Pada peemriksaan histologi molekuler kita pasti melakukan kultur sel, nah kadang
kadang belum tentu yang kita perlukan untuk memeriksa itu langsung pada jaringan baik itu
dari manusia maupun dari hewan tetapi untuk mempelajari apa yang terjadi secara biologi
kita bisa melakukan eksperimen secara in vitro yaitu dengan melakukan kultur sel,
contohnya, misalnya kita mau mempelajari mengenai perilaku kanker payudara, sel kanker
payudara kita bisa mempelajari bukan langsung pada sel tumornya ya, kalau jaringan
tumornya itu mungkin sudah mati ya karena sudah diambil dari biopsi atau misalnya kita
menggunakan hewan coba dibuat jadi kanker payudara tapi ketika mempelajari apa yang
terjadi itu kan juga pasti sudah diambil dari hewan coba nya lalu berarti sudah dalam kondisi
jaringan tersebut mati. Nah kalau kita ingin melihat proses pada kondisi sel kankernya masih
kondisi hidup, itu bisa dilakukan dengan cara kultur sel, nah itu mengapa kultur sel juga
penting kalau kita belajar mengenai histologi molekuler.
Kultur sel ini adalah metode memisahkan baik itu sel hewan ya, manusia disini masuk
dalam kategori hewan atau tumbuhan, sel tersebut dipisahkan dari jaringannya lalu
ditumbuhkan pada lingkungan buatan yang sesuai, sel itu diambil dari jaringan atau
dipisahkan dari jaringan itu secara enzimatik atau mekanik, jadi ya itu penghancuran
jaringan, contohnya dari splin atau lien, contohnya dari splin atau lien itu bisa juga dilakukan
penggerusan liennya lalu kemudian setelah itu kita saring yang kita ambil disitu misalnya sel
sel limfosit yang ada pada lien itu pemisahannya biasanya secara mekanik atau bisa juga
pemisahan secara enzimatik sehingga nanti selnya bisa diambil dari jaringan, sudah terpisah
kemudian diambil nah setlah itu ditanam pada medium kultur nah tentu saja kondisinya itu
buatan tapi tentu saja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan untuk sel tersebut nah itu
kalau dari hewan atau tumbuhan. Kita juga sering mendengar ada yang namanya sel lain.
Kultur juga bisa dilakukan pada sellain atau sel splin, nah sel lain ini apa? nanti pada bagian
dalam dari uraian ini akan saya sampiakan. Jadi kultur itu bisa diambil langsung dari
tumbuhan atau hewan atau langsung dari jaringan bisa kita mengkultur sel lain.
nah ini sejarahnya ya mulai tahun 1885 mulai dari ohhh ternyata embrio ayam itu bisa
di jaga agar tetap hidup di dalam larutan garam sampai kemudian perjalanan sampai
ditemukan medium yang sesuai, berbagai macam medium yang sesuai dengan berbagai
macam medium yang sesuai dengan berbagai macam sel kemudian sampai kemudian mulai
dari tahun 80 sampai sekarang ini penelitian itu buan dilakukan kalau dulu dilakukan
bagaimana to apakah kultur itu bisa dilakukan, apa kira kira mediumnya, nah sekarang itu
hampir semua sudah ditemukan, yang dilakukan sekarang adalah kita menggunakan metode
kultur untuk mendukung penelitian.
Nah kultur sel pada penelitian itu bisa digunakan untuk berbagai macam, contohnya
kita membuat sistem permodelan, misalnya tadi saya sampiakan oohhhh ingin melihat nih
kalau misalnya pada sel kanker payudara, kalau misalnya dia itu diberi suatu reagen atau
agen yang bisa untuk mencegah pertumbuhannya apa bisa itu terjadi? Nah terus kemudian
bisa juga untuk melakukan uji toksisitas misalnya kita punya suatu bahan yang ini nanti
harapannya bisa digunakan sebagai obat misalnya bahan herbal nah apakah dia mempunyai
kemampuan untuk mencegah pertumbuhan sel misalnya terus kemudian untuk studi virologi
kemudian studi studi kanker kemudian rekayasa genetik trus kemudian mau merancang terapi
gen nah itu biasanya studi awalnya itu dilakukan pada kultur sel. Nah secara umum ya disini
saya bicara mengenai sel hewan, jadi tidak bicara mengenai sel tumbuhan, nah sel hewan
termasuk dalam ini juga sel manusia.
nah ada 3 jenis sel pada kultur sel berdasarkan morfologinya, ada jenis yang disebut
dengan fibroblastic (fibroblast-like) sel ini sifatnya bipolar atau multipolar, bipolar artinya dia
mempunyai fisik contohnya apikal sama basal, atau kalau multipolar berarti ada apikal ada
basal ada lateral, nah jadi ada atas, bawah, kanan kiri, kalau bipolar hanya atas bawah
misalnya. Nah untuk selnya biasanya memanjang, ini jadi kalau digambar ini yang paling
atas, sel yang sifatnya fibroblastic atau fibroblast-like ini biasanya dia tumbuh melekat pada
substrat (yang dikatakan dalam literatur) kalau saya katakan ini melekat pada plate atau
plastik dimana dia di tumbuhkan atau botolnya. Nah yang berikutnya adalah Epithelial-like,
nah bentuknya ini poligonal, poligonal itu dia bentuknya misalnya heksagonal, dimensinya
lebih teratur biasanya terus dia tumbuhnya juga melekat pada substrat atau adern juga pada
botol atau plate nya tapi dia dalam kumpulan kumpulan yang lebih mengelompok
mengelompok. Nah jenis yang ketiga yaotu yang Lymphoblast like ini biasanya bentuknya
bulat seperti bola ya terus dia tumbuh dalam suspensi, jadi dalam cairan jadi kalau tadi
sebetulnya juga ditumbuhkannya di dalam cairan, tetapi setelah nanti dia tumbuh dia akan
melekat kalau yang fibroblastic sama yang epithelial-like, tetapi untuk yang lymphoblast like
dia tetap melayang layang pada cairannya.
Jadi bagaimana ya sel itu diisolasi dari jaringan ya kemudian ditumbuhkan pada
kultur secara in vitro, jadi prosedurnya yaitu jaringannya dulu diambil, contonya tadi kalau
yang gampang misalnya plein/plin, plin itu di gerus, setelah digerus kemudian di saring,
kemudian sel yang didapatkannya itu di tumbuhkan pada medium kultur, nah kalau kita
melakukan kultur langsung diambil dari jaringannya llalu kemudian di tumbuhkan itu
namanya kultur primer, kultur primer ini sifatnya sangat tidak stabil mudah sekali berubah
sifatnya ya, oleh karena kultur primer ini agak susah dilakukan apalagi misalnya yang tadi di
sampaikan kalau kita mengkultur limfosit dari sling itu mudah, tapi misalnya kita mengambil
misalnya sel kanker, misalnya gitu, lalu kemudian kita tumbuhkan pada kultur, nah itu
ternyata susah sekali untuk mempertahankan atau menumbuhkan sel yang sifatnya itu sama
dari aslinya, kalau kultur primer ini sudah berhasil lalu kemudian dilakukan sub kultur. Kalau
sub kultur dari kultur primer itu yang dinamakan kultur sekunder, kemudian dari kulture
sekunder nanti kalau sudah berhasil nanti dilakukan sub kultur kembali nah itu yang
dinamakan cell line, hanya saja tentu ada syaratya bagaimana dia menjadi cell line, tentu saja
setelah stabil beberapa saat melalui sub kultur atau passage baru kemudian setelah
dikarakterisasi sifatnya itu stabil dia bisa dikatakan sebagai cell line, nah kemudian cell line
ini biasanya sifatnya banyak yang juga mempunyai sifat imortal atau dia tidak mudah mati,
karena dia mengalami transformasi yang bisa terjadi secara spontan atau juga bisa dengan
cara dibuat atau direkayasa. Nah cell line yang imortal ini yang kita sebut sebagai continues
culture atau kultur berkelanjutan.
Tipe kulture invitri: kultur primer. Adalah kultur sel yang langsung diisolasi dari
jaringan terus ditumbuhkan dalam medium buatan yang sesuai terus kemudian nanti ditunggu
sampai dia mencapai kondisi yang stabil atau dia akan memenuhi seluruh mediumnya, nah
kalau suatu kultur itu tumbuh degan baik maka dia memenuhi seluruh mediumnya ini yang
dinamakan dia bisa mencapai kondisi influens, nah jika sudah sampai pada kondisi konfluens
maka dia siap di sub kultur atau di passage. Nah jika sudah confluence itu memang harus di
sub kultur atau dipindahkan ke abung baru dengan medium yang segar, nah ini memberikan
ruang agar sel itu nanti bisa mbuh semakin banyak, karena jika dia sudah confluence tapi kita
biarkan saja lama kelamaan dia berdesak desakan mereka akan berebut nutrisinya lama lama
mereka kurang gizi terus nanti mati.
Nah berikutnya kan tadi dari primer di sub kultur jadi kultur sekuder, jadi sekunder
susdah tidak langsung berasal dari jaringannya tapi sudah dari sub kultur primer. Kultur
sekunder bisa langsung diseleksi dari kultur primernya atau misalnya kita bisa melakukan
suatu rekayasa dulu pada kultur primernya, misalnya melakukan kloning atau rekayasa
apapun terus kemudian di kultur itu juga bisa jadi kultur sekunder. Nah umur dari kultur
sekunder ini biasanya terbatas kalau kultur primer adi lebih terbatas lagi karena untuk kultur
primer ini bisa mencapai conflurence saja sudah Alhamdulillah biasanya. Nah sering kali
jarang berhasil atau snagat sulit berhasil kalau kultur primer itu mencapai kondisi confluence,
jadi kita harus sangat hai –hati dan mempunyai trik trik tertentu agar kultur primer itu
berhasil tmbuh. Nah makanya disini dikatakan nuntuk kultur sekunder ini masa hidupnya
terbatas, nah kemudian pada kultur sekunder ini biasanya dia fenotipenya itu fenotipe
terdeferensiasi artinya mirip seperti asalnya, jadi kalau kita mengambil sel dari suatu
jaringanpasti sel nya itu adalah sel yang sudah terdeferensiasi, misalnya kita mengambil dari
kulit, kulit ini adalah sel yang sudah terdeferensiasi ketika nanti ditumbuhkan jadi kultur
primer dia akan menjadi sel kulit yang tumbuh yang sudah terdeferensiasi tadi. Padasekunder
juga penotifenya masih penotofe terdeferensiasi. Kalau untuk primer faktor utama itu adalah
sel yang anchorage dependent, anchorage dependent adalah sel yang tumbuhnya melekat
pada permukaan, misalnya pada permukaan plastik atau kaca. Nah kemudian kultur ini juga
ada yang namanya sifat contact inhibition, contact inhibition itu artinya dia mempunyai
regulasi atau pengaturan sehingga dia nanti hanya tumbuh satu lapis saja jadi tidak akan
tumpuk tumpuk tumpuk. Kultur pada umumnya punya sifat contact inhibition jadi dia hanya
akan tumbuh satu lapis saja.
Nah tadi setelah ada kultur primer, sekunder, tadi juga sudah saya sampaikan ada
kultur yang berkelanjutan. Nah ini bisa berasal dari kultur langsung tapi bisa juga dari kultur
sekunder. Sifatnya immortal (tidak mati/tidak mudah mati) jadi umurnya itu tidak terbatas,
nah bagaimana dia bisa immortal? Itu bisa jadi karena spontan (mengalami mutasi genetik
secara spontan), jadi sel yang mengatur kematian itu mengalami mutasi sehingga sel nya
tidak mati mati. Atau bisa juga dia direkayasa atau dibuat yaitu di dalam kultur tersebut
dimasukkan atau itu diinfeksi dengan ditambahkan vektor, entah itu virus atau plasmid pada
selnya sehingga sel nya nanti membawa gen yang menyebabkan dia bersifat immortal, nah ini
juga bisa. Nah kemudian, kalau kita melakukan subkultur atau passage pada kultur yang
berkelanjutan ini akan nampak semakin lama bahwa akan ada peningkatan kecepatan
pertumbuhan. Jadi kalau kita melakukan passage atau subkultur pada yang kultur
berkelanjutan ini nampak lama lama kok ooohhhh tumbuhnya lebih cepat. Populasi selnya
pada yang continues culture karena ini memang biasanya kita pilih yah pada sekunder itu
juga lebih homogen daripada yang primer, nah kalau yang pada kultur berkelanjutan ini
biasanya kalau dari sekunder ia juga akan lebih homogen lagi. Sifatnya sama yaitu anchorage
dependent melekat pada wadahnya atau pada substratnya dan contact inhibition hanya akan
membentuk satu lapis sel saja. Walaupun immortal tapi kalau invitro tetep dia mempunyai
batas kalau dibandingkan dengan sekunder atau primer umurnya itu jauh lebih panjang. Nah
secara genetic dia tidak stabil. Nah kemudian apa yang disebut dengan cell line? Cell line itu
bisa jadi merupakan subkultur dari kultur primer atau bisa jadi dari kultur sekunder, nah tapi
dalam hal ini biasanya kalau cell line sangat spesifik jadi kita mengambilnya, misalnya dari
kultur primer yang benar-benar kita ambil satu sel, sehingga dari satu sel atau beberapa sel
tadi yang telah kita pisahkan dari sifat yang sama sehingga cell line dalam (kalau kita dalam
kumpulan cell line sudah mempunyai karakteristik yang sama). Contohnya Cell Line C47D
yaitu cell line untuk kanker payudara, MCM7 juga cell line untuk kanker payudara sehingga
dalam satu sel itu hanya ada satu cell line nya. Dari waktu ke waktu karakteristiknya tidak
berubah, ada keragaman genotipe dan fenotipe dalam populasi.
Cell strain ini subpopulasi dari cell line yang biasanya agak lebih kecil lagi. Misalnya
pada cell line yang terinfeksi inbifi yaitu "ibunya lupa" yang kemudian diambil subpopulasi
nya dari cell line menjadi subpopulasi yang namanya HH514 atau "Ece five fourteen" yang
merupakan cell strain. Cell strain dibandingkan dengan sel lainnya biasanya ada pertambahan
perubahan genotipe dari cell line sebelumnya.
Tadi disampaikan kalau cell line nya umur nya lebih terbatas dibandingkan dengan sel
yang berkelanjutan. Cell line juga ada cell line yang berkelanjutan. Sel secara umum biasanya
setelah membelah beberapa kali akan mempunyai kemampuan untuk berhenti membelah
yang dikenal sebagai cell senescence yang menyebabkan umurnya terbatas. Tetapi pada sel
yang berkelanjutan atau yang bersifat imortal gen pengatur kematiannya itu mengalami
perubahan sehingga umurnya akan jauh lebih panjang dari cell line yang biasa atau normal.
Kita sudah mengenal tiga macam sel pada subkultur yaitu fibroblas, epitalium weight
dan juga lipoblast light. Dan kita bicara primer sedunder itu hanya diambil dari jaringan
langsung atau dari kultur yang sebelumnya. Kalau sudah sel dengan fenotipe dan genotipe
yang seragam maka disebut cell line. Ada sifatnya diubah lagi menjadi kontinues atau
imortal, tetapi secara penampakan atau sifat sebelumnya dibagi menjadi tiga. Cell line juga
ada yang sifatnya fibroblastik, epitelium weight dan lipoblast light. Kemudian kalau kita mau
mengkultur sel kita harus membaca dulu seperti sel ini sifat nya bagaimana, persyaratan dia
tumbuh dengan baik itu seperti apa karena waktu mau melakukan kultur sel bagaimana itu
kondisinya sangat tergantung dari tipe selnya karena sel satu dengan sel yang lain bisa jadi
sangat berbeda sehingga bagaimana kita memilih mediumnya, campuran mediumnya harus
mengandung apa nah itu tergantung dari selnya.
Namun secara umum dalam lingkungan buatan didalam medium atau dalam
lingkungan artivisial yang ada didalam medium tentu saja yang harus ada nutrisi esensial
(misalnya asam amino, karbohidrat, vitamin, mineral) tetapi hanya didalam nutrisinya itu
terkadang ada tambahan yang harus kita lihat atau kita cek, sel kita perlu yang mana.
Kemudian barangkali juga ditambah faktor pertumbuhan, ada yang perlu hormon ada yang
tidak dan lain lagi kondisi artifisial yang diperlukan itu gas (O2 atau CO2) tetapi yang umum
yang biasa digunakan itu adalah CO2. Lingkungan fisik dan kimiawi juga harus diperhatikan
pH nya berapa, sel ini tumbuh pada suhu berapa, dalam pengujuan apakah memerlukan
tekanan tertentu (tekanan osmotik) atau tidak. Sebagian besar sel itu bersifat anchorage
dependent atau melekat (antara fibroblastik atau epitelielight). Sebagiannya lagi ada yang
melayang-layang pada kultur yang merupakan kultur suspensi (limfoblast light).
Ketika kita melakukan suatu kultur sel yang harus diperhatikan adalah safety atau
keamanan karena bila kita bekerja dengan sel yang berasal dari sel hewan atau sel manusia
yang harus diperlakukan barang atau sampel yang mempunyai potensi infeksi. Sehingga kita
jangan kontak langsung terhadap selnya sendiri. Bagaimana caranya? Misalkan ada
tumpahan harus dihindari sehingga tidak menyiprat ke yang lain.
Reagen yang digunakan bisa bersifat toksik, korosif, atau mutagenik. Bahaya yang
sering terjadi bila kita bekerja di laboratorium adalah paling banyak terkena benda tajam,
contohnya tertusuk jarum, terkena pecahan kaca. Reagen atau sampel yang tumpah atau
menyiprat yang bisa tidak sengaja masuk ke mulut, masuk kearea mukosa yang lain (ke
dalam mata). Memipet dengan cara dihirup dan tidak sengaja menghirup agen-agen yang
bersifat aerosol. Safety ditujukan kepada pekerja nya atau lingkungan sekitar. Safety juga
dilakukan kepada sampel agar tidak terkontaminasi.
Untuk menjaga safety laboratorium harus memenuhi tingkat biosafety level. Ada
biosafety level 1 lab yang sangat umum atau biasa seperti lab histologi yang didalam nya
tidak mengandung sampel dengan potensi infeksi. Bisa dicegah dengan menggunakan APD
yang lengkap.
Biosafety level 2 (BSL 2) yaitu saat kita bekerja pada agen dengan risiko menengah.
Misalnya bisa menyebabkan penyakit yang variasi yang level nya bisa parah sampai tidak
parah yang cara penularannya terjadi hanya karena tertelan atau infeksi melalui kulit atau
mukosa. Contohnya SARS-COV-2 yang sebenarnya merupakan agen risiko menengah bisa
dikerjakan di BSL 2 karena kita bisa terinfeksi bila ada droplet. Laboratorium kultur minimal
berada di BSL 2 jadi bila kita akan melakukan kultur minimal BSL 2. Persyaratan lain
tergantung dari jenis sel yang akan diperiksa atau agen yang akan kuta gunakan.
Menit ke 1: 15: 58 sampai 1:30:06 menit
BSL 3 ini cocok untuk agen yang berpontensi transmisi aerosol jadi kalau misal
pontesinya apa infeksinya bisa terjadi karena hirupan itu harus di BSL 3 contohnya M.
Tuberculosis jadi kalau kita mau melakukan penelitian dengan menggunakan agen infeksi
untuk TB itu harus dilakukan di BSL 3 tidak boleh di BSL 2 karena ini sangat berbahaya ,
HIV itu BSL 2 Karena HIV itu infeksinya karena parenteral atau bisa juga ada gesekan yang
cukup berat pada permukaan mukosa tertama pada area mukosa di saluran genitourinari .
Yang lebih lagi itu misalnya BSL 4 itu agen infeksi yang menyebabkan Penyakit yang
langsung mengancam jiwa contohnya Ebola ini utk BSL 3 dan 4 tentu saja persyaratan labnya
itu sangat banyak .kemudian untuk maintence lab nya saja itu biasanya sangat mahal .
kemudian sebagai penyerta ,seperti kita melakukan pekerjaan histologi menerima jaringan
kalau labnya sendiri BSL 1 tidak masalah , tetapi sebagai tambahan kita harus menyediakan
peralatan utk menjaga keamanan , Contohnya APD utk menghandle smpel kita harus
menggunakan glopes dan jas lab,terus lebih baik kita menggunakan masker. selain itu ada
pembatasan yg kita sebut sbg pembatas primer contohnya Biosafety Cabinet karena kita
bicara ttg kultur sel jdi ada yang disebut dgn Biosafety Cabinet. BSC ini akan melindungi
terutam pekerjaanya karena di dalam BSC Aliran udaranya hanya akan berputar di dalam ,
lalu di dlmnya itu ada filter utk menyaring udaranya agar bersih lagi sehingga kalau lita
bekerja dgn agen infeksius tidak akan ada semburan yang keluar pada pekerjanya .
BSC Ini alat yg paling penting utk memberikan lindungan dari cipratan / aerosol dari
mikroba dan juga utk mencegah kontaminasi pada kultur selnya ,karena udara yg bergerak di
dlm itu akan langsung di filter / di bersihkan . BSC yg kelas 2 itu didesain utk bekerja di lab
BSL 1 ,2 dan 3 utk BSL 4 iu BSCnya kelas tentu saja lebih tinggi lagi .BSC kelas 2 ini juga
memberikan lingkungan yg aman baik untuk pekerjanya maupun untuk kultur selnya danjuga
digunakan utk mengendalikan materi berbahaya , sehingga tdk membahayakan pekerjanya .
ini ilustrasi saja BSC saya yakin semuanya sudah pernah lihat jadi kalau kita lihat di sebelah
kanan ini yang di tutup kaca kalau sdg tdk di gunakan kaca nya itu di tutup penuh , tepai jika
sedang di gunakan dia dibuka kacanya 1/3 bagian supaya tangan kita bisa masuk dan disini
aliran udara dinyalakan karena nanti aliran udara itu akan lngsung masuk ke dlm filter
sehingga udara yg beredar di dlm BSC terjaga kebersihaannya / kemurniaanya , nah tadi
APD ya sudah sedikit disinggung jdi ada berbagai macam ,biasanya meskipun kita sudah
menggunakan BSC APD tetap diperlukan maknya kita bekerja harus menggunakan sarung
tangan , jaslab dan masker . kemudian itu tergantung apakah kita perlu pakai google atau
tidak ,perlu perlindung wajah atau tidak tergantung dari agent infeksi / agen biologi yang kita
kerjakan / yang kita kultur .Kemudian ini adalah peralatan kultur dasar BSC tadi walaupun
disini ada dikatakan laminar flowhud ini kalau utk kultur tidak disarankan sebetulnya karena
kalau laminar flow itu arah udaranya keluar , biasanya kalau laminar flow ini hanya
digunakan untuk pekerjaan yg tdk terlalu memerlukan kondisi yg steril , mis isolasi RNA Ini
hanya untuk memberikan batas2 antara kita dgn RNA yg kita kerjakan , jadi meskipun ada
flow aliran udara kea rah kita tidak akan berpotensi infeksi dan juga dia tidak perlu kondisi
yg sangat steril dalam artian kontaminasi dari mikroba atau agen infeksi yang lain .
kemudian kita perlu incubator Co2 dgn kelembaban tertentu , perlu waterbath utk
menghangatkan reagen, media / melarutkan sel dari sel tertentu sampai titik tertentu itu tdk
sampai larut semua . kemudian sentrifuge , lemari pendingin dan juga freezer dan sel kultur
itu perlu krna utk melihat misalnya sel ini jumlahnya berapa , kemudian mikroskop infertif ,
kenapa infertif karena kalau melihat kultur itu kalau infertit lensa objektifnya dari bawah
bukan dari atas karena sel itu kalau dia yg aderen dia juga melekatnya dibawah kalau pun sel
itu suspensi juga cairanya ada dibawah karena yg sebelah atas kan kosong sehingga yg
diperlukan adalah mikroskop infertif . kemudian liquid nitrogen diperlukan kalau kita punya
sel yang jumlahnya berlebih kita harus simpan atau juga bisa kita simpan untuk eksperimen
di waktu lain atau juga diberikan kepada yg lain yg memerlukan , harus disimpan tetapi
dalam kondisi rayoresertatif disimpan dl kondisi kerayu yaitu pada liquid nitrogen suhu
kurang dari – 130’C Karena kalau lebih dari itu di ajika suhuya diatas itu misalnya di -80’C
ada kemungkinan sel akan berubah genetik atau genetic trip . kemudian steril laser atau
autoclap karena pada alat yg tdk sekali pakai , atau alat yg harus disterilkan lalu kalo kita
setelah bekerja medium sisa yg masih ada bahan organismenya itu lebih baik di sterilkan .
area kerja harus aseptic / harus sangat bersih , ruang kultur itu disarankan terpisah dgn ruang
yg lain ttapi masih bisa kita bekerja di ruang besar lalu ada pojokan yg khusus digunakan utk
kultur tetapi hal ini kita harus disiplin area di sekitrnya harus bersih . lalu di beribatas orang
itu tidak boleh melebihi garis mana sehingga area itu tidak banyak utk lalu Lalang .utk yg ini
jelas BSC ini sangat utk meyediakan kondisi yg aseptic .
kemudian Teknik bekerja yg aseptic sangat penting dalam hal ini kita harus
menggunakan bahan habis pakai media itu harus semuanya dibersihkan , kalau media itu
harus steril tapi misalnya wadah2nya , kita mau bekerja wadah semuanya itu harus steril
disemprot dgn alcohol dulu sisi luarnya sebelum masuk BSC . jika kita mengambil flash
kulturnya dari incubator CO2 itu juga disemprot dulu semua dgn alcohol kemudian dilap lalu
di masukan kedlm BSC . Kenapa kita harus mengindari sumber kontaminasi terhadap kultur
yg sedang kita kerjakan tujuannya Teknik aseptic ini utk menyedikan batas agar apa yg kita
kerjakan itu dlm kondisi yg tetap steril sehingga terhindari dari kontaminasi . kalau kita mau
bekerja dgn Teknik aseptic yang harus bersih itu reagennya , higenisitas itu kita bekerja
menggunakan APD yg semestinya , sebagai tmbahan kalau mengerjkan kultur jangan makan
roti karena roti itu mnggunakan ragi (yeast) ini sering kali bisa menyebabkan kontaminasi
yeast pada kultur kita kemudian reagen dan metode harus steril terus cara bekerja itu juga
harus steril , area kerja harus steril nanti bisa di bantu caranya bagaimana semua harus dilap
dulu dengan etanol dll . higenisitas tadi harus menggunakan APD yang betul , media dan
reagen juga harus steril terus kemudian cara pengerjaan yang juga harus steril . saya tadi
menyampaikan semua harus di semprot alcohol dulu .
kemudian tips yang lain BSC itu hanya digunakan mengerjakan kultur artinya jangan
utk menyimpan nah ini saya sering liat , ah biar aja ah tipnya kan besok juga di pakai lagi gitu
/ tabungnya itukan besok juga di pakai lagi jadi botol yg isinya tabung2 kecil masih tetap di
tinggal di dlm BSC itu adalah praktek yg tidak benar,. Kemudian kalau kita mau menuang
media flash utk kultur jngn di tuang langsung semua nya lebih baik di tuangkan
menggunakan pipet lalu barang2 yg steril itu jangan di buka sebelum digunakan jadi kalau
flash itu mau digunakan baru di buka dari bungkusnya lalu di masukan ke dalam BSC pipet
juga demikian jdi jngn mendiamkan alat2 yg mau kita gunakan di dlm BSC Terbuka kalau
terpaksa yg disemprot kalau pipet kan gak bisa krna kalu sudah terbuka kita buang kalau itu
pipet glass ya kita steril ulang . kemudian kita bekerja ni teruskan lagi buka medium kita
buka mau kita ambil dengan pipet kita tuangkan kedalam plat untuk medium yg kita buka
kita letakan toh di daerah pada SC kalau menurut disini itu letakannya itu harus telungkup
atau menghadap kebawah . Nah kita asumsinya tadi sudah dibersihkan jadi di situkan steril
karena akalu terbuka nanti kelewat tangan kita meskipun pake jaslab siapa tau bawa
rontokan2 kotoran atau organisme lain itu bisa menyebabkan kontaminasi , nanti setelah itu
ditutup kembali setelah eeeee, disitu mungkin ada sisa cairan dari tutup nya itu segera kita lap
menggunakan etanol.