Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANDANGAN MASYARAKAT JAMBI-PALEMBANG TERHADAP KESEHATAN

Dosen Pembimbing:

Wittin Khairani, S.Pd. MPH


Rusmimpong, S.Pd, M.Kes
Solhan Elrifda
Ary Irfan, S.Pd, M.kes

Disusun Oleh:

Kelompok 1

ANGGIE MINARN (PO71200190030)


BELLA GUSMIARTI (PO71200190066)
FEBBY GITA RIZKIA (PO71200190062)
MELIZA (PO71200190024)
M. OKTARIANSYAH (PO71200190034)
PITA FEBRIAZCMI RAHMAD NIPIALILUT (PO71200190026)
RANI HERMALIAWATI PUTRI (PO71200190050)
RISKA AMELIA (PO71200190006)
TIA GITA CAHYANI (PO71200190068)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nyake pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PANDANGAN MASYARAKAT JAMBI-PALEMBANG TERHADAP KESEHATAN “ ini
dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segilainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari.

Jambi, 5 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DARTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... .............................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2

2.1 Presepsi Masyarakat Jambi, Palembang terhadap Penyebab Penyakit.................................2

2.2 Kebiasaan Masyarakat Jambi, Palembang yang Bertentangan dengan Kesehatan.................

2.3 Kebiasaan Masyarakat Jambi, Palembang yang Mendukung Kesehatan..............................

2.4 Upaya Mencegah dan Mengatasi Penyakit.............................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................................5

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 5

3.2 Saran ................................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 6


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan,
diantaranya pengetahuan dan sikap masyarakat dalam merespon suatu penyakit (Notoadmodjo,
2003). Seperti sikap masyarakat suku Jambi dan Palembang dimana masyarakat-nya memiliki
pandangan yang berbeda-beda dalam menyikapi suatu penyakit, dan masyarakat tersebut juga
memiliki berbagai budaya yang bersifat mendukung kesehatan maupun yang bertentangan
dengan kesehatan. Untuk itu, diperlukan tenaga kesehatan yang ahli untuk mensosialisasikan dan
membantu masyarakat suku Jambi-Palembang dalam memberikan gambaran kepada masyarakat
bahwa suatu kebiasaan yang dilakukan masyarakat Jambi-Palembang dapat memberika dampak
kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi masyarakat suku Jambi-Palembang terhadap penyebab penyakit?


2. Apa saja kebiasaan masyarakat suku Jambi-Palembang yang bertentangan dengan
kesehatan?
3. Apa saja kebiasaan masyarakat suku Jambi-Palembang yang mendukung kesehatan?
4. Bagaimana upaya mencegah dan mengatasi penyakit?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat suku Jambi-Palembang terhadap penyebab penyakit


2. Untuk mengetahui kebiasaan masyarakat suku Jambi-Palembang yang bertentangan dengan
kesehatan.
3. Untuk mengetahui Apa saja kebiasaan masyarakat suku Jambi-Palembang yang
mendukung kesehatan.
4. Untuk mengetahui upaya mencegah dan mengatasi penyakit.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Presepsi Masyarakat Jambi, Palembang terhadap Penyebab Penyakit

 JAMBI

Persepsi konsep sehat sakit menurut Komunitas Adat Tepencil Suku Anak Dalam yaitu;
seseorang dikatakan sehat apabila enak makan, enak tidur dan enak berpikir, dan dikatakan sakit
jika sebaliknya. Penyebab sakit antara lain; makanan, kebersihan, cuaca, kecapaian, roh jahat,
guna-guna dan takdir. Penyakit malaria (demam kuro) adalah penyakit yang sangat mengancam,
berat dan mematikan. Dorongan untuk melakukan pengobatan bila sakit yaitu; dari diri sendiri,
keluarga dan ketua kelompok (Tumenggung). Tindakan yang dianjurkan dalam pengobatan
malaria dengan cara tradisional yaitu menggunakan ramuan dari akar-akaran seperti; empedu
tanah, bedaro putih, pasak bumi, bertawali dan kulit barumbung. Jika penyakit sulit untuk
disembuhkan, maka alternatif terakhir yaitu melalui ritual “Besale”. Upaya pengobatan ke sarana
pelayanan kesehatan sangat jarang dilakukan, karena jarak tempuh yang jauh dan terbatasnya
sarana transportasi Kesimpulan: Persepsi Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam Terhadap
Pelayanan Kesehatan dalam Pengobatan Malaria di Kabupaten Batang Hari, masih dipengaruhi
oleh faktor sosial budaya dan adat istiadat

 PALEMBANG

Timbulnya
penyakit disebabkan oleh adanya gangguan lingkungan yang meliputi air,udara, tanah, cuaca dan lain se
bagainya yang tidak mampu diterima oleh badan sehinggamenyebabkan penyakit. Penyakit yang ditimb
ulkan pada gangguan ini hanya terhadap fisik atausaraf-saraf. Lain halnya terhadap penyakit-penyakit ya
ng cara pengobatannya bukanmenggunakan medis, tetapi menggunakan serangkaian acara ritual yang d
ipercayai mampumenyembuhkan penyakit. Menurut kepercayaan dalam masyarakat ini, penyakit yang 
di derita
bukan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang mendadak berubah, tetapi penyakit yangdisebab
kan oleh gangguan-gangguan mahluk halus atau roh-roh jahat.
2.2 Kebiasaan Masyarakat Jambi, Palembang yang Bertentangan dengan Kesehatan

JAMBI (SUKU RIMBA)

KEBIASAAN MEROKOK

Hampir semua orang jika sudah memasuki usia 20-an giginya akan terlihat rusak. Banyak faktor yang
menyebabkan  gigi Orang Rimba rusak. Diantaranya adalah kebiasaan merokok yang dimulai dari usia
yang sangat muda, sekitar 8 tahun. Rokok atau yang bahasa rimba disebut udut sebagai perlambang
kedewasaan. Ketika anak beranjak dewasa dibuktikan dengan kemampuannya menghasilkan uang
sendiri, yang sebagian digunakan untuk membeli rokok di desa terdekat.  Bagi anak yang meminta rokok
kepada orang tuanya, jangan harap akan mendapatkannya, karena orang tua akan marah kalau anaknya
minta rokok, tetapi kalau dia mendapatkannya sendiri orang tuanya tidak masalah.

Bagi Orang Rimba rokok adalah simbol kehidupan dan sebagai tanda pergaulan. Bagi anak
muda yang sudah merokok, juga menandakan mereka bukan lagi budak (anak-anak),  sehingga
hukum adat rimba sudah bisa dikenakan kepada mereka jika terjadi pelanggaran adat.  Maka
jangan heran jika kemana pergi rokok atau tembakau lengkap dengan papir (kertas pembungkus
tembakau) selalu terselip di  cawot (kain penutup kemaluan) mereka. Kebiasaan ini tak hanya
berlaku bagi kaum pria, wanita rimbapun punya kebiasaan merokok yang sulit dihilangkan.
Bahkan mereka rela mati saja dari pada tidak merokok.” Ngudut mati, hopi ngudut mati.
(merokok akan mati, tidak merokok pun akan mati juga). Anggapan itu terbenam kuat di otak
orang rimba sehingga menjadi sangat sulit untuk merubah kebiasaan ini dari kehidupan Orang
Rimba. Kebiasaan merokok orang rimba yang sangat parah ini menyebabkan mereka sangat
rawan terkena infeksi pernafasan. Bahkan mulai tahun 2005 diantara sudah terindikasi ada
penderita tubercolosis (tb paru) pada Orang Rimba.
 POLA HIDUP
Tak hanya kebiasaan merokok orang rimba yang sangat parah, soal higyenis makanan dan
pola hidup juga sangat mempengaruhi kesehatan Orang Rimba. Kebiasaan mereka
mengkonsumsi manakan panas, kadang kondisinya sudah mulai busuk juga berpengaruh
terdapap kesehatan mereka. Apalagi orang rimba tidur di atas tanah atau rerumputan, disengat
berbagai hewan dan jarang mandi, kalaupun mandi tidak menggunakan sabun. Faktor-faktor ini
juga menyebabkan mereka sangat rentan terhadap berbagai penyakit kulit.  Ketika musim buah
biasanya juga menjadi musim penyakit orang rimba mulai diare, sakit perut hingga lama
kelamaan menjadi diare berdarah, ketika mereka mengkonsumsi buah dalam jumlah banyak dan
terus menerus.   Belum lagi malaria yang memang hutan Jambi sangat terkenal dengan wilayah
endemic malaria.   Namun bagi Orang Rimba, penyakit disebabkan karena gangguan setan,
seringnya melakukan perjalanan dan kontak dengan orang dusun (orang terang), dan juga bisa
disebabkan karena terlalu banyak memakan buah-buahan, misalnya pada musim buah
atau musim petahunan godong yang terjadi antara 2 – 3 tahun sekali, pada saat itu buah dan
madu hutan berlimpah, akibatnya adalah pola konsumsi buah yang berlebihan asam-manis
menyebabkan mereka terkena batuk ataupun demam serta diare.
 PALEMBANG
 KEBIASAAN MENGONSUMSI CUKO PEMPEK

Empek-empek terbuat dari sagu, sehingga mengandung karbohidrat dan zat gula. Karbohidrat
yang tinggi akan membuat karang gigi menjadi tebal. Kandungan cuka dalam cairan yang
ditambahkan pada empek-empek juga tidak bagus untuk anak di bawah usia delapan tahun.
Kandungan flour dalam gigi anak usia di bawah delapan tahun belum kuat menahan cuka.
Makan pempek dengan cuko diyakini dapat menyebabkan erosi gigi. Kandungan asam astetat
yang tinggi dapat melarutkan email gigi. Akibatnya, gigi bisa berlubang dan keropos.

2.3 Kebiasaan Masyarakat Jambi, Palembang yang Mendukung Kesehatan

 JAMBI

Penyakit yang sering diderita Orang Rimba pada umumnya adalah infeksi saluran
pernafasan, infeksi kulit, infeksi saluran pencernaan,cacingan , malaria dan sakit gigi. Ketika
fasilitator kesehatan KKI Warsi mengunjungi Orang Rimba keluhan utama mereka adalah sakit
gigi (pulot), sakit perut (bocor), demam (domom) dan batuk (betuk). Sakit ini sangat umum
terjadi di Orang Rimba. Kalau tidak ada fasilitator kesehatan yang berkunjung mereka
menggunakan obat-obat ramuan tradisional  dengan memanfaatkan tumbuhan hutan. Untuk
mengobati deman orang rimba menggunakan umbut tebu Pungguk/pacing (Costus speciosus
(Koenig) Smith). Umbut tebu diremas-remas hingga keluar airnya dan diminumkan ke si sakit.
Sedangkan untuk obat diare berdarah mereka meminum air rebusan daun akar kesobo (Rourea
minor (Gaertn) Leenth). Untuk obat malaria selain meminum rebusan akar pohon pasak bumi
atau bagi orang rimba di sebut sempedu tanoh mereka juga kerap menggunakan rebusan batang
tumbuhan perdu yang diberi mana akar korem (Derris sp). Untuk sakit kuning mereka meminum
air rebusan akar dan batang akar kunyit (Arcangelisia flava (L) Merr). Kalau deman mereka
memandikan si deman dengan air irisan daun akar setolu/sebenang (Pericamphyllus
glaucus(Lmk) Merr). Untuk mengobati batuk berdahak mereka meminum rebusan akar dan
batang tumbuhan akar temperinggil.  Orang Rimba, menggunakan tumbuhan disekitar mereka
untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

PALEAMBANG
Mengkonsumsi pempek. Pempek merupakan makanan tradisional masyarakat Palembang yang
terbuat dari bahan dasar daging ikan giling dan tepung tapioka. Pempek memiliki citarasa khas
dan disukai masyarakat, memiliki nilai ekonomi dan gizi yang cukup tinggi. Kandungan gizi
utama pada pempek adalah protein, lemak, dan karbohidrat yang diperoleh dari ikan dan
tepung tapioka. Kandungan gizi lainnya berupa vitamin dan mineral.
 Perbandingan ikan, air, tepung tapioka, dan garam sangat berpengaruh terhadap nilai gizi,
rasa, warna, kekenyalan, serta karakteristik lainnya. Penggunaan ikan akan mempengaruhi
citarasa dan aroma makanan ini.
 Penggunaan ikan yang semakin banyak akan meningkatkan kadar lemak, protein, dan rasa
enak pempek, tetapi tentu saja harganya menjadi lebih mahal. Pempek yang dijual murah
biasanya terbuat dari tepung kanji yang ditambahkan penyedap rasa, tanpa menggunakan ikan.
Jenis ini di Palembang disebut sebagai pempek dos.
Komposisi zat gizi pempek berbeda-beda menurut jenis serta bahan baku ikan yang digunakan.
Pempek kapal selam memiliki kadar protein, lemak, dan vitamin A lebih tinggi dibandingkan
jenis lainnya karena adanya penambahan telur di dalamnya.
 Pempek dalam porsi lengkap memiliki kandungan zat gizi yang lebih baik dibandingkan dalam
bentuk satuan. Komposisi gizi pempek juga berbeda-beda menurut daerah asalnya. Mengingat
demikian khas citarasa dan cukup tingginya kadar gizi pempek, pemper termasuk penunjang
kesehatan.

2.4 Upaya Mencegah dan Mengatasi Penyakit

 JAMBI

Masyarakat Serampas memiliki kelembagaan


tradisional yang memberikan layanan kesehatan
bagi seluruh masyarakat. Dalam hal ini mereka
menggabungkan pengetahuan mengenai
tumbuhan yang berkhasiat obat dengan praktek
perdukunan dibawah arahan lembaga adat.
Dalam tatanan adat setempat, mereka mengenal
“dukun berempat jantan dan berempat betino”
yaitu suatu tim yang bertugas untuk memberikan
layanan kesehatan bagi seluruh anggota
masyarakat. Tim ini umumnya terdiri dari para
dukun senior yang biasanya juga merangkap
sebagai tokoh adat. Para dukun tersebut
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan
mengenai perdukunan melalui magang dengan
orang tua atau saudara lainnya yang lebih tua.
Pengukuhan personalia dukun berempat jantan
dan berempat betino biasanya dilakukan
bersamaan dengan upaya perayaan kenduri
psko yang dilakukan sekali dalam setahun.

 PALEMBANG 

Sistem Berdukun

Menurut keyakinan Masyarakat, hidup manusia selalu di ancam bahaya jasmani maupun rohani.Ancama
n dan gangguan itu datang dari musuh manusia yang nampak dan yang gaib.Persiapan Pengobatan. 

Menjemput DukunPelaksanaan PengobatanPelaksanaan pengobatan Berdukun selalu ada musik, nyanyi
an, dan tarian yangmenghiasi pengobatan. Gerakan tariannya pun tidak jauh beda dalam ritual pengoba
tan. Hanyasaja terdapat bagian
bagian penting yang membuat beda. Seperti contoh, jika pada pengobatanBerdukun terdapat permaina
n yang mengijak bara api, tetapi dipengobatan lainnya tidak ada.Saat mengobati, Dukun mengalami kem
asukan atau kerasukan. Dalam hal ini dukun dapat berbicara dengan mahluk gaib, Roh-roh halus, Jin Pad
a saat kerasukan, dukun meminta dan berbicara kepada mahluk-mahluk halus dan meminta obat bagi or
ang yang sedang sakit.Disamping itu dukun juga melakukan pembuangan balak atau membuang pantang
an. Dukun ini juga menggunakan mantra untuk menyembuhkan pasiennya. Masyarakat ini juga masihm
empercayai adanya penunggu pohon-pohon besar atau tempat-tempat yang mereka anggapkeramat. da
n pengobatannya pun selalu mengunakan kemenyan beserta ucapan-ucapan mulutDukun yang di angga
p mantra itu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Jambi-Palembang


memiliki budaya yang beraneka ragam baik yang mendukung kesehatan maupun yang
bertentangan dengan kesehatan, dan budaya ini pula yang mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap tingkat kesehatan masyarakat tersebut. Untuk mengatasi budaya masyarakat Jambi-
Palembang yang bertentangan dengan kesehatan maka diperlukan bantuan tenaga kesehatan ahli
dalam memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa suatu kebiasaan yang dilakukan
masyarakat Jambi-Palembang dapat memberika dampak kesehatan.

3.2 Saran

Untuk meningkatakan derajat kesehatan diperlukan pengetahuan sehingga kebiasaan


buruk yang bertentangan dengan kesehatan tidak dilakukan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

https://kkiwarsi.wordpress.com/2011/11/11/kesehatan-orang-rimba/

https://lifestyle.kompas.com/read/2008/11/16/21080058/Makan.Empekempek.70.Persen.Anak.P
alembang.Giginya.Berlubang

https://jambi.tribunnews.com/2018/01/28/makan-pempek-pakai-cuko-takut-gigi-berlubang-
tenang-disertasi-ini-membantahnya

Anda mungkin juga menyukai