Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR TRANKULTURAL DALAM KEPERAWATAN

disusun oleh:
KELOMPOK 1
 Afifah Nurirfiani NIM : 14.401.17.02
 Afifatuz Zakiah NIM : 14.401.17.03
 Ahmad Habibullah NIM : 14.401.17.04
 Alvina Eka Damayanti NIM : 14.401.17.07
 Andini Setyaningrum NIM : 14.401.17.08
 Anita Sugiartanti NIM : 14.401.17.010

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas keperawatan dengan judul “KONSEP DASAR
TRANKULTURAL DALAM KEPERAWATAN” yang merupakan salah satu persyaratan
akademik dalam pelaksanaan belajar mengajar dalam pendidikan. Dalam penyusunan tugas ini kami
berusaha semaksimal mungkin namun kemampuan kami sangat terbatas, sehingga penyusunan
tugas ini jauh dari sempurna, dan kami menyadari akan segala kekurangan dalam penyusunan tugas
ini. Kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas
makalah ini dan kesempatan penulis selanjutnya.
Akhir penulis berharap, makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi semua pihak, terutama
bagi masyarakat Akademi Kesehatan Rustida ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan
ridha-Nya atas semua usaha baik ini.Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Glenmore , 17 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Umum


1.3 Tujuan Khusus

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Keperawatan transkultural dalam keperawatan
2.2 Definisi KeperawatanTranskultural
2.3 Konsep Dasar Dalam KeperawatanTranskultural
2.4 Model Keperawatan Transkultural
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak perubahan-perubahan yang ada baik di
lingkungan maupun klien. Perawat harus menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi ini
termasuk segi pelayanan kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat
menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang dipelajari.
Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu tersebut. Termasuk
salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam menerapkan asuhan
keperawatan. Salah satu teori yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah teori
Leininger tentang “transcultural nursing”.
Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur
dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik body of knowledge untuk
kultur yang universal dalam keperawatan. Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran terhadap
perbedaan kultur berarti perawat yang profesional memiliki pengetahuan dan praktik
berdasarkan kultur secara konsep perencanaan dalam praktik keperawatan. Tujuan penggunaan
keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan keilmuan yang humanis
sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur yang universal.
Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki oleh
kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan
dilakukan hampir semua kultur
1.2 Tujuan Umum
Mahasisa mampu memahami konsep dasar keperawatan transkultural
1.3 Tujuan kusus
a. Definisi transcultural nursing
b. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural
c. Konsep transkultural nursing
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pentingnya Keperawatan transkultural dalam keperawatan


Menurut Leniger pentingnya penggunaan keperawatan transkultural adalah dalam
pengembangan sains dan ilmu yang humanis sehingga tercipta praktek keperawatan pada
kebudayaan yang spesifik. Kebudayaan yang spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan
norma yang spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain contohnya suku Osing, Tengger
dan Dayak. Sedangkan, kebudayaan yang universal adalah kebudayaan dengan nilai dan norma
yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kebudayaan seperti budaya olahraga untuk
mempertahankan kesehatan.
Dengan adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien
agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status
kesehatan. Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai pantangan untuk makan
makanan yang berbau amis seperti akan, maka klien tersebut dapat mengganti ikan dengan
sumber protein nabati yang lain. Seluruh perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang
sesuai latar belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup yang lebih baik
setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.

2.2 Definisi KeperawatanTranskultural


Pengertian Transkultural bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata
trans dan culture, trans berarti alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui. Culture
berarti budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti; -kebudayaan , cara
pemeliharaan , pembudidayaan. - Kepercayaan , nilai – nilai dan pola perilaku yang umum
berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya , sedangkan cultural
berarti; sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan. Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil
dan adat istiadat. Dan kebudayaan berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi )
manusia seperti kepercayaan , kesenian dan adat istiadat atau keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi pedoman tingkah lakunya. Jadi ,
transkultural dapat diartikan sebagai lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang
satu mempengaruhi budaya yang lain atau juga pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang
berbeda melalui proses interaksi sosial. TransculturalNursing merupakan suatu area yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang
berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan
kepada klien / pasien ) menurut Leininger ( 1991 ). Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan
keperawatan kepada klien.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya
budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
Perilaku caring adalah bagian dari keperawatan yang membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan caring adalah tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku ini seharusnya sudah tertanam di
dalam diri manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan
sampai individu tersebut meninggal. Hal ini tetap ikut berkembang dengan seturut jalannya
perkembangan manusia tersebut.

2.3 Konsep Dasar Dalam KeperawatanTranskultural

Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang


berfokys pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang berbeda
didunia yang menghargai perilaku caring,layanan keperawatan,nilai-nilai,keyakinan tentang
sehat sakit,serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge
yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu
dan budaya universal ( marriner-tomay,1994). Teori keperawatan transkultural ini
menekankan pentingnya peran perawat dalam memahami budaya klien. Pemahaman yang
benar pada diri perawat mengenai budaya klien,baik individu,keluarga,kelompok,maupun
masyarakat,dapat mencegah terjadinya culture shock mauppun cultur imposition. Cultur
shock terjadi saat pihak luar(perawat) mencoba mempelajari atau nberadaptasi secara efektif
dengan kelompok budaya tertentu (klien) .

Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman,gelisah dan disorientasi kerena


perbedaan nilai budaya,keyakinan,dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah
kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-
terangan,memaksakan nilai-nilai budaya,keyakinan dan kebiasaan atau perilaku yang
dimilikinyakepada individu,keluarga atau kelompok dari budaya lain karena mereka
meyakini ahwa budayanya lebih tinggi dari pada budayaa kelompok lain. Leininger
menggambarkan teori keperawatan transkultural matahari terbit,sehingga disebut juga
sebagai sunrise model . Model matahari terbit (sunrise model) ini melembagakan esensi
keperawatan dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan
keperawatan kepada klien (individu,keluarga,kelompok,komunitas,lembaga),perawat
terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view)
tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan
dunia(secara global)maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit. Dimensi budaya dan
struktur sosial tersebut menurut leininger dipengaruhi oleh tujuh faktor,yaitu
teknologi,agama dan falsafah hidup,faktor sosial dan kekerabatan ,nilai budaya dan gaya
hidup,politik dan hukum,ekonomi,dan pendidikan.

Faktor-faktor tersebut merupakan totalitas dari suatau keadaan ,situasi,atau


pengalaman yang memberi arti bagi perilaku manusia,interpretasi dan interaksi sosial dalam
tatanan fisik ,ekologi,sosial –politik,dan / struktur kebudayaan.termasuk di dalam nya adalah
etnohistori atau riwayat kebudayaan yang mengacu pada keseluruhan fakta pada masa
lampau,kejadian,dan pengalaman individu,kelompok,kebudayaan,serta suatu institusi yang
difokuskan pada manusia/masyarakat yang menggambarkan,menjelaskan,dan
menginterprestasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam
jangka waktu panjang maupun pendek. Semua faktor tersebut berbeda pada setiap negara
atau area ,sesuai dengan kondisi masing-masing daerah,dan akan memengaruhi pola/cara
dan praktik keperawatan.semua langkah langkah perawatan tersebut ditunjukkan untuk
pemeliharaan kesehatan holistik,penyembuhan penyakit ,dan persiapan menghadapi
kematian.oleh karena itu,ketujuh faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum
memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab masing-masing faktor memberi
pengaruh terhadap eksperesi,pola,dan praktik keperawatn(care expression,patterns,and
practices) .Dengan demikian,keujuh faktor tersebut besar kontribusinya.terhadap pencapaian
kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia,baik pada level
individu,keluarga,kelompok,komunitas,maupun institusi,di berbagai sistem kesehatan.jika
disesuaikan dengan proses keperawatan,ketujuh faktor tersebut masuk ke dalam level
pertama yaitu tahap pengkajian. Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah
menjebatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem
perawatan profesional elalui asuhan keperawatan.ekstensi peran perawat tersebut
digambarkan oleh leininger dengan gambar seperti di bawah ini.oleh karena itu perawat
harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan
kepada masyarakat.jika di sesuaikan dengan proses keperawatn,hal tersebut merupakan
tahap perencanaan tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan yang diberikan kepada
klien harus tetap memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan yaitu :

1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,atau


memperhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat
kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2. Culture care accomodation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,atau memperhatikan
budaya fenomena ada,yang merefleksikan cara-cara untuk
beradaptasi,bernegosiasi,ataumempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup
individu atau klien.
3. Cultur care repatterning/restructuring, yaitu prisip merekonstruksi atau mengubah desain
untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang
lebih baik. Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural
pada asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and
well being, yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan
pengetahuan kesehatan yang sensitif, kreatif,serta cara-cara bermakna guna mencapai
tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Selain itu ada beberapa konsep lagi yang terkandung dalam transkultural nursing ;
a. Budaya
Adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan
yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.
c. Perbedaan budaya
Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan
keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya
individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari
individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d. Etnosentris
Diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki
oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik.
e. Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras
Adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal
muasal manusia.
g. Etnografi
Adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi
pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk
mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik
diantara keduanya.
h. Care
Adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi
kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia.
i. Caring
Adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care
Berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan
pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi
kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan,
sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai
kematian dengan damai.
k. Cultural imposition
Berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide
yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain
2.4 Model Keperawatan Transkultural

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya padaproses belajar


danpraktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dankesamaan diantara budaya
denganmenghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkanpada nilai budaya manusia,
kepercayaan dantindakan, dan ilmu ini digunakanuntuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya ataukeutuhan budayakepada manusia (Leininger, 2002).Asumsi mendasar
dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensidari keperawatan,membedakan,
mendominasi serta mempersatukan tindakankeperawatan. Tindakan Caringdikatakan
sebagai tindakan yang dilakukan dalammemberikan dukungan kepada individu secarautuh.
Perilaku Caring semestinyadiberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan
danpertumbuhan,masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring
secaraumumdikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan
danbimbingan pada manusiayang utuh. Human caring merupakan fenomena yanguniversal
dimana ekspresi, struktur danpolanya bervariasi diantara kultur satutempat dengan tempat
lainnya.

Dalam model keperawatan transkultural ada model konseptual yang terdiri dari:

1) Faktor teknologi (tecnological factors) Teknologi kesehatan memungkinkan individu


untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien
memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
2) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors) Agama adalah
suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama
yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara
pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama
yang berdampak positif terhadap kesehatan.
3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors) Perawat pada
tahap ini harus mengkaji faktorfaktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan
tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan
dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways) Nilai-nilai budaya
adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang
dianggap baik atau buruk. Normanorma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji
pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga,
bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors) Kebijakan
dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle,
1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu,
cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6) Faktor ekonomi (economical factors) Klien yang dirawat di rumah sakit
memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya
agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya :
pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau
patungan antar anggota keluarga.
7) Faktor pendidikan (educational factors) Latar belakang pendidikan klien adalah
pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini.
Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh
buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji
pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu tersebut. Termasuk
salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam menerapkan asuhan
keperawatan. Salah satu teori yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah teori
Leininger tentang “transcultural nursing”.

3.2 Saran
Diharapkan seluruh tenaga kesehatan saling meningkatkan keperdulian tentang pentingnya
pelaksanaan patient safety di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, D. (2012). Konsep dasar transkultural. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Kesehatan, D. (2011). Pentingnya keperawatan transkultural bagi tenaga kesehatan.jakarta

Mudayana, A. (2017, September). Konsep Manajemen transkultural keperawatan. Jurnal


Kesehatan, 06. Retrieved Juli 2015

Rahmi, A. (2018, September 18)., Konsep dasar transkultural from Budi daya masyarakat:
http://www.siidat.sultengprov.pdf

Anda mungkin juga menyukai