Disusun oleh:
Auzan Hudzaifah 22020116140068
Fahmi Rois 22020116140086
Dedy Indra Eduadro P.S 22020116130061
Mirza Hielmy Muthohar 22020116130093
Pendahuluan
Covid-19 adalah penyakit baru, penyakit ini berbeda dengan yang
penyebabnya oleh corona virus seperti SARS dan MERS. Virus ini menyebar dengan
sangat cepat dan wabah dapat tumbuh pada tingkat yang eksponensial. Saat ini belum
ditemukan terapi atau vaksin yang dapat mengobati atau mencegah covid-19. Menurut
data yang di dapatkan dari negara yang terkena dampak awal pandemi, didapatkan 40%
kasus mengalami penyakit ringan, 40% kasus mengalami penyakit sedang termasuk
pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan memiliki
penyakit kritis1.
Tingkat mortalitas berbeda-beda di setiap negara, tergantung populasi yang
terdampak. Fatalitas kasus klinis kasar saat ini lebih dari 3% angka tersebut dapat
meningkat dengan bertambahnya usia. Peningkatan dapat menjadi 15% atau menjadi
lebih tinggi pada pasien di atas 80 tahun. Hal tersebut dapat diperparah dengan penyakit
bawaan dan juga dapat mempengaruhi sistem yang lain seperti sistem kardiovaskular,
pernapasan dan kekebalan tubuh. Dengan begitu dapat memberikan risiko penyakit
yang parah dan kematian1.
Situasi saat ini, virus corona bukan lah suatu penyakit yang dapat diabaikan
begitu saja. Jika dilihat dari gejalanya menurut orang awam hal tersebut merupakan
influenza biasa. Tahun 2020 perkembangan virus ini sangat signifikan. Penyebarannya
sudah hampir keseluruh dunia termasuk Indonesia2. Pada tanggal 2 Maret 2020
pemerintah Indonesia mengumumkan adanya warga yang terkena virus corona
sebanyak 2 orang. Hal tersebut disampaikan oleh presiden Joko Widodo bersama
dengan mentri kesehatan Terawan Agus Putranto3.
Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang
Diskusi
Lembaga
Tanggal Kebijakan Sumber
Penerbit
4 Februari Departemen Deklarasi Novel 2019-nCov Keputusan Menteri
2020 Kesehatan sebagai Penyakit yang dapat HK.01.07/MENKES/104/2020
menyebabkan wabah dan
tindakan responsnya
Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang
Transmigrasi
31 Maret Presiden Kebijakan Penganggaran Peraturan Pemerintah di
2020 Nasional dan Stabilitas Indonesia
Sistem Penganggaran untuk Pengganti UU No 1/2020
Bencana Pandemi COVID-
19
dan / atau Mengelola
Ancaman untuk Ekonomi
Nasional dan / atau Sistem
Penganggaran Stabilitas
Sebagian besar negara di dunia tidak siap dan tanggap dalam merespon dampak
Covid – 19. Seperti halnya dengan Indonesia 8. Tabel diatas menunjukkan bahwa
sebagian besar kebijakan pemerintah dikeluarkan setelah 13 Maret 2020 ketika
Presiden membentuk Satuan Tugas. Hal ini sangat jauh disbanding kasus konfirmasi
Covid-19 di Cina pada bulan Desember 2019. Salah satu yang paling penting adalah
Instruksi Presiden 4/2020 (Instruksi Presiden Nomor 4/2020) secara khusus
menginstruksikan untuk memfokuskan kembalikegiatan pembangunan, realokasi
anggaran pemerintah, dan pengadaan-ment barang dan jasa untuk respon cepat dan
dipercepat untuk COVID-19 (Refocussing Kegiatan , Realokasi Anggaran, Serta
Pengadaan Barang dan Layanan dalam rangka Percepatan Penanganan Penyakit Corona
Virus 2019.
Tujuan utama yang harus dicapai dalam kondisi wabah Virus Corona seperti saat ini
adalah tercapainya strategi nasional penanganan Covid-19. Pemeerintah Indonesia sendiri
belum mengeluarkan strategi nasional penanganan Covid-19. Sebagai upaya dalam merespon
pandemi, World health organization (WHO), merilis secara resmi dokumen panduan. Dokumen
tersebut berisi pedoman bagi setiap negara untuk mempersiapkan dan menyusun strategi dalam
menghadapi penyebaran virus corona baik skala nsional maupun skala sub nasional.
Strategi tersebut terdiri dari perencanaan dan kordinasi, melibatkan komunitas dalam
membatasi penyebaran, menemukan, menguji dan merawat kasus dan karantina untuk
mengoontrol tranasmisi, meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan layanan kesehatan,
adaptasi strategi berdasasr risiko, kapasitas dan kerentanan, menekan transmisi komunitas,
pengaturan kelompok ekonomi rendah dan rentan10.
Dalam segi penyusunan rencana dan koordinasi pemerintah Indonesia telah membentuk
gugus tugas penanganan Covid 19 pada 13 Maret 2020 berdasarkan Keputusan Presiden
(Keppres) 9/2020 untuk meningkatkan percepatan respon dan penanganan Covid 19. Kemudian
berberapa kementerian seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian
BUMN juga melibatkan mahasiswa dan masyarakat sebagai relawan yang aktiv memberikan
edukasi mengenai langkah – langkah perlindungan diri cari Covid – 19 dan sebagian juga
terlibat dalam penanganan pasien Covid – 19 di berbagai tempat di seluruh Indonesia.
screaning. Kemudian mengidentifikasi dan melacak pasien yang terkontak langsung dengan
pasien selama 14 hari. Hal ini sangat sesuai dengan ajuran dari WHO itu sendiri.
Salah satu penentu utama dalam keefektivan pemerintah dalam menangani Covid -19
adalah memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan dan fasilitas penunjjangnya tetap
terpenuhi. Karena respon pemerintah yang cenderung terlambat dalam menyikai status
pandemic Covid -19 menyebabkan pemerrintah cukup kualahan pada awal wabah di Indonesia.
Seperti banyak kasus yang dilaporkan mengenai kelangkaan alat perlindungan diri (APD),
ruang perawatan yang kurang memadai, hingga keterbatasan alat dan lamanya proses
pemeriksaan Covid -19.
Hal yang tidak kalah penting dalam meminimalisir trnasmisi atau peyebaran adalah
menentukan langkah yang tepat dalam menekan penyebaran penyakit ini. Langkah yang diambil
pemerintah dalam hal ini utamanya adalah penerapan pembatasan social berskala besar (PSBB)
berdasar Peraturan Pemerintah No 21/2020 dan pembatasan mudik berdasar permenhub Nomor
25 Tahun 2020. Dalam hal ini pemerintah tampak tidak konsisten karena terdapat beragai
perubahan dan berbagai pelongaran terkait kebijakan ini 12 sehingga hal ini dapat menimbulkan
kebingungan publik. Dari beragai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang
diterapkan pemerintah Indonesia dalam menangani wabah Covid -19 cukup efektiv.
Kesimpulan
Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang
Referensi
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200506133525-32-500669/demokrat-
jokowi-pidato-larang-mudik-berubah-di-lapangan