Samuel Purba
I. Pendahuluan
Dalam pertemuan kali ini kami dari kelopok enam, akan membahas tentang
Agama dan Kebangsaan dimana agama dan kebangsaan ini sangat erat
hubungannya, maka dari itu mari kita bahas bersama-sama, semoga sajian ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Tuhan Yesus
Memberkati
II. Pembahasan
II.1. Unsur-unsur agama dan Prinsip-prinsip Agama
II.1.1. Unsur-unsur agama
1. Adanya kekuatan ghaib, manusia merasa dirinya lemah, dan
sangat berhajat pada kekuatan ghaib sebagai tempat
meminta pertolongan
2. Adanya keyakinan manusia bahwa kebahagiaan hidup
didunia dan diakherat itu tergantung adanya hubungan baik
dengan kekuatan ghaib
3. Adanya perasaan takut dan cinta, perasaan takut yang
terdapat pada kebanyakan ajaran agama primitif, dan
adanya perasaan cinta yang mendalam seperti yang ada
pada ajaran-ajaran agama monotheisme
4. Paham adanya keyakinan yang disucikan yaitu dalam
bentuk kekuatan ghaib dalam bentuk kitab-kitab yang
mengandung ajaran agama dan tempat-tempat tertentu1
1
Olaf N. Yuliaman, Agama-agama kekerasan dan perdamaian, (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2011),
II.1.2. Prinsip-prinsip Agama
1. Surat Al-Anbiya ayat 22
2. Prinsip ketaatan
3. Prinsip moral
4. Prinsip kontinuitas2
132-134
2
H. Abu Ahmadi, Perbandingan Agama, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia,2014), 8-10
3
Akhmad Alwi, Materi Wawasan Kebangsaan (Jakarta: Media Buku, 2019), 12.
Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap
tanah air dan bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa
lain lebih rendah derajatnya.
Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan
Pancasila yang selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negar di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Nasionalisme Indonesia adalah
perasaan bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengan tidak
memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya.
4
https://brainly.co.id/tugas/2259609 diakses pada Rabu 26 February 2020 pada pukul 09:41.
1. Gampang/Mudah dikerjakan
2. Hampang/Ringan dibawa
4. Beunang/Terasa Manfaatnya
5
Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi, (Jakarta, Balai Aksara, 1984), 70-72.
Keempat, ciri kebenaran agama atau agama yang benar
itu harus beunang. Beunang itu terasa manfaatnya, terasa
kegunaannya, jelas sekali pentingnya. Bila ilmu pengetahuan
dan peradaban semakin maju, tapi agama malah semakin
tidak dirasakan manfaatnya, semakin banyak ditinggalkan
pemeluknya, itu bukan agama yang benar. Agama yang benar
itu harus membimbing umat manusia hingga akhir zaman,
hingga ilmu pengetahuan dan peradaban maju setinggi-
tingginya. Agama harus berperan membimbing umat manusia
dan mengarahkan kehidupan agar kemajuan umat manusia
tetap terjaga, terkontrol, tidak semena-mena atau sewenang-
wenang. Agama harus mampu menampung korban-korban
kemajuan zaman, meneguhkannya, menyembuhkannya,
menguatkannya dan seterusnya. Ucapan terkenal Albert
Einstein memperkuat peranan agama yang benar: ”Science
without religion si lame, religion without science is
blind” (Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu
adalah buta).
5. Beranang/Memberikan Petunjuk
III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa agama dan kebangsaan
sangat erat hubungannya Agama adalah hasil pemikiran, dan dengan demikian
buatan manusia, dengan Agamanya manusia berusaha untuk mendekatkan diri
pada Allah, hendak menyenagkannya agar Allah sedikit banyak terpaksa
menyelamatkan manusia yang religious dan begitu sibuk itu.kebagsaan adalah.
Kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh agar rakyat indonesia merasa
nyaman, aman, dan sejahtera, serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan
bencana.
6
M. Dawam Dahard, Kemajemukan kebebasan dan kebangsaan, (Jakarta: Gunung Mulia 2017), 26-
55.