Anda di halaman 1dari 43

Deteksi Dini Kanker Serviks

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PERIODE 4 MEI-18 JULI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
Definisi
_______________
Kemenkes WHO
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal Kanker merupakan suatu istilah untuk suatu
dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian penyakit yang dapat mempengaruhi bagian tubuh
bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan apapun yang merupakan perubahan abnormal pada
berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri sel yang terus berkembang dan dapat menyebar
eksternum. dari satu organ ke organ lainnya.
Kementrian Kesehatan RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) tahun 2019, Jakarta : Kemenkes RI
Klasifikasi
_______________
Derajat Histologik

GX Derajat tidak dapat ditemukan

G1 Diferesiansi baik

G2 Diferesiansi sedang

G3 Diferesiansi buruk atau


undiferensiasi
Epidemiologi
_______________
Number of New Cases in 2018, females, all ages
Etiologi
_______________
Herbert, Jennifer & Coffin, Janis. (2008). Reducing Patient Risk for Human Papillomavirus Infection and Cervical Cancer. The Journal of the American Osteopathic Association. 108. 65-70.
Faktor Resiko
__________________
Faktor Resiko

Herbert, Jennifer & Coffin, Janis. (2008). Reducing Patient Risk for Human Papillomavirus Infection and Cervical Cancer. The Journal of the American Osteopathic Association. 108. 65-70.
Kementrian Kesehatan RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) tahun 2019, Jakarta : Kemenkes RI
Manifestasi Klinis
_______________________
Pada stadium dini, seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas. Tetapi pada stadium lanjut,
muncul gejala yang harus diperiksa lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker, yaitu :

Kementrian Kesehatan RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) tahun 2019, Jakarta : Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) tahun 2019, Jakarta : Kemenkes RI
Papsmear
Pap Smear, is known as one of the effective methods to detect the cervical cancer,
Pengambilan sel dari serviks (mulut rahim),
diperiksa dengan mikroskop untuk
mengetahui adanya kelainan pada serviks
Langkah Pap Smear

1. Pasien berbaring di meja periksa dalam posisi litotomi.


2. Spekulum cocor bebek yang kering dipasang, tanpa pelumas
3. Sumber cahaya dari belakang pemeriksa berupa lampu sorot 100 watt diarahkan ke dalam liang vagina sehingga serviks jelas
terlihat. Bila perlu, dilakukan permbersihan mukus dan flour menggunakan kassa sehingga serviks terlihat jelas
4. Spatula Ayre diusapkan pada permukaan serviks dan diputar 360 derajat
5. Cytobrush dimasukkan ke dalam kanalis servikalis dan diputar 180 derajat searah jarum jam
6. Keduanya diapuskan ke kaca objek yang telah diberi nomor.
7. Difiksasi dalam alkohol 95% selama 30 menit
8. Dikeringkan dalam udara terbuka dan diberi nama serta nomor urut.
9. Pewarnaan sediaan dikerjakan di laboratorium sitologi.
○ Pewarnaan sediaan sitologi yang dipakai adalah pewarnaan Papanicolaou yang terdiri dari pewarnaan inti dengan
Hematoxylin dan sitoplasma dengan orange G dan EA.
10. Prinsip pewarnaan Papanicolaou adalah melakukan pewarnaan, hidrasi dan dehidrasi sel.
Hasil Pap Smear, Berdasarkan Bethesda System 2014

● Squamous cell
○ Atypical squamous cell of undetermined significance (ASCUS)
○ Atypical squamous cell of undetermined significance cannot exclude HSIL (ASC-H)
○ Low Grade Squamous Intraepithelial Lesions (LSIL)
○ High Grade Squamous Intraepithelial Lesions (HSIL)
○ Squamous cell carcinoma

● Glandular cell
○ Atypical Glandular Cell (AGC)
○ Endocervical adenocarcinoma In Situ (AIS)
○ Adenocarcinoma
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

● Pemeriksaan dengan cara pengaplikasian asam asetat 3-5%


pada mulut rahim
● Hasil langsung terlihat
● Murah
● Tidak invasif
Langkah Tes IVA

1. Informed consent lisan


2. Cuci tangan
3. Pasien dalam posisi litotomi
4. Inpeksi dan palpasi organ genitalia externa
5. Pemasangan spekulum / cocor bebek
6. Lakukan penilaian awal :
a. Curiga keganasan atau tidak ? Tidak perlu IVA jika curiga keganasan
b. Apakah SCJ tampak atau tidak ?
■ Jika ya → IVA → tunggu hasil IVA
■ Jika tidak → IVA, kemudian anjurkan Pap smear
7. Semprotkan asam asetat pada serviks
8. Tunggu 3-5 menit
9. Sinari dengan lampu
10. Apakah tampak bercak putih (aceto white)
Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI)
● Dikenal juga dengan Schiller’s test
● Sensitifitas 87.2% dan spesifikasi 84.7%
● Prinsip: Melihat perubahan warna pada serviks setElah
dioleskan larutan lugol iodine
Alat dan Bahan

Spekulum
Cotton tipped
Examination glove
Nierbaken
Lugol iodine
Epitel pada Cervix Normal
Negative results

Epitel skuamosa berubah warna menjadi kegelapan sementara epitel


kolumnar tidak berubah warna
Positive result

Tampak warna kekuningan pada skuamocolumnar junction


Pencegahan
_______________
PENCEGAHAN

Kementrian Kesehatan RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) tahun 2019, Jakarta : Kemenkes RI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai