Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 6

Anggota :
1. Devita Rindi (16.0.P.063)
2. Endah Lestari (16.0.P.073)
3. Fitri Dwi N.F (16.0.P.081)
4. Hevy Novita C. (16.0.P.084)
5. Nurul Huda (16.0.P.097)
6. Prisila Yulistiani (16.0.P.098)
7. Rofi’ Nur R. (16.0.P.107)
8. Tri Maya Gita A.F (16.0.P.114)
9. Triyani (16.0.P.115)
10. Wahyu Diah H (16.0.P.116)
FARMAKOLOGI BERHUBUNGAN
DENGAN SISTEM RESPIRASI
PENGERTIAN

Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses


mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam
udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan.
Infeksi saluran pernafasan adalah infeksi yang mengenai bagian
manapun saluran pernafasan, mulai dari hidung, telinga tengah, faring,
laring (bronkus bronkeolus) dan paru-paru.

Adapun faktor-faktor dalam proses respirasi yaitu :


1. Tekanan intrapleura yang menahan paru-paru tetap berkontak dengan
dinding toraks.
2. Jaringan elastik dalam paru-paru yang bertanggung jawab terhadap
kecenderungannya untuk menjauh dari dinding toraks dan mengempis.
3. Tekanan intra-alveolar yang merupakan tekanan di dalam paru-paru.
4. Surfaktan adalah sejenis lipoprotein yang disekresi oleh sel-sel epitel
dalam alveoli paru. Dimana surfaktan mengurangi tegangan permukaan
cairan yang menurunkan kecenderungan pengempisan alveoli.
5. Komplians yang merupakan suatu ukuran peningkatan volume paru yang
dihasilkan setiap unit perubahan dalam tekanan intra-alveolar.
6. Pneumotoraks merupakan kondisi dimana udara berada di dalam dada.
7. Atalektasis merupakan proses pengempisan paru-paru.
Masalah-Masalah Sistem Pernapasan

• Hipoksia adalah defisiensi oksigen, yaitu kondisi


berkurangnya kadar oksigen dibandingkan kadar
normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ.
• Hiperkapnia adalah peningkatan kadar CO2 dalam
cairan tubuh dan sering disertai dengan hipoksia.
• Hipokapnia adalah penurunan kadar CO2¬ dalam
darah.
• Asfisia (sufokasi) adalah suatu kondisi hipoksia dan
hiperkapnia yang diakibatkan ketidakcukupan
ventilasi pulmonar.
• Penyakit pulmonar obstruktif menahun (PPOM)
adalah kelompok penyakit yang meliputi asma,
bronkitis kronik, dan emfisema, juga kelompok
penyakit industrial seperti asbestosis, silikosis, dan
black lung.
• Kanker paru (karsinoma pulmonar) sering dikaitkan
dengan merokok tetapi dapat juga terjadi pada orang
yang tidak merokok.
• Tuberkolosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri
yang dapat mempengaruhi semua jaringan tubuh, tapi
paling umum terlokalisasi di paru-paru.
• Pneumonia adalah proses inflamasi infeksius akut
yang mengakibatkan alveoli penuh terisi cairan
JENIS OBAT
 Antihistaminika

Semua antihistamin memberikan manfaat potensial


pada terapi alergi nasal, rhinitis alergik. Sifat antikolinergik
pada kebanyakan antihistamiin menyebabkan mulut kering
dan pengurangan sekresi, membuat zat ini berguna untuk
mengobati rhinitis yang ditimbulkan oleh flu. Antihistamin
juga mengurangi rasa gatal pada hidung yang
menyebabkan penderita bersin banyak obat-obat flu yang
dapat dibeli bebas mengandung antihistamin, yang dapat
menimbulkan rasa mengantuk.
Contoh : Difenhidramin, kloerfenilamen maleat,
Fenotiasin
 Mukolitik

Mukolitik bekerja sebagai deterjen dengan mencairkan


dan mengencerkan secret mukosayang kental
sehingga dapat dikeluarkan. Efek samping yang paling
sering terjadi adalah mual dan muntah, maka
penderita tukak lambung perlu waspada. Wanita
hamil dan selama laktasi boleh menggunakan obat ini.
Contoh obat : ambroxol, bromheksin.
 Inhalasi

Inhalasi adalah suatu cara penggunaan adrenergika dan


kortikosteroida yang memberikan beberapa keuntungan
dibandingkan pengobatan per oral. Efeknya lebih cepat,
dosisnya jauh lebih rendah dan tidak diresorpsi ke dalam
darah sehingga resiko efek sampingnya ringan sekali. Dalam
sediaaninhalasi, obat dihisap sebagai aerosol (nebuhaler)
atau sebagai serbuk halus (turbuhaler).
Contoh obat : minyak angin (aromatis), Metaproterenol
 Kromoglikat

Kromoglikat sangat efektif sebagai obat pencegah


serangan asma dan bronchitis yang bersifat alergis, serta
konjungtivitis atau rhinitis alergica dan alergi akibat bahan
makanan. Efek samping berupa rangsangan lokal pada
selaput lender tenggorok dan trachea, dengan gejala
perasaan kering, batuk-batuk, kadang-kadang kejang
bronchi dan serangan asma selewat. Wanita hamil dapat
menggunakan obat ini.
Contoh obat : Natrium kromoglikat
 Kortikosteroid

Kortikosteroid berkhasiat meniadakan efek mediator,


seperti peradangan dan gatal-gatal. Penggunaannya
terutama bermanfaat pada serangan asma akibat infeksi
virus, selian itu juga pada infeksi bakteri untuk melawan
reaksi peradangan. Untuk mengurangi hiperreaktivitas
bronchi, zat-zat ini dapat diberikan per inhalasi atau peroral.
Penggunaan oral untuk jangka waktu lama hendaknya
dihindari, karena menekan fungsi anak ginjal dan dapat
mengakibatkan osteoporosis.
Contoh obat : hidrokortison, deksamethason,
beklometason, budesonid.
 Antiasma dan Bronkodilator

Terdapat bersama kofein pada daun teh dan memiliki


sejumlah khasiat antara lain spamolitis terhadap otot polos
khususnya pada bronchi, menstimuli jantung dan
mendilatasinya serta menstimulasi SSP dan pernapasan.
Reabsorpsi nya di usus tidak teratur. Efek sampingnya yang
terpenting berupa mual dan muntah baik pada penggunaan
oral maupun parienteral. Pada overdosis terjadi efek sentral
(sukar tidur, tremor, dan kompulsi) serta gangguan
pernapasan juga efek kardiovaskuler.
Contoh Obat : teofilin
Obat-obat batuk
 Antitussiva (L . tussis = batuk) digunakan untuk pengobatan batuk
sebagai gejala dan dapat di bagi dalam sejumlah kelompok dengan
mekanisme kerja yang sangat beraneka ragam, yaitu :
1. Zat pelunak batuk (emolliensia, L . mollis = lunak ), yang
memperlunak rangsangan batuk, melumas tenggorokan agar tidak
kering, dan melunakkan mukosa yang teriritasi. Banyak digunakan
syrup (thyme dan althea), zat-zat lender (infus carrageen)
2. Ekspoktoransia (L . ex = keluar, pectus = dada) : minyak terbang,
gualakol, radix ipeca (dalam tablet / pelvis doveri) dan ammonium
klorida (dalam obat batuk hitam) zat-zat ini memperbanyak
produksi dahak ( yang encer). Sehingga mempermudah
pengeluarannya dengan batuk.
3. Mukolotika : asetilsistein, mesna, bromheksin, dan ambroksol,
zat-zat ini berdaya merombak dan melarutkan dahak ( L . mucus =
lender, lysis = melarutkan), sehingga viskositasnya dikurangi dan
pengeluarannya dipermudah.
4. Zat pereda : kodein, naskapin, dekstometorfan, dan
pentoksiverin (tucklase), obat-obat dengan kerja sentral ini ampuh
sekali pada batuk kering yang mengelitik.
 5. Antihistaminika : prometazin, oksomomazin, difenhidramin,
dan alklorfeniaramin. Obat ini dapat menekan perasaan
mengelitik di tenggorokan.
6. Anastetika local : pentoksiverin. Obat ini menghambat
penerusan rangsangan batuk ke pusat batuk.
Penggolongan lain dari antitussiva menurut titik kerjanya, yaitu :
1. Zat-zat sentral SSP
Menekan rangsangan batuk di pusat batuk (modula), dan
mungkin juga bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi (di otak)
dengan efek menenangkan.
1. Zat adiktif : doveri , kodein, hidrokodon dan normetadon.
2. Zat nonadiktif : noskopin, dekstrometorfan, pentosiverin.
2. Zat-zat perifer di luar SSP
Emollionsia, ekspektoransia, mukolitika, anestetika local dan
zat-zat pereda.
Contoh obat
DEKSAMETASON
Deksametason merupakan obat antiinflamasi
yang memiliki fungsi mengurangi atau menekan
proses peradangan yang terjadi pada tubuh.
Obat Dexamethasone memiliki potensi yang
sangat kuat sebagai anti inflamasi dan anti alergi.
Sebagai perbandingan deksametason 0,75 mg
memiliki kesetaraan dengan prednison 5 mg,
prednisolon 5 mg kortison 25 mg dan hidrokortison
35 mg. Beberapa merek dagang: Dexaharsen, Mexon
(kombinasi dengan CTM),
Seperti halnya obat kortikosteroid pada umumnya,
deksametason bekerja dengan cara berikut :
 Mengurangi proses inflamasi dengan membuat membran
leukosit lisosom menjadi stabil, sehingga pelepasan hidrolase
asam yang merusak leukosit dapat dicegah.
 Mengurangi proses penarikan makrofag menuju tempat yang
mengalami peradangan
 Mengurangi proses pembentukan edema dan mengurangi
permeabilitas dinding kapiler
 Mengurangi proses pelepasan histamin dan kinin dari substrat
 Mengurangi proses pembentukan fibroblast dan jaringan parut
 Mengurangi proses penyerapan kalsium dari saluran cerna dan
meningkatkan proses pembuangan kalsium lewat ginjal
 Mengurangi aktivitas limfatik, volume limfatik, dan produksi
limfosit
 Mengurangi kadar imunoglobulin, kadar komplemen dan
kompleks imun lain pada celah bawah membran
 Mengurangi reaktivasi jaringan untuk membentuk interaksi
antigen-antibodi
 Meningkatkan proses pembentukan sel eritroid di dalam
sumsum tulang dan memperpanjang usia hidup eritrosit dan
trombosit
 Meningkatkan proses pembentukan glukosa dari hati,
meningkatkan pemecahan protein dan pemindahan lemak dari
pinggiran ke bagian tengah tubuh
Indikasi

Obat deksametason dapat digunakan untuk mengobati


penyakit – penyakit berikut ini:
 Penyakit inflamasi akut
 Penyakit inflamasi pada kulit
 Penyakit inflamasi pada mata
 Penyakit rematik sendi Penyakit asma bronkhial
 Penyakit sistemik lupus eritematosus
 Penyakit keganasan sistem limfatik
Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini. Deksametason


tidak boleh digunakan pada penderita dengan beberapa kondisi berikut
:
 Memiliki penyakit tuberkulosis paru aktif (TBC)
 Memiliki penyakit infeksi yang sifatnya akut (sedang berlangsung dan
berat)
 Memiliki penyakit infeksi jamur, misalnya panu, kurap, keputihan akibat
jamur dan sebagainya
 Memiliki penyakit herpes mata (herpes occular)
 Memiliki penyakit tukak lambung (ulkus peptikum)
 Sedang mengalami osteoporosis atau pengeroposan tulang
 Sedang mengalami psikosis maupun psikoneurosis berat
 Sedang mendapatkan vaksin hidup
 Ibu hamil atau berencana untuk hamil.
Dosis Dexamethasone

Adapun dosis obat dexametason yang umum


digunakan dan dianjurkan yaitu:
1. Dosis dewasa pada pengobatan menggunakan
deksametason oral adalah 0,5 mg sampai dengan 10 mg per
hari
2. Dosis dewasa pada pengobatan menggunakan
deksametason parenteral adalah 1 ml sampai 8 ml per hari
3. Dosis anak – anak yang dianjurkan adalah 0,08 mg sampai
dengan 0,3 mg/Kg berat bedan/hari yang dibagi dalam 3
atau 4 dosis pemberian.
Efek Samping Dexamethasone

Obat deksametason sering menimbulkan efek samping


sebagai berikut:
 Gangguan pada saluran pencernaan seperti sakit perut dan
mual
 Infeksi jamur oportunis
 Kebingungan dan gangguan tidur
 Peningkatan berat badan
 Kelemahan pada otot tubuh
 Menstruasi tidak lancar
 Pengeroposan tulang atau osteoporosis Gangguan pada
pertumbuhan
Informasi Keamanan

 Obat Dexamethasone harus secara hati – hati


digunakan pada penderita yang dekat dengan
orang yang terinfeksi bakteri, virus dan jamur,
karena kerentanan untuk terinfeksi.
 Obat deksametason harus secara hati – hati
digunakan pada penderita gangguan ginjal dan
hipertensi, osteoporosis, miastenia gravis, dan
tukak lambung.
 Harus diwaspadai dan diawasi dengan ketat pada
penderita diabetes melitus, karena berpotensi
meningkatkan kadar gula dalam darah.
 Obat Dexamethasone harus secara hati – hati diberikan
pada wanita yang hamil, wanita yang sedang berencana
untuk hamil, dan wanita yang sedang menyusui.
 Pengobatan harus ditingkatkan secara bertahap dan juga
diturunkan secara bertahap apabila dipakai untuk jangka
panjang.
 Jangan menghentikan obat ini tanpa petunjuk dokter.
Interaksi obat

Agar dapat bekerja secara efektif, dexamethasone


tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bersamaan dengan obat
phenytoin, fenobarbital, rifampicin, suplemen vitamin A,
tetrasiklin dan antibiotik lainnya, tiazid, ephedrine, barbiturat,
primidon. Dexamethasone juga dapat mengubah efek obat
pengencer darah oral, serta menurunkan efek obat
hipoglikemik oral dan salisilat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai