Pendahuluan
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang mengatur segala urusan manusia dengan sebaik-
baiknya, dari urusan yang paling sederhana hingga yang paling komplek sekalipun.
Sehingga sudah tidak tersisa lagi segala sesuatu yang bisa mendekatkan seorang hamba
kepada surge dan yang bisa menjauhkan seorang hamba kepada neraka, melainkan telah
dijelaskan semua oleh Islam, tidak terkecuali dalam masalah pendidikan.
Pendidikan Islam sudah diterapkan sejak Allah mengajarkan nama-nama benda
kepada nabi Adam AS. Bahkan semua Rasul yang diutus Allah kepada kaumnya secara
tidak langsung telah menerapkan Pendidikan Islam. Menurut Mustafa Al-Ghulayani,
pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak pada masa
pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak itu
menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud
keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Pada masa ini, banyak orang yang mengaku sebagai muslim, akan tetapi mereka
tidak memiliki kepribadian seperti orang muslim. Hal ini bisa dilihat dari berbagai
macam kasus yang sudah dan sedang terjadi, mulai dari pembunuhan, pelecehan seksual,
perampokan, dan lain sebagainya. Dan yang lebih memprihatinkannya adalah semua
kasus ini banyak terjadi di kalangan pemuda. Kondisi pelajar pada masa sekarang ini
sedang berada dalam keadaan lemah, hina, rendah diri dan terbelakang. Jika kita
mempelajari sejarah umat-umat terdahulu di dalam Al-Qur’an, banyak sekali kaum-kaum
yang dibinasakan oleh Allah disebabkan kedurhakaan mereka. Dari sekian banyak kaum
yang dibinasakan, pemakalah mengambil contoh dari kisah Nabi Nuh dan kaumnya yang
ditenggelamkan oleh Allah akibat kedurhakaan mereka. Melalui kisah tersebut,
pemakalah mencoba menggali nilai-nilai pendidikan Islam yang dibawa oleh para Rasul
pada masa itu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran Nabi Nuh sebagai pendidik dalam Al-Qur’an?
2. Bagaimana Nilai-Nilai Pendidikan Islam Berbasis Kisah Nabi Nuh ?
Bab II
Pembahasan
2
Sari, Nilai – Nilai Pendidikan Islam: Kisah Nabi Nuh A.S dan Kaumnya dalam
http://www.kemalapublisher.com/index.php/fm/article/view/151 diakses pada tanggal 28 Oktober 2019.
Tuhan, mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali
menyembah beribadah kepada Allah SWT, memimpin mereka keluar dari jalan yang
sesat dan gelap ke jalan yang terang dan benar, namun Nabi Nuh a.s tidak berhasail
menyadarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya,
beriman, bertauhid serta beribadah hanya kepada Allah SWT, kecuali sekelompok
kecil saja yang mau beriman.
Harapan Nabi Nuh akan kesadaran kaumnya semakin hari semakin berkurang, sinar
iman tidak akan menembus ke dalam hati mereka yang sudah tertutup rapat oleh
ajaran dan bisikan iblis. Allah SWT berfirman dalam Q.S Hud : 36
Artinya : “Dan diwahyukan kepada Nuh, ‘Ketahuilah tidak akan beriman di antara
kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau
bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat.”
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh a.s dari
kaumnya, dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan
azab-Nya kepada kaumnya seraya berseru, “Ya Allah! Janganlah Engkau biarkan
seorangpun dari orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mereka akan
berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu. Jika Engkau biarkan mereka tinggal,
mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat
maksisat dan anak-anak yang kafir seperti mereka.” Doa NAbi Nuh itu dikabulkan
oleh Allah, dan ia diperintahkan untuk tidak menghiraukan dan mempersoalkan
kelakuan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah berupa banjir
bandang yang menenggelamkan mereka semua.
3
Anonim, NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KISAH NABI NUH AS
https://www.researchgate.net/publication/320378174_NILAI-
NILAI_PENDIDIKAN_ISLAM_DALAM_KISAH_NABI_NUH_AS diakses pada tanggal 28 Oktober 2019.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abdul Aziz yang mengatakan bahwa akidah tauhid
merupakan ajaran pokok yang dibawa oleh para nabi.
Untuk mempermudah kaumnya dalam maemahami ajarannya, Nabi Nuh a.s
menerapkan metode visualisasi. Dia mengajak kaumnya untuk memperhatikan
penciptaan manusia dan fenomena-fenomena alam yang merupakan manifestasi
kebesaran Allah SWT. Penciptaan alam raya seperti langit, matahari, bulan, bintang,
bumi dan sebagainya juga menunjukkan system yang mengagumkan sebagai tanda
kebesaran Allah SWT. Nabi Nuh a.s mengajak kaumnya untuk memperhatikan
fenomena-fenomena tersebut agar mereka dapat merenungkan ciptaan dan sistemnya,
sehingga mereka memahami bahwa sesungguhnya ada Sang Pencipta di dunia ini.
Dengan mengenal Allah, diharapkan mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berdasarkan masalah tersebut, maka jelas bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah swt telah menciptakan
manusia, memberi rizki dan menganugerahi akal kepada mereka. Maka Nabi Nuh as
mengajak kaumnya agar menggunakan akal mereka dan memperhatikan fenomena-
fenomena alam yang terjadi di dunia ini.
Tujuan Pendidikan Islam yang kedua adalah agar mendapatkan kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. Allah swt menyelamatkan Nuh as dan orang-orang yang
beriman dari banjir yang melanda kaum Nabi Nuh as adalah sebagai bukti bahwa Allah
swt telah melaksanakan janji-Nya kepada Nabi Nuh as untuk membinasakan orang-orang
yang kafir dan menyelamatkan orang-orang yang beriman. Janji Allah adalah pasti,
bahwa orang-orang yang mengikuti kebenaran akan mendapatkan kebahagiaan
sedangkan mereka yang tidak beriman mendapat siksa dari Allah swt, sehingga mereka
tidak mendapatkan kebahagiaan.
Nabi Nuh as diperintah oleh Allah swt untuk membuat bahtera guna
menyelamatkan dirinya dan kaumnya yang beriman dari adzab Allah swt. Bahtera
tersebut adalah bahtera keselamatan yang berisi petunjuk sebagai wasilah Allah swt
untuk menolong nabinya dan para pengikutnya. Barang siapa yang mau mengikuti
petunjuk Allah swt dan masuk dalam bahtera, maka mereka akan diselamatkan.
Sedangkan orang-orang yang menentang dan tidak mau naik ke bahtera, maka mereka
akan celaka dan tenggelam dalam gelombang kesesatan.
Selain analogi yang didapat dari kisah itu, Nabi Nuh as juga menunjukkan dirinya
sebagai manusia yang pertama kali membuat bahtera. Bahtera Nuh merupakan alat
transportasi laut yang pertama kali Allah swt kenalkan kepada manusia. Secara jelas dia
mengajarkan kepada kaumnya tentang cara membuat bahtera. Di situ terdapat isyarat
tentang pengembangan teknologi khususnya di bidang industri perkapalan.4
D. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Berbasis Kisah Nabi Nuh
1. Nilai Pendidikan Akidah Sebagai Modal Dasar Kehidupan
Satu fakta nyata yang disebutkan dalam sejarah peradaban manusia,
bahwa jikalau manusia sudah jauh dan berbalik arah dari mengenal Tuhannya,
maka kesombongan, kekejaman, dan keserakahan pun akan menjelma dalam diri
manusia itu. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin, tidak ada
lagi rasa saling cinta di antara mereka. Salah satu contoh dari fakta di atas adalah
kaum nabi Nuh a.s yang Allah ceritakan dalam Al- Qur’an di mana kaum tersebut
kufur dan ingkar terhadap Rabbnya. Kekerasan, keserakahan pun merupakan hal
yang biasa di antara kaum itu. Kesenjangan sosial yang nyata pun terjadi antara
yang miskin, lemah dengan mereka yang kaya lagi kuat .
Orang-orang yang kaya dari kaum nabi Nuh dengan sombongnya
menyebut diri mereka sebagai “Al-Mala”, yang dalam pengertiannya adalah,
“Orang bangsawan, orang besar dan orang terpandang. Yang mana mereka bisa
berbuat sesuka hati, berlaku sewenang-wenang terhadap orang yang lemah di
antara mereka. Adapun sebutan yang sering mereka pakai untuk memanggil
orang-orang kelas bawah adalah, “Araazilunaa baadiya al-ra’yi” yang dalam
terjemahannya disebutkan sebagai orang-orang yang hina. Betapa hancurnya
kehidupan orang-orang kafir saat itu dikarenakan kosongnya hati mereka dari
akidah tauhid yang benar. Mungkin itulah salah satu rahasia kenapa nabi Nuh a.s.
memulai dakwahnya dari akidah tauhid kepada kaumnya.
2. Nilai Pendidikan Kesabaran Dalam Menghadapi Segala Cobaan
Di antara rasul-rasul Allah yang diberikan sifat sabar kepadanya adalah
nabi Nuh a.s. Dalam Al- Qur’an Allah SWT. Menyebutkan bahwa nabi Nuh a.s.
adalah hamba yang lembut, ikhlas dan sabar dalam menghadapi segala bentuk
4
Khoiruz Zad, Nilai-Nilai Pendidikan Pada Kisah Nabi Nuh as, Dalam Q.S Nuh dalam
http://repository.radenintan.ac.id/2269/ diakses pada tanggal 28 Oktober 2019.
ujian dan cobaan yang telah diberikan kepadanya. Nabi Nuh a.s. menghabiskan
umurnya yang panjang untuk mendakwahi dan mendidik kaumnya agar mereka
mau menyembah Allah SWT.
Sembilan ratus lima puluh tahun bukanlah masa yang singkat bagi nabi
Nuh a.s. untuk menghadapi kekerasan watak dan kesombongan kaumnya. Akan
tetepi nabi Nuh terus berjuang melawan mereka, mendebat mereka, kemudian
bersabar dan memperpanjang perjuangan atas mereka. Dia bersikap lembut
terhadap kaumnya sekalipun mereka ingkar. Sungguh, kondisi seperti ini tidak
membuyarkan harapan yang terpancang dalam dada rasul Allah itu, bahkan dia
mulai terampil dalam mendidik dan mengajak kaumnya.
Dengan kelapangan dada dan kesabaran yang tinggi, nabi Nuh terus berjuang
menyampaikan kebenaran kepada kaumnya. Cacian dan makian berdatangan dari
pemimpin kaumnya yang ingkar, mereka bahu-membahu dan bantu-membantu
untuk mencemooh nabi Nuh a.s. Di sisi lain mereka meremehkan pengikut Nabi
Nuh yang hanya terdiri dari orang-orang lemah, miskin dan tidak mempunyai
kedudukan di mata mereka saat itu.
3. Nilai Pendidikan Keprofesionalan Dalam Menggunakan Metode Penyampaian
Profesionalan dalam menggunakan metode penyampaian adalah
merupakan suatu langkah yang harus ditempuh oleh seorang dai atau pendidik
agar supaya apa yang disampaikan mudah diterima dan difahami oleh orang yang
mendengarkannya. Maka, tidak jarang kita melihat seorang dai atau pendidik
mendapat sambutan yang baik dari orang-orang di sekitarnya, karena
keprofesionalannya dalam menggunakan metode tadi, baik ia dalam bergaul,
bertutur kata dan berakhlak yang lembut, sopan, santun, serta bijak dalam
menagani berbagai macam permasalahan. Kalau kita perhatikan secara seksama
ayat-ayat yang menceritakan tentang pribadi dan dakwah nabi Nuh a.s. maka kita
akan menjumpai berbagai macam sikap dan metode yang beliau gunakan dalam
mendakwahi dan mendidik kaumnya, di antara sikap dan dan metode itu adalah
sebagai berikut:
a. Mendidik Dengan Kelembutan
b. Selalu Memberikan Perhatian Yang Serius
c. Memberikan Motivasi Dengan Menjanjikan Berbagai Macam Imbalan
d. Variatif Dalam Memanfaatkan Waktu dan Sarana
e. Tepat Dalam Memberikan Arahan dan Nasihat.5
Bab III
Kesimpulan
5
Sufrin Efendi Lubis, NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KISAH NABI NUH AS dalam http://repo.iain-
padangsidimpuan.ac.id/53/1/SUFRIN%20EFENDI%20LUBIS.pdf diakses pada tanggal 28 Oktober 2019.
Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar
tahun 3650 SM, Ia merupakan keturunan kesepuluh dari Adam. Dan nabi Nuh juga diangkat
sebagai rasul, seorang rasul pertama yang diceritakan dalam Al-Quran. Namanya disebutkan
sebanyak 43 kali dalam Al-Quran. dan mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan
Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.
Nabi Nuh a.s mempunyai empat orang putera yang bernama Sam, Ham, Yafith dan
Qan’an. Qan’an adalah putera Nabi Nuh a.s yang tenggelam dalam musibah banjir yang
menimpa kaumnya karena dai tidak mau mengikuti seruan ayahnya. Dia adalah anak yang inkar
sehingga dia tidak berhasil menyelamatkan diri dari banjir yang menenggelamkan semua umat
Nabi Nuh a.s yang kafir.
Daftar Pustaka
Rohman, Yovi Nur. Nilai-nilai pendidikan Islam berbasis kisah Nabi Nuh AS di dalam Al-Quran
menurut para mufassir dalam http://etheses.uin-malang.ac.id/3898/ diakses pada tanggal 28
Oktober 2019.
Sari. Nilai – Nilai Pendidikan Islam: Kisah Nabi Nuh A.S dan Kaumnya dalam
http://www.kemalapublisher.com/index.php/fm/article/view/151 diakses pada tanggal 28
Oktober 2019.
Zad, Khoiruz. Nilai-Nilai Pendidikan Pada Kisah Nabi Nuh as, Dalam Q.S Nuh dalam
http://repository.radenintan.ac.id/2269/ diakses pada tanggal 28 Oktober 2019.
Lubis, Sufrin Efendi. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KISAH NABI NUH AS dalam
http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/53/1/SUFRIN%20EFENDI%20LUBIS.pdf diakses pada
tanggal 28 Oktober 2019.