Anda di halaman 1dari 4

Nama : Oki Susira

NIM : 181440131
MK : Praktik Keperawatan Gawat Darurat
Dosen : Nesr. Jun Absa, S.Kep
Waktu: 11 Sep. 20

1. Kategori kasus dalam triage


Klasifikasi Keterangan
Prioritas I (merah) Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu
resusitasi dan tindakan bedah segera,
mempunyai kesempatan hidup yang
besar. Penanganan dan pemindahan
bersifat segera yaitu gangguan pada
jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.
Contohnya sumbatan jalan nafas, tension
pneumothorak, syok hemoragik, luka
terpotong pada tangan dan kaki,
combutio (luka bakar) tingkat II dan III
> 25%
Prioritas II (kuning) Potensial mengancam nyawa atau fungsi
vital bila tidak segera ditangani dalam
jangka waktu singkat. Penanganan dan
pemindahan bersifat jangan terlambat.
Contoh: patah tulang besar, combutio
(luka bakar) tingkat II dan III < 25 %,
trauma thorak / abdomen, laserasi luas,
trauma bola mata.
Prioritas III (hijau) Perlu penanganan seperti pelayanan
biasa, tidak perlu segera. Penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir.
Contoh luka superficial, luka-luka
ringan
Prioritas 0 (hitam) Kemungkinan untuk hidup sangat kecil,
luka sangat parah. Hanya perlu terapi
suportif. Contoh henti jantung kritis,
trauma kepala kritis.

2. Syarat pelaksanaan triage


a. Banyaknya pengalaman menagani pasien luka bakar, dll
b. Pengetahuan tentang pertolongan pada saat bencana
c. Daya kepemimpinan, keputusan yang tepat dan kreatif
d. Kemampuan untuk berhumor
3. Alur kerja metode triage
1) Ada beberapa petunjuk saat Anda melakukan pengkajian triage yaitu: Riwayat
pasien, karena sangat penting dan bernilai untuk mengetahui kondisi pasien;
2) Tanda, keadaaan umum pasien seperti tingkat kesadaran, sesak, bekas injuri
dan posisi tubuh;
3) Bau, tercium bau alkohol, keton dan melena;
4) Sentuhan (palpasi), kulit teraba panas, dingin dan berkeringat, palpasi nadi dan
daerah yang penting untuk dikaji serta sentuh adanya bengkak;
5) Perasaan (commonsense), gunakan perasaan dalam memutuskan jawaban yang
relevan dengan kondisi pasien.
Di saat menemukan korban yang datang dalam kondisi kegawatdaruratan maka
lakukan proses triage dengan menerapkan S-O-A-P-I-Esystem. Tahap-tahap
SOAPIE system adalah :
Pelaksanaan S-O-A-P-I-Esystem merupakan suatu siklus.Setelah Anda mendapatkan
data subjektif dan objektif maka Anda bisa merumuskan masalah pasien, dilanjutkan
merumuskan rencana tindakan keperawatan. Setelah Anda merumuskan rencana
tindakan keperawatan kemudian melakukan tindakan keperawatan sesuai kondisi
pasien saat itu, dilanjutkan dengan melakukan evaluasi. Tahap evaluasi bisa
dilaksanakan pada semua tahap. Tahap-tahap diatas dapat dikerjakan secara bersamaan
(simultan) untuk mempercepat pemberian pertolongan kepada pasien

4. Sandi yang digunakan


Pemakaian sandi untuk radio komunikasi
 1-1 : menghubungi mellui telepon
 3-3 : penerimaan sinyal jelek, tpi dapat dibacaa
 4-4 : penerimaan jelek sekali
 5-5 : jelas/baik
 8-4 : test radio
 8-6 : mengerti
 8-7 : sampaikan
 8-8 : sibuk
 8-9 : ingin bertemu langsung
 8-1-0 : mati/tidak mengudara
 8-1-1 : hidup kembali/on air
 8-1-2 : mohon diulang
 8-1-3 : selamat bertugas
 8-1-5 : cuaca
 8-1-6 : waktu/jam

 10-2 : ada dimana


 10-8 : akan kemana
 3-3L : kecelakaan lalu lintas yang ada korban
 3-3M : kecelakaan lalu lintas yang tidak ada korban
 Jaya 65 : musibah kebakaran
TARUNA : BERITA/PESAN
a. Code blue : Kode warna untuk kegawatan resusitasi
b. Code yellow : Kode warna untuk kedaruratan masal
c. Code red :Kode warna untuk kebakaran
d. Code black :Kode warna untuk kematian
e. Code purple :Kode warna untuk evakuasi
f. Code grey :Kode warna untuk kehilangan
g. Code pink :Kode warna untuk penculikan bayi
h. Code orange :Kode warna untuk ancaman bom
i. Code white :Code white digunakan bila terjadi keadaan darurat medis pada bayi
atau anak-anak

5. Alfabet/morse yang digunakan


A: Apakah pasien membutuhkan intervensi penyelamatan jiwa segera: Jika ya, pasien
masuk ke ESI level 1. Jika tidak, lanjutkan ke poin keputusan B
B: Apakah pasien dalam kondisi berisiko tinggi, disorientasi, kebingungan, distress,
atau sangat nyeri: Jika ya, pasien masuk ESI level 2. Jika tidak, lanjutkan ke poin
keputusan C
C: Apakah pasien memerlukan pemeriksaan penunjang: Jika tidak, pasien masuk ESI
level 5. Jika butuh 1 pemeriksaan, pasien masuk ESI level 4. Jika butuh banyak
pemeriksaan, lanjutkan ke poin keputusan D
D: Apakah ada kelainan pada tanda-tanda vital pasien: Jika ya, pasien masuk ESI
level 2. Jika tidak, pasien masuk ESI level 3
Ada juga alfabhet yang lainnya:
A: alfa J : Juliet S: Sierra
B: Beta K: Kilo T : Tanggo
C: Charlie L: Lima U : Uniform
D: Delta M : Mike V : Valentine
E: Echo N: Nancy W : Whisky
F: Fox O: Oscar X : X-Ray
G: Golf P :Papa Y : Yankee
H : Hotel Q : Quebec Z : Zulu
I : India R : Romeo

Anda mungkin juga menyukai