Anda di halaman 1dari 7

 wisata: perjalanan orangPENGERTIAN KEPARIWISATAAN(UU NO 10/2009) ke suatu

tujuan yang pariwisata:dilakukan seorang atau berkelompok berbagai macam kegiatan


pariwisata didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha,
pemerintah dan pemda
 industri pariwisata, antara lainnya sebagai3. kumpulan dari macam-macam perusahaan
yang secara bersama menghasilkan barang- barang dan jasa-jasa (goods and service) yang
dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam
perjalanannya. (Yoeti, 1985, p.9).
 industri pariwisata adalah suatu4. susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta
yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang
memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian. (Kusudianto, 1996, p.11)
 Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang5. berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata (Yoeti, 1997, p.194). merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek
dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata
 Sedangkan wisatawan6. adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. “Tourism is an
integrated system and can be viewed in terms of demand and supply. The demand is made up of
domestic and international tourist market. The supply is comprised of transportations, tourist
attractions and activities, tourist facilities, services and related infrastructure, and information
and promotion. Visitors are defined as tourist and the remainder as same-day visitors”.
 Pada garis besarnya,7. definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti
keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor
permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan
faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-
fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi.
 Menurut definisi yang luas pariwisata adalah8. perjalanan dari satu tempat ke tempat lain,
bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu.
 Dalam9. kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-
hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya.
Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan
yang menghasilkan upah. (Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, hal. 3)
 kepariwisataan: keseluruhan kegiatan10. yg terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan, pemerintah, pengusaha dan pemda
 11. LINGKUP PEMBANGUNANKEPARIWISATAANA. industri pariwisata: daya saing
produk, kedibilitas bisnis, dstB. destinasi pariwisata: pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
daya tarik wisata, pemberdayaan prasarana, penyediaan fasilitas umum, dstC. pemasaran:
promosi secara terpadu & berkesinambungan dengan melibatkan seluruh stakeholderD.
kelembagaan pariwisata: organisasi pemerintah, pemda, swasta, masyarakat regulasi, sumber
daya, dst
 12. KONSEPa. waktu luang: waktu yg tersisa setelah kebutuhan dasar terpenuhib. rekreasi:
kegiatan saat waktu luang, jenisnya: rumahan, harian, pelancongan (sehari penuh) dan wisata
(lebih dari 24jam)
 13. SISTEM KEPARIWISATAANA. wisatawan: pihak yg melakukan kegiatan pariwisataB.
dunia usaha: penyedia fasilitas penunjang pemerintah: menciptakan kesejahteraan melalui
kepariwisataan. pemberi surat2 izinC. masyarakat: penduduk setempat yg tinggal di suatu daerah
tujuan wisata. secara langsung menerima dampak kegiatan kepariwisataan
 14. isntalasi listrik dan prasarana perhubunganPRASARANA KEPARIWISATAAN
perbankan dan perairan dan irigasi instalasi bahan bakarair bersih pelayanan kesehatan,
keamanan pelayanan pos dan telekomunikasimoneter dan pendidikan
 15. sarana kepariwisataan/main tourism superstructures. sangat bergantung kepada aurs
kedatangan orang yg melakukan perjalanan wisataA. obyek daya tarik wisataB. travel agent &
tour operatorC. angkutan wisataD. AkomodasiE. bar, rumah makan & restoran
 wisatawan: mereka yg mengadakan16. perjalanan untuk senang2, mengunjungi keluarga,
pertemuan karena tugas tertentu (tugas negara, diplomasi, agama, olahraga), untuk usaha,
mengikuti perjalanan kapal laut bukan(meski kurang dari 24 jam) wisatawan: berkunjung
untuk mencari kerja, mencari tempat tinggal, penduduk perbatasan, numpang lewat
 17. KLASIFIKASI WISATAWANA. resident: tinggal lebih dari 12 bulan atau jika kurang,
ingin kembali lagi kurang dari 12 bulan tourist/overnight visitor: pengunjung masih dalam suatu
negara dan menginap paling tidak semalamB. visitor/wisnus:/ tinggal di suatu negara, melakukan
perjalanan masih dalam negaranya dengan tujuan tidak mencari nafkah dan tidak lebih dari 12
bulan selama di tempat tersebutC. same-day visitor: tidak meninap
 18. JENIS WISATAWANA. foreign tourist: orang dari negara lainB. domestic foreign
tourist: bertempat tinggal di negara lain karena tugas, lalu berwisataC. domescit tourist: tidak
keluar batas negaraD. indegenus foreign tourist: WN tertentu yg karena tugas pulang ke negara
asal dan berwisata di ‘kampung’nya
 19. BurkatPRODUK WISATA & Medlik: produk wisata dapat merupakan suatu susunan
produk yg terpadu yg terdiri dari obyek & daya tarik wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan
(tiap unsur produk pariwisata dipersiapkan oleh masing2 perusahaan dan ditawarkan secara
terpisah) Medlik & Middleton: produk wisata terdiri dari suatu paket yg satu sama lainnya tidak
terpisah serta memenuhi kebutuhan wisatawan sejak meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke
tempat tujuannya dan kembali lagi ke tempat asalnya 3 unsur produk wisata:A.
attraction/atraksi,B. amenities/fasilitas danC. accessibilities/kemudahan
 tidak dapat20. CIRI2 PRODUK WISATA tidak dapat tidak perlu perantara untuk
mencapai kepuasandipindahkan tidak dapat sangat dipengaruhi faktor non
ekonomisditimbun/disimpan memiliki resiko tinggi sangat tergantung pada faktor
manusiadicicip tidak punya standar objektif dalam menilai mutudi investasi produk
 21. UNSUR PRODUK WISATA YGMEMBENTUK PAKET PARIWISATA obyek &
daya tarik wisata travel agent & tour operator perusahaan angkutan pelayanan akomodasi,
restoran, rekreasi & hiburan travel agent & tour operator lokal jasa transportasi lokal jasa
souvenir jasa perusahaan pendukung
 produk wisata:22. bentukan yg nyata dan tidak nyata, dikemas dalam suatu kesatuan
rangkaian perjalanan yg hanya dapat dinikmati apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut
dapat memberikan pengalaman yg baik bagi orang yg melakukan perjalanan tersebut
 23. TIPOLOGIA. alam: pantai, gua, sungai, danau, hutan dllB. buatan manusia: umum (situs
arkeologi, peninggalan sejarah).C. pariwisata (resort wisata, taman), tidak dapat disimpanD.
kegiatan khusus: pekan olahraga, festival budaya, pekan raya, dagang
 24. Objek Wisataa. Wisata alamb. Wisata belanjac. Wisata budayad. Wisata keagamaan
 25. Pada 1 Februari 2004, Indonesia meluncurkanRegulasi Visa kebijakan yang
memperketat regulasi visa. Walaupun visa turis gratis dan berlaku selama 60 hari, wisatawan
dari berbagai negara kini diwajibkan untuk membeli satu dari dua Visa On Arrival (VOA):
US$15 yang berlaku untuk 10 hari atau US$25 untuk 30 hari
 26. Nama Kementrian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011- sekarang)
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) (2009-2011) Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) (2005-2009) Kementerian Negara Kebudayaan dan
Pariwisata (Kemenegbudpar) (2001-2005) Kementerian Negara Pariwisata dan Kesenian
(Kemengparsen) (1999-2001) Kementerian Negara Pariwisata, Seni, dan Budaya
(Kemenegparsenbud) (1998-1999) Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya (Depparsenbud)
(1998) Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Depparpostel) (1983-1998)
 Negara -27. negara yang termasuk dalam kebijakan ketat ini antara
lain:Argentina,Australia, Brazil, Kanada, Denmar k, Finlandia, Perancis, Jerman, Hungaria,
Italia, J epang, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Afrika Selatan, Swiss, Taiwan, Uni Emirat
Arab, Amerika Serikat dan Britania Raya.[60] Pada 14 Juli 2004, Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata Indonesia menambah daftar negara untuk VOA diantaranya Iran, Arab Saudi, Kuwait,
Belgia, Spanyol, Portugal, Rusia, Mesir, Austria, Irlandia, Qatar dan Luxemburg
 28. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia dapat ditingkatkan hasilnya dengan
pemberdayaan hukum melalui perubahan hukum positif (lus Constitutum) secara konseptual.
Ketertinggalan (Lag) dan kesenjangan serta hukum tidak efektif (Soft Development) dalam
penyelenggaraan kepariwisataan secara empirik menjadi dasar perubahan hukum.
 29. Konsep politik hukum nasional menjadi dasar panduan untuk melakkan perubahan
hukum yang dimaksud, menghasilkan konsep hukum kepariwisataan modern yang mampu
mengantisipasi paradigma otonomi daerah dan globalisasi tersebut ialah hukum yang mengatur
upaya-upaya yang dilakukan untuk melayani/ memenuhi kebutuhan wisatawan sejak datang dari
daerah asal wisatawan (DAW) hingga destinasi (DTW) dan kembali ke daerah asal, dengan
tujuan agar wisatawan dapat menikmati tujuan dari kunjungannya itu.
 30. HUKUM BISNIS PARIWISATA BISNIS PARIWISATA KEGIATAN
KEPARIWISATAAN MERUPAKAN SISTEM PERDAGANGAN YANG BERSIFAT
KHUSUS, BEROBYEK JASA DAN MENDAPAT DUKUNGAN DARI SISTEM LAINNYA.
 BISNIS PARIWISATA ADALAH ASPEK KEGIATAN31. KEPARIWISATAAN
YANG BERORIENTASI PADA PENYEDIAAN JASA PARIWISATA. BISNIS
PARIWISATA MELIPUTI SELURUH KEGIATAN PENYEDIAAN JASA (SERVICES)
YANG DIBUTUHKAN WISATAWAN. KEGIATAN INI MELIPUTI JASA PERJALANAN
(TRAVEL) DAN TRANPORTASI (TRANPORTATION), PENGINAPAN
(ACCOMODATION), JASA BOGA (RESTAURANT), REKREASI (RECREATION).
MONEY CHANNGER DAN JASA HIBURAN.
 SIFAT KHAS PERDAGANGAN JASA PARIWISATA TERLETAK32. PADA SIFAT
DAN BENTUK OBYEKNYA, YAITU JASA. KARAKTERISTIK LAINNYA TERLETAK
PADA POSISI JASA PARIWISATA SEBAGAI OBYEK HUKUM. BISNIS PARIWISATA
MERUPAKAN SISTEM TERSENDIRI YANG MEMBUTUHKAN SISTEM HUKUM SUI
GENERIS YAITU SISTEM KHUSUS SESUAI DENGAN KARAKTER OBJEKNYA.
 CIVIL LAW SYSTEM; ARRIVAL THEORY COMMON LAW SYSTEM; MAIL BOX
THEORY  TRADISI HUKUM DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA 33.
 34. HUKUM BISNIS PARIWISATA ADALAH PERANGKAT KAIDAH, AZAS-AZAS,
KETENTUAN, INSTITUSI DAN MEKANISMENYA, NASIONAL MAUPUN
INTERNASIONAL, YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR UNTUK MENGATUR
PERDAGANGAN JASA PARIWISATA
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BISNIS35. UU PENGESAHAN UU
KEPARIWISATAAN; UU NO. 10/ 2009 PARIWISATA: AGREEMENT ESTABLISHING
THE WORLD TRADE ORGANIZATION, UU NO.7/1994 DIMANA TERCAKUP
DIDALAMNYA PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERLETAKGATS PADA
BIDANG HUKUM LAINNYA
 MODAL ASING DAN MODAL DALAM NEGERI MODAL ASING ATAU MODAL
DALAM NEGERI  MODAL WNI  PERMODALAN 36. (JOIN VENTURE)
 37. PRINSIP-PRINSIP GATS  MOST FAVOURED NATION TREATMENT 
TRANSPARANSI  PERLAKUAN KHUSUS UNTUK NEGARA BERKEMBANG 
KERJASAMA DENGAN NEGARA BUKAN ANGGOTA  KETENTUAN DOMESTIK 
STANDAR  MONOPOLI  HAMBATAN  PENGECUALIAN UMUM  AKSES PASAR 
KOMITMEN INDONESIA UNTUK GATS DIBIDANG PARIWISATA
 38. PENYELEDAIAN SENGKETA BISNIS MANAJEMEN SENGKETA BISNIS A.
PENCEGAHAN (PREVENTION) MELALUI DESAIN BISNIS DAN BERKONTRAK
DENGAN CERMAT B. SETTELMENT (PENYELESAIAN) MELALUI PENEMPATAN
LITIGASI (PENGADILAN) DAN LEMBAGA-LEMBAGA NON LITIGASI ATAU
LEMBAGA-LEMBAGA ALTERNATIF SEPERTI KONSULTASI , MEDIASI, KONSILIASI
DAN ATRIBASE, TETAPI TETAP SALURAN ALTERNATIF BARU KEMUDIAN
LITIGASI.
 39. BADAN PENYELESAIAN SENGKETA (DIPUTE SETTELMENT BODY)
MENYELESAIKAN SENGKETA MELALUI MEKANISME: 1. CONSULTATION 2. GOOD
OFFICES, CONSOLIDATION AND MEDIATION 3. PANELS 4. APELLATE 5.
COMPENSATION
 40. UU PENANAMAN MODAL UUASPEK HUKUM INVESTASI KEGIATANBISNIS
PARIWISATA NO 25 TAHUN Penanaman modal adalah segala bentuk2007 kegiatan
menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. (PASAL 1 A.1)
 Penanaman modal dalam negeri adalah41. kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri
Penanaman modal asing adalahdengan menggunakan modal dalam negeri. kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
 INVESTASI ATAU INVESTMEN42. (PENANAMAN MODAL ) MERUPAKAN
KONSEP EKONOMI PADA UMUMNYA BERINTIKAN TINDAKAN YAN
GMENGAOLKASIKAN SUMBER-SUMBER YANG DIDASARKAN PADA ANALISIS
BAHWA ALOKASI TERSEBUT AKAN MENDATANGKAN HASIL YANG
MEMUASKAN. HASIL ANALISIS DITUANGKAN DALAM SUATU RENCANA DAN
PROYEKSI-PROYEKSI SESUAI TINGKATANNYA.
 INDUCED INVESTMENT AUTONOMOUS INVESTMENT  JENIS INVESTASI
BERDASARKAN ASPEK PELAKUNYA: 43.
 44. ASAS PADA PASAL 2 UU NO POKOK-POKOK HUKUM INVESTASI
KEPARIWISATAAN:  USAHA PARIWISATA PASAL 14 TUJUAN PASAL 4  FUNGSI
PASAL 3 10/2009
 45. HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 14SetiapPENANAMAN
MODAL penanaman modal berhak mendapat : a. kepastian hak, hukum, dan perlindungan; b.
informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya; c. hak pelayanan; dan d.
berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan
 46. Pasal 15Setiap penanam modal berkewajiban : a. menerapkan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik; b. melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan; c. membuat laporan
tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi
Penanaman Modal. d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal; dan e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.
 Pasal 1647. Setiap penanam modal bertanggung jawab : a. menjamin tersedianya modal
yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; b. menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam
modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. menciptakan iklim usaha persaingan
yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara; d. menjaga
kelestarian lingkungan hidup; e. menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kesejahteraan pekerja; dan f. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.
 48. (1) Pemerintah memberikan fasilitas Pasal 18FASILITAS PENANAMAN
MODAL kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal. (2) Fasilitas
penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada penanaman
modal yang : a. melakukan peluasan usaha; atau b. melakukan penanaman modal baru.
 49. (3) sebagaimana dimaksud pada ayatPenanaman modal yang mendapat fasilitas (2)
adalah yang sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut b. termasuk skala a.
menyerap banyak tenaga kerja;ini : d. melakukan c. termasuk pembangunan
infrastruktur;prioritas tinggi; f. berada di daerah e. melakukan industri pionir;alih
teknologi; terpencil, daerah tertinggal, daeraH perbatasan, atau daerah lain h. g. menjaga
kelestarian lingkungan hidup;yang dianggap perlu; melaksanakan kegiatan penelitian,
pengembangan, dan i.inovasi; bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah,atau
j.koperasi; atau mesin atau peralatan yangindustri yang menggunakan barang modal atau
diproduksi di dalam Negeri.
 50. (4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) dapat berupa : a. pajak penghasilan melalui pengurangan
penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang
dilakukan dalam waktu tertentu; b. pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor
barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi
di dalam negeri;
 51. (4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) dapat berupa : a. pajak penghasilan melalui pengurangan
penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang
dilakukan dalam waktu tertentu; b. pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor
barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi
di dalam negeri;
 (5) Pembebasan atau52. pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu
tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir,
yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang
tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian (6)
Bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yanGnasional. melakukan penggantian mesin
atau barang modal lainnya, dapat diberikan fasilitas berupa keringanan atau (7)
Ketentuanpembebasan bea masuk. lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas fiskal
sebagaimana dimaksud dengan ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteripada ayat (4) sampai
Keuangan.
 Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1953. Pasal 18 ayat (4) dan ayat (5)
diberikan berdasarkan kebijakan industri nasional yang ditetapkan  Pasal 20ole h Pemerintah.
Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 tidak berlaku bagi penanaman modal asing yang
tidak berbentuk perseroan terbatas.
 54. Selain fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Pasal 18, Pemerintah
memberikan kemudahan pelayanan dan/atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal
untuk memperoleh : a. hak atas tanah; b. fasilitas pelayanan keimigrasian; dan c. fasilitas
perizinan impor.
 55.  Pasal 22 UU No.25/2007ASPEK HUKUM PERTANAHAN DALAMBISNIS
PARIWISATA (1) Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 huruf a dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat
diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, berupa: a. Hak Guna Usaha dapat
diberikan dengan jumlah 95 (sembilan puluh lima) tahun dengan cara dapat diberikan dan
diperpanjang di muka sekaligus selama 60 (enam puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 35
(tiga puluh lima) tahun
 56. b. Hak Guna Bangunan dapat diberikan denganjumlah 80 (delapan puluh) tahun dengan
caradapat diberikan dan diperpanjang di mukasekaligus selama 50 (lima puluh) tahun dandapat
diperbarui selama 30 (tiga puluh) tahun;danc. Hak Pakai dapat diberikan dengan jumlah 70(tujuh
puluh) tahun dengan cara dapat diberikandan diperpanjang di muka sekaligus selama 45(empat
puluh lima) tahun dan dapat diperbaruiselama 25 (dua puluh lima) tahun
 57. (2) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada (1) dapatayat sekaligus untuk
kegiatan penanamandiberikan dan diperpanjang di muka a. Penanaman modal yang dengan
persyaratan antara lain:modal, dilakukan dalam  panjang dan terkait dengan perubahan
strukturjangka saing;perekonomian Indonesia yang lebih berdaya
 b.58. Penanaman modal dengan tingkat risiko penanaman modal yang memerlukan
pengembalian modal dalam jangka panjang sesuai dengan jenis kegiatan penanaman modal yang
dilakukan ; c. Penanaman modal yang tidak memerlukan area yang luas; d. Penanaman modal
dengan menggunakan hak atas tanah negara; dan e. Penanaman modal yang tidak mengganggu
rasa keadilan masyarakat dan tidak merugikan kepentingan umum.
 59. (3) Hak atas tanah dapat diperbarui setelah dilakukan evaluasi bahwa tanahnya masih
digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat, dan tujuan pemberian hak.
(4) Pemberian dan perpanjangan hak atas tanah yang diberikan sekaligus di muka dan yang dapat
diperbarui sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dihentikan atau dibatalkan
oleh Pemerintah jika perusahaan penanaman modal menelantarkan tanah, merugikan
kepentingan umum, menggunakan atau memanfaatkan tanah tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan pemberian hak atas tanahnya, serta melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pertanahan.

Anda mungkin juga menyukai