LOGO UNIVERSITAS
Oleh:
Nama :
NIM :
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
i
2.3 Kerangka Berpikir 17
A. Validitas 21
B. Reliabilitas 21
1. Uji Normalitas 22
2. Uji Linieritas 22
3. Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment 22
4. Uji Signifikansi 22
5. Uji Koefisien Determinasi 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan tersebut dinamakan budaya dan mengingat hal
ini dikaitkan dengan mutu kerja, maka dinamakan budaya kerja.
Menurut Nawawi (2003), budaya kerja adalah kebiasaan yang dilakukan
berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran terhadap
kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara
moral telah menyepakati bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang
harus ditaati dalam rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Pengembangan organisasi merupakan suatu kegiatan mengadakan
perubahan secara berencana yang mencakup suatu diagnosa secara sistematis
terhadap organisasi. Seorang pemimpin harus ikut aktif dalam mengatur
pelaksanaan kegiatan usaha pengembangan organisasi. Keberhasilan kegiatan
usaha pengembangan organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas
kepemimpinannya atau pengelola dan komitmen pimpinan pucuk organisasi.
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin
organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya
mempengaruhi dan mengarahkan para anggotanya.
Menurut Dr. Kartini Kartono (2019), kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan merupakan unsur penting dalam sebuah
perusahaan, karena tanpa adanya gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin
maka suatu perusahan bisa saja mengalami kemunduran dari apa yang diusahakan
oleh perusahaannya.
Menurut Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti (2011:260) kinerja merupakan
terjemahan dari kata performance yang memiliki arti sebagai sebuah hasil kerja
seorang pegawai atau pekerja, sebuah proses manajemen yang mana hasil kerja
tersebut harus memiliki sebuah bukti konkret yang juga dapat diukur.
Kinerja karyawan adalah suatu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya (Hasibuan:2013;38).
2
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan dapat bekerja dengan baik
bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik.
Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan
atau organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk itu kinerja dari para karyawan
harus mendapat perhatian dari para pimpinan perusahaan, sebab menurunnya
kinerja dari karyawan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan secara
keseluruhan (Mangkunegara;2019)
Kinerja karyawan merupakan fungsi dari kemampuan dan motivasi, di
mana kemampuan terdiri dari keterampilan, pelatihan dan sumber daya yang
diperlukan untuk melakukan tugas dan motivasi digambarkan sebagai kekuatan
batin yang mendorong individu untuk bertindak terhadap sesuatu (Kiruja dan
Elegwa, 2013).
Penelitian Dhea Dana Mariska tahun 2018 di Surabaya dengan judul
”Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja” Subjek pada penelitian ini adalah
karyawan PT K yang memiliki masa kerja minimal 1 tahun dengan tingkat
pendidikan minimal DIII. Rentang usia mulai 20 - 50 tahun. Cara yang digunakan
untuk mengambil sampel dalam penelitian ini dengan cara purposive random
sampling. Sampel yang akan diambil disesuaikan dengan karakteristik atau ciri-
ciri yang akan digunakan menjadi subjek. Dalam penelitian ini jumlah subjek
penelitian yang digunakan sebanyak 100 orang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data membuktikan bahwa ada
hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Terhadap hipotesis ada
hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan, berdasarkan hasil
analisis data Koefisien korelasi antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan
adalah 0,448 dengan p = 0,00, yang berarti hubungan kedua variabel adalah
signifikan.
3
Selain itu dalam penelitian (Apriani & Hartoyo, 2012) hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh secara signifikan
dan positif kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. (Wayan & Riana, 2015)
menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
Proklamasi, pada tanggal 02 Juni 2020 didapatkan data laporan Triwlan IV 2019
di bagian Departemen SDM terdapat angka turn over lebih dari 4% hasil
wawancara keluar dari 6 (enam) karyawan yang mengundurkan diri didapat data
bahwa 4 (empat) karyawan merasa tidak puas dalam bekerja, sedangkan 2 (dua)
karyawan keluar karena alasan keluarga. Sedangkan laporan penilaian kinerja
karyawan didapatkan data rata-rata memiliki kinerja baik. Hasil dari wawancara
bahwa 10 (sepuluh) karyawan dan atasan langsung didapatkan hasil dari 2 (dua)
karyawan mengungkapkan puas, dan dari 8 (delapan) karyawan mengungkapkan
tidak puas. Sedangkan data dari laporan atasan langsung didapatkan 2 (dua)
karyawan yang mengatakan puas memiliki kinerja sedang, dan dari 8 (delapan)
karyawang yang mengatakan tidak puas memiliki kinerja kurang.
4
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk menganalisis pengaruh dampak kepemimpinan dan budaya kerja
terhadap kinerja karyawan RSU Proklamasi Rengasdengklok Karawang.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja
karyawan di RSU Proklamasi Rengasdengklok Karawang.
b. Untuk mengidentifikasi pengaruh Budaya Kerja terhadap Kinerja karyawan
di RSU Proklamasi Rengasdengklok Karawang.
c. Menganilisis pengaruh Kepemimpinan, Budaya Kerja, terhadap kinerja
karyawan RSU Proklamasi Rengasdengklok Karawang.
5
bidang Manajemen di Rumah Sakit Umum Proklamasi Rengasdengklok
Karawang.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam pengaruh gaya
kepemimpinan dan budaya kerja terhadap kinerja karyawan sebagai dasar
untuk penelitian selanjutnya terkait dengan budaya kerja dirumah sakit lain.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2. Supervisi
Perilaku atasan dalam melakukan pengawasan terhadap
pegawai sangat diperhatikan oleh pegawai. Pengawasan yang dilakukan
dengan memperhatikan dan mendukung kepentingan pegawai akan
berdampak terhadap kepuasan kerja pegawai.
3. Pekerjaan itu sendiri
Sifat dari pekerjaan yang dihadapi oleh pegawai dalam organisasi yakni
skill varity, task identity,task significance,autonomy, dan feedback, akan
memberikan pengaruh yang berbedabeda terhadap kepuasan kerja pegawai.
4. Hubungan dengan rekan kerja
Interaksi antara pegawai dalam organisasi dapat mempengaruhi kepuasan
kerja pegawai tersebut. Secara individu rekan kerja yang bersahabat dan
mendukung akan memberikan kepuasan kerja pegawai lainnya.
5. Kondisi kerja
Kondisi kerja yang bersih dan tertata rapi akan membuat
pekerjaan lebih mudah dilakukan pegawai dan hal ini pada akhirnya
memberikan dampak terhadap kepuasan pegawai.
6. Kesempatan memperoleh perubahan status
Bagi pegawai yang memiliki keinginan besar untuk mengembangkan
dirinya, maka kebijakan promosi yang adil yang diberlakukan organisasi
akan memberikan dampak puas kepada pegawai.
7. Keamanan kerja
Rasa aman didapatkan pegawai dari adanya suasana kerja yang
menyenangkan, tidak ada rasa takut akan suatu hal yang tidak pasti dan
8
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Anwar Prabu
(2019), yaitu faktor yang ada pada diri karyawan faktor pekerjaannya.
1. Faktor Karyawan
Yaitu kecerdasan (IQ). Kecerdasan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi
fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara
berfikir, persepsi dan sikap kerja.
2. Faktor Pekerjaan
Yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan,
mutu pengawasan, jaminan finansial, kesepakatan promosi jabatan,
interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Adapun faktor-faktor menurut Luthans yang dapat mempengaruhi kepuasan
kerja (Donni Juni Priansa, 2016).
1. Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan yang memberikan kepuasan yang menarik dan menantang,
pekerjaan yang tidak membosankan, serta pekerjaan yang memberikan
status. Jadi pekerjaan itu sendiri dapat diartikan keadaan dimana pekerjaan
itu memberikan kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab.
2. Upah / Gaji
Upah atau gaji merupakan hal yang signifikan, namun merupakan faktor
yang kompleks dan multimedian dalam kepuasan kerja. Dengan kata lain
jumlah upah atau gaji yang diterima dianggap upah atau gaji yang wajar.
3. Promosi
Kesempatan dipromosikan nampaknya memiliki pengaruh yang beragam
terhadap kepuasan kerja, karena promosi bisa dalam bentuk yang berbeda-
beda dan bervariasi pula imbalannya. Sehingga dengan adanya promosi
jabatan dapat memberikan kesempatan karyawan untuk maju dan
mempunyai pengalaman.
9
4. Supervisi
Supervisi merupakan kepuasan kerja lainnya yang cukup penting pula,
karena didalam supervisi pemimpin memberikan atau masukan untuk
bawahan untuk bekerja dengan baik. Jadi supervisi merupakan kompetensi
teknis dan keterampilan interpersonal dari atasan langsung.
5. Kelompok kerja
Pada dasarnya, kelompok kerja akan berpengaruh pada kepuasan kerja.
Rekan kerja yang ramah dan kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja
bagi karyawan individu. Dan sejauh mana rekan kerja bersahabat,
kompeten dan memberikan dukungan.
6. Kondisi kerja / lingkungan kerja
Jika kondisi kerja bagus (lingkungan sekitar bersih dan menarik), misalnya
namun bila kondisi kerja rapuh (lingkungan sekitar panas dan berisik)
10
antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang akan
dicapai.
11
penyebab utama terjadinya ketidakpuasan. Pada dasarnya ada tiga
tingkat pegawai:
1) Memenuhi kebutuhan dasar pegawai.
2) Memenuhi harapan sehingga mungkin tidak mau pindah kerja ke
tempat lain.
3) Memenuhi keinginan pegawai dengan mendapat lebih dari apa yang
diharapkan.
12
(Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, 2017:168)
diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak
unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi
ketidakpuasan kerja.
13
3. Dampak terhadap kesehatan
dan mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat
peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang lain dan sebaliknya
penurunan yang satu mempunyai akibat yang negatif juga pada yang
lainnya.
melaksanakan tugas, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan
14
kepadanya serta kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan dalam
menjalankan tugas.
15
haknya dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu
organisasi akan mendukung kinerja karyawan tersebut.
3. Disiplin
Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang
ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan.
Masalah disiplin karyawan yang ada di dalam organisasi baik atasan
maupun bawahan akan memberikan corak terhadap kinerja organisasi.
Kinerja organisasi akan tercapai apabila kinerja individu maupun kelompok
ditingkatkan.
4. Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk
ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
Dengan perkataan lain, inisiatif karyawan yang ada di dalam organisasi
merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan mempengaruhi
kinerja.
D. Sumber Kesalahan Dalam Penilain Kinerja Karyawan
Menurut Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, 2017:336
1. Kesalahan dalam penilaian kinerja dapat bersumber dari:
a. Bentuk penilaian kinerja yang dipakai;
b. Penilai.
2. Bentuk penilaian kinerja ditemukan aspek yang sebenarnya tidak terkait
dengan keberhasilan pegawai.
3. Aspek yang harus dinilai tidak jelas batasannya atau memiliki dua arti
(ambiguous).
4. Kesalahan yang ditimbulkan karena penilaian dapat dibedakan:
a. Kesalahan Hallo (Hallo Error); penilai dalam menilai aspek yang
terdapat dalam formulir (barang) penilaian kinerja dipengaruhi oleh satu
aspek yang dianggap menonjol dan telah dinilai oleh penilai.
16
b. Kesalahan konstan (Constant Error); kesalahan yang dilakukan oleh
penilai secara konstan setiap menilai orang lain. Kesalahan konstan
terdiri atas:
1) Ada kecenderungan memberi nilai yang terkumpul sekitar nilai
tengah;
2) Kecenderungan memberi nilai mahal;
3) Kecenderungan memberi nilaimurah.
c. Berbagai prasangka, misalnya: prasangka terhadap pegawai yang masa
kerjanya lama, prasangka kesukuan, agama, jenis kelamin, pendidikan,
dan sebagainya.
17
2.3 Kerangka Berpikir
Untuk melakukan penelitian disusun kerangka berpikir yang dikembangkan lebih
fokus berdasarkan teori yang mengacu pada tinjauan pustaka. Kerangka berpikir
dapat dikatakan sebagai rangkuman dari kerangka teori (Sastroasmoro & Ismael,
2010).
Peneliti ingin mengetahui hubungan antara variable independen meliputi
hubungan kepuasan kerja dengan variabel dependen kinerja karyawan.
Variabel Independen Variabel Independen
Indikator Indikator
Pekerjaan itu sendiri Efektivitas dan efisiensi
Upah/gaji
Otoritas dan Tanggung jawab
Jenjang karir
Pengawasan Disiplin
Rekan kerja
Inisiatif
Aspek Aspek
Kepuasan terhadap Produktivitas
pekerjaan itu sendiri
Kualitas
Kesempatan
Ketetapan waktu
terhadap Upah/gaji
Kesempatan
Putaran waktu
promosi Penggunaan sumber daya
Kepuasan terhadap 18 Biaya
supervisi
Kepuasan terhadap
rekan kerja
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya
melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris melalui pembuktian dari hasil
penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak
(Sugiyono, 2013).
Untuk hipotesis hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Rumah
Sakit Umum Proklamasi rengasdengklok Karawang:
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja (X)
terhadap kinerja karyawan (Y) di Rumah Sakit Umum Proklamasi
Rengasdengklok Karawang.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja (X)
terhadap kinerja karyawan (Y) di Rumah Sakit Umum Proklamasi
Rengasdengklok Karawang.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
Populasi dalam penelitian ini adalah : sebagian karyawan yang bekerja di RSU
Proklamasi yaitu sebanyak 52 orang, Sampel dalam penelitian ini adalah :
n= N
1 + N (d)2
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : jumlah Populasi
d : tingkat kepercayaan diinginkan (0,1) atau 10%
sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
n = 52
1 + 62 (0,1)2
n = 52
1 + 52 x (0,01)
n = 52
1 + 0.52
n= 52
1,52
n = 34.2 34 sampel
21
Merupakan upaya pihak Rumah Sakit Umum Proklamasi Rengasdengklok
Karawang dalam meningkatkan keadaan yang nyaman dan menyenangkan
bagi karyawan dalam bekerja sehingga memberikan dampak yang optimal
dalam pekerjaannya. Indikatornya meliputi :
1. Pemberian upah/gaji yang sesuai dengan UMK (Upah Minimum Kerja).
2. Menciptakan pekerjaan yang menyenangkan, nyaman dan aman di Rumah
Sakit Umum proklamasi Rengasdengklok Karawang.
3. Memberikan dukungan, motivasi yang diberikan dari atasan kepada
bawahan sehingga memberikan semangat kerja di Rumah Sakit Umum
proklamasi Rengasdengklok Karawang.
4. Menciptakan suasana kekeluargaan di dalam bekerja dan sikap saling
mendukung antar teman kerja di Rumah Sakit Umum proklamasi
Rengasdengklok Karawang.
B. Instrumen Variabel Kinerja Karyawan
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable
bebas. Variabel bebas dalam hal ini adalah kinerja karyawan Rumah Sakit
Umum proklamasi Rengasdengklok Karawang.
3.5 Metode Analisis Instrumen
Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi persyaratan yang valid dan
reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner maka perlu
dilakukan pengujian atas kuesioner dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah
kuesioner yang disebarkan adalah valid dan reliabel, maka penelitian ini akan
melakukan kedua uji terhadap instrumen penelitian kuesioner :
A. Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butiran-butiran dalam
suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar
pertanyaan pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji
validitas sebaliknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya.
22
Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%.
Jika r tabel < r hitung maka valid. Uji validitas menggunakan teknik korelasi
product moment (Sujarweni, 2015).
B. Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk
kuesioner. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap
seluruh butir pertanyaan. Uji reliabilitas dapat dilihat pada nilai Cronbach’s
Alpha, jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka reliabel (Sujarweni, 2015).
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan suatu analisis data untuk mengolah data
dari penyebaran angket yang telah dilakukan yang kemudian akan didapat hasil
yang nantinya dipakai untuk menguji hipotesis hasil perhitungan dari skor
kemudian digunakan dalam analisis statistik deskriptif (Sugiyono, 2017).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai cara analisis normalitas, salah
satunya Kolmogorov Smirnov uji normalitas dilakukan dengan mendasarkan
pada uji Kolmogorov Smirnov dengan nilai p dua sisi (Sugiyono, 2018).
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk melihat linieritas peranan antara variabel terikat
dengan variabel bebas. Kaidah yang digunakan adalah jika nilai p lebih besar
0,05 maka sebenarnya dikatakan linier dan sebaliknya uji linieritas
dimaksudkan untuk mengetahui peranan variabel bebas dan terikat bersifat
linier atau tidak (Sugiyono, 2016).
3. Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Pengukuran keeratan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen digunakan Korelasi Product Moment (Pearson) untuk menguji
23
hubungan asosiatif atau bila data berbentuk interval atau rasio (Sugiyono,
2010).
4. Uji Signifikansi
Uji signifikansi bersama (Uji F) menurut Malhotra (2010), uji F menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian
keberartian koefisien regresi secara menyeluruh menggunakan Uji F dengan
derajat kebebasan (df)=n – k – l, pada tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05.
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Ho ditolak dan Ha diterima, jika F hitung ≥ F tabel.
b. Ho diterima dan Ha ditolak, jika F hitung ≤ F tabel.
Uji signifikasi Parsial (Uji t) Menurut Malhotra (2010), tujuan Uji t adalah
untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara
individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0)
yang akan diuji adalah uji parameter koefisien regresi (b1) sama dengan nol
atau H0 = b1 = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan
penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis alternative (Ha) merupakan parameter suatu variabel yang lebih
besar dari nol atau Ha = b1> 0, artinya suatu variabel independen merupakan
penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian keberartian
koefisien regresi secara menyeluruh menggunakan Uji t dengan menggunakan
derajat kebebasan (df) = n – k – 1, pada tingkat kepercayaan 95% dan α =
0,05.
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung ≥ t table
b. Ho diterima dan Ha ditolak, jika t hitung ≤ t table
5. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang
dikalikan dengan 100%. Uji Koefisien Determinasi dilakukan untuk
24
megetahui seberapa besar variabel X turut menentukan variabel X (Sugiyono,
2017).
DAFTAR PUSTAKA
25
Sugiyono. (2016, Oktober). Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan ke 4. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke
26. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan ke 1. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
26