Pasal 2
Pasal 3
BPD adalah:
1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa ....... berdasarkan keterwakilan
wilayah yang ditetapkan dengan cara pemilihan langsung atau musyawarah dan
mufakat;
2. Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 9 (sembilan) yang
merupakan 1 (satu) perwakilan dari setiap dusun;
3. Jumlah Anggota BPD Desa 9 (sembilan) orang merupakan perwakilan dari setiap
dusun dengan memperhatikan wilayah, perempuan, penduduk, dan kemampuan
keuangan desa;
4. BPD terdiri dari pimpinan teridiri dari 1 (satu) Ketua, 1 (satu) Wakil Ketua dan 1
( satu ) Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa dan anggota.
Pasal 4
Calon anggota BPD adalah penduduk Desa ,,,,,,,,,,,,,,,,,, dengan syarat-syarat :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta Pemerintah;
c. Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTP sederajat ;
d. Berumur sekurang-kurangya 20 atau sudah/pernah menikah;
e. Sehat jasmani dan rohani ;
f. Berkelakuan baik, jujur, adil dan peduli terhadap masyarakat dan lingkungannya
g. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana;
h. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap ;
i. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di Desa Pulau Panggung
sekurang-kurangya 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus;
j. Mengenal daerahnya serta dikenal oleh masyarakat;
k. bersedia dicalonkan dan mencalonkan diri menjadi anggota BPD;
l. Tidak mewakili partai politik;
m. Belum pernah diangkat sebagai anggota BPD tiga kali masa jabatan secara berturut-
turut;
n. Bukan sebagai perangkat pemerintah desa;
o. Wakil penduduk yang dipilih secara demokratis.
BAB III
PEMILIHAN, PENETAPAN DAN PERESMIAN
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
1. Peresmian keanggotaan BPD dilakukan dalam suatu upacara oleh Bupati Lampung
Utara atau pejabat yang ditunjuk;
2. Peresmian sebagaimana dimaksud ayat (1) ditandai dengan pengambilan sumpah /
janji secara bersama – sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati
Lampung Utara atau pejabat yang ditunjuk;
3. Bunyi sumpah / janji anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah sebagai
berikut :
" Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban
saya selaku anggota Badan Permusyawaratan Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-
jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan bahwa saya akan
menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan
dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, daerah, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Pasal 8
1. Masa bakti anggota BPD selama 6 (enam) tahun, dan berakhir pada saat anggota
BPD yang baru mengucapkan sumpah / janji;
2. Anggota BPD yang telah mengakhiri masa baktinya dapat dipilih kembali untuk 2 (dua)
priode berikutnya;
3. BPD Desa Pulau Panggung terdiri dari Komisi – Komisi.
BAB IV
PEMBERHENTIAN ANGGOTA DAN PIMPINAN BPD ANTAR WAKTU
Pasal 9
1. Keanggotaan BPD berhenti atau diberhentikan karena :
a. meninggal dunia ;
b. atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan BPD;
c. telah berakhirnya masa jabatan dan telah dilantiknya anggota BPD yang baru
d. terdakwa atau terpidana ; dan
e. diusulkan berhenti oleh masyarakat ditingkat Dusun
f. tidak aktif melaksanakan tugas dan kewajiban berturut-turut selama 6(enam)
bulan.
2. Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e
setelah adanya hasil konfirmasi dan verifikasi atau penyidikan;
3. Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e
diusulkan oleh pimpinan BPD melalui rapat khusus BPD disampaikan kepada Bupati
melalui Camat;
4. Anggota BPD berhenti karena meninggal dunia dan atau atas permintaan sendiri
diusulkan oleh pimpinan BPD;
5. Anggota BPD yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
mendapatkan persetujuan 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota BPD;
6. Anggota Badan Permusyawaratan Desa diberhentikan karena:
a. berakhir masa keanggotaan;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa; atau
d. melanggar larangan sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa.
7. Pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Desa diusulkan oleh pimpinan
Badan Permusyawaratan Desa kepada bupati/walikota atas dasar hasil musyawarah
Badan Permusyawaratan Desa;
8. Peresmian pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan
dengan keputusan bupati/walikota;
Pasal 10
Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan antar waktu diadakan penggantian
1) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti antar waktu adalah sisa waktu yang
belum dijalankan oleh anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan;
2) Pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) diganti oleh calon lain dari
lingkungan Dusun yang sama dengan anggota yang berhenti antar waktu;
3) Calon pengganti sebagaimana dimaksud ayat (2) diambil dari daftar urutan nomor
berikutnya calon anggota BPD yang ada di Dusun yang bersangkutan;
4) Penetapan calon anggota BPD pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) sebagai anggota BPD pengganti antar waktu ditetapkan oleh BPD dan
diusulkan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapat peresmian;
5) Peresmian anggota BPD pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan dengan keputusan Bupati;
6) Pemberhentian antar waktu anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (1)
disebabkan :
a. meninggal dunia ;
b. atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan BPD;
c. bertempat tinggal diluar wilayah RW yang diwakilinya;
d. melanggar sumpah/janji dan melakukan perbuatan tercela sebagai anggota BPD;
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota BPD, sebagaimana dimaksud
pasal 4;
f. pengisian pimpinan/anggota BPD di wilayah yang tidak memiliki calon pengganti
maka dipilih/diusulkan oleh masyarakat setempat melalui musyawarah mufakat.
Pasal 11
Bagian Pertama
Pencalonan Kepala Desa
Pasal 13
Bagian Kedua
Pemilihan
Pasal 14
Mekanisme pemilihan Kepala Desa diatur dengan tata tertib Panitia Pemilihan Kepala
Desa yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang berlaku dan ditetapkan
dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa.
Bagian Ketiga
Mengusulkan Pengangkatan Kepala Desa
Pasal 15
2. Pejabat lain yang ditunjuk adalah wakil bupati/walikota atau camat atau sebutan lain;
3. Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan kepala Desa, bupati/walikota wajib
menyelesaikan perselisihan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari.
Bagian Keempat
Pemberhentian Kepala Desa
Pasal 16
Bagian Kelima
Pemilihan Kepala Desa antar waktu melalui musyawarah desa
Pasal 17
Musyawarah Desa yang diselenggarakan khusus untuk pelaksanaan pemilihan kepala
Desa antarwaktu dilaksanakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung
sejak kepala Desa diberhentikan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Sebelum penyelenggaraan musyawarah Desa, dilakukan kegiatan yang meliputi:
a. pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antarwaktu oleh Badan
Permusyawaratan Desa paling lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;
b. pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa oleh panitia pemilihan
kepada penjabat kepala Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
Hari terhitung sejak panitia terbentuk;
c. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat kepala Desa paling lama
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejak diajukan oleh panitia
pemilihan;
d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa oleh panitia pemilihan
dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari;
e. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh panitia
pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari; dan
f. penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia pemilihan paling sedikit 2
(dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan
pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak
dipilih dalam musyawarah Desa.
BAB VI
PERATURAN DESA, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA,
PENGAWASAN, SARAN DAN ASPIRASI
Bagian Pertama
Membentuk Peraturan Desa
Pasal 18
1. Rancangan peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa;
2. Badan Permusyawaratan Desa dapat mengusulkan rancangan peraturan Desa
kepada pemerintah desa;
3. Rancangan peraturan Desa wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Desa untuk
mendapatkan masukan;
4. Rancangan peraturan Desa ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa;
5. Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh
pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk ditetapkan
menjadi peraturan Desa paling lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal
kesepakatan;
6. Rancangan peraturan Desa wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan
membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima belas) Hari terhitung sejak
diterimanya rancangan peraturan Desa dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa;
7. Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat sejak diundangkan dalam lembaran Desa dan berita Desa oleh sekretaris
Desa;
8. Peraturan Desa yang telah diundangkan disampaikan kepada bupati/walikota sebagai
bahan pembinaan dan pengawasan paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah diundangkan;
9. Peraturan Desa wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa.
Bagian Kedua
Menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Aset Desa
Pasal 19
1. Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama oleh kepala Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa paling lambat bulan Oktober tahun berjalan;
2. Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disampaikan oleh kepala Desa
kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) Hari
sejak disepakati untuk dievaluasi;
3. Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan Desa tentang
APB Desa kepada camat atau sebutan lain;
4. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember
tahun anggaran berjalan;
5. Pengelolaan kekayaan milik Desa yang berkaitan dengan penambahan dan
pelepasan aset ditetapkan dengan peraturan Desa sesuai dengan kesepakatan
musyawarah Desa.
Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 20
1. BPD mempunyai tugas dan wewenang melakukan pengawasan terhadap :
a. Pelaksanaan Peraturan Desa;
b. Pelaksanaan Peraturan Kepala Desa;
c. Pelaksanaan Keputusan Kepala Desa;
d. Kebijakan Pemerintah Desa;
e. Pelaksanaan Kerjasama.
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan dengan menggunakan
hak BPD dan melalui rapat/musyawarah BPD dalam Peraturan Tata Tertib ini;
3. Kepala Desa menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Badan Permusyawaratan Desa secara
tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran;
4. Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa paling sedikit memuat
pelaksanaan peraturan Desa;
5. Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa digunakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan fungsi pengawasan kinerja kepala
Desa.
Bagian Keempat
Memberikan Saran dan Pertimbangan
Pasal 21
1. BPD mempunyai tugas dan wewenang memberikan saran dan pertimbangan kepada
Pemerintah Desa;
2. Saran dan pertimbangan yang dimaksud ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada
Pemerintah Desa diminta maupun tidak diminta;
Bagian Kelima
Menampung Aspirasi Masyarakat
Pasal 22
BAB VIII
HAK-HAK BPD
Bagian Pertama
Pasal 24
1. Untuk melaksanakan tugas, wewenang dan fungsi dalam Peraturan tata tertib ini,
BPD mempunyai hak – hak sebagai berikut :
1. Hak BPD :
a. Mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan pemerintahan
desa kepada Pemerintah Desa;
b. Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan desa;
c. Mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari
APBDesa.
2. Hak anggota BPD :
a. Mengajukan usul rancangan Perdes;
b. Mengajukan pertanyaan;
c. Menyampaikan usul dan atau pendapat;
d. Memilih dan dipilih serta mendapat tunjangan dari APBDes;
Bagian Kedua
Tata Cara Penggunaan Hak
Pasal 25
1. Ketentuan hak – hak yang dimaksud pasal 25, hanya dapat diajukan oleh sekurang –
kurangnya ........ orang anggota BPD;
2. Usul sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada pimpinan BPD secara
tertulis, singkat dan jelas ditanda tangani pengusul;
3. Selambat – lambatnya 1 minggu setelah menerima usul dimaksud ayat (2) Pimpinan
BPD mengadakan rapat / musyawarah Panmus;
4. Rapat/musyawarah Panmus dapat menerima atau menolak usul yang diajukan
pengusul dengan ketentuan, apabila usulan ditolak maka tidak boleh lagi diajukan
untuk masa sidang atau rapat / musyawarah pada tahun berjalan dan apabila diterima
harus ditindaklanjuti oleh Pimpinan BPD sesuai dengan kepentingannya.
Bagian Ketiga
Hak Anggaran
Pasal 26
1. Dalam setiap tahun anggaran, BPD menyusun dan menetapkan tunjangan dan
operasional BPD kepada Kepala Desa untuk dimasukkan didalam APBDesa sesuai
dengan Perundang-undangan yang berlaku;
2. Tunjangan dan operasional BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) disusun oleh
Panitia Anggaran setelah menerima masukan dari para anggota BPD sebelum
disampaikan oleh Kepala Desa;
3. Tunjangan dan operasional BPD sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan oleh
ketua BPD kepada Kepala Desa untuk dimasukan kedalam Rancangan Anggran
Pendapatan dan Belanja Desa.
Bagian Keempat
Hak Meminta Keterangan Pemerintah Desa
Pasal 27
Bagian Kelima
Hak Menyatakan pernyataan pendapat
Pasal 28
1. Hak menyatakan pernyataan pendapat dilaksanakan menurut ketentuan ayat pasal
21, Peraturan tata tertib ini;
2. Mengusulan hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai
dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya:
a. materi dan alasan pengajuan usul pernyataan pendapat ;
b. materi dan bukti yang sah atas dugaan adanya tindakan atau materi dan bukti
yang sah atas dugaan tidak dipenuhinya syarat sebagai Kepala Desa;
3. Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan oleh pimpinan BPD dalam
rapat / musyawarah paripurna dan dibagikan kepada seluruh anggota BPD;
4. Panitia Musyawarah membahas dan menjadwalkan rapat / musyawarah paripurna
atas usul menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan dapat
memberikan kesempatan kepada pengusul untuk memberikan penjelasaan atas usul
menyatakan pendapatnya secara ringkas;
5. Selama usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) belum disetujui oleh rapat / musyawarah paripurna pengusull berhak
mengadakan perubahan dan menarik usulnya kembali;
6. Apabila usul sebagaimana dimaksud pada ayat (5) pengusul menarik usulnya
kembali. Maka usul tersebut menjadi gugur dengan sendirinya;
7. Dalam hal rapat/musyawarah paripurna menyetujui usul hak menyatakan pendapat,
rapat/musyawarah paripurna membentuk panitia khusus;
8. Panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (7), melakukan pembahasan
dengan Kepala Desa;
9. Dalam melakukan pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) , Kepala
Desa dapat diwakilkan oleh Perangkat Desa;
10. Dalam pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dan ayat (9), panitia
khusus dapat mengadakan rapat / musyawarah kerja, rapat / musyawarah dengar
pendapat, dan/atau rapat / musyawarah dengar pendapat umum dengan pihak yang
dipandang perlu, termasuk pengusul;
11. Setelah pembahasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (8), ayat (9) dan ayat (10)
dilanjutkan dengan pengambilan keputusan dalam rapat / musyawarah paripurna
untuk menyepakati fan membahas pernyataan pendapat tersebut.
Bagian Keenam
Hak Pengawasan Kinerja Kepala Desa
Pasal 29
1. Keputusan BPD mengenai usul menyatakan pendapat yang berupa pengawasan
pelaksanaan kinerja kepala desa;
2. Keputusan BPD mengenai usul menyatakan pendapat selain yang dimaksud pada
ayat (1), disampaikan kepada Kepala Desa;
3. Apabila usul menyatakan pendapat terbukti atau bisa dibuktikan sebagaimana
dimaksud ayat (1), BPD menyelenggarakan rapat / musyawarah paripurna untuk
meneruskan hasil menyatakan pendapat pada Camat untuk evaluasi oleh Bupati.
Bagian Ketujuh
Hak Mengajukan Pertanyaan
Pasal 30
Bagian Kedelapan
Hak Keuangan / Administrasi
Pasal 31
Pasal 32
Bagian Kedua
Jenis Rapat
Pasal 33
1. Rapat – rapat terdiri dari :
a. Rapat / musyawarah Paripurna BPD;
b. Rapat / musyawarah Paripurna Khusus BPD;
c. Rapat / musyawarah Pimpinan BPD;
d. Rapat / musyawarah Bidang-Bidang;
e. Rapat / musyawarah Dengar Pendapat;
l. Rapat / musyawarah lain – lain.
2. Rapat / musyawarah Paripurna BPD adalah Rapat anggota BPD yang dipimpin oleh
Ketua BPD yang merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan tugas dan
wewenang menetapkan Rancangan Peraturan Desa menjadi Peraturan Desa dan
menetapkan keputusan BPD;
3. Rapat / musyawarah Paripurna Khusus adalah rapat anggota BPD yang dipimpin oleh
Ketua BPD untuk melaksanakan suatu acara khusus dan membahas hal – hal
khusus;
4. Rapat / musyawarah Pimpinan BPD adalah rapat – rapat unsur pimpinan yang
dipimpin oleh ketua dan wakil ketua BPD;
5. Rapat / musyawarah Bidang-Bidang adalah rapat anggota Bidang yang dipimpin oleh
Pimpinan Bidang;
6. Rapat / musyawarah Dengar Pendapat adalah rapat panitia atau rapat panitia
anggaran atau rapat komisi atau rapat gabungan komisi dengan lembaga
kemasyarakatan atau tokoh masyarakat;
7. Rapat – rapat / musyawarah lain adalah rapat yang perlu diadakan yang dipimpin oleh
ketua atau wakil Ketua BPD dengan Kepala Desa atau Perangkat Desa.
Bagian Ketiga
Sifat Rapat
Pasal 34
1. Rapat / musyawarah BPD bersifat terbuka untuk umum kecuali dinyatakan tertutup
berdasarkan peraturan tata tertib ini dan atas kesepakatan Pimpinan BPD;
2. Rapat / musyawarah terbuka adalah Rapat anggota BPD yang dihadiri oleh umum;
3. Rapat / musyawarah tertutup adalah rapat anggota BPD yang tidak boleh dihadiri oleh
umum;
4. Pembicaraan dalam rapat tertutup rahasia dan tidak boleh diumumkan;
Pasal 35
1. Mekanisme musyawarah Badan Permusyawaratan Desa sebagai berikut:
a. musyawarah Badan Permusyawaratan Desa dipimpin oleh pimpinan Badan
Permusyawaratan Desa;
b. musyawarah Badan Permusyawaratan Desa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa;
c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah guna mencapai
mufakat;
d. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara pemungutan suara
e. pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam huruf d dinyatakan sah apabila
disetujui oleh paling sedikit ½ (satu perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota
Badan Permusyawaratan Desa yang hadir; dan
f. hasil musyawarah Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan keputusan
Badan Permusyawaratan Desa dan dilampiri notulen musyawarah yang dibuat oleh
sekretaris Badan Permusyawaratan Desa.
Bagian Keempat
Tata Cara Pembicaraan
Pasal 36
1. Untuk kelancaran jalannya rapat / musyawarah, Pimpinan rapat / musyawarah dapat
menetapkan tahapan pembicaraan setelah mendapat persetujuan dari peserta rapat;
2. Setiap anggota BPD yang akan berbicara mencatatkan namanya kepada Pimpinan
rapat / musyawarah sebelum sesuatu hal dimulai;
3. Giliran berbicara diatur menurut urutan permintaan kecuali terdapat hal – hal tertentu
yang menurut pertimbangan ketua rapat memungkinkan giliran berbicara tidak
menurut urutan permintaan;
4. Anggota berbicara ditempat yang telah disediakan setelah mendapat izin dari
pimpinan rapat / musyawarah selama anggota berbicara tidak boleh diganggu;
5. Ketua rapat / musyawarah hanya dapat berbicara selaku pimpinan rapat /
musyawarah untuk menyelesaikan masalah yang menjadi pokok pembicaraan;
6. Apabila ketua rapat / musyawarah ingin berbicara selaku anggota, maka pimpinan
rapat diserahkan sementara kepada anggota pimpinan rapat / musyawarah
sementara.
Pasal 37
Bagian Kelima
Tahapan Pembicaraan
Pasal 38
1. Pembahasan Peraturan Desa melalui Tahap I, Tahap II dan Tahap III;
2. Tahap I dalam rapat / musyawarah paripurna BPD
a. Penjelasan Kepala Desa terhadap Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari
BPD;
b. Penjelasan pengusul dari Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari BPD;
c. Rancangan Peraturan Desa dari Kepala Desa dilakukan pemandangan umum
oleh para anggota BPD kemudian Kepala Desa memberikan jawaban;
d. Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari BPD, Kepala Desa menyampaikan
pendapat kemudian pengusul atau BPD memberikan jawabannya.
3. Apabila dalam tahap II antara Komisi BPD dan Pemerintah Desa tidak terdapat
kesepakatan, maka permasalahannya disampaikan kepada Ketua BPD untuk ditelaah
lebih lanjut;
4. Setelah mendengarkan pertimbangan Panitia Musyawarah Ketua BPD mengambil
keputusan untuk diajukan kedalam pembahasan Tahap III.
5. Tahap III dalam rapat / musyawarah Paripurna BPD disampaikan kata akhir :
a. Kata akhir Kepala Desa terhadap Rancangan Peraturan Desa yang berasal
dari Pemerintah Desa;
b. Kata akhir pengusul atau anggota BPD terhadap Rancangan Peraturan Desa
yang berasal dari prakarsa BPD;
c. Setelah penyampaian kata akhir sebagaimana dimaksud huruf a dan b ayat ini,
maka BPD menyepakati Rancangan Peraturan Desa untuk ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
Pasal 39
Bagian Keenam
Risalah Rapat dan Laporan
Pasal 40
1. Untuk setiap rapat / musyawarah paripurna, paripurna khusus dan paripurna
istimewa BPD, dibuat risalah resmi dan ditanda tangani oleh sekretaris BPD dan
diketahui oleh Pimpinan rapat / musyawarah;
2. Risalah sebagaimana dimaksud ayat (1) memuat secara lengkap jalannya
pembicaraan rapat / musyawarah disertai catatan mengenai :
a. Jenis dan sifat rapat / musyawarah;
b. Hari dan tanggal rapat / musyawarah;
c. Tempat rapat / musyawarah;
d. Acara rapat / musyawarah;
e. Waktu pembukaan dan penutupan rapat / musyawarah;
f. Pimpinan rapat / musyawarah;
g. Daftar hadir anggota BPD peserta rapat/musyawarah, dan keterangan anggota
yang tidak hadir;
h. Kepala Desa atau pejabat yang mewakilinya atau pejabat pemerintah lainnya;
i. Undangan hadir;
j. Proses tentang pengambilan keputusan.
3. Setelah rapat/musyawarah selesai, maka sekretaris BPD segera menyusun
rancangan risalah rapat atau risalah rapat/musyawarah sementara untuk
dibacakan atau dibagikan kepada Anggota BPD peserta rapat / musyawarah atau
pihak yang bersangkutan;
4. Setiap anggota BPD peserta rapat / musyawarah dapat mengoreksi risalah rapat
sebagaimana dimaksud ayat (3) untuk perbaikan atau penyempurnaan sesuai
dengan pokok pembicaraan dalam rapat / musyawarah.
Pasal 41
1. Untuk setiap rapat / musyawarah Pimpinan, Rapat / musyawarah panitia, Rapat /
musyawarah Panitia Anggaran, Rapat Gabungan Panitia, Rapat Kerja, Rapat Dengar
Pendapat, dibuatkan catatan Rapat / musyawarah yang ditandatangani Pimpinan
Rapat / musyawarah yang bersangkutan;
2. Catatan rapat / musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah catatan
mengenai pokok – pokok pembicaraan, kesimpulan atau keputusan yang diambil
dengan dilengkapi keterangan;
3. Untuk setiap rapat / musyawarah Komisi/Bidang, Rapat / musyawarah Panitia
Anggaran, Rapat / musyawarah Gabungan Panitia, Rapat / musyawarah Kerja,
Rapat / musyawarah Dengar Pendapat, dibuatkan laporan tertulis dan disampaikan
kepada pimpinan BPD.
Pasal 42
1. Selain anggota, Rapat / musyawarah BPD dapat dihadiri oleh :
2. Undangan Peserta, ialah mereka yang bukan anggota BPD yang hadir dalam
rapat atas undangan pimpinan BPD
3. Peninjau, ialah mereka yang bukan anggota BPD yang hadir dalam rapat tanpa
undangan Pimpinan BPD
4. Undangan peserta rapat / musyawarah dapat meminta hak bicara dalam rapat
atas persetujuan pimpinan rapat, tetapi tidak mempunyai hak suara
5. Peninjau tidak boleh menyatakan sesuatu baik dengan ucapan maupun dengan
cara lain, dan tidak punya hak bicara maupun hak suara
BAB X
ALAT KELENGKAPAN BPD
Pasal 43
Alat Kelengkapan BPD terdiri dari:
1. Pimpinan BPD;
2. Bidang-Bidang.
Bagian Pertama
Pimpinan BPD
Pasal 44
1. Pimpinan BPD adalah alat kelengkapan BPD yang merupakan kesatuan pimpinan
yang bersifat kolektif, terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang
Sekretaris;
2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat Paripurna BPD dan
ditetapkan dengan Keputusan BPD;
3. Pemilihan Pimpinan BPD dilaksanakan dengan azas langsung,umum, bebas dan
rahasia;
4. Masa jabatan Pimpinan sama dengan masa jabatan keanggotaan;
5. Hasil pemilihan BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diresmikan oleh Bupati
dan pelantikannya dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
Bagian Kedua
Tugas dan Kewajiban Pimpinan BPD
Pasal 45
1. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan Wakil
Ketua BPD dan mengumumkannya dalam Rapat Paripurna pada awal tahun;
2. Memimpin Rapat / musyawarah Paripurna, Pleno, dan Rapat – rapat / musyawarah
lainnya dengan menjaga agar peraturan tata tertib bisa dillaksanakan;
3. Menyimpulkan persoalan yang dibicarakan dalam rapat / musyawarah yang
dipimpinnya;
4. Melaksanakan keputusan – keputusan rapat / musyawarah;
5. Mengadakan koordinasi dengan Kepala Desa atau pihak – pihak lain yang dianggap
perlu;
6. Menentukan Kebijakan APBDes berdasarkan pertimbangan Penitia Anggaran;
7. Menerima dan menindak lanjuti laporan dari komisi – komisi dan Anggota BPD;
8. Sekurang – kurangnya 3 (tiga) bulan sekali mengadakan Rapat / musyawarah
Pimpinan untuk mengevaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban yang
dilakukan oleh panitia, Komisi, dan Para anggota BPD.
Bagian Ketiga
Bidang-Bidang
Pasal 46
1. Bidang-Bidang adalah merupakan alat kelengkapan BPD yang bersifat tetap dan
dibentuk oleh BPD pada awal masa keanggotaannya;
2. Setiap anggota BPD kecuali Pimpinan harus menjadi Anggota Bidang-Bidang dari
salah satu Anggota BPD;
3. Bidang-Bidang yang membidangi tugas – tugas tertentu terdiri dari :
a. Bidang Penyelenggaraab Pemerintahan dan Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan; membidangi Pemerintahan;
b. Bidang Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
4. Bidang-Bidang sebagaimana yang dimaksud ayat (3) dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari anggotanya;
5. Ketua dan susunan keanggotaan Bidang-Bidang diadakan pergiliran setiap satu
tahun sekali.
Pasal 47
1. Bidang-Bidang sebagaimana yang dimaksud Pasal 47 ayat (2) Tugas dan
kewajibannya adalah:
2. Menyusun rencana Kerja setiap awal tahun sidang melaporkan hasil kerjanya pada
akhir tahun sidang pada Pimpinan BPD;
3. Melakukan Bahasan terhadap rancangan peraturan Desa dan rencana keputusan
BPD yang menjadi bidang tugasnya;
4. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan
dan perekonomian, Kemasyarakatan Umum dan Keuangan yang dilaksanakan
Pemerintah Desa;
5. Mengadakan kunjungan kerja atau peninjauan yang dianggap perlu atas persetujuan
Pimpinan BPD;
6. Mengadakan rapat – rapat untuk membahas sesuatu hal yang berada dalam ruang
lingkup tugasnya baik intern maupun dengan pemerintah Desa;
7. Menerima dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
8. Menerima usul, saran dan pernyataan pendapat Pimpinan BPD mengenai hal yang
termasuk dalam tugasnya;
9. Mengajukan pendapat dan pernyataan tertulis kepada Kepala Desa melalui Pimpinan
BPD mengenai penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan perekonomian,
Kemasyarakatan Umum dan Keuangan yang dilaksanakan Pemerintah Desa;
10. Membahas Nota Pimpinan BPD surat – surat masuk dan pengaduan langsung dari
masyarakat;
11. Melaporkan hasil kerja komisi kepada Pimpinan BPD.
BAB XI
PERATURAN PERUBAHAN
Pasal 48
1. Peraturan Perubahan Tata tertib ini hanya bisa dilakukan atau diajukan sekurang –
kurangnya ½ ( setengah ) ditambah 1 ( satu ) dari jumlah anggota BPD;
2. Perubahan yang dimaksud ayat (1) dilaksanakan berdasarkan keputusan Rapat /
musyawarah Paripurna yang khusus diadakan untuk itu.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Hal – hal yang belum cukup diatur dalam peraturan Tata tertib ini diatur lebih lanjut
dan ditetapkan melalui Keputusan Pimpinan BPD setelah mendengar pertimbangan
seluruh anggota BPD.
Pasal 50
Dengan berlakunya peraturan tata tertib ini, maka peraturan Tata tertib BPD Nomor
…..Tahun ….. dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
Pasal 51
Peraturan Tata Tertib ini berlaku pada saat ditetapkan.
Anggota
( ...............) ( ...............)
A. BENTUK RANCANGAN PERATURAN di DESA
TENTANG
Menimbang: a. bahwa …;
b. bahwa …;
c. dan seterusnya …;
Mengingat: 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya …;
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
…
Pasal …
BAB …
(dan seterusnya)
Pasal . . .
Ditetapkan di …
pada tanggal …
KEPALA DESA…(Nama Desa),
tanda tangan
NAMA
Diundangkan di …
pada tanggal …
SEKRETARIS DESA … (Nama Desa),
tanda tangan
NAMA
Menimbang: a. bahwa …;
b. bahwa …;
c. dan seterusnya …;
Mengingat: 1. …;
2. …;
3. dan seterusnya …;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
TENTANG
Pada hari ini ……… tanggal …………. bulan ………………. Tahun Dua Ribu …………
kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Demikianlah Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam
rangkap 2 (dua) untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
(…………………………………) (…………………………………)
D. BENTUK RANCANGAN BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA
Pada hari ini …………… tanggal ………………….. Bulan ……………….. Tahun DUA
RIBU ……………….., bertempat di desa …………………. , Kecamatan ………………..,
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan dihadiri oleh Ketua, Anggota Badan
permusyawaratan Desa, Kepala Desa dan perangkat Desa serta Tokoh masyarakat,
Tokoh Agama, Tokoh Pemuda Karang Taruna serta Organisasi Wanita dalam rangka
membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran …...
Dalam Musyawarah Desa tersebut telah diperoleh kata sepakat mengenai pokok-pokok
hasil musyawarah dengan para peserta sebagai berikut :
b. Bidang Pembangunan
a. ...................................
b. ...................................
c. ..................................
d.dst
a. .......................................
b. .......................................
c. .......................................
d.dst
a. ...............................................
b. ..............................................
c. ...............................................
d.dst
Demikian Berita Acara Musyawarah Desa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Sekretaris BPD,
(……………………………………..)
HAL
Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan surat
masuk yang diterima
NAMA
HAL
INSTANSI
NO TANGGAL KET
PENGIRIM
1 2 3 4 5 6 7
Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan surat
masuk yang diterima
TANGGAL
Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan surat yang dikirim
KEADAAN
KEADAAN BARANG/
BARANG
BANGUNAN AWAL
ASAL BARANG/BANGUNAN TAHUN KET
BANTUAN
JENIS
BARANG/ KAB/ TGL
APBDesa PEMERINTAH PROV SUMBANGAN BAIK RUSAK RUSAK DIJUAL DISUMBANGKAN BAIK RUSAK
BANGUNAN PENGHAPUSAN
NO
Cara Pengisian :
PENERIMAAN PENGELUARAN
NO TGL URAIAN (Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5
JUMLAH
Cara Pengisian :
1 2 3 4 5 6 7
Cara Pengisian :
Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan jabatan pada Badan Permusyawaratan Desa
Kolom 5 diisi dengan tempat/kota kelahiran dan tanggal, bulan serta tahun kelahiran anggota
Kolom 9 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pengangkatan
Kolom 10 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pemberhentian
Cara Pengisian :
Kolom 5 diisi dengan agenda yang dilaksanakan dan apa yang dihasilkan
1 2 3 4 5
Cara Pengisian :
Kolom 5 diisi dengan langkah tindak lanjut serta pihak yang diminta
menindaklanjuti aspirasi.
10. Buku Daftar Hadir Rapat BPD
1 2 3 4 5
Cara Pengisian :
RINGKASAN
NO HARI/TANGGAL MATERI RAPAT PESERTA
PEMBAHASAN
1 2 3 4 5
Cara Pengisian :
Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun rapat dilaksanakan
NOMOR, TANGGAL
NO. TENTANG URAIAN SINGKAT KET
PERATURAN/KEPUTUSAN BPD
Cara Pengisian :
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan Peraturan/Keputusan BPD
Cara Pengisian :
Kolom 2 diisi diisi dengan nomor ,tanggal, bulan dan tahun peraturan desa
ditetapkan.
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan Keputusan BPD.
TENTANG/HAL
NO HARI/TANGGAL POKOK-POKOK KEPUTUSAN KETERANGAN
STRATEGIS
1 2 3 4 5
Cara Pengisian :
dimusyawarahkan
desa
1 2 3 4
Cara Pengisian :
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan keputusan musyawarah perencanaan pembangunan desa
KECAMATAN ……………………………
KABUPATEN …………........ Alamat:
……………………………………………………..……………………………………….
I. Dasar Hukum