Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang

Dalam pelakukan pemeriksaan klinis laboratorium, alat dan bahan yang digunakan harus bebas
dari kontaminan. Hal ini merupakan hal penting untuk terlaksananya pemeriksaan penyakit serta
keakuratannya. Alat dan bahan yang akan digunakan pada pemeriksaan harus dipertahankan
sterilitasnya sampai pemeriksaan sudah selesai. Sterilisasi merupakan proses yang
menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda steril dipandang dari sudut mikrobiologi,
artinya bebas sari mikroorganisme hidup. (Adji et al., 2007)

Didalam bidang laboratorium klinis sterilisasi merupakan hal penting untuk terlaksananya
pemeriksaan penyakit serta keakuratannya. Baik alat maupun bahan yang akan digunakan saat
pemeriksaan haru melalui tahap sterilisasi. Terdapat dua jenis sterilisasi yaitu sterilisasi kering
dengan menggunakan oven dan sterilisasi basah menggunakan tekanan tertentu dengan
autoclave. (Syah, 2013)

Untuk mengetahui bahwa proses sterilisasi yang dijalankan sudah terjamin sterilitasnya, maka
sebuah autoclave harus dipantau kinerjanya agar proses berjalan maksimal secara rutin dan
berkala. Uji kinerja alat dapat dilakukan dengan proses kalibrasi yang dapat dilakukan secara
eksternal oleh laboratorium kalibrasi atau dengan melaksanakan kalibrasi internal. Kalibrasi
internal dapat digunakan dengan menggunakan bioindicator yang berfungi menunjukan apakah
proses sterilisasi berjalan efektif dan maksimal. Pada proses sterilisasi, spora bakteri adalah yang
paling resisten diantara semua makhluk hidup (Syah, 2013)

Indikator autoclave digunakan untuk memvalidasi bahwa autoclave berfungsi dengan baik. Ada
dua jenis indicator autoclave; indicator kimia dan indicator biologi. Salah bentuk dari indikator
autoclave adalah menggunakan indikator biologis. Ini adalah populasi standar dari spora bakteri
resisten seperti Geobacillus stearothermophilus (Cloete et al., 1993).Bakteri ini datang dalam
bentuk spora pada strip atau sebagai suspensi dalam botol kemasan. Uji spora bakteri ini
digunakan untuk menentukan apakah parameter siklus sterilisasi cukup untuk membunuh
mikroorganisme uji. (Laboratories, 2011)

Bacillus merupakan bakteri gram positif yang merupakan salah satu marga dari enam jenis
bakteri yang menghasilkan endospora. Endospora tersebut berbentuk bulat, oval, elips atau
silinder, yang terbentuk di dalam sel vegetatif. Endospora tersebut membedakan Bacillus dari
tipe-tipe bakteri pembentuk eksospora. Spora Bacillus pertama kali dideskripsikan oleh Cohn
pada tahun 1872 pada B. subtilis yang semula disebut Vibrio subtilis oleh Ehrenberg pada 1835.
Spora tersebut mempunyai resistensi yang lebih dibandingkan sel vegetatifnya. Endospora yang
dihasilkan oleh Bacillus mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap faktor kimia dan fisika,
seperti suhu ekstrim, alkohol, dan sebagainya. (Sella et al., 2009)

Marga Bacillus mampu tumbuh pada temperatur 10-50° C, merupakan saprofit ringan yang tak
berbahaya, mudah tumbuh dalam kerapatan tinggi dan mampu membentuk endospora yang tahan
panas. (Sella et al., 2009)

Daftar Pustaka

Adji, D., Zuliyanti, & Larashanty, H. (2007). Perbandingan efektivitas sterilisasi alkohol 70%,
infrared, otoklaf dan ozon terhadap bacillus subtilis.pdf. J. Sain Vet, 25.

Cloete, T., Silva, E. Da, & Bruzel, V. (1993). Application of Sterikon bioindicators for the
determination of bactericide concentrations. Water SA, 19.

Laboratories, Him. (2011). Spore Strips ( Steam Sterilization Monitor Strips ).

Sella, S. R. B. R., Guizelini, B. P., Vandenberghe, L. P. S., Medeiros, A. B. P., & Soccol, C. R.
(2009). Bioindicator production with Bacillus atrophaeus’ thermal-resistant spores
cultivated by solid-state fermentation. Applied Microbiology and Biotechnology, 82(6),
1019–1026. https://doi.org/10.1007/s00253-008-1768-8

Syah, I. Su. K. (2013). Penentuan Tingkatan Jaminan Sterilitas pada Autoklaf dengan Indikator
Spore Strip. Farmaka, 4, 1–15.

Konsep

1. Analisis data
a. Regulasi
Dalam pelakukan pemeriksaan klinis laboratorium, alat dan bahan yang digunakan
harus bebas dari kontaminan. Hal ini merupakan hal penting untuk terlaksananya
pemeriksaan penyakit serta keakuratannya. Alat dan bahan yang akan digunakan pada
pemeriksaan harus dipertahankan sterilitasnya sampai pemeriksaan sudah selesai.
Sterilisasi merupakan proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suaty
benda steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebad sari mikroorganisme
hidup. Pada proses sterilisasi, spora bakteri adalah yang paling resisten diantara
semua makhluk hidup (pelezar dan chan,1988)
b. Teori
Untuk mengetahui bahwa proses sterilisasi yang dijalankan sudah terjamin
sterilitasnya, maka sebuah autoclave harus dipantau kinerjanya agar proses berjalan
maksimal.
Autoklaf dalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap panas dengan
tekanan tinggi, suhu didalamnya dapat mencapai 115 hingga 125 dan tekanan uap
mencapai 2-4 ATM
Untuk mengetahui bahwa proses sterilisasi yang dijalankan sudah terjamin
sterilitasnya, maka sebuah autoclave harus dipantau kinerjanya agar proses berjalan
maksimal, dengan cara kalibrasi eksternal dan kalibrasi internal.
Kalibrasi internal dapat digunakan dengan menggunakan bioindicator yang berfungi
menunjukan apakah proses sterilisasi berjalan efektif dan maksimal.
Ada dua jenis indicator autoclave; indicator kimia dan indicator biologi. Salah bentuk
dari indikator autoclave adalah menggunakan indikator biologis. Ini adalah populasi
standar dari spora bakteri resisten seperti Geobacillus stearothermophilus.
Bacillus merupakan bakteri gram positif yang merupakan salah satu marga dari enam
jenis bakteri yang menghasilkan endospora.
Endospora yang dihasilkan oleh Bacillus mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap
faktor kimia dan fisika, seperti suhu ekstrim, alkohol, dan sebagainya
Marga Bacillus mampu tumbuh pada temperatur 10-50° C, merupakan saprofit ringan
yang tak berbahaya, mudah tumbuh dalam kerapatan tinggi dan mampu membentuk
endospora yang tahan panas
c. Fakta
Salah satu spora yang memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi adalah spora bacillus
yang menjadikan spora ini dapat digunakan sebagai bioindicator sterilisasi
(sugiono,2003)
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat dgunakan mikroba
penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospore yaitu bacillus
strearothermophillus, lzaimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk
spore strip.
Saat kini, produk bioindikator sudah banyak dijual dipasaran dalam bentuk spore strip
ataupun ampul.
2. Justifikasi
Jika diatasi: diharapkan laboratorium dapat membuat bioindicator sterilitas sendiri
dengan menggunakan spora strain bacillus subtilis karena dapat menghemat biaya
produksi
3. Ramifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis bermaksud melakukan penelitian pada bakteri
bacillus “Modifikasi bioindikator solid-fermentation autoclave menggunakan strain
Bacillus subtillis”
Catatan dari bu wiwin:
- “Alternative”
- Kuatkan paradigma

Anda mungkin juga menyukai