Sehubungan dengan adanya isu berkembang tentang adanya perusahaan yang
hendak melakukan investasi Keramba Jala Apung di Danata Toba yang saat ini
sedang berusaha mendapatkan Ijin Prisnsip dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Toba Samosir, tergerak hati melakukan konsultasi dengan Badan Lingkungan
Hidup Propinsi Sumatera Utara di Medan.
Niat ini terlaksana tanggal 4 Desember 2014, narasumber Kepala Bidang Tata
Lingkungan dan AMDAL dan pemaparan oleh Laksana Umanda Sitanggang, ST,
MT staf ahli di bidang tersebut. Umanda memberikan hasil kajian Daya Tampung
Beban Pencemaran Danau Toba (DTBP-DT) tahun 2012. Beliau menegaskan
bahwa segala sesuatu ada batasnya. Diingatkan kembali tentang malapetaka yang
terjadi di Danau Toba dan Danau Maninjau karena melampaui batas.
Peristiwa kematian ikan di Danau Maninjau sebanyak 400 ton tahun 2014 lalu.
Daya dukung Danau hanya 6000 KJA, namun realita yang ada 14.000 KJA
Pada bagian hilir, Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau Toba digunakan
untuk pembangkitan tenaga listrik dengan potensi total sekitar 1.056 MW
Air Danau Toba yang jernih dan tenang serta memiliki dasar dalam membuat
danau ini sangat baik untuk budidaya perikanan.
Penduduk dilarang:
Perladangan berpindah
Merambah dan membakar hutan
Melepaskan ternak ke danau
Membuang limbah ke danau
Menambang bahan galian golongan C
Menyuci kenderaan bermotor di danau
Membiarkan ternak berkeliaran
Membiarkan eceng gondok
Mendirikan bangunan dalam rentang 50 m dari pantai
Lake Toba Ecosistem Management Plan (LTEMP) pada tahun 2004 mengutarakan
visinya; terciptanya ekosistim kawasan yang mampu menjamin integritas
lingkungan hidup serta mendukung kehidupan ekonomi masyarakat secara
berkelanjutan. Tujuan LTEMP sendiri adalah meletakkan landasan pengelolaan
ekosistem Danat Toba saat ini dan ke masa depan dalam mencapai daya dukung
ekosistem yang berkelanjutan yang meliputi 7 sasaran manfaat ;
Pemerintah Pusat melalui PP 26/2008 KSN dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan.
PerPres No. 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba
dan sekitarnya.
LIMBAH DOMESTIK
Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan kerumahtanggaan
LIMBAH PETERNAKAN
Faktor beban dari berbagai jenis ternak (kg/ekor/hari)
LIMBAH PERIKANAN
Jumlah KJA di Danau Toba 8912 unit (survey BLH-SU, 2012 & data PT.
Aquafarm)
FCR PT. Aquafarm = 1,9 (1,9 ton pakan/1 ton ikan)
FCR Masyarakat = 1,5 (1,5 ton pakan/1 ton ikan)
Total Phosphor
Phosphor merupakan salah satu komponen penting bagi pertumbuhan tanaman
dan hewan. Phosphor dalam bentuk dasar sangat beracun dan dapat terakumulasi
dalam mahluk hidup. Phosphat (PO4) dibentuk dari elemen phosphor. Phosphat
sesungguhnya tidak beracun terhadap manusia maupun hewan, kecuali dengan konsentrasi
yang sangat tinggi.
Kandungan T-P yang diukur tahun 1996 mencapai 0,065 mg/ltr. Kadar ini
sudah melebihi kadar phosphor untuk perairan oligotrofik yakni 0,01 mg/ltr.
Dalam kurun 12 tahun, kadar phosphor di perairan Danau Toba telah meningkat
hingga 69,2%.
Saat ini jumlah beban pencemar phosphor dari sumber teridentifikasi mencapai
1.575,53 ton pertahun, 1.082,1 ton diantaranya berasal dari kegiatan budidaya
perikanan sedangkan sisanya 493,43 ton berasal dari DTA dan curah hujan.
Kesimpulan
Status mutu air Danau Toba pada semua titik pantau sudah tercemar sedang.
Jumlah beban pencemar yang masuk ke danau juga semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Beberapa sumber pencemar yang diidentifikasi serta dihitung
kontribusinya untuk parameter tertentu adalah limbah domestik, pertanian serta
pemanfaatan lahan lainnya, peternakan, curah hujan dan budidaya perikanan.
Phospor sebagai indikator pembatas budidaya perikanan, telah memiliki kadar
yang melebihi baku mutu untuk status oligotrofik. Diantara sumber-sumber
pemcemar yang terindikasi, budidaya perikanan merupakan penyumbang phosphor
terbesar.
Oleh karena kadarnya sudah melebihi baku mutu, maka kegiatan-kegiatan yang
menyumbangkan phosphor harus dibatasi dan/atau dikurangi baik dari daerah
tangkapan air maupun dari perairan danau sendiri.
Untuk menyesuaikan kadar phosphor dengan daya tampung beban pencemaran,
maka jumlah phosphor dari daerah tangkapan air harus dikurangi hingga 43%
sedangkan dari kegiatan budidaya perikanan harus dikurangi hingga 44% dari
kondisi pada tahun 2012. Salah satu bentuk pengurangan kadar phosphor dari
budidaya perikanan adalah mengurangi volume KJA hingga 44% dari kondisi
2012.
Mengingat status mutu air saat ini sudah tercemar sedang, maka pengendalian
pencemaran sepatutnya menjadi prioritas utama. Ketiadaan pengendalian
pencemaran secara holistik akan mendorong status mutu air bergerak dari cemar
sedang ke cemar berat.
Rekomendasi
Untuk melestarikan fungsi ekosistem kawasan Danau Toba sebagaimana
amanat Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, maka beberapa upaya yang patut dilakukan adalah :