NIM : P17334116410
Kelas : DIV-4
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung
Tugas!
3. Bila tidak valid hal apa yang harus diivestigasi? Apa yang harus diperbaiki?
Jawab:
Karena hasil tersebut valid, maka tidak ada yang harus diperbaiki dan hasil boleh
dikeluarkan pada pasien.
2. Berikan alasannya!
Jawab :
Karena hasil pemeriksaan jumlah eritrosit yang didapat normal sementara penyakit yang diderita
pasien adalah anemia. Seluruh pemeriksaan lab yang dihasilkan mendukung diagnosis penyakit
pasien tersebut kecuali pemeriksaan jumlah eritrosit. Maka dari itu hasil pemeriksaan
laboratorium tidak dapat dikeluarkan dan perlu dilakukan investigasi.
3. Bila tidak valid hal apa yang harus diivestigasi? Apa yang harus diperbaiki?
Jawab:
Periksa terlebih dahulu mulai dari aspek administratifnya. Periksa kembali mulai dari
identitas pasien, permintaan pemeriksaan, cek riwayat pemeriksaan dan riwayat obat-
obatan (lebih mudah jika sudah menggunakan LIS (Laboratory Information System)),
serta cek kembali identitas sampel karena dikhawatirkan sampel tertukar. Periksa juga
kondisi fisik pasien, biasanya pasien dengan Anemia akan terlihat pucat, mudah lelah,
dan lesu. Jika hasil telah sesuai, maka lanjutkan dengan aspek teknis.
Pada aspek teknis, periksa kembali mulai dari persiapan pasien dimana keadaan
pasien harus tenang. Kemudian cek kembali proses flebotomi harus dilakukan dengan
benar, dimulai dari jarum yang dipakai tidak boleh terlalu kecil, bendungan tidak terlalu
lama, dan penarikan piston tidak terlalu cepat. Cek apakah volumenya mencukupi atau
tidak. Cek kembali penggunaan antikoagulan, mulai dari perbadingan yang sesuai dan
pengocokan sudah benar atau belum karena jika pengocokan kurang homogen maka
hasil menjadi tidak akurat. Periksa kembali kualitas reagen, seperti stabilitas reagen dan
tanggal kadaluwarsanya. Kemudian perhatikan alatnya, apakah maintenace-nya baik aau
tidak. Periksa QC hari itu apakah sudah masuk ke rentang SD atau belum, dan periksa
apakah ada variasi hasil pada hari itu. Pastikan metode yang digunakan tepat serta
periksa kembali pencatatan dan pelaporan hasil pasien terutama pada laboratorium yang
belum menggunakan LIS. Jika hasil telah sesuai, maka lanjutkan dengan aspek patologis
dan korelasi.
Pada aspek patologis dan aspek korelasi, pasien tersebut didiagnosa mengalami
Anemia. Anemia adalah kondisi menurunnya kadar Hb, Hematokrit (Ht) dan jumlah
Eritrosit. Kemungkinan pasien tersebut sedang mengalami Anemia Defisiensi Fe. Hal ini
ditunjukkan dengan kadar serum Fe yang rendah dan TIBC. Hal ini jika dikorelasikan
dengan pemeriksaan SADT, yang menunjukan hasil hipokrom mikrositer, maka sesuai
dengan gejala Anemia Defisiensi Fe. Kadar Hb dan Ht yang rendah sesuai dengan
kondisi tersebut, tetapi pada kasus ini terjadi ketidaksesuaian dimana jumlah Eritrosit
pasien normal.
Kemungkinan ada kesalahan pada pemeriksaan jumlah eritrosit. Jika perhitungan
menggunakan alat otomatis, sebaiknya lakukan pemeriksaan ulang dengan SADT atau
bisa juga dilakukan dengan pemeriksaan ulang hitung jumlah eritrosit dengan bilik
hitung.
1. Apakah hasil pemeriksaan Valid atau Tidak Valid?
Jawab : Tidak Valid
2. Berikan alasannya!
Jawab :
Terdapat ketidakcocokan antara pemeriksaan T3, T4 dan TSH dimana kadar T3 dan T4
rendah sedangkan TSH normal. Seharusnya jika T3 dan T4 rendah terdapat umpan balik
positif sehingga jumalah TSH meningkat.
3. Bila tidak valid hal apa yang harus diivestigasi? Apa yang harus diperbaiki?
Jawab:
Dalam kasus ini, harus diperiksa terlebih dahulu mulai dari aspek administratifnya.
Periksa kembali mulai dari input identitas pasien, input permintaan pemeriksaan, cek
riwayat pemeriksaan dan riwayat obat-obatan (lebih mudah jika sudah menggunakan LIS
(Laboratory Information System)), serta cek kembali identitas sampel karena
dikhawatirkan sampel tertukar.
Pada aspek teknis, cek kembali pengambilan sampel mulai dari cara pengambilan
sampel apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum karena biasanya pemeriksaan
hormon dilakukan pada malam hari, volumenya mencukupi atau tidak, dan jenis sampel
yang digunakan. Periksa kembali kualitas reagen, seperti stabilitas reagen dan tanggal
kadaluwarsanya. Kemudian perhatikan alatnya, apakah maintenace-nya baik aau tidak.
Periksa QC hari itu apakah sudah masuk ke rentang SD atau belum, dan periksa apakah
ada variasi hasil untuk pemeriksaan hormon pada hari itu. Pastikan metode yang
digunakan tepat serta periksa kembali pencatatan dan pelaporan hasil pasien terutama
pada laboratorium yang belum menggunakan LIS. Jika hasil telah sesuai, maka lanjutkan
dengan aspek teknis.
Pada aspek patologis dan korelasi, kadar T3 dan T4 rendah ditemukan pada penyakit
Hipotiroid. Namun, pada penyakit tersebut kadar TSH biasanya meningkat. Hal ini
terjadi karena adanya proses umpan balik positif dimana ketika produksi T3 dan T4 pada
kelenjar tiroid menurun, maka umpan baliknya adalah merangsang hipotalamus untuk
mengeluarkan Tiroid Releasing Hormon (TRH) kemudian merangsang kelenjar pituitari
mengeluarkan TSH. TSH yang dihasilkan akan merangasang kelenjar tiroid untuk
mengeluarkan T3 dan T4 sehingga kadarnya kembali normal. Jika hasil telah sesuai,
maka lanjutkan dengan aspek patologis dan korelasi.
Dalam kasus ini, kemungkinan yang menyebabkan ketidakcocokan adalah kesalahan
pada pencatatan dan pelaporan hasil. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang dengan
sampel baru.
2. Berikan alasannya!
Jawab :
Terdapat ketidaksesuaian antara keterangan klinis dan pemeriksaan yang dilakukan.
Menurut keterangan klinis, pasien menderita cirrhosis sedangkan pemeriksaan yang
dilakukan adalah pemeriksaan yang digunakan untuk melihat fungsi ginjal.
3. Bila tidak valid hal apa yang harus diivestigasi? Apa yang harus diperbaiki?
Jawab:
Dalam kasus ini, hal utama yang harus dilihat adalah periksa terlebih dahulu dari
aspek administratifnya. Periksa kembali mulai dari input identitas pasien, input
permintaan pemeriksaan, dokter pengirim, cek riwayat pemeriksaan dan riwayat obat-
obatan (lebih mudah jika sudah menggunakan LIS (Laboratory Information System)),
serta cek kembali identitas sampel karena dikhawatirkan sampel tertukar. Pada aspek
teknis, perhatikan kembali pencatatan dan pelaporan hasil pasien terutama pada
laboratorium yang belum menggunakan LIS.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang dengan sampel baru disertai dengan melihat
kembali form permintaan pemeriksaan pasien apakah terdapat kekeliruan penulisan
keterangan klinis ataupun kesalahan permintaan pemeriksaan.