Anda di halaman 1dari 7

II.

3 Gejala dan Tanda Klinis

Awalnya ARMD sangat jarang menyebabkan keluhan. Keluhan baru


dirasakan apabila telah terjadi neovaskularisasi koroid (choroidal neovascularization,
CNV) atau drusen lunak di sentral makula yang menyebabkan gangguan lapang
pandang sentral, penurunan tajam penglihatan sehingga sulit melakukan pekerjaan
yang membutuhkan resolusi tinggi. ARMD tipe neovaskular ditandai dengan
terdapatnya cairan subretinal dan intraretinal. ARMD tipe atrofi geografik, dijumpai
penurunan tajam penglihatan secara lambat atau menahun. Pada ARMD tipe arofi
geografik, dijumpai area depigmentasi berbatas tegas yang menunjukkan atrofi EPR.1
Gejala-gejala klinik yang biasa didapatkan pada penderita degenerasi makula
antara lain:

 Distorsi penglihatan, obyek-obyek terlihat salah ukuran atau bentuk


 Garis-garis lurus mengalami distorsi (membengkok) terutama dibagian pusat
penglihatan
 Kehilangan kemampuan membedakan warna dengan jelas
 Ada daerah kosong atau gelap di pusat penglihatan
 Kesulitan membaca, kata-kata terlihat kabur atau berbayang
 Secara tiba-tiba ataupun secara perlahan akan terjadi kehilangan fungsi penglihatan
tanpa rasa nyeri

Gambar 2.1 Distorsi Penglihatan Penderita ARMD pada Amsler Grid


II. 4 Diagnosis

1. Test Amsler grid


Kartu Amsler Pada awal ARMD neovaskular dapat terlihat distorsi garis lurus
(metamorfopsia) dan skotoma sentral. Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
pemantauan oleh penderita sendiri sehingga tindakan dapat dilakukan secepatnya,
dimana pasien diminta untuk melihat suatu halaman uji yang mirip kertas milimeter
grafis pada jarak 30cm untuk memeriksa titik sentral yang terganggu fungsi
penglihatannya. Kemudian retina diteropong melalui lampu senter kecil dengan lensa
khusus. Pemeriksaan lainnya dengan test penglihatan warna, untuk melihat apakah
penderita masih dapat membedakan warna.

Gambar 2.2 Amsler Grid

2. Funduskopi
Pada pemeriksaan funduskopi dengan oftalmoskop direk atau indirek akan terlihat di
daerah makula berupa drusen, kelainan epitel pigmen retina seperti hiperpigmentasi atau
hipopigmentasi yang berhubungan dengan drusen pada kedua mata, neovaskularisasi
koroid, perdarahan subretina, dan lepasnya epitel pigmen retina dapat menolong sebagai
konfirmasi diagnosis, tetapi penemuan tersebut bisa muncul tanpa kehilangan
penglihatan.2
Gambar 2.3 Gambaran Dry dan Wet AMD pada funduskopi

 Fundus fluorescein angiography (FFA)

Pemeriksaan FFA merupakan gold standard bila dicurigai CNV. Gambaran FFA dapat
me- nentukan tipe lesi, ukuran dan lokasi CNV, sehingga dapat direncanakan tindakan
selanjutnya. FFA juga digunakan sebagai penuntun pada tindakan laser dan sebagai
pemantauan dalam menentukan adanya CNV yang mene- tap atau berulang setelah
tindakan laser. Dari gambaran FFA, dapat ditentukan beberapa tipe lesi, yaitu

(a) CNV Klasik: gambaran hiperfl oresin berbatas tegas pada fase peng- isian awal
arteri, dan pada fase lambat tampak kebocoran fl uoresin sehingga batasnya menjadi
kabur

(b) CNV Tersamar (Occult): pada fase lambat terlihat gambaran hiperfl o- resin granular
dengan batas tidak tegas

(c) Predominan klasik: lesi klasik lebih dari 50% dibandingkan dengan tipe tersamar,
dan (d) Minimal klasik: lesi klasik kurang dari 50% dibandingkan dengan tipe tersamar

Lesi juga dibagi menjadi ekstrafoveal, juxtafoveal atau subfoveal jenis tergantung
pada lokasi mereka. Lokasi lesi mempengaruhi pilihan pengobatan.

Lesi ekstrafoveal: 200 –2500 mm dari fovea

Lesi juxtafoveal: 1 –199 mm dari fovea

Lesi subfoveal melibatkan pusat fovea


Gambar 2.4 Gambaran Wet AMD pada FFA

Gambar 2.5 Berdasarkan gambaran FFA, lesi CNV dapat dibedakan menjadi: classic
dan occult CNV.

 Optical coherence tomography (OCT)

Optical Coherence Tomography (OCT) merupakan tindakan tidak invasif yang


menghasilkan gambaran resolusi mikrometer pada jaringan mata. Pemeriksaan ini
menggunakan prosedur gambaran 2 dimensi. Pemeriksaan ini berguna untuk
membedakan lapisan retina, melihat ketebalan dari lubang makula, melihat adanya
edema makula dan mengevaluasi cairan subretina yang tidak dapat di lihat melalui
angiografi fluorosens.
Gambar 2.6 Gambaran OCT Normal

Gambar 2.7 Gambarat Dry AMD Pada OCT Panah putih: drusen sebagai
elevasi dari RPE

Gambar 2.8 Gambaran Dry AMD pada OCT

Panah kuning: Penebalan Retina, Panah Biru: Cyst, Panah Putih: Cairan intraretinal

 Indocyanine green angiography (ICGA)


ICGA sangat lambat mengisi kapiler koroid sehingga struktur koroid dapat terlihat lebih
detail. Hal ini memberi gambaran yang baik pada kelainan koroid dan menghilangkan
blokade yang terjadi pada FFA, sehingga sering digunakan dalam diagnosa CNV
tersamar.

II. 5 Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk ARMD3:

 Hereditary Diseases (Pattern dystrophy, Stargardt disease, Best’s disease)


 Central serous chorioretinopathy
 Macular telangiectasia type II
 Multifocal choroiditis
 Acute posterior multifocal placoid pigment epitheliopathy
 Adult vitelliform dystrophy
1. American Academy of Ophthalmology Retina Panel. Preferred Practice Pattern
Guidelines. Age-Related Macular Degeneration. San Francisco, CA: American
Academy of Ophthalmology;2008. Available at : www.aao.org/ppp. Ryan et al. 2014.
Neovascular AMD. Retina.5th
2. American Academy of Ophthalmology Retina Panel. Preferred Practice Pattern
Guidelines. Age-Related Macular Degeneration. San Francisco, CA: American
Academy of Ophthalmology;2008. Available at : www.aao.org/ppp.
3. Nonexudative (Dry) Age-Related Macular Degeneration (AMD) Differential
Diagnoses. Medscape for web MD.2018. Available at :
https://emedicine.medscape.com/article/1223154-differential.

Anda mungkin juga menyukai