Anda di halaman 1dari 10

Biocelebes, April, 2019 Volume 13 Nomor 1

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SIRIH HUTAN (Piper aduncum L.) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

Is Patuh Hallianah*), Orryani Lambui, Ramadanil.

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako,
Tondo, Palu, Sulawesi Tengah 94117
*Koresponden Author : ispatuh_halianah@yahoo.co.id

ABSTRACT
Research about the inhibition test of leaf extract of Piper aduncum L. on the growth of
Staphylococcus aureus and Escherichia coli have been conducted during period of July to
December 2016. The aim of this research was to study the effectiveness of leaf extract Piper
aduncum L. in inhibition of S. aureus and E. coli. The extraction method used in the study was
method maceration, meanwhile bioassay of extract on the bacteria. by disc diffusion method.
The research was design by Completely Randomize Design (CDR) with 5 treatments and 3
replications. The treatments were leaf extract concentration 10%, 30% and 60%. Positive
control Amoxicillin 3% and negative control aquadest. The result showed that leaf extract of
Piper aduncum L. had inhibition effect to the growth of bacterias. The extract concentrate 60%
produced the biggest inhibition zone for both S. aureus and E. coli 14 mm. Phytochemical
analyses has showed that leaf extract of Piper aduncum L. contained compounds flavonoids,
tannins, saponins and alkaloids.

Keywords : Leaf extract of Piper aduncum L., Staphylococcus aureus and Escherichia coli

PENDAHULUAN infeksi. Namun penggunaan antibakteri yang


tidak terkontrol dapat mendorong terjadinya
Penyakit infeksi merupakan salah satu perkembangan resistensi terhadap
masalah dalam bidang kesehatan dari waktu antibakteri yang diberikan (Wardani, 2008).
ke waktu dan merupakan penyakit yang Resistensi dapat menimbulkan banyak
dapat ditularkan dari satu orang ke orang masalah dalam pengobatan penyakit infeksi,
lain atau dari hewan ke manusia (Jawetz & sehingga diperlukan usaha untuk
Adelberg’s, 2005). Penyakit infeksi salah mengembangkan obat tradisional berbahan
satunya disebabkan oleh bakteri seperti herbal yang dapat membunuh bakteri dan
bakteri Staphylococcus aureus dan untuk menghindari terjadinya resistensi..
Escherichia coli (Gibson, 1996). Salah satu keanekaragaman hayati yang
Pemberian antibakteri merupakan salah memiliki potensi untuk dikembangkan
satu pilihan dalam menangani penyakit

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 46


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

sebagai obat tradisional adalah Piper medium Nutrien Agar (NA), medium
aduncum L. Nutrient Broth (NB), Amoxicillin 3 %,
Piper aduncum L. yang dikenal dengan NaCl fisiologis 0,9 %, alkohol 70 %,
Sirih hutan dalam bahasa lokal biasa disebut aquadest, daun P. aduncum L. Na-CMC
“kayu Una-una”, merupakan tanaman yang (Natrium Carboxymethi Cellulose) 1 %,
daunnya memiliki potensi sebagai sumber kapas lidi steril, aluminium foil, kapas,
pestisida nabati. Tanaman ini tergolong kertas saring, masker dan sarumg tangan.
kedalam famili Piperaceae. Daunnya
tumbuhan ini mengandung senyawa Prosedur Penelitian
antimikroba. Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian ini bertujuan untuk eksperimental dimana ekstrak daun P.
mengetahui kemampuan daya hambat aduncum L. yang diujikan terhadap bakteri
ekstrak daun Piper aduncum L. terhadap S. aureus dan E. coli dengan masing-masing
pertumbuhan dari bakteri S. aureus dan E. konsentrasi ekstrak yang berbeda dan
coli serta kandungan senyawa yang terdapat dilakukan uji daya hambat ekstrak terhadap
pada ekstrak daun P. aduncum L. pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli.
a. Sterilisasi alat dan bahan
METODE PENELITIAN Alat-alat yang digunakan
Alat dan Bahan sebelumnya dicuci terlebih dahulu,
1. Alat yang digunakan kemudian dikeringkan. Cawan petri
Autoklaf, oven, bunsen, rotari dibungkus dengan kertas, alat-alat gelas)
evaporator, neraca analitik, inkubator, ditutup dengan kapas lalu dibungkus
cawan petri, hotplate, jarum ose, corong, dengan Aluminium foil. Kemudian Pinset,
pipet mikro, tip, laminar air flow, pinset, Jarum ose disterilkan dengan cara
mortal, pisau, loyang, mesh 40, flambir/pemijaran, untuk media NA, NB,
erlenmeyer 250 ml, tabung reaksi, rak NaCl fisiologis dimasukkan dalam
tabung, gelas kimia 20 ml, batang erlenmeyer. Semua alat dan bahan
pengaduk, toples, vortex, colony counter, disterilkan dalam autoklaf dengan suhu
spidol, jangka sorong, stopwatch, karung, 121oC pada tekanan 2 atm selama 15-30
kamera, alat tulis. menit (Syahrurachman dkk, 1994).
2. Bahan yang digunakan
Biakan murni bakteri S. aureus dan
E. coli yang diperoleh dari Laboratorium
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 47


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

b. Pengambilan sampel daun tumbuhan menggunakan alkohol 70% sebanyak 2


Piper aduncum L. liter selama 5 hari. Setelah itu, hasil
Sampel daun P. aduncum L. rendaman disaring menggunakan kertas
diperoleh dari Desa Toaya Vunta saring dan dilakukan pemisahan antara
Kec.Sindue, Kab. Donggala Sulawesi pelarut senyawa aktif hasil ekstraksi
Tengah. Metode yang digunakan untuk menggunakan rotary evaporator sehingga
penelitian ini yaitu metode maserasi, diperoleh berat ekstrak 61,68 g. Rotary
karena bahan yan memiliki struktur yang evaporator adalah alat yang berfungsi
sesuai dengan prinsip dari maserasi. untuk memisahkan suatu larutan dari
Tumbuhan yang digunakan yaitu pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak
tumbuhan yang berumur tua dengan dengan kandungan kimia tertentu sesuai
tinggi pohon 2- 4 meter. yang diinginkan. Cairan yang ingin
c. Metode ekstraksi daun Piper aduncum diuapkan biasanya ditempatkan dalam
L. suatu labu yang kemudian dipanaskan
Metode ekstraksi sampel daun P.r dengan bantuan penangas, dan diputar.
aduncum L. menggunakan metode Uap cairan yang dihasilkan didinginkan
maserasi sesuai cara kerja Maija (2015). oleh suatu pendingin (kondensor) dan
Daun yang diambil dibersihkan terlebih ditampung pada suatu tempat (receiver
dahulu (sortasi basah), kemudian dicuci flask). Kecepatan alat ini dalam
dengan air mengalir dan dirajang hingga melakukan evaporasi sangat cepat,
berukuran kecil dan ditimbang sebanyak terutama bila dibantu oleh vakum.
yang diperlukan, selanjutnya sampel Kelebihan lain dari rotari evaporator ialah
dikeringkan menggunakan oven dengan diperolehnya kembali pelarut yang
suhu 40oC selama ±8 jam hingga jumlah diuapkan.
kadar air berkisar 5 hingga 10%, hal d. Pembuatan stok ekstrak
tersebut bertujuan untuk mencegah Pembuatan stok ekstrak daun Piper
tumbuhnya bakteri dan jamur pada tahap aduncum L. mengacu pada kerja Galeb
penyimpanan. Sampel yang sudah kering (2014) yaitu dengan cara pengenceran
kemudian ditimbang sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak menggunakan pelarut
berat sebanyak yang diperlukan. Sampel Na-CMC 1 % yang terdiri dari 3
kemudian dihaluskan menggunakan konsentrasi yaitu 10 %, 30 %, 60 %. Pada
diblender dan diayak menggunakan mesh setiap seri konsentrasi dibuat dalam 10 ml
40 hingga diperoleh berat sampel 600 g. stok dengan jumlah ekstrak masing-
Kemudian simplisia tersebut direndam

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 48


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

masing secara berturut-turut sebesar 1 g, sudah diinkubasi. Pengamatan dilakukan


3 g, dan 6 g. dengan mengukur diameter zona bening
e. Uji daya hambat yang terbentuk dengan menggunakan
Uji daya hambat ekstrak daun P. jangka sorong.
aduncum L. terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dan Analisa Data
Escherichia coli dengan konsentrasi 10%, Data kuantitatif yang diperoleh dari
30%, 60%, kontrol positif Amoxicillin 3% pengukuran, kemudian akan dianalisis
dan kontrol negatif aquadest, secara statistik menggunakan software
menggunakan metode “disc diffusion” satistik SPSS Two Way Analisis of Varian
sesuai dengan kerja Midun (2012). (Two Way ANOVA). Data yang diperoleh
Media NA yang sudah dipanaskan menunjukkan perbedaan yang Non
dituang kedalam masin-masing cawan signifikan dengan uji lanjut Duncan’s
petri sebanyak 20 ml, kemudian Range Test (DMRT).
dimasukkan 0,1 ml suspense bakteri S.
aureus dan E. coli dengan menggunakan Skrining Fitokimia
pipet mikro dan diratakan menggunakan Proses skrining fitokimia yaitu untuk
kapas lidi steril, selanjutnya didiamkan mengetahui kandungan senyawa metabolit
beberapa menit agar suspensi menyerap sekunder yang terdapat pada daun P.
dengan baik pada media. Selanjutnya aduncum L., dimana senyawa yang diujikan
Kertas saring whatman berdiameter 0,6 ialah flavonoida, saponin, tanin, dan alkaloid,
mm dicelupkan ke dalam setiap sesuai kerja Galeb (2014) yaitu sebagai
konsentrasi ekstrak daun P. aduncum L., berikut :
kontrol positif Amoxicillin 3 % dan kontrol a. Flavonoida
negatif aquadest selama 10 menit dan Ekstrak P. aduncum L. ditimbang
diletakkan pada medium NA dengan sebanyak 0,5 g, ditambahkan aquadest
menggunakan pinset steril. Selanjutnya dan dilarutkan dengan serbuk Mg
diinkubasi selama 24 jam pada suhu sebanyak 0,1 mg, lalu ditambahkan HCL.
37oC. Apabila terbentuk warna orange, merah,
e. Pengamatan Zona Hambat merah bata, atau kuning berarti senyawa
Pengamatan zona hambat ekstrak tersebut positif (Depkes RI, 2000).
daun tumbuhan P. aduncum L. terhadap b. Saponin
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli Ekstrak daun P. aduncum L.
pada masing-masing cawan petri yang ditimbang sebanyak 0,5 g, kemudian

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 49


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

ekstrak dimasukkan kedalam tabung polar, sehingga dapat digunakan untuk


reaksi, ditambahkan dengan air dan mengekstrak senyawa fenolik dimana
dipanaskan di waterbath. Apabila terdapat telah diketahui bahwa daun P. aduncum
buih, hal itu menunjukan bahwa adanya L. juga mengandung beberapa senyawa
senyawa saponin (Ramyashree et al., fenolik berdasarkan dari hasil uji fitokimia
2012) ( Noviansari, dkk, 2013). Setelah
c. Tanin dilakukan perendaman, sampel
Ekstrak daun P. aduncum L. dipisahkan antara pelarut dan senyawa
ditimbang sebanyak 0,5 g, lalu ekstrak aktif dengan menggunakan rotary
diaduk dan ditambahkan 10 ml aquades, evaporator sehingga didapatkan ekstrak
kemudian disaring dan ditambahkan kental sebanyak 61,68 g.Hasil ekstrasi
reagen feCl3. Adanya warna hijau/biru sampel daun disajikan pada Tabel 1.
kehitaman menunjukan bahwa senyawa
tersebut positif (Ramyashree et al., 2012) Tabel 1 Hasil ekstraksi sampel daun
tumbuhan sirih hutan (Piper
d. Alkaloid
aduncum L.)
Ekstrak daun P. aduncum L. Perlakuan Hasil
Penimbangan
ditimbang sebanyak 0,5 g, kemudian (g)
ekstrak dimasukkan kedalam gelas piala, Daun sirih hutan yang 2.000 g
sudah diambil
lalu ditambahkan dengan HCL 2 M dan dibersihkan (sortasi
basah), kemudian dicuci
dipanaskan sambil diaduk lalu dengan air mengalir dan
didinginkan. Kemudian ditambahkan merajang hingga
berukuran kecil.
kembali serbuk NaCl dan diaduk lalu Daun dikeringkan dengan 1.500 g
menggunakan oven pada
disaring, filtratnya ditambahkan HCL 2 M
suhu 40° C selama ± 8
kemudian ditambahkan pereaksi wagner, jam.
Daun dihaluskan dengan 600 g
warna coklat positif menunjukan adanya menggunakan blender
alkaloid (Ramyashree et al., 2012) dan diayak menggunakan
mesh 40
Simplisia direndam 61,68 g
dengan menggunakan
HASIL alkohol 70% sebanyak 2
A. Ekstraksi L selama 5 hari.
Kemudian menyaring
Sampel daun P. aduncum L. ekstrak dengan kertas
saring dan melakukan
diekstraksi dengan menggunakan metode pemisahan antara zat
maserasi dan larutkan dengan pelarut terlarut dan pelarut
menggunakan rotary
alkohol 70% sebanyak 2 liter selama 5 evaporator
hari. Alkohol 70% merupakan pelarut

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 50


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

Berdasarkan hasil pengamatan uji Gambar zona hambat dapat dilihat pada
skrining fitokimia terkandung beberapa Gambar 1.
senyawa antibakteri pada ekstrak daun Piper
aduncum L. dapat dilihat pada Tabel.2

Zona Daya
Hambat
Tabel.2 Hasil skrining fitokimia ekstrak
daun Piper aduncum L.
a b
No Senyawa Hasil Gambar Ket Gambar 1 Zona hambat esktrak daun
1. Flavonoida + Ditandai
Piper aduncum L. terhadap
dengan pertumbuhan bakteri E. coli
terbentu (a) dan S. aureus (b).
knya
warna
Pengamatan terhadap diameter zona
merah.
daya hambat dari masing-masing
2. Saponin + Ditandai
dengan konsentrasi ekstrak diukur menggunakan
adanya
buih jangka sorong analitik.
ketika Berdasarkan uji statistik dengan
dipanas
kan. menggunakan two way anova maka
3. Tanin + Ditandai
dengan
diperoleh grafik dari hasil uji daya hambat
terbentuk ekstrak daun Piper aduncum L. terhadap
nya
warna pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli
biru
dapat dilihat pada Gambar 2
kehitama
n 30 d
Zona Daya Hambat (mm)

cd
4. Alkaloid + Ditandai 25
dengan 20 Diamater Rata-Rata Zona
b bcbc
terbentu 15 b b bc Hambat (mm)
Staphylococcus aureus
knya 10 Diamater Rata-Rata Zona
warna 5 a a
Hambat (mm) Escherichia
coli
coklat. 0

Pengujian daya hambat ekstrak daun P. Konsentrasi Ekstrak


aduncum L. terhadap pertumbuhan bakteri
Gambar 2. Grafik zona hambat ekstrak daun P.
S. aureus dan E. coli dengan menggunakan aduncum L. terhadap pertumbuhan bakteri
S. aureus dan E. coli. Nilai grafik yang
metode “disc diffusion” yang ditandai dengan ditunjukkan adalah nilai rata-rata ±SE.
Batang grafik yang diikuti oleh huruf yang
adanya daerah daya hambat yang terbentuk
sama menunjukan bahwa hasil yang
disekeliling kertas saring dengan diameter diperoleh tidak berbeda nyata pada tinggi uji
0,05.
yang berbeda disetiap konsentrasi ekstrak.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 51


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

PEMBAHASAN dengan mengganggu fungsi dari


Uji daya hambat ekstrak daun P. mikroorganisme seperti bakteri atau virus
aduncum L. terhadap pertumbuhan bakteri (Subroto dan Saputro, 2006). Mekanisme
S. aureus dan E. coli dengan metode “disc penghambatan flavonoid terhadap
diffusion” menggunakan kertas saring pertumbuhan bakteri diduga karena
Whatman yang ditandai dengan adanya kemampuan senyawa tersebut membentuk
zona daya hambat yang terdapat pada komplek dengan protein ekstraseluler,
sekeliling kertas saring. Pengamatan mengaktivasi enzim, dan merusak membran
diameter zona hambat dari masing-masing sel. Pada umumnya senyawa flavonoid
konsentrasi ekstrak yang diberikan diukur dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dengan menggunakan jangka sorong. Gram positif dan Gram negatif (Cowan,
Metode yang digunakan pada proses 1999). Senyawa ini merupakan antimikroba
ekstraksi yaitu metode maserasi dan hasil karena kemampuannya mampu membentuk
ekstraksi disajikan pada Tabel 1., sehingga kompleks dengan protein ekstraseluler
diperoleh berat basah dan berat kering yang terlarut serta dinding sel mikroba. Ekstrak
diperlukan, dan berat ekstrak kental yang daun P. aduncum L. juga mengandung
dihasilkan yaitu sebanyak 61,68 g. Ekstrak senyawa tanin, yang mempunyai daya
daun P. adundum L. bersifat antibakteri antibakteri dengan cara mempresipitasi
karena terdapat beberapa senyawa protein. Senyawa tanin juga dapat
metabolit sekunder yang terkandung mengakogulasi protoplasma bakteri dan
didalamnya sesuai dengan uji skrining menghambat pembentukan dinding sel
fitokimia. bakteri (Juliantina dkk., 2009). Mekanisme
Hasil pengujian fitokimia yang terlihat kerja senyawa tanin dalam menghambat sel
pada Tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak bakteri, yaitu dengan cara mendenaturasi
daun P. aduncum L. memiliki aktivitas protein sel bakteri, menghambat fungsi
antibakteri yang disebabkan adanya selaput sel (transpor zat dari sel satu ke sel
kandungan senyawa antibakteri, karena yang lain) dan menghambat sintesis asam
pada ekstrak daun P. aduncum L. nukleat sehingga pertumbuhan bakteri
terkandung beberapa kandungan senyawa dapat terhambat (Purwanti, 2007). Senyawa
yaitu flavonoida, saponin, tanin dan alkaloid. saponin yang terkandung sebagai
Flavonoid merupakan senyawa aktif yang antibakteri dengan cara merusak porin yang
dapat berefek sebagai antibakteri ( merupakan pintu masuk keluarnya senyawa
Rahmawan, 2008). Selain itu flavonoid juga dan mengurangi permeabilitas membran sel
berperan langsung sebagai antibiotik bakteri yang akan mengakibatkan sel

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 52


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

bakteri mengalami kekurangan nutrisi, dibandingkan dengan zona daya hambat


sehingga pertumbuhan bakteri akan yang terbentuk pada kontrol positif
terhambat atau mati (Darsana dkk., 2012). Amoxicillin 3% yaitu sebesar 26 mm untuk
Senyawa alkaloid mempunyai mekanisme bakteri S. aureus. Amoxicillin merupakan
kerja sebagai antibakteri yaitu dengan cara antibiotik yang berspektrum luas dan
mengganggu komponen penyusun biasanya efektif terhadap Gram positif dan
peptidoglikan pada sel bakteri sehingga Gram negatif terutama strain S. aureus dan
lapisan dinding sel tidak terbentuk secara enterokokus yang biasanya menimbulkan
utuh dan menyebabkan kematian pada sel penyakit infeksi pencernaan (Parhusip,
tersebut. 2006).
Pemberian ekstrak daun P. aduncum L. Hasil pengujian yang telah dilakukan
dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, pada masing-masing bakteri terdapat
30%, 60%, dan kontrol positif menggunakan perbedaan diameter zona hambat.
Amoxicillin 3%, menunjukan adanya zona Perbedaan tersebut mungkin disebabkan
daya hambat yang terbentuk disekeliling adanya perbedaan kecepatan ekstrak
kertas saring. Sedangkan pada perlakuan berdifusi kemedium agar. Perbedaan
kontrol negatif dengan menggunakan diameter zona hambat seiring dengan
aquadest tidak menunjukkan adanya zona meningkatnya konsentrasi yang digunakan
hambat, karena aquadest tidak memiliki pada proses pengujian, dimana semakin
aktivitas antibakteri. besar konsentrasi ekstrak yang digunakan
Gambar 2 menunjukan bahwa pada maka semakin baik pula dalam
masing-masing konsentrasi ekstrak daun menghambat pertumbuhan bakteri (Santoso
P.aduncum L. memiliki rata-rata diameter dan Harry, 2004).
zona hambat yang berbeda-beda. Diameter daya hambat dengan rata-rata
Perlakuan dengan pemberian konsentrasi yang diperoleh dari kedua bakteri terlihat
ekstrak daun 60% menghasilkan diameter bahwa zona daya hambat bakteri E. coli
zona hambat rata-rata yang paling besar lebih besar dibandingkan dengan zona daya
yaitu 14 mm, sedangkan untuk daya hambat bakteri S. aureus. Akan tetapi dari
hambat paling kecil terjadi pada konsentrasi kedua bakteri tersebut menunjukan bahwa
ekstrak paling rendah yaitu konsentrasi 10% hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata
dengan rata-rata 11,3 mm pada bakteri S. atau tidak signifikan. Hal ini disebabkan
aureus, dan 12 mm pada bakteri E. coli. karena bakteri S. aureus merupakan bakteri
Akan tetapi, zona daya hambat pada gram positif dimana bakteri tersebut
konsentrasi 60% masih lebih kecil memiliki lapisan peptidoglikan pada dinding

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 53


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

sel yang lebih tebal sehingga ketahanan 3. Perlakuan dengan pemberian ekstrak
bakteri S. aureus terhadap senyawa daun Piper aduncum L. terhadap
antibakteri pada ekstrak daun P. aduncum pertumbuhan bakteri Staphylococcus
L. lebih tinggi dibandingkan bakteri E. coli, aureus dan Escherichia coli menunjukan
karena bakteri E. coli merupakan bakteri nilai yang diperoleh tidak berbeda nyata.
Gram negatif sehingga selnya akan lebih 4. Pada ekstrak daun Piper aduncum L.
mudah terdenaturasi. terkandung beberapa senyawa yang
Pada uji lanjut Duncan (Gambar 2) dapat menghambat pertumbuhan bakteri
menunjukan bahwa perlakuan pemberian yaitu flavonoid, saponin,tanin, dan
ekstrak daun tumbuhan Piper aduncum L. alkaloid.
dan kontrol positif dapat menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. DAFTAR PUSTAKA
Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi
ekstrak daun Piper aduncum L. tersebut Cowan, M.M. (1999). Plant Product as
Antimicrobial Agents. J. Microbiology
memiliki sifat bakteriostatik yaitu
Reviews 12(4):564-582.
kemampuan suatu senyawa untuk
Darsana, I.G.O., Besung, I.N.K., dan
menghambat pertumbuhan bakteri. Akan
Mahatmi, H. (2012). Potensi daun
tetapi dari beberapa konsentrasi ekstrak Binahong (Anredera cordifolia (Tenore)
Steenis) Dalam Menghambat
tersebut menunjukkan bahwa hasil yang
Pertumbuhan bakteri Escherichia coli
diperoleh tidak berbeda nyata atau tidak secara In Vitro. J. Indonesia Medicus
Veterinus, 1 (3) ; 337-351
signifikan.
KESIMPULAN Depkes RI. (2000). Parameter Standar
Ekstrak Tumbuhan Obat Direktorat
Berdasarkan hasil penelitian yang
Jenderal pengawasan Obat dan
diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai makanan, Direktorat Pengawasan
Obat Tradisional, Jakarta
berikut :
1. Ekstrak daun Piper aduncum L. dapat Galeb, A. A. (2014). Uji Efektivitas Ekstrak
Daun dan Akar Tumbuhan Harrisonia
menghambat pertumbuhan bakteri
perforata Merr. Terhadap Bakteri Vibrio
Staphylococcus aureus dan Escherichia cholerae, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
coli.
Tadulako, Palu.
2. Konsentrasi ekstrak daun Piper aduncum
Gibson, J. M. (1996). Mikrobiologi dan
L. yang efektif dalam menghambat
Patologi untuk Perawat. Diterjemahkan
pertumbuhan bakteri Staphylococcus oleh Prasada, S. Cetakan I. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
aureus dan Escherichia coli yaitu
konsentrasi 60%.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 54


Hallianah, dkk. Biocelebes. April. 2019. Volume 13 Nomor 1, Halaman 46-55

Jawetz, M. & Adelberg’s, (2005), Ekstrak Kloroform dan Etanol serta


Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23, Pengaruhnya terhadap
diterjemahkan oleh Mudihargi, E., Mikroorganisme Penyebab Diare.
Kuntamah, Wasito, E. B., Mertaningsih, Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi.
N. M., Huriwati, H..Penerbit Buku Fakultas Pendidikan Biologi dan Ilmu
Kedokteran ECG, Jakarta. Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Juliantina R.F., citra M.D.A., Nirwani B.,
Nurmasitoh T., Bowo E.T. (2009). Rahmawan, L. (2008). Isolasi dan Identifikasi
Manfaat sirih merah (Piper crocatum) Flavonoida dari Daun Dewandaru
sebagai agen anti bacterial terhadap (Eugenia unifloria L.). Skripsi. Fakultas
bakteri gram positif dan gram negative. Farmasi. Universitas Muhammadiyah
Jurnal kedokteran dan kesehatan Surakarta. Surakarta.
Indonesia.
Ramyashree, M., Krishna R, H.,
Maija, F. (2015). Uji Daya Hambat Ekstrak Shivabasavaiah.(2012).
Daun Harrisonia perforata Merr Ethnomedicinal value of Opuntia elatior
Terhadap Pertumbuhan Bakteri fruits and its effects in mice, University
Staphylococcus aureus. Skripsi, of Mysore, Karnataka, India.
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Subroto, M.A. dan H. Saputro. (2006).
Tadulako, Palu. Gempur Penyakit dengan Sarang
Semut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Midun. (2012). Uji Efektivitas Ekstrak
Lengkuas Merah (Alpinia purpurata Syahrurachman, A., Chatim, A. & Sardjito, R.
K.Schum) Dalam Menghambat (1994). Buku Ajar Mikrobiologi
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Kedokteran, Edisi Revisi. Jakarta: Bina
aureus dan Escherichia coli Dengan Rupa Aksara
Metode Disc Diffusion, Skripsi,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Wardani, A.K. (2008). Uji Aktivitas
Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, Antibakteri Fraksi Residu Ekstrak
Jakarta. Etanolik Daun Arbenan (Duchesnea
indica (Andr. Facke.) terhadap
Noviansari, R., Sudarmin, dan Siadi, K. Staphylococcus aureus dan
(2013). Transformasi Metil Eugenol Pseudomonas aeruginosa
Menjadi 3-(3,4 dimetoksi Fenil)-1- Multiresisten Antibiotik Beserta Profil
Propanol Dan Uji Aktivitasnya sebagai Kromatografi Lapis Tipis [Skripsi S-1],
Antibakteri, Jurnal jurusan kimia Fakultas Farmasi Universitas
FMIPA Universitas Negeri Semarang, Muhammadiyah. Surakarta.
2(2)

Parhusip AJN. (2006). Kajian mekanisme


antibakteri ekstrak andaliman
(Zanthoxylum acanthopodium DC)
terhadap bakteri patogen pangan
[disertasi].Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.

Purwanti, E. (2007). Senyawa Bioaktif


Tanaman Sereh (Cymbopogon nardus)

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 55

Anda mungkin juga menyukai