Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing:
Ns. Yellyanda, M.kep
Di Susun Oleh
Kelompok 2:
Beby Tri Pratiwi (PO71200190028)
Intan Putri Waluyaningsih (PO71200190042)
Reza Afriyana (PO71200190010)
Riska Amelia (PO71200190006)
Sherlin Septia Depi (PO712001900

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEPERAWATAN
TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Sejarah Perkembangan Teori Keperawatan”.

Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penyusun menyadari bahwa
dalam proses makalah ini masih jauh dari kesempatan kesempurnaan baik materi maupun
cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh
karenanya, penyusun dengan rendah hati menerima masukan,saran penyempurnaan makalah
ini. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jambi, 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i

Daftar isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

2.1 Pengertian teori Keperawatan............................................................................................2

2.2 Karakteristik teori Keperawatan........................................................................................2

2.3 Tujuan teori Keperawatan.................................................................................................2

2.4 Pentingnya teori Keperawatan...........................................................................................3

2.5 Sejarah perkembangan teori Keperawatan........................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................20

3.2 Saran..................................................................................................................................20

Daftar Pustaka.........................................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori keperawatan dari tiga perspektif yang berbeda : sejarah, makna, dan analisis.
Setiap perspektif berkontribusi pada pemahaman tentang kontribusi dari para ahli teori
keperawatan dan karya mereka. Sejarah singkat perkembangan keperawatan dari vokasional
menuju professional menjelaskan pencarian substansi keperawatan yang mengarahkan
kepeda sebuah masa yang menarik dalam sejarah keperawatan sebagai hubungan yang kuat
antara keperawatan sebagai praktik professional. Sejarah perkembangan ini memberikan
konteks dan perspektif untuk mamahami makna teori keperawatan yang berkelanjutan untuk
disiplin dan profesi keperawatan. Sejarah dan makna teori keperawatan mengarahkan secara
logis ke dalam analisis yang merupakan bagian ketiga dari bab dan perspektif akhir dari bab
tersebut. Analisis terhadap karya teoritis keperawatan dan perannya dalam perkembangan
ilmu pengetahuan disajikan sebagian suatu proses penting dari refleksi kritis. Criteria untuk
analisis karya ahli teori disajikan, bersama dengan diskusi singkat tentang bagaimana masing
– masing criteria berkontribusi terhadap pemahaman yang lebih dalam atas suatu karya (chin
& Kramer, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pengertian teori Keperawatan

1.2.2 Karakteristik teori Keperawatan

1.2.3 Tujuan teori Keperawatan

1.2.4 Pentingnya teori Keperawatan

1.2.5 Sejarah perkembangan teori Keperawatan

1.3 Tujuan

1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian teori keperawatan

1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami karakteristik teori keperawatan

1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan teori keperawatan

1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pentingnya teori keperawatan

1.3.5 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sejarah perkembangan teori keperawatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Keperawatan

Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1984) yaitu sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan
berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan
keperawatan yang dilakukan.

2.2 Karakteristik Teori Keperawatan

1.      Teori keperawatan mengidentifikasikan dan didefinisikan sebagai hubungan yang


spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-
sakit, keperawatan dan lingkungan
2.      Teori keperawatan bersift ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alas an
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berfikir yang logis
3.      Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktik keperawatan
4.      Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knoeledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian
5.      Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktik
keperawatan.

2.3 Tujuan Teori Keperawatan

1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alas an-alasan tentang


kegiatan-kegiatan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau
bentuk model praktik keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota pasien perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberi dasar
dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawtan
dnegan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawtan sehingga segala bentuk
dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawtan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawtan dapat terus bertambah
dan berkembang.

2
2.4 Pentingnya Teori Keperawatan

Pada awal abad kedua puluh, keperawatan tidak diakui sebagai suatu disiplin
akademis atau profesi. Pencapaian dari abad yang lalu menyebabkan pengakuan keperawtan
di kedua area ; disiplin dan profesi. Istilah disiplin dan profesi yang saling terkait, dan dalam
beberapa hal bahkan mungkin menggunakannya secara bergantian ; namun keduanya tidak
sama. Prestasi profesi selama abad terkhir sangat relevan dengan perkembangan ilmu
keperawatan, teetapi hai itu tidak dating dengan mudah. Prestasi –prestasi para ahli teori telah
mengantarkan kepeda masa yang membahagiankan ketika keperawatan diakui baik sebagai
disiplin akademik maupun sebagai profesi (Fitzpatrick, 1983 ; Kalisch & Kalisch, 2003 ;
Meleis, 2007 ; Shak, 1993). Bagian ini membahas pentingnya karya teoritis untuk disiplin
dan profesi keperawatan. Karya teoritis keperawatan mewakili presentasi paling
komprehensif tentang pengetahuan keperawatan yang sistematis ; karena itu, karya teoritis
keperawatan penting untuk masa depan keduanya baik disiplin maupun profesi keperawatan.

 Pentingnya bagi disiplin


Para perawat memasuki program sarjana dan program gelar yang lebih tinggi di
universitas selama paruh terakhir abad kedua puluh, dengan tujuan mengembangkan
pengetahuan sebagai dasar untuk praktik keperawatan. Sebuah kurikulum terstandar telah
diwujudkan melalui akreditasi. Tahun 1978-an merupakan periode perkembangan yang
signifikan. Pada tahun 1977, setalah Nursing research diterbitkan selama 25 tahun, studi –
studi ditinjau secara komprehensif, kekuatan dan kelemahan dilaporkan di dalam jurnal pada
tahun itu. Batey (1977) menarik perhatian pada pentingnya konnsep keperawatan dalam
proses penelitian dan peran kerangka konseptual dalam desain penelitian untuk memproduksi
ilmu pengetahuan.

Kerangka kerja konseptual keperawatan mulai mengunakan untuk menyusun


kurikulum dalam program pendidikan keperawatan dan diakui sebagai model yang
membahas nilai dan konsep keperawatan.

3
Konseptualisas kreatif dari metapadigma keperawatan (orang lingkunagan, kesehatan,
dan keperawatan) dan struktur pengetahuan mengklarifikasi sifat terkait dari karya kolektif
para ahli teori keperawatan utama sebagai karangka konseptual dan paradigm keperawatan
(Fawcett, 1984). Pendekatan karya keperawatan yang terorganisasi ke dalam sistem
pengetahuan teoritis ini, dikembangkan oleh ahli teori pada waktu yang berbeda dan
diberbagai bagian negaara yang berbeda. Setiap model konseptual keperawatan
diklasifikasikan atas dasar seperangkat criteria analisis dan evaluasi (Fawcett, 1984 ;
1993).pengakuan dari karya keperawatan yang terpisah secara kolektif dengan sebuah paying
metapradigma meningkatkan pengakuan dan pemahaman karya teoritis keperawatan sebagai
tubuh pengetahuan keperawatan.

 Pentingnya bagi profesi


1) Menggunakan tubuh pengetahuan khusus yang didefinisikan dan terogranisasi dengan baik
dalam praktik yaitu pada tingkat intelektual dari pendidikan yang lebih tinggi
2) Terus – menerus memperbesar tubuh pengetahuan dengan menggunakan dan
meningkatkaan teknik pendidikan dan layanan melalui penggunaan metode ilmiah
3) Mempercayakan pendidikan praktis kepada lembanga pendidikan tinggi
4) Merupakan ttubuh pengetahuan dalam layanan praktis yang penting untuk manusia dan
kesejahterah sosial
5) Fungsi –fungsi yang mandiri dalam perumusan kebijakan professional dan demikian juga
dalam pengendalian kegiatan profrsional
6) Menarik induvidu – induvidu dengan kualitas intelektual dan professional dengan
meninggalkan layanan di atas keuntungan pribadi yang mengakui pekerjaan yang mereka
pilih sebagai pekerjaan hidup
7) Berusaha untuk mengkompensasi praktisi dengan memberikan kebebasan bertindak,
kesempaatan untuk pertumbuhan professional berkelanjutan dan keamanan ekonomi.

4
2.5 Sejarah Teori Keperawatan

Sejarah keperawatan professional dimulai oleh Florence Nightingale. Nightingale


membayangkan para perawat sebagai sosok wanita yang berpendidikan pada saat itu ketika
para wanita umumnya tidak berpendidikan dan juga tidak berkerja dipelayanan publik. Visi
Nightingale dan pendirian Sekolah Keperawatan di St. Thomas Hospital London telah
menandai kelahiran keperawatan modern. Perjuangan awal Nightingale dalam praktik dan
pendidikan keperawatan menjadi ispirasi untuk berdirinya sekolah – sekolah keperawatan dan
rumah sakit di Amerika Serikat pada awal abad kedua puluh (Kalisch & Kalisch, 2003 ;
Nightingale, 1859/1969).

Hal itu terjadi selama pertengahan 1800-an ketika Nightingale menyatakan bahwa
fokus keperawatan yang unik dan pengetahuan keperawatan berbeda dari pengetahuan medis.
Dia dia menjelaskan bahwa fungsi yang tepat bagi seorang perawat adalaah menepatkan
pasien dalam kondisi terbaik baik alam untuk bertindak terhadap pasien. Dia juga
menyatakan hal – hal sebagai berikut : bahwa perawat terhadap orang sakit didasarkan pada
pengetahuan tentang orang lingkungan – dasar pengetahuan yang berbeda dari pada yang
digunakan oleh para dokter di dalam praktik mereka (Nightingale, 1859/1969).

Tahun 1980-an merupakan periode perkembangan utama dalam teori keperawatan


yang ditandai sebagai transisi dari periode pra-peradigma menuju periode paradigm (Fawcett,
1984 ; Hardy, 1978 ; Kuhn, 1970). Paradigm – paradigm keperawatan yang berlaku (model -
model) memberikan pandangan untuk praktik, administrasi, pendidikan, penelitian, dan
pengembangan teori keperawatan lebih lanjut. Pada tahun 1980-an, Fawcett mengusulkan
empat konsep keperawatan global sebagai metaparadigma eperawatan yang memberikan
gambaran tentang struktur organisasi untuk kerangka kerja keperawatan yang berlaku dan
memperkenalkan cara mengtur karya teoritis induvidu dalam sebuah struktur pengetahuan
yang bermakna (Fawcett, 1978, 1984, 1993 ; Fitzpatrick & whall, 1983).

5
Pengamatan – pengamatan tentang perkembangan teori keperawatan ini telah
membawa deskripsi Kuhn (1970) tentang ilmu pengetahuan noemal untuk hidup. Filsafat
ilmunya menjelaskan pemahaman kita tentang evolusi teori keperawatan melalui ilmu
pengetahuan paradigm. Secara historis hal ini penting untuk memahami bahwa apa yang kita
lihat bersama penting untuk mamahami bahwa apa yang kita lihat bersama saat ini sebagai
model dan teori keperawatan adalah karya induvidu di berbagai daerah dannegara yang
menerbitkan ide dan konseptulalisasi keperawatan mereka. Karya ini kemudian dipandang
secara kolektif dalam struktur sistematis pengetahuan menurut analisis dan evaluasi
(Fawcett, 1984, 1993, 2005).

 Pakar – Pakar Teori Keperawatan yang Tercatat dalam Sejarah

1. Hildegard E. Peplau (Teori Hubungan Internasional)

Hildegard E. Peplau dikenal sebagai “Ibu keperawatan jiwa” karena teori dan
pengalaman klinisnya menjadi acuan dalam pengembangan keperawatan jiwa yang
berbeda dengan area lainnya, kontribusinya dalam dunia keperawatan menilputi peranya
sebagi pakar di bidang keperawatan jiwa, pendidik, penulis, pemimpin perawat dan
pengmbang teori.

Peplau telah menunjukan keperawatan kepemimpinan yang berpengaruh dalam dunia


keperawatan professional. Dia penah mejabat sebagai direktur eksekutif dan ketua umum
Asosiasi Perawat Amerika (ANA – the American Nurse Association) . dia berperan
penting dalam penentuan definisi keperawatan oleh ANA (1980), yang tertulis pada
deklarasi keperawatn pada dokumen kontrak sosial dengan masyarakat, yang terkenal
sebagai dangan sebutan “sebuah peryataan kebijakan sosial dari keperawatan “ (Butts &
Rich, 2011).

6
Dia telah meningkatkan standar keperawatan professional dan mengembangkan perangkat
aturannya melalui program kredenssialing. Peplau pertama kali mengajar mahasiswa
keperawatan jiwa di jenjang pada sarjana di Teachen College. Columbia University,
dengan menitikberatkan pentingnya kemampuan perawat dalam memahami perilaku
mereka sendiri untuk menolong orang tua dalam menentukan masalah. Bukunya yang
sangat berpengaruh, berjudul Interpersonal Relations In Nursing (1952), menjelaskan
makna hubungana perawat pasien sebagai “sebuah proses interpersonal yang terpeutik dan
penting”

2. Virginia Henderson (definisi Keperawatan)

Virginia Henderson memandang pasien seabagi induvidu yang memberikan bantuan


dalam mencapai kebebasan dan keutuhan pikiran dan tubuh. Dia menegaskana bahwa
praktik yang dilakukan oleh perawat independen dari praktik dokter. Dia dokter juga
mengenalkan pemikirannya tentang peran perawat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Karyanya berdasarkan karya

1) Thorndike, seorang psikolog Amerika,


2) Pengalamanya di Henry House Visting Nurse Agency
3) Pengalamannya di keperawatan rehabilitasi, dan
4) Konsep Orlando tentang tindakan keperawatan yang terencana (Henderson, 1964 ;
Orlando, 1961).

Henderson menegaskan pentingnya seni dalam keperawatan dan mengenalkan 14


kebutuhan dasar manusia yang menjadi daras asuhan keperawatan. Konstribusi Peplau
meliputi mendefinisikan keperawatan, menjelaskan anatomi fungsi keperawatan,
menekankan tujuan hubungan yang saling ketergantungan dengan pasien, dan
menciptakan konsep menolong diri sendiri konsep menolong diri sendiri yang diciptakan
Dendrson dipengaruhi oleh Karya Abdellan dan Adam, (Abdellah, Beland, Martin, &
Mattheney ; 1960 ; Adam, 1980, 1991). Ada 14 kebutuhan Hendrerson yaitu :

7
1) Bernafas normal
2) Makan dan minum dengan cukup
3) Mengeluarkan buangan tubuh
4) Bergerak dan mempertahankan postur tubuh yang diinginkan
5) Tidur dan istirahat
6) Memilih pakain yang sesuai ; memilih antara memakai atau melepas pakaian
7) Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan cara menyesuaikan pakaian dan
modifikasi lingkungan
8) Mempertahankan kebersihan tubuh, berhias dengan pantas, dan melindungi kulit
9) Mencegah bahaya di lingkungan dan mencegah dari aktivitas membahayakan orang lain
10) Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan perasaan, kebutuhan,
kekwatiran, dan pendapat
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan dirinya
12) Bekerja sehingga merasa berprestasi
13) Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai pilihan kegiatan rekreasi
14) Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang mendukung
pengembangan diri dan kesehatan yang normal, serta meggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.

3. Faye Glenn Abdellan (Dua Puluh Satu Masalah Keperawatan)

Faye Glenn abdellan dikenal sebagai pemimpin dalam pengembangan penelitian


keperawatan, keperawatan sebagai profesi dalam pelayanan kesehatan masyarakan (PHS –
Pblic Health Service), dan sebagai pakar tentang masalah kesehatan berskala
internasional. Dia disebut sebagai “Legenda hidup” oleh Americatn Academy Of Nursing
pada tahun 1994 dan termaksuk dalam the National Women’s Hall of Fame pada tahun
2000 karena seumur hidup menghabiskan waktu untuk membangun dn memimpin
program – program penting perawatan kesehatan bagi masyarakat Amerika Serikat.
Abdellan menganggap prestasi terbesarnya karena mampu “memainkan peran dalam
membangun landasan penelitian keperawatan sebagai suatu ilmu.”

8
Abdellan memandang keperawatan seabgai suatu kiat dan ilmu yang membentuk
sikap, kompetensi intelektual, dan keterampilan teknis induvidu perawat menjadi
keinginan dan kemampuan untuk membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan mereka, terlepas apakah mereka sakit atau tidak. Dia merumuskan 21 tipologi
masalah keperawatan menurut Abdellan yaitu :

1) Untuk mempertahankan yang baik dan kenyamanan fisik


2) Untuk meningkatkan aktivitas secara optimal : latihan fisik, istirahat, dan tidur
3) Untuk meningkatkan keseahatan melalui upaya pencegahan kecelakaan, cedera, dan
trauma lain serta melalui upaya pencegahan terhadap penyebaran infeksi
4) Untuk memperatahankan mekanika tubuh yang baik dan mencegah serta memperbaiki
deformitas
5) Untuk memfasilitasi terpeliharanya penyediaan oksigen untuk seluruh sel tubuh
6) Untuk memfasilitasi terpeliharanya eliminasi tubuh
7) Untuk menfasilitasi terpeliharanya keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
8) Untuk mengenali respons fisiologis tubuh terhadap beberapa kondisi penyakit – apakah
bersifat patologis, fisiologis, dan kompensatif
9) Untuk memfasilitasi terpeliharanya keteraturan mekanisme dan fungsi tubuh
10) Untuk mengfasilitasi terpeliharanya fungsi sensoris
11) Untuk mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan
negatif
12) Untuk mengedentifikasi dan menerima keterkaitan antara emosi dan penyakit organik
13) Untuk menfasilitasi terpeliharanya komunikasi vebral dan non verbal yang efektif
14) Untuk meningkatkan perkembangan hubungan interpersonal yang efektif
15) Untuk mengfasilitasi kemajuan menuju pencapaian individu dan pencapaian tujuan
spiritual personal
16) Untuk menciptakan atau mempertahnkan lingkungan yang terapeutik

9
17) Untuk mengfasilitasi kesadaran diri seseorang sebagai induvidu dengan kebutuhan
fisik dan emosi seseorang
18) Untuk menggunakan sumber – sumber di masyarakat sebagai pendukung dalam
memecahkan masalah yang muncul akibat suatu penyakit
19) Untuk memahami peran masalah sosial yang menmengaruhi munculnya suatu
penyakit.

 Filososfi, Model Konseptual, dan Teori Keperawaatan

1. Florence Nightingale : Keperawatan Model (Filosofi Keperawatan)


Florence Nigttingale, pendiri keperawatan modern, lahir pada tanggal 12 Mei 1820, di
Florence, Italia, ketika orang tuanya sedang berada dalam perjalanan wisata ke Eropa yang
diperpanjang ; dia diberi nama berdasarkan tempat kelahirannya. Keluarga Nightingale
adalah keluarga yang terdidik, makmur, keluarga aristocrat Victoria yang tinggal di
Debyshire dan Hampshire. Kerja Nightingale dalam memperbaiki kondisi yang
menyedikan ini membuatnya popular dan dihormati oleh tentara, tapi dukungan dari
dokter dan perwira meliter kurang autisias. Dia disebut The Lady Of The Lamp, seperti
diabadikan dalam puisi “Santa Filomena” (Longfelllow, 1857), karena dia berkeliling
bangsal pada malam hari, memberikan kenyamanan emosional kepada para prajurit. Di
Scutari, Nghtingale mengalami sakit yang kritis akibat demam Krimea, yang berpotensi
menjadi tipus atau brucellosis dan yang kemungkinan memengaruhi kondisi fisiknya
selama bertahun – tahun setelah itu.

Setelah perang, Nightingale kembali ke Inggris untuk menerima penghargaan yang


besar. Dia dianugrahi sejumlah dana sebagai pengakuan terhadap hasil kerjanya ini,
kemudian digunakan untuk membangun sekolah – sekolah untuk pelatihan Keperawatan
di St. Thomas’s Hospital dan King’s College hospital di London. Dalam beberapa tahun,
sekolah Nightingale mulai menerima permintaan pembangunana sekolah – sekolah baru di
banyak rumah sakit di seluruh dunia, dan reputasi Florence Nightingela sebagai pendiri
keperawatan modern makin meningkat.

10
Teori Nightingal berfokus pada lingkungan, namun Nightingal menggunakan istilah
surroundings (Lingkungan) dalam tulisnya. Dia mendefinisikan dan menjelaskan konsep
ventilasi, kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan kebisingan – komponen –komponen
lingkungan yang biasanya disebut sebagai environment (Lingkungan) dalam diskusi
Karyanya. Ketika membaca Notes on Nursing (Nightingale, 1969) orang dapat dengan
mudah mengidentifikasikan adanya penekanan pada lingkungan fisik. Dalam konteks
masalah, Nightingale mengidentifikasikan dan berjuang untuk meningkatkan (lingkungan
yang dilanda perang dan rumah sosial untuk gelandangan), penekanan ini ditampaknya
menjadi hal yang paling tepat (Gropper, 1990).

2. Jean Watson : Filosofi dan Teori Watson tentang Transpersonal Caring (Filosofi
Keperawatan)
Margaret Jean Harman Watson, PhD, RN, AHN – BC, FAAN, lahir dan tumbuh di
sebuah kota kecil bernama Wetch, Virginia Barat, di pegunungan Appalachian. Sebagi
anak paling bungsu dari 8 bersaudarah, dia dikelilingi oleh lingkungan keluarga besar.
Watson menyelesaikan sekolah menengah atas di Virginia barat kemudian melanjutkan
sekolah menengah atas di Lewis Gale School of Nursing di Roanoke , Virginia. Setelah
lulus pada tahun 1961, dia menikah dengan Douglas dan pindah ke Negara bagian asalnya
yaitu Golorado. Di Colorado, Watson melanjutkan pendidikan keperawatan dan lulus dari
program sarjana keperawatan di University of Colorado memproleh gelar sarjana pada
tahun 1964 kampus Boulder, kemudian gelar master dari program keperawatan jiwa pada
tahun 1966 di kampus ilmu kesehatan, dan akhirnya gelar doctor di bidang psikologis
pendidikan dan kongseling pada tahun 1973 di Sekolah Pascasarjana, kampus Boulder,
dan setelah Watson menyelesaikan pendidikan doktornya bergabung di Fakultas
Keperawatan, University Colorado Health sciences Center di Denver, yaitu dnegan
mengabdikan diri baik di fakultas mampu bagian administrasi.

11
Watson (1999) menggambarkan “Hubungan Caring Transpersonal” sebagai landasan
dari teorinya Hubungan Caring Trasnpersonal diartikan sebagai “hubungan manusia yang
bersifat caring – bersatu dengan orang lain – dengan menghargai seseorang tersebut
seutunya termasuk dengan keberadaannya di dunia”. Watson melandaskan teori praktik
keperawatannya pada 10 faktor karatif. Setiap faktor memiliki komponen fenomenologis
yang bersifat dinamis dan relative bagi setiap induvidu yang terlibat dalam hubungan yang
yercakup dalam keperawatan. Gengan berkembangnya gagasan dan nilai yang ditawarkan
oleh Watson, ia kemudian menejemahkan 10 faktor karatif ini menjadi proses caritas.
Proses caritas meliputi dinamis spiritual dan pengejawantahan yang terbuka dari konsep
cinta dan caring. 10 faktor karatif sebagai berikut :

1) Membentuk sistem nilai humanistis altruistis


2) Membangikitkan kenyakinan – harapan
3) Menanamkan kepekaan terhadap diri dann orang lain
4) Mengembangkan hubungan membantu hubungan rpercaya
5) Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan negative
6) Menggunakan metode pemecahan masalah secara sistematis untuk pengambilan
keputuusan
7) Meningkatkan pengajaran – pembelajaran internasional
8) Menyediakan ligkungan psikologis, fisik, sosial budaya dan spiritual yang mendukung,
melingungi, dan memperbaiki
9) Membatu pemenuhan kebutuhan manusia
10) Mengijinkan kekuatan eksistensial – fenomenologis

12
3. Martha E. Rogers : Manusia yang Setuhnya (Unitary Human Beings) (Model
Konseptual Keperawatan)
Martha Elizabeth Rogets, anak tertua dari 4 saudarah dari pasangan Bruce
Taylor rogers, dilahirkan pada tanggal 12 Mei 1914, di Dallas, Texas, Segera setelah
Rogers dilahirkan, keluarganya kembali ke Knorville, Tennessee. Rogers melalui studinya
pada tahun 1831 sampai tahun 1833 untuk mempelajari ilmu keperawatan di University of
Tennessee. Rogers memproleh gelar diploma keperawatan dari Knoxville General
Hospital School of nursing pada tahun 1936. Rogers memproleh gelar sarjana dengan
singkat dari George Peabody College di Nashville, Tennessee pada tahun 1937. Gelar ialin
Rogers adalah Master of Art di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang diproleh
dari Teachers College, Columbia University, New York pada tahun 1945, dan Master of
Public Health pada tahun 1952 dan gelar ScD pada tahun 1954 dari jouns Hopkins
Uiversity di Baltimore.

Pada tahun 1970, Model konseptual keperawatan Rogers memunculkan kembali


rangkaian asumsi dasar yang menjelaskan proses kehiduppan manusia yang dicirikan
denga nkebutuhan, keterbukaan, ketidaklangsungan, pola, dan susunan, kepekaan dan
pemikiran – pemikiran yang mencirikan proses kehidupan (Rogers, 1970). Rogers
mengawali praktik keperawatan dengan melakukan kunjungan dan supervise, memberikan
edukasi, dan praktik keperawatan di daerah masyarakat pedesaan Michigan di
Connecticut. Selanjutnya, Rogers mendirikan layanan kesehatan dengan melakukan
kunjungan rumah di Phoenix, Arizona. Selama 21 tahun yaitu dari tahun 1954 sampai
1875, Rogers menjadi professor dan kepala divisi keperawatan di New York University.
Setelah tahun 1979. Rogers melanjutjan tugansya sebagai professor sampai menjadi
professor emeritus pada tahun 1979. Rogers menyandang gelar tersebut hingga meninggal
dunia pada tanggal 13 maret 1994, pada usia 79 tahun.

13
4. Dorothea E. Orem : Teori Defisit Perawatan Diri (Model Konseptual Keperawatan)
Dorothea Elizabeth Orem, merupakan salah satu ahli teori keperawatan termuka di
amerika, lahir di Baltimore, Maryland, pada tahun 1914. Dia memulai karir keperawatan
di Ptovidence Hospital school of nursing di Washington DC, DC, di Sekolah tersebut dia
menerima diploma keperawatan di awal 1930-an. Orem menerima gelar sarjana (BS)
dalam pendidikan Keperawatan dari Catholic University of America (CUA) pada tahun
1939, dan dia menerima gelar Master (MS) dalam Pendidikan Keperawatan dari
Universitas yang sama pada tahun 1946. Pengalaman keperawatan awal Orem di mulai di
perawatan ruang operasi, perawat pribadi (di rumah dan rumah sakit), staf perawatan pada
unit penyakit dalam dan bedah baik anak maupun dewasa, pengawas malam di ruang
gawat darurat, serta mengajar ilmu biologis. Orem pernah menjabat Direktur Sekolah
Perawat dan Kepala Departermen Keperawatan di Providence Hospital, Detroit dari tahun
1940 sampai 1949.

Orem (2001) manyatakan, “Keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan


yang diselenggarakan untuk memberikan perawatan langsung kepada orang –orang yang
benar –benar memiliki kebutuhan perawatan langsung akibat gangguan kesehatan mereka
atau secara alamlah mereka yang membutuhkan perawatan kesehatan” keperawatan
memiliki karakteristik sosial dan karakterisktik interpersonal yang mencirikan hubbungan
bantuan antara mereka yang membutuhkan perawatan dan mereka yang memberikan
perawatan.

Konsep utama dari teori didefinisikan di sini dan dibahas oleh Orem (2001), Nursing
Concepts of Practice. Teori keperawatan defisit perawatan diri adalah teori umum yang
terdiri dari empat teori yang terkait sebagai berikut :

14
1) Teori perawatan diri, yang menjelaskan mengapa dan bagaima orang merawat diri mereka
sendiri.
2) Teori ketergantungan perawatan, yang menjelaskan bagaiman anggota keluarga atau
teman – teman memberikan perawatan untuk orang yang ketergantungan secara sosial.
3) Teori deficit keperawatan diri, yang menggambarkan dan menjelaskna mengapa orang
dapat dibantu melalui keperawatan.
4) Teori sistem keperawatan, yang menggambarkan dan menjelaskan hubungan yang harus
dilakukan dan dipelihara untuk menghasilkan keperawatan.

5. Sister Calliste Roy : Model Adaptasi (Model Konseptual Keperawatan)


Sister Calliste roy, anggota Susteran saint Joseph, Carondelet, dilahirkan pada tanggal
14 Oktober 1939di Los Angeles, California. Ia mendapatkan gelar sarjana keperawatan
dari Mouns Saint Mary’s College University of California, Los Angeles, tahun 1966.
Setelah mendapatkan gelar keperawatan, Roy mengawali pendidikan di bidang sosiologi,
menerima gelar Master sosiologi tahun 1973 dan gelar doktor sosiologi tahun 1977 dari
University of California. Pada waktu menjalani program masternya, dalam sebuah
seminar, Roy ditantang oleh Dorothy E. Johnson untuk menggambarkan model konseptual
keperawatan. Menurut Roy (1997), “manusia hidup berdampingan dengan lingkungan dan
fisik dan sosialnya”. Manusia dan lingkungan berbagi takjir dengan alam semesta dan
bertanggung jawab terhadap transformasi timbale balik (Roy &Andrews, 1999).
Pengembangan model yang berhubungan dengan hubungan terpadu antara manusia dan
lingkungannya telah dipengaruhi oleh “hokum komplesitas progresif dan kesadaran yang
meningkat” dari Pierre Teilhard De Chardin (De Chardin, 1959, 1965, 1966, 1969) serta
teori dari Swimme dan Berry (1992).

Aktivitas organism hidup (Roy & Andrews, 1999) ada 5 kebutuhan yang
didefinisikkan dalam mode fisiologis – fisik berhubungan dengan kebutuhan dasar
intergritas fisiologis yaitu :

15
1) Oksigenasi
2) Nutrisi
3) Eliminasi
4) Aktivitas
5) Perlindungan

Proses rumit yang meliputi penginderaan ; cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam-
basa ; fungsi neurologis, dan fungsi endrokrin berkontribusi pada adaptasi fisiologis.

6. Dorothy E. Johnson : Model Sistem Perilaku (Model KOnseptual Keperawatan)


Dorothy E. Johnson di lahirkan pada tanggal 21 Augustus 1919 di Savannah, Georgia.
Dia menerima A.A dari Amstrong Junior College di Savannah Georgia (1938), SI dari
Vanderblit University di Nashvillw, Tennesse (1942), dan M.P.H dari Harvard University
di Boston (1948). Johnsen adalah seorang asisten professor keperawatan anak dan
professor keperawatan di University of California di los angeles (UCLA). Pada tahun 1955
dan 1956, Johnson adalah seorang penasihat perawatan anak yang berkerja di sekolah
keperawatan Christian Medical College di Velore, India Selatan. Dari tahun 1965sampai
dengan 1967, dia bertugas sebagai ketua Komite California Nurse association yang
mengembangkan peryataan sikap terkait dengan spesifikasi dari perawat spesialis.

Adanya motivasi dapat mengarahkan aktivitas subsistem yang senantiasa berupah


proses maturasi, pengalaman, dan pmbelajaran. Sistem ini mengambarkan seluruh proses
yang terjadi diberbagai situasi dengan latar belakang budaya yang berada serta
dikendalikan oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial. Ketujuh subsistem ini adalah :

1) Subsistem keterikatan –afiliasi


2) Sistem ketergantungan (Dependency)
3) Subsistem ingestif (Ingestive)
4) Subsistem eliminatif
5) Subsistem seksual
6) Subsistem pencapaian (Achievement)
7) Subsistem Agresif – proteksi

16
7. Madeleine M. Leininger : Teori Keperawatan Berbasis Diversitas dan Universalitas
Budaya (Teori Keperawatan)
Madeleine M. Leininger adalah perawat yang memprakarsai keperawatan
transkultural dan merupakan pemimpin dalam teori keperawatan transkultural dan teori
human care. Leininger seorang perawat professional pertama yang mendapatkan gelar
PhD dalam antropologis budaya dan sosial. Leininger lahir di Sutton, Nebraska, dan
memulai karirnya sebagai seorang perawat setelah lulus dari program diploma di Sekolah
Keperawatan St. Anthony di denver. Pada tahun 1950, ia mendapatkan gelar sarjananya
pada jurusan ilmu bilogi dari Benedictine College di Atchiso, Kansas, tempat ia juga
mempelajari sedikit ilmu humanistic dan falsofi. Setelah lulus, ia berkerja sebagai
instruktur, perawat pelaksana, dan kepala perawat di unit medical bedah serta membuka
unit psiiliatrik ketika ia menjabaat sebagai direktur keperawatan di St. Joseph’s Hospital di
Omaha, Nebraska (Leininger, 1954c, 1996b). pada tahun 1954, Leininger mendapatkan
gelar masternya dalam keperawatan jiwa dari Catholic University of America di
Washington, DC.
Teori leininger beras dari dua disiplin ilmu, yakni ilmu keperawatan dan antropologi
(Leininger 1991b, 1995c ; Leininger & McFarland, 2002b, 2006). Ia mendefinisikan
keperawatan yang berfokus pada studi komparasi dan analisis darri keragaman budaya dan
sub budaya di dunia dengan memperhatikan nilai Caring, ekspresi, keperacayaan tentang
sehat – sakit, serta pola perilaku mereka. Tujuan dari teori tersebut adalah untuk
menemukan keragaman dan universalitas asuhan manusiawi dihubungkan dengan cara
pandang dunia, struktur sosial, dan dimensi lain, dan kemudian untuk menyediakan
perawatan yang sesuai secara budaya pada orang denganbudaya yang sama maupun
berbeda guna menjaga atau memulihkan kesehatan atau kesejahteraan mereka, atau untuk
menghadapi ajal dengan cara yang sesuai dengan kebudayaan mereka (Leininger, 1985b,
1988b, 1988c, 1988d ; as cited in 1991b).
Leininger telah mengembangkan istilah yang relevan dengan teorinya. Istilah utama
didefinisikan tentang teori Leininger ada 8 yaitu :

17
1) Asuhan manusiawi dan Caring
2) Budaya
3) Asuhan budaya
4) Universitas asuhan budaya
5) Universalitas asuhan budaya
6) Pandangan dunia
7) Dimensi budaya dan Struktur Sosial
8) Konteks lingkungan

8. Imogene M. King : Sistem Konseptual dan Teori Middle – Range Pencapaian Tujuan
(Model Konseptual Keperawatan)
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923, di West Point, Lowa. Dia
meninggalkan 24 Desember 2007, St. Petersburg, Florida, dan dimakamkan di Fort Madison,
Lowo, Pada tahun 1945. King menerima diploma dalam keperawatan dari St. John’s Hospital
School of Nursing di St. Louis, Missouri. Saat berkerja di berbagai posisi sebagai staf
perawat. King melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar sarjana Sain’s (Bachelor of
Science) dalam pendidikan keperawatan, dari St. Louis University pada tahun 1948. Pada
tahun 1957, dia menerima menerima gelar Master of Science dalam keperawatan dari St.
Louis University. Dari tahun 1947 sampai tahun 1958. King bekerja sebagai istruktur
keperawatan medical bedah dan asisten direktur di St. John’s Hospital School Of Nursing.

King (1971) berbicara tentang konsep – konsep sebagai ide – ide abstrak yang
member makna persepsi pengertian kita, mengijinkan generalisasi, dan cenderung untuk
disimpan di dalam memori kita untuk mengingatkan dan menggunakan di lain waktu dalam
situasi baru dan berbeda . King (1984) mendefinisikan teori sebagai suatu perangkap konsep,
yang ketika didefinisikan, saling terkait dan dapat diamati dalam dunia praktik keperawatan.
Teori berfungsi untuk membangun pengetahuan ilmiah untuk keperawatan.

Pada tahun 1981, King menurunkan teori middle –rangenya tentang Pencapaian
Tujuan dari sistem konseptualnya.Pemikiran ini memadu pengembangan Teori Pencapaian
Tujuannya menggunakan proses pengembangan teori sebagai berikut:

18
 “Apa asumsi-asumsi filosofis tersebut?”
 “Apakah konsep-konsep diidentifikasikan dan didefinisikan dengan jelas?”
 “Apakah konsep-konsep terkait dalam pernyataan atau model-model proposisi?”
 “Apakah teori menghasilkan pernyataan yang harus dijawab atau hipotesis yang akan diuji
dalam penelitian untuk menghasilkan pengetahuan dan menegaskan teori?”

9. Betty Nauman : Model Sistem Konseptual (Model Konseptual Keperawatan)


Betty Nauman dilahirkan pada tahun 1942 dan dibesarkan didaerah pertanian di Ohio,
Amerika. Latar belakang tempat dia dibesarkan telah membentuk dia menjadi seseorang
yang peduli terhadap orang-orang disekitarnya yang membutuhkan bantuan. Dia
menyelesaikan pendidikan keperawatannya dengan penghargaan (double honors) pada
Peoples Hospital School of Nursing (sekarang General Hospital) di Akron, Ohon pada
tahun 1947. Sebagai seorang perawat yang baru lulus, Neuman pindah ke California dan
pernah bekerja di beberapa posisi perawat, seperti; perawat sekolah, perawat Industri , dan
instruktur klinis di University of Southern California Medical Center. Dia meraih gelar
sarjana kesehatan masyarakat dan psikologi pada tahun 1957, kemudian gelar master
dalam bidang kesehatan jiwa dan konsultasi masyarakat pada tahun 1966 dari University
of California, Los Angeles (UCLA). Neuman kemudian menyelesaikan pendidikan doctor
dalam bidang psikologi klinis di Pacific Wastern University pada tahun 1985. (komunikasi
pribadi dengan Betty Nauman, 3 Juni 1984).

Nauman adalah seorang printis pengembangan kesehatan jiwa. Dia dan Donna
Aquilina merupa perawat pertama yang mengembangkan peran perawat konselor pada
pusat krisis masyarakat di Los Angeles (B. Neuman, komunikasi pribadi, 21 Juni 1992).
Dia mengembangkan, mengajar, dan menyempurnakan program kesehatan jiwa
masyarakat untuk pendidikan bagi perawat setelah lulus magister keperawatan di UCLA.
Model sistem dari Neuman ini dabangun berlandaskan pada teori sistem yang
merefleksikan sifat dari organism hidup sebagai sistem yang terbuka (Bertalanffy, 1968).

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan
guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan sudah ada sejak manusia
itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah
perkembangan teori keperawatan tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini
layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan
memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya, perawat
harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan
yang berkelanjutan.

3.2 SARAN

Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba
Medika: Jakarta

Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakarta

Effendy, N. (1995), Pengantar proses keperawatan. EGC: Jakarta

Gaffar, L.O.J. (1999), Pengantar praktik keperawatan professional. EGC: Jakarta

Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai