Anda di halaman 1dari 7

Nama : Agustaria Eliana Sembiring

Ferson Triputra Hutabarat

Samuel Purba

Mata Kuliah : Sosiologi Agama

Ting/Jur : I-A /Theologi

Dosen : Dr. Erick Johnson Barus

Agama dan Kebangsaan

I. Pendahuluan
Dalam pertemuan kali ini kami dari kelopok enam, akan membahas tentang
Agama dan Kebangsaan dimana agama dan kebangsaan ini sangat erat
hubungannya, maka dari itu mari kita bahas bersama-sama, semoga sajian ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Tuhan Yesus
Memberkati

II. Pembahasan
II.1. Unsur-unsur agama dan Prinsip-prinsip Agama
II.1.1. Unsur-unsur agama
1. Adanya kekuatan ghaib, manusia merasa dirinya lemah, dan
sangat berhajat pada kekuatan ghaib sebagai tempat
meminta pertolongan
2. Adanya keyakinan manusia bahwa kebahagiaan hidup
didunia dan diakherat itu tergantung adanya hubungan baik
dengan kekuatan ghaib
3. Adanya perasaan takut dan cinta, perasaan takut yang
terdapat pada kebanyakan ajaran agama primitif, dan
adanya perasaan cinta yang mendalam seperti yang ada
pada ajaran-ajaran agama monotheisme
4. Paham adanya keyakinan yang disucikan yaitu dalam
bentuk kekuatan ghaib dalam bentuk kitab-kitab yang
mengandung ajaran agama dan tempat-tempat tertentu1
1
Olaf N. Yuliaman, Agama-agama kekerasan dan perdamaian, (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2011),
II.1.2. Prinsip-prinsip Agama
1. Surat Al-Anbiya ayat 22
2. Prinsip ketaatan
3. Prinsip moral
4. Prinsip kontinuitas2

II.2. Pengertian Kebangsaan


Kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh agar rakyat indonesia
merasa nyaman, aman, dan sejahtera, serta terhindar dari berbagai macam
gangguan dan bencana. Bagi suatu negara terdapat sistem keyakinan (belief
system) atau filosofi (philosophische grondslag) yang isinya berupa konsep,
prinsip, serta nilai yang dianut oleh masyarakat suatu negara. Filosofi dan
prinsip keyakinan yang dianut oleh suatu negara digunakan sebagai landasan
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Suatu kebangsaan harus
kokoh dan kuat untuk menangkal berbagai bentuk ancaman dan gangguan,
baik dari dalam maupun dari luar. Kebangsaan indonesia yang berupa belief
system hars dapat menjamin terwujudnya ketertiban, keamanan, kenyamaan,
keadilan, dan kesejahteraan bagi semua warga negara.3
Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan
bangsa dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan
cinta kepada tanah air disebut patriotisme.

II.3. Pengertian Nasionalisme


Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan
bangsa dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan
cinta kepada tanah air disebut patriotisme. Nasionalisme dapat dibedakan
menjadi:
 Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinta/bangga terhadap
tanah air dan bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih
rendah derajatnya.

132-134
2
H. Abu Ahmadi, Perbandingan Agama, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia,2014), 8-10
3
Akhmad Alwi, Materi Wawasan Kebangsaan (Jakarta: Media Buku, 2019), 12.
 Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap
tanah air dan bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa
lain lebih rendah derajatnya.
Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan
Pancasila yang selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negar di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Nasionalisme Indonesia adalah
perasaan bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengan tidak
memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya.

II.4. Pengertian Patriotisme


Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air.
Patriotisme diartikan sebaga isemangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap
rela berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak
hanya cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan
terhadap tanah air tidak hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah,
tetapi juga diwujudkan dalam mengisi kemerdekaan.
II.4.1. Ciri-ciri patriotisme :
a. Cinta tanah air
b. Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa
c. Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga
dan negara di atas kepentingan pribaadi dan golongan
d. Bersifat pembaharuan
e. Tidak kenal menyerah
f. Bangga sebagai bangsa Indonesia.
Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap
patriotisme dan nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Warga
negara yang memiliki semangat kebangsaan yang tinggi akan
memiliki nasionalisme dan patriotisme yang tinggi pula.4

II.5. Ciri-ciri beragama

II.5.1. Lima ciri kebenaran agama

4
https://brainly.co.id/tugas/2259609 diakses pada Rabu 26 February 2020 pada pukul 09:41.
1. Gampang/Mudah dikerjakan

Ciri pertama kebenaran agama atau agama yang benar adalah


gampang. Agama yang benar harus tidak sulit dilaksanakan
oleh pemeluknya. Gampang itu artinya mudah, tidak rumit
dan tidak menyulitkan. Agama itu harus mudah agar
pemeluknya sanggup malaksanakan ajarannya sesuai fitrah
dan kemampuannya sebagai manusia. Mungkinkah Tuhan
menurunkan agama yang sulit diikuti manusia? Jelas tidak
mungkin. Jadi, ciri agama yang benar harus gampang. Adalah
tidak logis Tuhan membuat agama yang sulit dan
menyulitkan. Karena agama yang benar itu cirinya gampang
melaksanakan ajarannya, maka logikanya, bila ada agama
yang menyulitkan pemeluknya berarti bukan agama yang
benar. Itu pasti ciptaan manusia, bukan ajaran Tuhan.
Biasanya, yang menyulitkan atau membuat sulit urusan itu
memang manusia. Urusan dengan Tuhan itu gampang.
Karena Tuhan yang menciptakan manusia dan agar agama-
Nya diikuti dan dilaksanakan manusia, maka pasti ajaran
Tuhan itu gampang.

2. Hampang/Ringan dibawa

Sebagai kelanjutan dari gampang, maka ciri kebenaran


agama yang kedua adalah hampang (ringan). Ringan
membawanya kemana-mana, tidak berat dan merepotkan.
Sejarawan ahli Indonesia dan Asia Tenggara, Anthony Reid
dalam buku masyhurnya (Southeast Asia in the Age of
Commerce, Volume Two:Expansion and Crisis 1993)
menyebutkan bahwa salah satu faktor mudahnya Islam
diterima penduduk pribumi adalah aspek ”portability of
Islam” (ringannya Islam dijinjing atau dibawa-bawa kemana-
mana). Misalnya, pelaksanaan penyembahan kepada Tuhan
yaitu shalat. Shalat bisa dikerjakan dimana-mana: bisa
diperjalanan, di bawah pohon, di lapangan, di gedung, di
kapal laut, di kapal udara, dalam bis dll, tidak harus di
masjid. Shalat juga tidak mengeluarkan biaya, fleksibel, bisa
disesuaikan dengan kondisi. Seperti contoh, Islam adalah
agama yang ringan. Nabi Muhammad SAW sendiri dalam
haditsnya: “Sesungguhnya Islam itu agama yang ringan.
Barangsiapa memperberat, maka ia akan dikalahkan oleh
agama. Oleh karena itu kerjakanlah agama menurut
semestinya atau mendekati semestinya dan bergembiralah
serta beribadahlah (dengan memohon pertolongan Allah), di
waktu pagi, petang dan sebagian malam.” (HR. Bukhari)

3. Nimbang/Menghargai akal fikiran

Ciri kebenaran agama yang ketiga adalah nimbang.


Nimbang adalah membuat pertimbangan yaitu kegiatan
berfikir, merenung, menganalisis dengan menggunakan akal
fikiran. Dengan kata lain, agama yang benar adalah yang
mendorong pengembangan akal fikiran. Bukan malah
memasungnya. Akal adalah ciptaan dan anugrah Tuhan,
maka akal juga harus digunakan dalam agama dan kehidupan.
Penggunaan akal fikiran dalam kehidupan dilakukan untuk
mencari kebenaran, mengembangkan ilmu pengetahuan,
untuk memajukan kualitas kehidupan, untuk memajukan
peradaban. Pengembangan akal fikiran dilakukan untuk
menguatkan agama, untuk mempertebal keyakinan, untuk
merenungkan keagungan ciptaan Tuhan. Jadi, semakin maju
akal fikiran, semakin berkembang ilmu pengetahuan, semakin
tinggi peradaban harus semakin meningkatkan kesadaran
akan kebesaran Tuhan dan kemudian bersikap rendah hati
merasakan ketidakberartian dihadapan Maha Besarnya
kekuasaan Tuhan. Bukan sebaliknya, semakin angkuh dan
sombong dan meninggalkan agamanya.5

4. Beunang/Terasa Manfaatnya
5
Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi, (Jakarta, Balai Aksara, 1984), 70-72.
Keempat, ciri kebenaran agama atau agama yang benar
itu harus beunang. Beunang itu terasa manfaatnya, terasa
kegunaannya, jelas sekali pentingnya. Bila ilmu pengetahuan
dan peradaban semakin maju, tapi agama malah semakin
tidak dirasakan manfaatnya, semakin banyak ditinggalkan
pemeluknya, itu bukan agama yang benar. Agama yang benar
itu harus membimbing umat manusia hingga akhir zaman,
hingga ilmu pengetahuan dan peradaban maju setinggi-
tingginya. Agama harus berperan membimbing umat manusia
dan mengarahkan kehidupan agar kemajuan umat manusia
tetap terjaga, terkontrol, tidak semena-mena atau sewenang-
wenang. Agama harus mampu menampung korban-korban
kemajuan zaman, meneguhkannya, menyembuhkannya,
menguatkannya dan seterusnya. Ucapan terkenal Albert
Einstein memperkuat peranan agama yang benar: ”Science
without religion si lame, religion without science is
blind” (Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu
adalah buta).

5. Beranang/Memberikan Petunjuk

Terakhir, ciri kebenaran agama itu adalah baranang,


yaitu menerangi, memberikan petunjuk, memberikan cahaya
kebenaran. Semakin agama itu dipelajari semakin menerangi
pemeluknya, semakin mencerahkan, semakin menguatkan
keyakinan. Ada agama yang semakin dipelajari pemeluknya
secara rasional semakin tak masuk akal dan kemudian
ditinggalkan. Dengan baranang, masyarakat yang bodoh jadi
pintar, yang salah jadi benar, yang berada dalam kegelapan
menjadi terang benderang, yang sesat menjadi berada dalam
jalan yang lurus, berada dalam petunjuk dan kebenaran.
Demikian pula, yang kasar menjadi lembut hatinya, yang
biadab menjadi santun, menjadi mengenal etika dan
berakhlak mulia, yang berdosa jadi taubat dan seterusnya.
Itulah maksud baranang. Itulah ciri kebenaran agama. Karena
itu, bila ada agama yang mempertahankan kebodohan,
memasung pemeluknya dari menemukan kebenaran, tidak
membuat yang jahat jadi sadar, yang tersesat jadi lurus, yang
bodoh jadi maju dan sebagainya, maka itu bukan agama yang
benar6

III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa agama dan kebangsaan
sangat erat hubungannya Agama adalah hasil pemikiran, dan dengan demikian
buatan manusia, dengan Agamanya manusia berusaha untuk mendekatkan diri
pada Allah, hendak menyenagkannya agar Allah sedikit banyak terpaksa
menyelamatkan manusia yang religious dan begitu sibuk itu.kebagsaan adalah.
Kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh agar rakyat indonesia merasa
nyaman, aman, dan sejahtera, serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan
bencana.

IV. Daftar Pustaka

Akhmad Alwi, Materi Wawasan Kebangsaan Jakarta: Media Buku, 2019


https://brainly.co.id/tugas/2259609 diakses pada Rabu 26 February 2020 pada
pukul 09:41.
M. Dawam Dahard, Kemajemukan kebebasan dan kebangsaan, (Jakarta:
Gunung Mulia 2017)
Olaf N. Yuliaman, Agama-agama kekerasan dan perdamaian, (Jakarta, BPK
Gunung Mulia, 2011),

6
M. Dawam Dahard, Kemajemukan kebebasan dan kebangsaan, (Jakarta: Gunung Mulia 2017), 26-
55.

Anda mungkin juga menyukai