NIM : 19130
Kasus Ca cerviks
Seorang perempuan berusia 48 tahun dirawat disebuah rumah sakit dengan Ca Serviks. Klien mengeluh
banyak mengeluarkan darah pervaginam, klien mengatakan ini adalah perkawinan yang keempat. TD
130/90 mmHg, nadi 104 x/mnt, Suhu 36oC, RR 18x/mnt, Hb 7 gram%, Ht: leukosit 6000/mm3,
trombosit 230.000/mm3., klien menikah pada usia 20 tahun karena dijodohkan oleh kedua orang
tuanya, klien memiliki 12 orang anak dan semua anaknya hidup. TD 130/90 mmHg, nadi 104 x/mnt,
Suhu 36oC, RR 18x/mnt, Hb 7 gram%, Ht: leukosit 6000/mm3, trombosit 230.000/mm3
Pertanyaan :
Jawab :
2. Dilihat dari keluhan ibu, ibu telah menderita ca cerviks stadium apa, dan sebu tkan tanda tanda
lainnya ?
Gejala kanker serviks stadium 3 sudah sangat jelas, yaitu berupa pendarahan
Jawab:
Patofisiologi : Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi
yang tinggi . Waktuyang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS)
berkisar antara 1- 7 tahun sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu
Perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul
bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik
atau kimiawi, infeksi virusatau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam
serviks. Lesi dapat meluas keforniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya
dapat menginvasi ke rektum dan atauvesika urinaria. Virus DNA ini menyerang epitel
permukaan serviks pada sel basal zonatransformasi, dibantu oleh faktor risiko lain
mengakibatkan perubahan gen pada molekul vitaly ang tidak dapat diperbaiki,menetap
Jawab :
2 .Gagal ginjal
3. Pengumpalan darah
4. Perdarahan hebat
5. Keputihan abnormal
6. Fistula
7. Penyempitan vagina
8. Menapause dini
Jawab :
1. Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
Intervensi:
2. Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur sebanyak
yang dialami
3) Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan keputihan, bau busuk, diagnosis kanker terhadap peran
pasien dalam keluarga.
Tujuan :
Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan
mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
Intervensi :
1. Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.
3. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang
penyakitnya.
4.Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup
masa depan.
6 .Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara
profesional.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah.
Tujuan:
Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
1.Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
2 .Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet yang
ditentukan.
5. Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai dengan diet.
Kasus Endometrososis
Seorang perempuan berusi 43 tahun terdiagnosa endometriosis, datang ke RS dengan keluhan nyeri
pada area perinium senjalar ke simpisis pubis dan pinggang, riwayat sudah menikah 8 tahun belum
punya anak, saatmenstruasi ibu sempat pingsan
Pertanyaan :
Jawab :
Memiliki kadar estrogen yang tinggi di dalam tubuh.paparan terhadap diethylstilbestrol di dalam
uterus,
paparan berkepanjangan dengan estrogen endogen (misalnya, karena menarche dini, terlambat
menopause, atau obesitas),
Jawab :
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara
perempuan penderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit seperti ini,
karena adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal
tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan seksresi estrogen dan progresteron
menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel
endometrium biasa, sel-sel endometriosis seperti ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan
kadar estrogen dan progresteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan microorganism
masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag dan menyebabkan
respon imun tubuh menurun, dan menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat
seiring dengan peningkatan perkembangan sel abnormal. Jaringan endometrium tumbuh di luar
uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari
infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena
itu, ovarium adalah bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenal dalam endometriosis.
Sel endometrial seperti ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endometrial
seperti ini memiliki kesempatan buat mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh
lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstra uterin seperti ini dapat dipengaruhi oleh siklus
endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan
progresteron meningkat, jaringan endometrial seperti ini juga mengalami perkembangbiakan.
Pada saat terjadi perubahan, kadar estrogen dan progresteron lebih rendah atau berkurang.
Jaringan endometrial seperti ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan di daerah pelvic seperti ini disebabkan karena iritasi peritoneum dan menyebabkan
nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan
menyebabkan adhesi atau perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal seperti ini akan
menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan terkait, nyeri
saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba falopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus
mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba falopii menyebabkan gerakan spontan ujung-
ujung fimbriae buat membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang
menyebabkan terjadinya infertilisasi pada endometriosis.
Pada intinya, endometriosis berespon seperti endometrium normal, jadi ikut menebal, melepaskan
diri, dan sebagainya seperti selama siklus haid biasa, termasuk perdarahan. Pada ovarium, beruba
endometrium (kista yang dilapisi endometrium yang berfungsi). Bila berdarah ke dalam, isi kista
tampak berwarna coklat disebut kista coklat. Bila perdarahan ke luar akan timbul perlengketan-
perlengketan dalam rongga peritoneum.
Penyebab kondisi ini belum jelas, namun ada 2 teori yaitu menstruasi retrograd dan metaplasia.
Teori menstruasi retrograd mengatakan bahwa selama menstruasi ada endometrium yang
memasuki tuba uterine dan akhirnya masuk ke rongga pelvis. Teori metaplasia mengatakan
bahwa terdapat sisa epitel ambrional yang belum berdiferensiasi sampai menarke. Jaringan inilah
yang berespon terhadap estrogen dan progresteron sebagaimana endometrium.
3. Apa alasan kasus diatas melakukan hal tersebut ( pengkajian biopsikosoasial kutural)?
Jawab :
Karena ibu sudah menikah selama 8 thn ,dan belum di karuniani anak ,tapi di vonis menderita
Endometriosis ya tentunya akan menjadi beban psikologi bagi seorang istri ( seorang ibu )karena
Kemungkinan besar tidak ada harapan untuk mempunyai keturunan ,dan kecemasan bertambah
Jawab :
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Prioritas
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan infertile (sudah 8 thn menikah blum punya
anak)
Intervensi
1 .Nyeri akut berhubungan dengan peluruhan endometrium dan endometriosis saat menstruasi.di
tandai dengan nyeri pada area perinium senjalar ke simpisis pubis dan pinggang,
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan nyeri klien akan berkurang.
Kriteria evaluasi:
b .Klien tidak memegang punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat
berkurang.
Intervensi :
3. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon
hemodinamik) klien.
6 .Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan
Intervensi:
3 .Gangguan citra tubuh berhubungan dengan infertil (sudah 8 thn menikah blum punya
anak)
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan citra diri klien akan meningkat.
Kriteria evaluasi:
Intervensi :
tentang dirinya.
4 .Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung
5 . Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang pilihan penanganan
Seorang perempuan, umur 45 tahun, dirawat 2 hari di RS , diagnosa medis Myoma uteri. Pasien
mengeluh sakit di bagian abdomen bawah, nyeri seperti di tusuk-tusuk dan berlangsung 5 menit. Hasil
USG didapatkan mioma sudah mencapai 12 cm, hasil pengkajian pasien mengeluh masih keluar darah
dan nyeri pada abdomen kanan bawah, TD 110/60 mmHg, N : 100x/. saat ini ibu belum memiliki anak
setelah menikah 3 tahun. Klien mengeluh sering keluar bercak-bercak perdarahan di luar waktu
menstruasi.
Pertanyaan
Jawab :
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang mioma, antara lain:
mengalami mioma).
Kaukasia.
B. Pemeriksaan luar Teraba adanya ,massa tumordi abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor
Jawab :
Patofisiologi Mioma uteri Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium
dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam
pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapat satu
mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam
korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan
uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke
atas sehingga sering menimbulkan keluhan ingin kencing atau miksi. Tetapi masalah akan timbul jika
terjadi: berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar,
sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan
abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan
kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain
itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan volume
cairan dan timbulnya resiko infeksi. Dan jika dilakukan operasi atau pembedahan maka akan terjadi
perlukaan sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan integritas kulit.(Price, 2006)
Jawab :
Anemia
Perdarahan berlebih yang diakibatkan oleh miom bisa menyebabkan seorang wanita menjadi
kurang darah atau anemi
Mandul
Miom berukuran besar berpotensi menghalangi sel telur yang telah dibuahi untuk menempel
pada dinding rahim, atau menghalangi sel sperma untuk mencapai sel telur,
sehingga menyebabkan infertil atau kemandulan.
Masalah saat hamil
Miom, terutama yang berukuran besar, bisa mengganggu perkembangan janin dan menyulitkan
persalinan. Selain itu, janin juga rentan mengalami kelahiran prematur.
5Buat asuhan keperawatan biopsikososial ?
1.Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis atau trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder
akibat tumor :
Intervensi:
Intervensi:
3.Resiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder akibat gangguan hematologis
Tujuan : mampu melakukan pencegahan infeksi secara mandiri, ditandai dengan kriteria hasil:
5) Demam berkurang
6) Nyeri berkurang
4..Retensi urine berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada organ sekitarnya,
gangguan sensorik motorik.
Intervensi:
3.Jelaskan prosedur dan tindakan yg akan di lakukan kepada klien yang muncul pada saat melakukan
tindakan