Anda di halaman 1dari 21

FM - 1-7.6.

0-132-32-00-0-01-V1

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
PRODI D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Nama : Intan Solehati


NIM : P17334117404
Nama Mata Kuliah : Bisnis dan Kewirausahaan Lab
Tingkat / Program : III / D IV regular
Semester : 6 (enam)
Hari / Tanggal : Jumat, 15 Mei 2020
Waktu : 1 (satu) minggu
Koordinator Mata Kuliah : Entuy Kurniawan, S.Si, MKM
Sifat Ujian : Take Home Examination

1. a. Jelaskan mengapa studi kelayakan usaha sangat penting bagi


wirausaha?
Studi kelayakan usaha atau analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau
tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada
dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan
proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi
ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi
kegiatan usaha.
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa,
membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas
skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas cakupan usaha, dan
sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha
dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain
sebagainya.
Menurut Kasmir da Jakfar (2012), Studi kelayakan usaha atau bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang dijalankan,dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Menurut Umar H (2007), Studi kelayakan usaha atau bisnis merupakan penelitian sebuah rencana
usaha atau bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu usaha atau bisnis

1
dijalankan , tetapi juga mengontrol kegiatan operasinal secara rutin dalam mencapai tujuan serta
keuntungn yang maksimal.
Adapun tujuan dari studi kelayakan usaha atau bisnis ini seperti :
- Menghindari Resiko Kerugian : Untuk meminimalkan resiko yang dapat dikendalikan.
- Mempermudah Perencanaan : Meliputi jumlah modal, waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan,
bersya keuntungan dan pendapatan keuntungan bagaimana pengawasan bila terjadi keuntungan.
- Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan : Perencanaan yang disusun dapat mempermudah
penerapannya proses usaha atau bisnis dapat di lakukan secara tersusun sehingga para karyawan
dapat memiliki pedoman dan tetap focus pada tujuan sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai
dengan yang direncanakan.
- Memudahkan Pengawasan : Pengawasan dilakukan agar jalannya usaha tetapberada pada jalur dan
sesuai dengan apa yang telah di rencanakan.
- Memudahkan Pengendalian : Bilaterjadi penyimpangan akan mudahuntuk memperbaikinya dan
dapat langsung dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang terjadinya.

b. Apa manfaat analisis SWOT dalam penyusunan studi kelayakan


usaha?
Analisis SWOT digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
akan dihadapi oleh perusahaan. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta mengembangkan
kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan lebih maju dibanding pesaing yang ada.
Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan bisa tetap eksis.
Peluang yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan agar volume penjualan dapat
meningkat. Dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi dengan
mengembangkan strategi pemasaran yang baik. Pengertian analisis SWOT adalah salah satu bentuk
analisis dalam manajemen dengan menggunakan prinsip SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, and Threats).
1. Strenghts (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau
program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program. Strenght ini
bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
2. Weaknesses (Kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik
atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan
itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang
menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan
kekuatan yang sudah ada.
3. Opportunity (kesempatan) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan
kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya

2
berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga
berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
4. Threat (ancaman) adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi
berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang
terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of
stream(melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum
berkembang.

c. Aspek-aspek apa yang menjadi kriteria penilaian dalam analisis kelayakan


usaha?
Dalam studi kelayakan bisnis, terdapat beberapa aspek yang dapat diteliti. Aspek-aspek dalam
studi kelayakan bisnis tersebut bersifat fleksibel sehingga dapat ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Aspek-aspek dasar yang biasanya diteliti dalam studi kelayakan bisnis antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Aspek hukum dalam studi kelayakan usaha
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada semua hal terkait legalitas
rencana bisnis yang hendak dilakukan oleh perusahaan. Ketentuan-ketentuan hukum tersebut
meliputi:
a. Izin lokasi
b. Akte pendirian perusahaan dari notaris
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d. Surat tanda daftar perusahaan
e. Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Daerah setempat
f. Surat tanda rekanan dari Pemerintah Daerah setempat
g. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
2. Aspek ekonomi dan budaya dalam studi kelayakan usaha
Aspek ekonomi dan budaya dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada dampak suatu
badan usaha untuk masyarakat sekitar.
a. Dari segi budaya, penelitian dalam studi kelayakan bisnis akan menjawab bagaimana dampak
keberadaan sebuah bisnis terhadap adat istiadat di wilayah setempat
b. Dari segi ekonomi, penelitian dalam studi kelayakan bisnis akan menjawab apakah sebuah bisnis
mampu menaikkan atau justru menurunkan rata-rata pendapatan per kapita di wilayah setempat
3. Aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan usaha
Aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada pertanyaan
apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Aspek tersebut
dapat dilihat melalui hal-hal berikut:

3
a. Potensi pasar, dinilai berdasarkan bentuk pasar/ konsumen yang dipilih
b. Jumlah konsumen potensial. Jumlah ini diketahui melalui proses mengukur dan meramal
permintaan dan penawaran berdasarkan produk sejenis yang telah ada saat ini
c. Daya beli masyarakat dengan memperhitungkan perkembangan atau pertumbuhan penduduk
d. Segmentasi, target dan posisi produk di pasar
e. Situasi persaingan di lingkungan industri
f. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk sejenis saat ini
g. Manajemen pemasaran, terdiri atas analisis persaingan dan bauran pemasaran
4. Aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan usaha
Aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada hal-hal teknis dan
teknologi yang akan dipakai pada perusahaan tersebut. Aspek-aspek tersebut antara lain terdiri dari:
a. Pemilihan strategi produksi
b. Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi
c. Rencana kualitas
d. Pemilihan teknologi
e. Perencanaan kapasitas produksi
f. Perencanaan letak pabrik
g. Perencanaan tata letak (layout)
h. Perencanaan jumlah produksi
i. Manajemen persediaan
j. Pengawasan kualitas produk
5. Aspek manajemen dalam studi kelayakan usaha
Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada pembangunan dan
pengembangan operasional perusahaan. Aspek manajemen memiliki cakupan yang sangat luas, mulai
dari manajemen sumber daya manusia hingga manajemen finansial perusahaan. Semua hal yang
terkait dengan bagaimana operasional perusahaan dapat dijalankan termasuk pada aspek manajemen
dalam studi kelayakan bisnis.
6. Aspek keuangan dalam studi kelayakan usaha
Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada besaran modal dan sumber
dana yang akan digunakan dalam membangun sebuah usaha serta kapan dan bagaimana modal
tersebut dapat dikembalikan. Jika diuraikan, maka aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis
terbagi menjadi:
a. Kebutuhan dana dan sumbernya
b. Aliran kas (cash flow)
c. Biaya modal (cost of capital)
- Biaya utang
4
- Biaya modal sendiri
d. Perihal kepekaan
e. Pemilihan investasi
- Pilihan leasing atau beli
- Urutan prioritas proyek bisnis

2. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Break Event Point (BEP), Return of
Invesment (ROI), dan proyeksi laba-rugi, berikan contohnya!
• Break Even Point (BEP)
BEP atau Break Even Point adalah titik dimana pendapatan sama dengan modal yang
dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Total keuntungan dan kerugian ada pada posisi 0
titik break even point yang artinya pada titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian atau mendapat
keuntungan. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap,
dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan
hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian. Sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya
variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
BEP sangat penting bagi sebuah perusahaan, selain itu break even point juga sering digunakan
oleh para pelaku saham. Kalkulasi saham yang dibuat dengan menggunakan metode BEP saat
seseorang melakukan kegiatan jual beli saham dapat menganalisa kapan saat yang tepat untuk
membeli (call) dan kapan harus menjual (put). Break Even Point berguna untuk menganalisis studi
kelayakan sebuah aktivitas usaha dalam perencanaan bisnis. Selain itu BEP juga berfungsi sebagai
landasaan strategis penjualan misalnya penentuan harga barang, pengambilan keputusan, dan metode
produksi.
Penghitungan break even point berguna sebagai salah satu management tool dalam
menentukan persoalan diatas. Ada beberapa rumus BEP yang dapat Anda gunakan :
BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit )
Selisih dari pengurangan harga jual per unit dan biaya variabel per unit adalah rumus dari
margin kontribusi (contribution margin). Cara ini bisa digunakan untuk mengetahui titik dimana
jumlah beban setara dengan jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan.
BEP = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
BEP tidak hanya dapat dihitung dalam bentuk unit, jika Anda sudah mengetahui berapa
banyak minimal unit yang harus dijual untuk menutup biaya produksi Anda dapat mengalikannya
dengan biaya per unitnya.
Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi rumus break even
point dalam unit dikalikan dengan harganya (P), sehingga :

5
BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit
Setelah mengetahui rumus perhitungan BEP Anda juga harus mengetahui Margin
Contribution atau margin kontribusi. Margin kontribusi dapat mengetahui berapa keuntungan dari
suatu produk yang berhasil dijual, dengan mengukur efek dari sales terhadap keuntungan. Cara
menghitungnya hamper sama dengan break even point :
Margin kontribusi : Total sales – Biaya variable
Dalam menghitung margin kontribusi, hal penting yang harus perhatikan adalah biaya
variabel yang dikenakan, baik relasinya dengan total biaya ataupu dengan total sales suatu
perusahaan. Dengan menggunakan margin kontribusi sebuah perusahaan dapat memisahkan biaya
tetap produksinya dengan keuntungan yang didapat. Dengan begitu perusahaan mengetahui interval
harga produk yang akan dijual.
Contohnya :
Soal break even point : Seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab
dalam operasional produksi dan persediaan stok barang ingin mengetahui jumlah sales yang
diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin mendapat
keuntungan sebesar Rp.20.000.000,- Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasinya
adalah sebagai berikut:
Total biaya tetap = 50.000.000
Biaya variabel per unit = 30.000
Harga jual per unit = 50.000
Keuntungan yang di inginkan = 20.000.000
Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai break even point sudah diketahui
maka selanjutnya Anda dapat mengetahui juga nilan margin kontribusi.
Break even point = 50.000.000 : (margin kontribusi)
Break even point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
Break even point = 50.000.000 : 20.000
Break even point = 2500 Unit
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika
hanya menjual 2500 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
Poin penting selanjutnya bagi akuntan manajer yang mengawasi produksi adalah menghitung
dalam bentuk rupiah atau mata uang lainya. Kendalanya semua biaya baik itu biaya tetap
ataupun variabel harus dengan jenis mata uang.
BEP dalam rupiah = Harga jual per unit x BEP unit
BEP dalam rupiah = 50.000 x 2.500 unit
BEP dalam rupiah = Rp.125.000.000
Mengitung Break Even Point dan Break Even Analysis
6
Selanjutnya yang merupakan point penting dalam perhitungan break even point (BEP) adalah
bagaimana menerapkan BEP untuk menghasilkan keuntungan yang dinginkan dengan
menggunakan break even analysis.
N unit yang dibutuhkan = (20.000.000 : margin kontibusi) + break even point unit
N unit = (20.000.000 : 20.000) + 2.500
N unit = 1.000 +2.500
N unit = 3.500
Dengan menggunakan korelasi dari metode BEP dan break even analysis, manajer produksi
ABC dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan ABC
mendapat keuntungan yang di inginkan. Dalam contoh kasus Perusahaan ABC harus menjual
sebanyak 3.500 unit agar memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000.
• Return On Investment (ROI)
Return On Invesment adalah rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan
hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan mengabaikan sumber pendanaan, rasio ini
biasanya diukur dengan persentase.
Kegunaan Analisis Return On Investment (ROI)
1. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi yang baik, maka manajemen dengan
menggunakan teknik analisa ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi
produksi, dan efisiensi bagian penjualan.
2. Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan
analisa ROI dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan
lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas
rata-rata. Dengan demikian akan dapat diketahui di mana kelemahan dan kekuatan perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3. Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh masing-masing divisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke
dalam bagian yang bersangkutan.
4. Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
5. ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya
ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan jika perusahaan akan mengadakan
ekspansi.
Contohnya:
Soal Return On Invesment (ROI) bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap
biaya.
7
Rumus menghitung ROI adalah sebagai berikut:
ROI = (Total Penjualan-Investasi)
Investasi x 100%
Misalnya, jika investasi sebesar Rp10.000.000 menghasilkan penjualan sebesar Rp15.000.000,
berarti diperoleh laba sebesar Rp5.000.000. Maka secara sederhana perhitungan ROI dalam
presentase adalah
ROI = (Rp15.000.000-Rp10.000.000)
Rp 10.000.000x 100%
ROI = 50%
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan tingkat ROI adalah sebesar 50%.
• Proyeksi Laba-Rugi
Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk dimasa
mendatang dengan berlandaskan pada laporan keuangan tahun yang lalu. Perlu diketahui bahwa
laporan keuangan yang masih dalam bentuk perencanaan maka didalam laporan keuangan tersebut
harus dicantumkan kata “proforma” yang mempunyai arti bahwa laporan keuangan menunjukkan
ikhtisar kondisi keuangan perusahaan yang belum dilaksankan. Informasi yang didalamnya masih
dalam bentuk proyeksi/perencanaan mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan datang.
Laporan laba rugi merupakan laporan untuk mengukur keberhasilan operasional
perusahaan selama jangka waktu tertentu. Biasanya pengusaha menggunakan laporan ini untuk
menentukan profitabilitas dan nilai investasi. Laporan ini menyajikan informasi untuk membantu
pengusaha dalam memprediksi jumlah arus kas di masa mendatang.
Laporan laba rugi dibuat di akhir tahun atau di akhir periode perusahaan. Laporan laba
rugi merupakan salah satu jenis laporan perusahaan yang dapat membantu mengukur performa
perusahaan dalam satu periode atau dalam satu tahun. Sekaligus membantu perusahaan mengukur
langkah perusahaan dalam periode selanjutnya. Laporan laba rugi yang dibuat oleh bagian akuntansi
tentu memiliki tujuan, karena laporan ini akan diberikan kepada pihak terkait yang membutuhkan
laporan perusahaan.
Tujuan Laporan Laba Rugi perusahaan.
• Menginformasikan jumlah total pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
• Memberikan informasi dari perolehan laba atau rugi semua periode.
• Menjadi referensi evaluasi bagi manajemen perusahaan untuk menetapkan langkah-langkah apa
saja yang harus diambil di periode yang akan datang.
• Memberikan informasi apakah langkah yang ditempuh menjadi efisien atau tidak dari besaran
beban atau biaya perusahaan.
Jenis Laba-Rugi

8
a. Laba Kotor : Laba kotor merupakan suatu pengukuran pendapatan langsung perusahaan atas
penjualan produknya selama satu periode akuntansi. Laba kotor sama dengan pendapatan dari
penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Laba kotor mengindikasikan secara langsung
seberapa jauh perusahaan mampu menutupi biaya produknya.
b. Laba Operasi : Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban
operasi. Laba operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan
memperoleh pendapatan dari kegiatan bisnis utamanya.
c. Laba Sebelum Pajak : Laba sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang
ditentukan menurut Standar Akuntansi Keuangan. Laba ini tidak berpengaruh pada jumlah pajak
penghasilan yang sebenarnya bagi pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan.
d. Laba Bersih : Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih adalah
kelebihan penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan dipotong beban operasi dan pajak
penghasilan. Faktor-faktor yang memengaruhi laba bersih perusahaan adalah pendapatan, beban
pokok penjualan, beban operasi, dan tarif pajak penghasilan.
e. Laba dari Operasi Berjalan : Merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan
setelah bunga dan pajak. Laba ini juga disebut laba sebelum pos luar biasa dan operasi dalam
penghentian.
Bentuk Laporan Laba Rugi
a. Single Step : Dalam bentuk single step, semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur
operasi ditempatkan pada bagian awal laporan laba rugi, diikuti dengan seluruh beban dan kerugian
yang termasuk kategori operasi. Selisih antara total pendapatan dan keuntungan dan total beban dan
kerugian menghasilkan laba operasi.
b. Multiple Step : Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi, juga
membandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan. Pengungkapan laba
operasional akan memperlihatkan perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa
atau insidentil. Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi multiple step.
Untuk format penulisan hampir sama dengan penyusunan laporan lainnya yaitu pada header
dituliskan identitas perusahaan, jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi), dan
periode tahun laporan. Komponen utama yang dimuat dalam laporan adalah total pendapatan, total
beban, dan laba atau rugi.
Contohnya :
Proyeksi Laba Rugi

9
b. Jelaskan perhitungan tarif laboratorium berdasarkan unit cost, berikan contoh
untuk pemeriksaan gula darah dengan metoda GOD PAP!
Unit cost atau biaya satuan adalah hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan
dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan, dimana produk di laboratorium berupa tes atau
pemeriksaan laboratorium. Jadi unit cost di laboratorium adalah harga pokok tes atau pemeriksaan
laboratorium.

Penghitungan unit cost merupakan salah satu dari prinsip analisis biaya yang dilakukan
untuk melihat apakah perhitungan sudah sesuai dengan misi lembaga tersebut (profit atau sosial).
Dengan menghitung biaya satuan (unit cost) diharapkan dapat menetapkan suatu tarif laboratorium
yang sesuai.

Rumus unit cost adalah :

10
Unit Cost Pemeriksaan Gula Darah Metode GOD-PAP
Aktivitas Tarif Per Driver Total (Rp)
Unit
Biaya Gaji Analis Rp. 8.046 2238 Rp. 18.007.325
Biaya Gaji DPJP Rp. 6.561 2238 Rp. 14.683.004
Biaya Listrik, Air dan Rp. 269.374 3,3 Rp. 889.810
Telepon
Biaya Admin Rp. 2.000 2238 Rp. 4.476.000
Biaya Kebersihan dan Rp. 291.943 3,3 Rp. 964.361
Keamanan
Biaya Bahan Medis Rp. 7.470 2238 Rp. 16.717.336
Habis Pakai

Biaya ATK Rp. 334 2238 Rp. 746.834


Biaya Depresiasi Rp. 236.516 3,3 Rp. 781.270
Gedung

Biaya Depresiasi Rp. 492 2238 Rp. 1.101.082


Fasilitas

Total Biaya untuk Pelayanan Gula Darah Metode Rp. 58.367.022


GOD-PAP

Jumlah Pasien 2238 orang


Unit Cost Per Pasien Rp. 26.080
Laba (30%) Rp. 7.824
Jumlah Tarif Rp. 33.904

3. Jelaskan bagaimana pengelolaan usaha laboratorium klinik mulai dari proses


pendirian, pengoperasian, dan pemasaran, sampai pada proses pengendalian
usaha?
– Dalam Proses Pendirian : Laboratorium ini meliputi hal-hal yang diperlukan dalam mendirikan
laboratorium seperti perizinan, persiapan pembangunan, alat, dan tenaga kerja. Dalam proses
pendirian diperlukan beberapa perencanaan yang mendetail atau rinci terutama pada perizinan
sangat diperlukan, karena adanya ketentuan hukum dalam pendirian laboratorium.
– Proses Operasi : Merupakan kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen untuk
menghasilkan barang dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (produk). Dalam hal
ini laboratorium membuat sebuah terobosan baru yang dapat menarik minat konsumen untuk
menggunakan jasa laboratorium kita. Disini juga berperan manajemen operasional yang
11
membantu kita untuk menjalankan usaha laboratorium yang didalamnya berisi kegiatan
pembuatan SOP, pengelolaan SDM dan lain-lain.
– Proses Pemasaran : Untuk menentukan tingkat harga (price), mempromosikan agar produk
dikenal konsumen (promotion). Laboratorium juga bisa mempromosikan jasanya melalui
berbagai cara contohnya bisa melalui poster , pamphlet, postingan di sosial media, promosi
langsung ke masyarakat, pemberiaan diskon dan cara yang lainnya.
– Proses Pengendalian Usaha : Pengendalian Usaha harus berjalan sesuai dengan tujuan dan
sasaran perusahaan karena akan beperngaruh pada faktor-faktor yang ada di laboratorium.
Pengendalian ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan jalannya suatu usaha. Proses
pengendalian usaha, ada beberapa hal yang harus dikendalikan agar usaha berjalan lancar;
▪ Pengendalian karyawan
▪ Pengendalian keuangan
▪ Pengendalian produksi
▪ Pengendalian waktu
▪ Pengendalian teknis
▪ Pengendalian kebijakan
▪ Pengendalian penjualan
▪ Pengendalian infentaris
▪ Pengendalian pemeliharaan
Pengendalian dilakukan secara bertahap yaitu dengan menggunakan standar yang telah
ditetapkan, mengukur pelaksanaan atau hasil yang tercapai, membandingkan pelaksanaan
dengan standar untuk melihat apakah ada penyimpangan atau tidak, jika ditemukan
penyimpangan dilakukan tidak perbaikan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan visi misi
dan rencana laboratorium
4. Buat analisis SWOT pendirian laboratorium klinik di daerah anda, dengan rumusan
sebagai berikut :
Klinik 24 jam, di daerah Situraja, Sumedang, Jawa Barat.
▪ Menganalisis Faktor Strategis Internal dan Eksternal
a. Faktor Internal (Strength dan Weaknesses)
• Strength : Di daerah ini belum ada laboratorium dengan fasilitas yang baik , rata-rata klinik
tidak memiliki laboratorium dengan fasilitas yang lengkap sehingga dengan adanya
laboratorium klinik khusus akan memudahkan akses kesehatan didaerah Situraja ini.
• Weaknesses : Akan ada kesulitan dalam menarik klinik-klinik yang ada dan jangkauan terlalu
luas sehingga harus sangat dipikirkan mengenai transportasi spesimen apabila dilakukan
pengambilan spesimen di luar laboratorium.

12
b. Faktor eksternal ( Opportunities dan Threats)
• Opportunities : Masih sedikitnya pesaing karena daerah ini merupakan daerah perbatasan
antara kecamatan Situraja dan kecamatan Cisitu dan klinik ini hanya digunakan untuk berobat
saja tanpa ada pemeriksaan laboratorium khusus didaerah situraja , di kecamatan Situraja
ataupun Cisitu ini memiliki peluang besar untuk membangun bisnis Laboratorium Klink
Khusus Sepeti Pramitaataupun Prodia. Karena jika membutuhkan pemeriksaan laboratorium
masyarakat selalu dirujuk langsung ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang.
• Threats : Di daerah ini merupakan daerah perbatasan maka harus dipertimbangkan kembali
mengenai perizinan karena kemungkinan akan ada hambatan dari segi sulitnya perizinan
karena lahan yang akan digunakannya dan masyarakat yang pro dan kontra dalam hal ini.
Variabel Laboratorium Laboratorium Laboratorium
Sendiri Pesaing 1 Pesaing 2
Variasi Jasa Medical 4 4 3
Check Up
Peralatan Medis yang 4 4 4
Memadai
Harga yang Ditawarkan 3 4 3
Dibandingkan dengan
Harga Pesaing
Harga Terjangkau 3 3 3
Advertising 3 4 2
Sales Promotion 2 4 2
Personal Selling 4 3 3
Public Relation 3 3 2
Kemudahan Pasien 3 3 3
Menjangkau Lokasi
Lokasi Strategis dan 3 4 4
Mudah Dilihat
Kedekatan dengan 3 3 3
Temoat Tinggal Pasien
dan Lokasi Lainnya
Kinerja Tenaga Analis 3 3 3
Keramahan dan 3 3 3
Kesopanan Karyawan
Kerapihan Karyawan 3 4 3

13
dalam Berpenampilan
Proses Pemeriksaan 4 4 4
Hasil Pemeriksaan 4 4 4
Prosedur Pembayaran 3 3 3
Kelengkapan Peralatan 4 3 2
Medis
Kebersihan dan 4 3 3
Kenyamanan Ruangan
Laboratorium
Tersedianya Lahan 3 3 3
Parkir yang Memadai
Keterangan :
1 : Sangat Lemah
2 : Lemah
3 : Kuat
4 : Sangat Kuat
▪ Membuat Matriks Faktor Strategi (IFAS = Internal Strategic Factors Analysis
Summary) dan Matriks Faktor Strategis Eksternal (EFAS = External Strategic Factors
Analysis Summary)
Analisis ini dilakukan untuk membuat acuan (matriks) IFAS dan EFAS. IFAS digunakan
untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan lingkungan dalam (internal) di segi pengelolaan
(manajemen), keuangan, sumber daya manusia, pengusahaan hasil (operasional produksi), kajian
(riset) pengembangan dan pemasaran dari Laboratorium yang bersangkutan. EFAS dipergunakan
untuk menganalisis persoalan lingkungan luar (eksternal) yang berkaitan dengan ekonomi,
teknologi, sosial budaya, lingkungan alam dan birokrasi pemerintahan dalam usaha pelayanan
laboratorium kesehatan. Dasar dari pemindaian lingkungan ini adalah analisis keterkaitan (rantai)
nilai dan lingkungan bisnis layanan laboratorium kesehatan.
Matriks IFAS
Faktor Lingkungan Dalam (Internal) Bobot Rating Skor
Kekuatan
1. Struktur organisasi tertata dengan 0.07 4 0.28
visi dan misi yang jelas
2. Pelayanan yang ramah 0.09 4 0.36
3. Tersedianya SDM yang kompeten 0.08 4 0.32
4. Tanggung Jawab (Komitmen) 0.07 3 0.21

14
SDM yang tinggi
5. Pertumbuhan pendapatan yang 0.06 2 0.12
positif
6. Pembiayaan masyarakat tidak 0.07 3 0.21
mampu terjamin
7. System pengawasan mutu berjalan 0.07 4 0.28
baik
8. Kemungkinan riset dan 0.06 2 0.12
pengembangan besar
9. Tersedianya peralatan yang 0.07 3 0.21
mutakhir (Up to date)
Subtotal 0.64 - 2.11
Kelemahan
1. Belum ada apotik 0.05 2 0.10
2. Strata pendidikan S3 spesialis PK 0.03 2 0.06
yang masih minim
3. Manajemen belum profesional 0.07 3 0.21
4. LIS yang belum berjalan 0.06 2 0.12
sepenuhnya
5. Ketergantungan akan pemasokan 0.07 2 0.14
pasien dari pengantar dokter
6. Kurangnya modal usasaha 0.06 2 0.12
7. Kurangnya promosi 0.04 1 0.04
Subtotal 0.38 0.79
Total 1.02 - 2.90

Matriks EFAS
Faktor Lingkungan Luar Bobot Peringkat Nilai
(Eksternal) (Rating) (Skor)
Peluang
1. Perbaikan ekonomi ukuran 0.08 3 0.24
wilayah (Skala Regional)
2. Pemantapan nisbi (Stabilitas 0.09 3 0.27
relative) nilai tukar rupiah
3. Kemajuan teknologi proses 0.09 4 0.36

15
untuk keberhasilan-gunaan
(efisiensi)
4. Kemajuan teknologi 0.08 3 0.24
informasi dan perhubungan
pesan (komunikasi)
5. Pemodal (Investasi) 0.07 3 0.21
AMDAL untuk pendirian
laboratorium klinik baru
6. Posisi geografis dari aspek 0.06 3 0.18
perhubungan yang
menguntungkan
7. Kesadaran masyarakat akan 0.10 4 0.40
kesehatan yang tinggi
8. Jumlah penduduk dalam 0.09 3 0.27
cakupan wilayah pelayanan
yang besar
Subtotal 0.66 - 2.19
Ancaman
1. Penurunan trend 0.09 3 0.27
pertumbuhan ekonomis
skala nasional
2. Kemajuan teknologi proses 0.08 3 0.24
yang memungkinkan “self
examination”
3. Regulasi legal yang semakin 0.09 2 0.18
ketat
4. Ancaman persaingan global 0.09 2 0.18
Subtotal 0.35 0.87
Total 1.00 3.06
Nilai seluruhnya (skor total) acuan (matriks) IFAS sebesar 2,90 lebih besar dari nilai rerata
yang ditetapkan yaitu 2,50. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan ada dalam nisbi (internal relatif)
yang kuat, mampu memberdayakan sumber daya yang ada dan menghilangkan (eliminasi) kelemahan
yang ada. Sedangkan Nilai jumlah keseluruhan (skor total) dari acuan (matriks) EFAS pada table
matriks EFAS sebesar 3.06 lebih besar dari nilai (skor) rerata 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menanggapi dengan baik adanya peluang dan mampu menanggulangi hal yang

16
mengancamnya.
▪ Membuat Matrik Ruang (Space Matriks)
Tujuannya adalah menggambarkan posisi/ kedudukan strategis perusahaan pada matriks
ruang. Dengan bantuan matriks ruang yang terdiri dari 4 (empat) ruang, akan terlihat pada posisi
ruang atau kuadran mana perusahaan berada.

Kuadran I
Kuadran ini merupakan posisi yang terbaik, karena perusahaan berada pada daerah yang
“kuat” dan “berpeluang”. Pada daerah ini, sangat memungkinkan bagi perusahaan untuk
melakukan pertumbuhan yang agresif karena memiliki peluang dan kekuatan yang dibutuhkan.
Strategi yang harus ditetapkan pada posisi ini adalah kebijakan pertumbuhan agresif (Growth
Oriented Strategy).

Kuadran II
Kuadran ini menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi
beberapa kendala kelemahan internal. Fokus strateginya adalah meminimalkan masalah – masalah
internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih besar.

Kuadran III
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan menghadapi berbagai
ancaman eksternal dan kelemahan internal.

17
Kuadran IV
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi
internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/ pasar).

Pengukuran dilakukan dengan menempatkan poros (aksis) peluang–ancaman sebagai


sumbu Y dan poros (aksis) kekuatan–kelemahan sebagai sumbu X. Pada sumbu Y nilai (skor)
pembobotan peluang dikurangi nilai (skor) pembobotan ancaman, dan pada sumbu X nilai (skor)
pembobotan kekuatan dikurangi nilai pembobotan kelemahan. Pada sumbu Y didapatkan titik
kedudukan (posisi) pada 2,18–0,69 = 1,49, dan pada sumbu X didapatkan titik kedudukan (posisi)
pada 1,97–0,88 = 1,09. Dari titik kordinat (1,09 ; 1,49) yang diplotkan pada diagram SWOT
didapatkan kedudukan (posisi) strategis terdapat di kuadran I.
▪ Merumuskan Strategi Umum (Grand Strategy)
Tujuannya adalah mengembangkan perusahaan dengan memanfaatkan hasil analisis
SWOT kedalam suatu format dengan memilih 5 – 10 faktor utama tiap kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.
Matriks SFAS (Strategic Factors Analysis Summary)
Faktor Strategis Bobot Peringkat Nilai
(Rating) (Skor)
1. Sistem pengawasan mutu yang berjalan 0.30 3 0.90
baik
2. Kesadaran masyarakat akan kesehatan 0.15 4 0.60
yang tinggi
3. LIS yang belum berjalan sepenuhnya 0.15 2 0.30

18
4. Kegiatan pemasaran yang belum berjalan 0.14 3 0.42
5. Sistem rujukan penderita yang sudah 0.10 4 0.40
tertata
6. Kemajuan teknologi proses yang makin 0.08 4 0.32
efisien
7. Tersedianya alat produksu yang 0.08 3 0.24
“Mutakhir” (Up to date)
8. Kemungkinan (Potensi) riset dan 0.07 2 0.14
pengembangan yang besar
9. Strata S3 spesialis PK yang masih kurang 0.06 2 0.12
10. Ancaman persaingan sedunia (Global) 0.05 1 0.05
Total 1.18 - 3.49

Dengan jumlah keseluruhan nilai (skor total) yang lebih dari 3,0 berarti perusahaan mampu
menggilir-utamakan kekuatan (prioritas potensi) dengan mencermati kelemahan yang ada untuk
dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang datang. Dengan demikian perusahaan
dapat membangun distinctive competence–nya melalui penggiliran utama (prioritas) program yang
disarankan, sehingga mempunyai kekuatan bersaing yang besar dalam pasar pelayanan
laboratorium kesehatan. Dengan ukuran penggiliran utama (skala prioritas) yang diuji dengan
teknik SFAS ini dapat diimplikasikan program untuk tindak lanjut secara lebih terarah dan tepat
guna (efektif) serta berhasil guna (efisien).
▪ Menyusun Keputusan Strategis
Merumuskan keputusan strategi dengan menghubungkan antara baris faktor internal (S dan
W) dan kolom faktor ekternal (O dan T). Pada pertemuan keduanya, melakukan analisis strategi
yang dikembangkan dengan memanfaatkan keterkaitan keduanya.
IFAS Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknesess)
EFAS
Peluang Strategi SO Strategi WO
(Opportunity) Ciptakan Strategi yang Ciptakan strategi yang
menggnuakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan
peluang

19
Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT
Ciptakan Strategi yang Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman

Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :


1. Strategi SO (Strength and Oppurtunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar – besarnya.
2. Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
▪ Mengevaluasi dan Mengawasi Strategi
Evaluasi dan pengawasan strategi merupakan taha terakhir di dalam proses strategi. Pada
dasarnya evaluasi strategi mencakup 3 (tiga) hal yaitu :
• Meninjau kembali faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi yang sedang
berlangsung
• Mengukur kinerja yang telah dilakukan
• Mengambil berbagai tindakan perbaikan
Evaluasi strategi sangat diperlukan sebab keberhasilan perusahaan dewasa ini tidak menjadi
jaminan keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang.
• Tujuannya : Memberikan gambaran pada suatu waktu tertentu mengenai suatu usaha / bisnis.
• Fokusnya : Penggunaan sumber daya, hal-hal yang dapat dilakukan lebih baik pada masa
mendatang.
• Cakupannya : Relevansi , keberhasilan, efektifitas biayadan pembelajaran
• Waktu pelaksanaannya : Dilaksanakan pada pertengahan pertengahan atau akhir program.

Dibuat Oleh : Diverifikasi dan disyahkan oleh : Distribusi :


Koord. MK Kewirausahaan Lab ttd Ketua Prodi D IV 1. Koordinator MK
2. ADAK
Entuy Kurniawan, MKM 3. Mahasiswa
Tgl : 9 Mei 2020

20
Dr Betty Nurhayati, M.Si
Tgl : 9 Mei 2020

21

Anda mungkin juga menyukai