EMBRIOLOGI TUMBUHAN
’’POLINASI’’
Disusun oleh
KELOMPOK 5
PRODI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada TUHAN yang maha esa sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“POLINASI” makalah ini dibuat untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang
paling benar yakni untuk mengetahui mata kuliah ini yang sempurna .Selanjutnya dengan rendah
hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat
kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini
masih memiliki banyak kekurangan.Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga rampungnya makalah ini.Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami
berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap
pembacanya.
Kata
pengantar………………………………………………………………………………………i.i
Latar Belakang………………………………………………………………………………...…i.ii
BAB I
Pendahuluan…………………………………………………………………………………… .1
Rumusan masalah………………………………………………………………………………..2
Tujuan………………………………………………………………………………………........3
BAB II Pembahasan……………………………………………………………………………..4
Polinasi………………………………………………………………………………………..5
Penyerbukan sendiri………………………………………………………………………........6
Penyerbukan silang……………………………………………………………………………..7
Kesimpulan……………………………………………………………………………………….9
Saran…………………………………………………………………………………………….10
Daftar pustaka……………………………………………………………………………...........11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination cf. pollen, “serbuk sari”),
adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik.Pada sebagian besar bunga, peristiwa
ini berarti “jatuh pada bagian kepala putik”. Penyerbukan merupakan bagian penting dari
proses reproduksi tumbuhan berbiji.
Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang
memasuki saluran putik menuju bakal biji. Di bakal biji terjadi peristiwa penting
berikutnya, pembuahan.
B. TUJUAN
- Ingin mengetahui pengertian polinasi
- Ingin mengetahui penyerbukan sendiri
- Ingin mengetahui penyerbukan silang
C.RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
I.I POLINASI
Penyerbukan Sendiri
Endapan serbuk sari dari anther bunga pada stigma bunga yang sama atau pada stigma
bunga yang berbeda pada tanaman yang sama disebut penyerbukan sendiri. Penyerbukan sendiri
terjadi antara antera dan stigma bunga yang identik secara genetis, menghasilkan keturunan yang
identik secara genetik untuk orang tua.Beberapa jenis metode reproduksi diamati pada tanaman
penyerbukan sendiri. Penyerbukan di dalam bunga yang sama disebut autogami. Pada beberapa
tanaman, beberapa bunga terhubung ke batang yang sama. Dalam bunga-bunga ini, serbuk sari
bunga-bunga yang berbeda menyerbuki bunga di batang yang sama. Ini disebut geitonogami.
Karpel dan benang sari memiliki panjang yang sama, dikelompokkan bersama dalam bunga,
yang menggunakan geitonogami.Beberapa bunga diserbuki sendiri bahkan sebelum pembukaan.
Ini disebut cleistogamy.Beberapa tanaman yang memperlihatkan cleistogami tidak pernah
dibuka.Keuntungan penyerbukan sendiri adalah bahwa tanaman mampu bereproduksi sementara
bahkan tidak ada agen penyerbuk eksternal untuk membantu penyerbukan. Kerugian dari
penyerbukan sendiri adalah mengurangi keragaman genetik tanaman dalam spesies yang sama.
Ciri-ciri jenis penyerbukan sendiri
Ada beberapa ciri ciri penyerbukan sendiri yang membedakan jenis penyerbukan ini dengan jenis
lainnya.Berikut ini ciri-ciri tersebut.
Sesuai dengan pengertiannya, ciri ciri penyerbukan sendiri ditandai dengan jatuhnya serbuk sari
dari bunga itu sendiri. Penyerbukan bisa terjadi dengan bantuan angin (anemogami), manusia
(antropogami), dengan bantuan hewan (zoidiogami), atau dengan bantuan air (hidrogami)
Karena kepala putik dibuahi oleh serbuk sari yang berasal dari bunga itu sendiri, maka
penyerbukan sendiri tentunya hanya bisa terjadi pada tumbuhan dengan bunga
hermaprodit.Bunga hermaprodit adalah bunga yang memiliki 2 kelamin lengkap, jantan dan
betina dalam satu duduk bunga saja.Contoh bunga hermaprodit misalnya bunga kembang sepatu,
bunga padi, bunga tanaman buah naga dan lain sebagainya.
Ciri ciri penyerbukan sendiri yang terakhir adalah hasil penyerbukan tersebut tidak menghasilkan
variasi keturunan. Kelamin jantan dan betina berasal dari satu tanaman saja, oleh karena itu tidak
terjadi pewarisan sifat-sifat yang berbeda seperti halnya pada penyerbukan silang maupun
penyerbukan bastar.
gandum.
padi.
kacang panjang.
Buncis.
kacang tanah.
kentang.
Tembakau
Dalam Penyilangan sendiri ada beberapa metode yang dapat dilakukan diantara nya:
o Seleksi galur murni
o Seleksi massa
o Seleksi bulk
o Seleksi silang balik (Back Cross)
A. SELEKSI GALUR MURNI
Seleksi galur murni ditujukan untuk memperoleh individu homosigot.Bahan seleksi galur murni
adalah populasi yang mempunyai tanaman homosigot sehingga pekerjaan seleksi memilih
individu yang homosigot tadi.pemilihan dilakukan berdasar Fenotipe tanaman.Galur murni dapat
terjadi apabila perkawinan dalam suatu galur antara dua individu menghasilkan keturunan
dengan penampilan standar yang sama dengan kedua tetuanya
galur murni merupakan tahapan penting dalam pengembangan varietas hibrida jagung. Pengujian
galur melalui analisis persilangan dialel merupakan metode yang banyak digunakan untuk
mengetahui kemampuan bergabung suatu galur dengan galur-galur lainnya (daya gabung umum)
(Yustiana dkk,2013).
Pemuliaan tanaman padi melibatkan proses menyilangkandan menyeleksi yang dapat
berlangsungantara 8 sampai 10 generasi untuk memproduksi galurmurni dari populasi heterogen.
Proses pemuliaanuntuk memperoleh galur-galur murni yang lama tersebutdapat lebih singkat
hanya satu sampai dua generasisaja melalui pemanfaatan sistem haploid (Dewi etal. 1996).
Untuk menghasilkan tanaman haploidganda pada tanaman sereal, seperti padi, lebih
seringdilaku-kan melalui kultur antera dibandingkan denganmela-lui kultur tepung sari. Hal ini
disebabkanfrekuensi pembentukan tanaman hijau sangat rendahpada kul-tur tepung sari (Cho dan
Zapata 1990).
B. SELEKSI MASSA
Seleksi galur massa brertujuan untuk Memperbaiki populasi secara umum dengan
memilih dan mencampur genotipe – genotipe superior. Contoh tanaman kedelai, gandum,
tembakau telah berhasil dengan menggunakan seleksi massa.Seleksi massa merupakan metode
seleksi yang paling sederhana karena hanya berdasarkan penampilan fenotipenya saja dan tiap
siklus seleksi hanya membutuhkan satu kali musim tanam. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan kemajuan seleksi dalam rangka pembentukan varieats jagung yang cocok untuk
tumpangsari..Penelitian ini berlangsung dalam dua tahap yaitu tahap seleksi dan uji hasil seleksi.
Tahap pertama adalah seleksi dengan menggunakan metode seleksi massa tanpa pengendalian
penyerbukan dengan kriteria seleksi tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang tongkol. Tahap
kedua adalah evaluasi hasil seleksi. Data yang diamati meliputi umur keluarnya bunga jantan,
umur keluarnya bunga betina, jumlah daun, tinggi tanaman, sudut daun, diamter batang, umur
panen, panjang tongkol, diamter tongkol, berat 100 butir biji dan berat biji pipilan kering per
tongkol. Data dianalisis dengan uji t0.05 guna mengetahui kemajuan seleksi yang diperoleh.Hasil
penelitian menunjukkan terdapat kemajuan seleksi yang nyata pada delapan sifat dari sebelas
sifat yang diamati.Sifat-sifat yang mengalami kemajuan seleksi adalah umur keluarnya bunga
jantan, jumlah daun, tinggi tanaman, ukuran sudut daun, diameter batang, umur panen, panjang
tongkol dan berat 100 butir biji.Berat biji pipil kering per tongkol sebagai indikator utama belum
menunjukkan perubahan yang nyata.
Kebaikan Seleksi Massa :
Ø Sederhana, mudah pelaksanaannya dan cepat untuk memperbaiki mutu tanaman,
Ø cara untuk memperbaiki mutu varietas lokal dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan petani
dan merupakan langkah pertama dalam memperbaiki mutu tanaman terutama pada jagung.
Apabila Seleksi Massa digunakan sebagai metode seleksi untuk tanaman penyerbuk sendiri maka
mempunyai kelemahan antara lain :
Ø Tidak mungkin dapat mengetahui apakah tanaman yang dikelompokkan homozigot /
heterozigot untuk suatu karakter dominan tertentu, jadi seleksi fenotipe harus dilanjutkan untuk
generasi berikut.
Ø Lingkungan luar mempengaruhi penampilan tanaman sehingga sulit untuk mengetahui apakah
tanaman yang superior menurut fenotipenya disebabkan faktor genetik atau lingkungan.
C.SELEKSI SILSILAH (PEDIGREE)
Metode ini dikatakan silsilah (pedigree) karena pencatatan dilakukan pada setiap anggota
populasi bersegregasi dari hasil persilangan.Seleksi pedigree diperlukan untuk menyatakan dua
galur tersebut serupa dengan mengkaitkan terhadap individu tanaman generasi
berikutnya.Seleksi pegidree dapat diterapkan bila sifat yang diseleksi memiliki nilai heritabilitas
yang tinggi dan diseleksi pada populasi yang bersegregasi.Karakter-karakter yang memenuhi
kriteria tersebut adalah karakter kualitatif.Sedangkan, untuk karakter kuantitatif umumnya
memiliki nilai heritabilitas rendah sehingga kurang efektif dilakukan perbaikan dengan
menggunakan seleksi pedigree.Seleksi pedigree untuk perbaikan sifat-sifat kuantitatif biasanya
dilakukan secara tidak langsung. Dalam hal ini seleksinya dilakukan pada karakter lain yang nilai
heritabilitasnya tinggi dan berkorelasi positif serta berkaitan erat dengan hasil. Dalam hal ini
kemajuan seleksi (KS) merupakan perbandingan lurus antara intensitas seleksi yang dibakukan
(i), akar kuadrat heritabilitas karakter yang diseleksi (h) dan korelasi genetik sifat yang diseleksi
dengan hasil (rg) dapat ditulis dengan rumus:
KS = I h rg
Tujuan metode seleksi pedigree adalah untuk memperoleh varietas baru dengan
mengkombinasikan gen-gen yang diinginkan yang ditemukan pada 2 genotipe atau
lebih.Rekombinasi dari dua genotype atau lebih tersebut diharapkan menghasilkan keturunan
yang lebih baik dan lebuh unggul dibandingkan rata-rata tetuanya.Tetua yang dipilih ahrus
memiliki karakter yang diinginkan, diatur oleh gen yang memiliki potensi untuk
digabungkan.Secara umum, salah satu tetua dipilih karena sudah bradaptasi dan diterima oleh
masyarakat, karakter komponen yang tidak dimiliki oleh tetua lain, missal ketahanan terhadap
penyakit.
Pada saat melakukan persilangan, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu 1. Ukuran
populasi, untuk memperkirakan berapa F1 yang akan dihasilkan dan berapa F2 yang diinginkan.
Hal ini berkaitan dengan berapa gen yang mengontrol karakter tersebut, 2. Tergantung pada
kombinasi persilangan yang akan membentuk beberapa famili, 3. Persilangan dapat dilakukan di
lapang atau rumah kaca, 4.Luas lahan yang tersedia, dan 5.Kemampuan pelaksana lapang.
Tahapan Seleksi Silsilah (Pedigree)
Metode bulk merupakan metode untuk membentuk galur-galur homozigot dari populasi
bersegregasi melalui selfing selama beberapa generasi tanpa seleksi pada generasi awal
melainkan dilakukan seleksi pada generasi lanjut setelah tanaman banyak yang homozigot.
Selama pertumbuhannya terjadi seleksi alam, sehingga tanaman yang tidak tahan menghadapi
tekanan lingkungan akan tertinggal pertumbuhannya atau mati.
Prinsip metode bulk merupakan metode seleksi yang paling sederhana setelah seleksi
massa,pada generasi awal tanaman ditanam rapat dan dipanen secara gabungan
(bulk),memanfaatkan tekanan seleksi alam pada generasi awal, seleksi baru dilakukan setelah
tercapai tingkat homozigositas tinggi (F5 atau F6),seleksi untuk karakter dengan heritabilitas
rendah hingga sedang.
Kelebihan metode bulk adalah
Ø relatif murah dan sederhana untuk memelihara populasi bersegregasi,
Ø generasi F1 sampai F4 pekerjaan tidak terlalu berat karena pada generasi tersebuttidak
dilakukan seleksi,
Ø ekonomis untuk tanaman-tanaman berumur pendek dan dapat ditanam pada jarak tanam
sempit seperti padi, gandum, kedelai, kacang tanah, dll sehingga tidak mengurangi luas lahan
percobaan,
Ø tanaman yang baik tidak terbuang karena tidak dilakukan seleksi pada generasi awal,
Ø beberapa generasi dapat dilakukan pada tahun yang sama,
Ø seleksi alam pada generasi awal dapat meningkatkan frekuensi gen-gen baik.
Kelemahan metode bulk adalah
Ø silsilah galur tidak tercatat sejak awal,
Ø seleksi alam pada generasi awal dapat menghilangkan genotipe-genotipe baik,
Ø tanaman pada satu generasi belum tentu terwakili pada generasi selanjutnya, 4) jumlah
tanaman pada generasi lanjut sangat banyak sehingga menyulitkan dalam seleksi dan
memerlukan lahan sangat luaTahapan seleksi bulk dilakukan pada generasi ke-6 (F6). Pada
metode seleksi bulk, dimulai dengan melakukan persilangan antara dua tetua galur murni
(homozigot) untuk menghasilkan benih F1.Keturunan F2 sampai F5 ditanam tanpa melakukan
seleksi.Pada keturunan F1 dan F2 ditanam dengan jarak tanam yang rapat.Pada keturunan F2
setelah dipanen kemudian dicampur (bulk) untuk dilanjutkan pada generasi F3.Kegiatan ini
dilakukan sampai generasi ke-5 dengan tujuan untuk memperoleh proporsi homozigot yang
cukup besar.Generasi F5 ditanam dengan jarak tanam lebar.Pada generasi ini mulai dilakukan
seleksi secara individual karena proporsi populasi yang homozigot udah mencapai lebih dari
90%, sehingga memudahkan pelaksanaan pemilihan. Individu tanaman terseleksi diberi nomor
dan ditanam pada F6 secara terpisah dalam barisan untuk setiap nomornya (single-row plot)Pada
generasi F7, benih yang berasal dari satu barisan ditanam pada petak yang lebih besar dengan
jarak tanam rapat (jarak tanam komersial), jika memungkinkan dengan ulangan-ulangan. Dapat
juga ditanam sebagai pengujian daya hasil pendahuluan apabila persediaan benih mencukupi
dengan menyertakan varietas pembanding.Pada generasi F8 dilakukan uji daya hasil dengan
menyertakan varietas pembanding dengan rancangan percobaan yang baik dan dilakukan pada
berbagai lokasi. Hal yang sama juga dilakukan pada generasi F9 dilakukan uji multilokasi.
Tahapan terakhir dari seleksi bulk adalah pelepasan varietas dan perbanyakn benih untuk disebar
secara komersial.
Metode silang balik di gunakan untukl memperbaiki varietas yang sudah mempunyai
karekter agronomi dan adaptasi yang baik,tetapi kurang baik pada satu atau beberapa karakter
saja.Metode silang balik adalah menyilangkan kembali turunanya dengan salah satu tetua nya
selama beberapa generasi untuk memindahkan gen dari tetua.
Apabila gen yang di harapkan dari tetua donor terpaut dengan gen yang tidak diinginkan
maka perlu di manfaatkan fenomena pindah silang agar gen yang tidak di inginkan tidak terikut
terbawa. Sejak tahun 2004 telah digunakan metode seleksi silang berulang dan kultur antera
untuk mempercepat pembentukan varietas PTB. Dengan menggunakan metode tersebut telah
diperoleh galur-galur yang mempunyai potensi hasil tinggi dan seragam. Metode seleksi baku
dalam pemuliaan telah dikuasai dalam perakitan varietas, seperti pedigree, bulk, dan kombinasi
keduanya. Penggunaan metode seleksi silang-berulang (SSB) atau recurrent selection (RS), yang
biasanya digunakan pada pemuliaan tanaman menyerbuk silang seperti jagung, memberikan
peluang yang lebih baik dan terarah dalam perakitan PTB, karena memungkinkan untuk
mengumpulkan kembali sifat-sifat yang mengalami segregasi. Teknik kultur antera
memungkinkan mendapatkan galur murni secara cepat melalui pembentukan tanaman haploid
ganda hasil regenerasi tanaman dari mikrospora (Buang Abdullah dkk,2008)
Penyerbukan Silang
Penyerbukan silang atau alogami adalah penyerbukan yang terjadi oleh serbuk sari yang
berasal dari tumbuhan lain yang sejenis. Dan apabila serbuk sari berasal dari bunga lain yang
tumbuhannya tidak sejenis dinamakan penyerbukan bastar.
Penyerbukan silang ialah suatu proses ketika satu tanaman menyerbuki tanaman dari
varietas lain. Dua tanaman mennggabungkan materi genetik dan biji yang dihasilkan dari
penyerbukan yang akan memiliki karakteristik dari kedua varietas dan merupakan varietas baru.
Penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi apabila serbuka sari yang jatuh di kepala
putik barasal dari bunga lain yang sejenis tetapi berbeda pohonnya.
Berdasarkan dari faktor yang menyebabkan sampainya serbuk sari ke kepala putik,
proses penyerbukan dibedakan menjadi:
Bunga yang penyerbukannya dibantu oleh angin memiliki ciri-ciri antara lain, memiliki serbuk
sari yang banyak, kecil, kering dan ringan sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Pada
dasarnya bunganya kecil atau mahkotanya kecil dan bahkan ada yang tidak memiliki
mahkota.Contohnya adalah bunga pada tumbuhan rerumputan.
Bunga yang penyerbukannya di bantu oleh hewan memiliki ciri-ciri antara lain memiliki
mahkota bunga yang besar, menarik, memiliki warna warna mahkota yang mencolok,
mengeluarkan bau yang khas serta menghasilkan nektar yang semuanya dapat menariki binatang
untuk menghampirinya. Bunga jenis ini pada umumnya memiliki serbuk sari yang menggumpal
dan lengket sehingga mudah menempel pada hewan (terutama pada kaki-kaki serangga).Contoh
hewan yang biasanya membantu penyerbukan adalah kupu-kupu, lebah madu, kelelawar dan lain
sebagainya.
Penyerbukan yang di bantu oleh air biasanya terjadi pada tumbuhan-tumbuhan air. Hal ini terjadi
dikarenakan air hujan yang turun dapat mengenai serbuk sari.Air yang telah mengandung serbuk
sari tersebut kemudian jatuh pada kepada putik sehingga terjadilah penyerbukan.
Tumbuhan yang proses penyerbukannya di bantu oleh manusia adalah tumbuh-tumbuhan yang
umumnya berguna bagi kehidupan manusia sehingga manusia sering melakukan kontak dengan
tumbuhan berbunga tersebut. Contohnya adalah vanili dan bunga anggrek.
Ciri khas bunga atau tanaman yang melakukan penyerbukan silang di antaranya:
Dilihat secara morfologi bunga, serbuk sari terhalang menyerbuki kepala putik, misalnya
posisi benang sari yang berada di bawah kepala putik atau berada pada bunga yang
berbeda.
Waktu kematangan kepala putik dan benang sari yang berbeda, sehingga ketika benang
sari jatuh di kepala putik tidak terjadi peleburan antara sel gamet jantan dan betina. Atau
putik matang terlebih dahulu dari pada benang sari, sehingga serbuk sari bunga dari
tanaman lain dapat menyerbukinya terlebih dahulu.
Ketidak sesuaian alat kelamin (inkompatabilitas). Penyerbukan oleh serbuk sari bunga
yang sama tidak pernah menghasilkan pembuahan, sehingga putik harus di serbuki oleh
serbuk sari dari bunga lain yang memiliki kesesuaian (kompatibel).
Bunga bertipe monoeceous atau bunga jantan dan bunga betina berpisah dalam satu
tanaman. Contoh tanaman yang memiliki bunga bertipe monoeceous ini adalah tanaman
jagung. Tanaman jagung memiliki bunga jantan di ujung batang dan bunga betina di
ujung ketiak daun (batang). Tepung sari dapat tersebar dengan bantuan angin, sehingga
berpotensi besar melakukan penyerbukan silang.
Bunga yang bertipe dioeceous atau bunga jantan dan betina terpisah dan berada pada
tanaman yang berbeda. Contoh mudah untuk jenis tanaman yang memiliki tipe bunga
seperti itu adalah tanaman pepaya. Tanaman pepaya pada umumnya memiliki satu jenis
bunga pada satu tanaman. Bunga betina saja/bunga jantan saja, meskipun ada juga yang
memiliki bunga jantan dan betina dalam satu tanaman, akan tetapi sangat jarang
sehingga tanaman yang memiliki bunga bertipe dieoceous umumnya merupakan spesies
tanaman yang menyerbuk silang.
Pepaya
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau memiliki cabang yang sedikit, tumbuh hingga
setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian
atas. Daunya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bangian tengah.
Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak.Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.
Pepaya adalah monodioecious (beruah tunggal sekaligus berumah dua) denganh tiga kelamin:
tumbuhan jantan, betina dan banci. Tumbuhan jantan di kenal sebagai “pepaya gantung”, yang
walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula.Buah yang mandul tidak
menghasilkaan biji yang subur, dan di jadikan bahan obat tradisional.Bunga pepaya memiliki
warna kining pucat dengan tangkai atau duduk pada batang.Bunga jantan tumbuh pada tangkai
panjang. Bunga biasanya di temukan pada daerah sekitar pucuk.Kelamin jantan pepaya di
tentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari keseluruhan panjangnya tidak
mengalami suatu juga telah di temukan untuk membedakan pepaya berkelamin betina dari
pepaya jantan atau banci.
Salak
Palma berbentuk perdu atau hampir tidak berduri banyak, melata dan beranak banyaki, tumbuh
menjadi rumpun yang rapat dan kuat. Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk,
sering bercabang, berdiameter 10-15.Kebanyakan berumah dua atau dioesis ini, terletak dalam
tongkol majemuk yang muncul di ketiak daun, bertangkai, mula-mula tertutup oleh seludang,
yang belakangan mengering dan mengurai menjadi serupa serabut. Tongkol dari bunga jantan
50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir yang masing-masing panjangnya antara 7-15 cm,
dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat. Tongkol dari
bunga betina 20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10
cm.
Bunga matahari
Tumbuhan semusim yang berasal dari Amerika Tropik utara (Meksiko), tinggi 3m sampai 5m
tergantung varietasnya.Daun tunggal lebar.Batang biasanya di tumbuhi rambut kasar, tegak,
jarang bercabang.
Wortel
Wortel adalah tumbuhan biennial dengan siklus hidup 12-24 bulan yang menyimpan karbohidrat
dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh
setinggi sekitar 1m, dengan bunga bewarna putih.Endapan butiran serbuk sari dari anther satu
bunga pada stigma bunga dari tanaman berbeda dari spesies yang sama disebut penyerbukan
silang. Jenis reproduksi yang digunakan dalam penyerbukan silang adalah allogami.Bahan
genetik dari dua tanaman digabungkan selama penyerbukan silang, menghasilkan keturunan
induk yang bervariasi secara genetik.Varian tomat yang lebih baik diproduksi dengan sengaja
melalui penyerbukan silang.
Penyerbukan silang membutuhkan agen penyerbukan eksternal seperti air, angin, binatang dan
serangga.Hewan seperti burung dan serangga seperti semut, kupu-kupu, kumbang, dan lebah
terlibat dalam penyerbukan silang.Penyerbuk yang paling umum adalah lebah madu.Bunga
penyerbukan silang terdiri dari beberapa karakteristik seperti kelopak berwarna cerah, nektar dan
aroma untuk menarik serangga serta benang sari panjang dan putik untuk menumpahkan butiran
serbuk sari ke tubuh serangga dan mencapai butiran serbuk sari dari tanaman yang berbeda, yang
dibawa oleh serangga.Bunga-bunga penyerbukan silang itu terdiri dari beberapa mekanisme
seperti pematangan benang sari dan karpel pada waktu yang berbeda untuk mencegah
penyerbukan sendiri juga.
Berdasarkan Mekanisme
Penyerbukan sendiri: Selama penyerbukan sendiri, serbuk sari ditransfer dari anther bunga baik
ke stigma bunga yang sama atau bunga yang berbeda di tanaman yang sama.
Penyerbukan silang: Selama penyerbukan silang, butir serbuk sari dipindahkan dari anther bunga
ke bunga berbeda dari tanaman berbeda dalam spesies yang sama.
Penyerbukan silang: Dua tanaman berbeda dari spesies yang sama terlibat dalam penyerbukan
silang.
Berdasarkan Kejadiannya
Penyerbukan sendiri: Penyerbukan sendiri terjadi di antara bunga yang identik secara genetik.
Penyerbukan silang: Penyerbukan silang terjadi antara tanaman yang berbeda secara genetik dari
spesies yang sama.
Penyerbukan sendiri: Penyerbukan sendiri hanya terjadi pada bunga yang sempurna.
Penyerbukan Silang: Penyerbukan silang dapat terjadi pada bunga yang sempurna dan tidak
sempurna.
Penyerbukan Silang: Bunga penyerbukan silang biasanya memiliki kelopak berwarna cerah,
nektar dan aroma, serta benang sari dan putik yang panjang.
Penyerbukan sendiri: Penyerbukan sendiri adalah metode yang pasti, yang jarang gagal.
Penyerbukan sendiri: Agen penyerbukan eksternal tidak selalu diperlukan untuk penyerbukan
sendiri.
Penyerbukan Silang: agen penyerbukan eksternal seperti angin, air, hewan dan serangga seperti
lebah diperlukan untuk mentransfer butir serbuk sari.
Penyerbukan sendiri: Bunga penyerbukan sendiri menghasilkan sejumlah kecil serbuk sari.
Penyerbukan silang: Bunga penyerbukan silang menghasilkan sejumlah besar butir serbuk sari.
Berdasarkan Jenis Reproduksi
Penyerbukan sendiri: Autogami dan geitonogami adalah jenis reproduksi pada tanaman
penyerbukan silang.
Penyerbukan Silang: Alogami adalah jenis reproduksi pada tanaman penyerbukan sendiri.
Berdasarkan Keturunan
Contoh
Penyerbukan sendiri: Penyerbukan sendiri terlihat pada kacang tanah. anggrek, kacang polong,
bunga matahari, gandum, barley, gandum, beras, tomat, kentang, aprikot, dan buah persik.
Penyerbukan Silang: Bunga apel, anggur, prem, pir, raspberry, blackberry, stroberi, runner bean,
labu, bakung, tulip, lavender diserbuki silang oleh serangga. Bunga-bunga dari rumput, catkin,
dandelion, pohon maple, dan jenggot kambing disilangkan oleh angin.
PERBEDAANNYA
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyerbukan adalah Perpindahan atau jatuhnya tepungsari dari anther kepada stigma disebut
penyerbukan (pollination)
Dalam Penyerbukkan sendiri ada beberapa metode yang dapat dilakukan diantara nya:
· Seleksi massa
· Seleksi bulk
Penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang adalah dua jenis mekanisme, yang digunakan oleh
tanaman selama reproduksi seksual mereka.Penyerbukan sendiri adalah pengendapan butiran
serbuk sari dari satu bunga pada stigma bunga kedua, yang secara genetik identik dengan bunga
pertama.Penyerbukan sendiri tidak menghasilkan keturunan yang bervariasi secara genetik.
Karenanya, ia tidak memiliki kontribusi terhadap evolusi. Tetapi, sifat-sifat yang disukai dapat
dilestarikan melalui keturunan dengan penyerbukan sendiri.Endapan serbuk sari dari satu bunga
pada stigma bunga lain dari spesies yang sama, yang secara genetik bervariasi untuk bunga
pertama adalah penyerbukan silang. Bunga penyerbukan silang menunjukkan karakteristik
khusus untuk menarik agen penyerbuk eksternal seperti hewan dan serangga ke
bunga.Karakteristik ini adalah warna cerah, kelopak besar, nektar dan aroma.Keturunan
keturunan yang bervariasi secara genetik dapat diperoleh melalui penyerbukan silang, mencapai
sifat-sifat yang menguntungkan. Namun, perbedaan utama antara penyerbukan sendiri dan silang
adalah dalam kontribusinya terhadap evolusi
3.2 Saran
Dalam pembuataan makalah ini mungkin banyak yang masih kurang jelas,kami dari
pengarang atau pembuat menerima masukkan dari anda agar makalah ini lebih baek kedepan
nya.
DAFTAR PUSTAKA
Eti Ernawiati,2004,Varietas genetik,fenotipe dan heritabilitas galur elite kedelai pada cekaman
genangan,jurnal Sains teks,vol 10 no 2,108-112