NPM : 202011011
PRODI DIII KEPERAWATAN
KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endodem,yaitu sulcus
pharyngeus ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus
pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang
membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari
sulcus pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal,yang
kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid.akan tetapi,seringkali posisi nya
sangat bervariasi.kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada
posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid,atau di dalam timus,bahkan berada
dimediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim
kelenjar tiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia,yang
terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid,dua tertanam di kutub superior kelenjar
tiroid dan dua di kutub inferior nya. Namun,letak masing-masing paratiroid dan
jumlah nya dapat di cakup bervariasi,jaringan paratiroid kadang-kadang
dtemukan dimediastinum
A.PengertianHipoparatiroid
Pengertian Hiperparatiroid
B.Klasifikasi
Pembagian kelenjar paratiroid berdasarkan kadar kalsium yang dihasilkan:
1.Hipoparatiroidisme
Terjadinya kekurangan didalam darah atau Hipokalsemia mengakibatkan
keadaan yang disebut telani. Dengan gejala khas kejang dan konvulsi, kususnya
pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal spasmus. Gejala—ini dapat
diringankan dengan pemberian kalsium.
2.Hiperparatiroidisme
Biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar.
Keseimbangan distrusi kalium terganggu, kalsium dikeluarkan lagi dari tulang
dan dimasukan kembali keserum darah akibatnya terjadi penyakit tulangdengan
tanda-tanda yang khas beberapa bagian kropos, yang dikenal sebagai
otatisfibroscstistikaparens dan terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya
diedarkan didalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegagalan
ginjal hiperfungsi paratiroid terjadi memproduksi lebih banyak
hormoneparatiroksin dari biasanya.
1.Hipoparatiroid neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
sedang menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam
uterus ditekan oleh maternal hiperkalsemia.
2.Simpleidiopatikhipoparatiroid
Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya
sebagai akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi
terhadap paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya
gangguan ini dapat disebabkan karena menderita hipoadrenalisme,
hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa, kegagalan ovarium primer,
hepatitis, alopesia dan kandidiasis.
3.Hipoparatiroid pascabedah
Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau
sesudah operasi radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi
sewaktu operasi tiroid, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah untuk
kelenjar paratiroidisme karena pengikatan arteri tiroid inferior. Hipoparatiroid
yang terjadi bersifat sementara atau permanen. Karena itu kadar kalsium serum
harus diperiksa sesudah melakukan operasi-operasi tersebut, tiga bulan
kemudian dan sewaktu-waktu bila ada kelainan klinis walaupun tak khas yang
menjurus pada diagnosis hipoparatiroid.
Hiperparatiroid primer
Gejala klinis hiperparatiroid primer dapat beraneka ragam dan dibagi dalam 4
kelompok, yaitu :
1. 1.Sebagai akibat hiperkalsemia yang gejalanya berupa anoreksia, nausea,
muntah-muntah, konstipasi dan berat badan menurun, lekas lelah dan
otot-otot lemah, miopati proksimal, polidipsi dan poliuria (diabetes
insipidus likesyndrome), perubahan mental (depresi, stupor, perubahan
personalitas, koma, konvulsi).
2. 2.Sebagai akibat kalsifikasi visceral, kalsifikasi pada ginjal berupa
kalkuli, nefrokalsinosis. Kalsifikasi ocular terjadi karena deposit kalsium
pada konjungtiva dan kelopak mata, bandkeratopathy.
3. 3.Sebagai akibat peningkatan resorbsi tulang, nyeri tulang dan
deformitas, fraktur patologis, osteoklastoma dan perubahan gambaran
tulang pada foto x-ray.
4. 4.Sebagai akibat hipertensi, gagal ginjal, ulkus peptic, sindrom Zollinger
Ellison, pankreatitis akut, pankreatitis menahun dan kalkuli,
multipleadenomatosissyndrome, hiperurisemia, gout.
Apabila ditemukan gambaran klinis, seperti tersebut di atas, maka harus curiga
akan kemungkinan hiperpatiroidisme. Jarang sekali teraba tumor pada kelenjar
paratiroid dan bila teraba umumnya adalah adenoma tiroid. Usaha selanjutnya
untuk menegakkan diagnosis adalah : Tentukan kadar kalsium dalam plasma;
Singkirkan penyebab-penyebab lain dari hiperkalsemia dan hiperkalsuria;
tentukan tempat dan lokalisasi kelainan paratiroid; teliti komplikasi dan
hubungannya dengan hiperparatiroid karena apabila pada seorang penderita
ditemukan kalkuli renal atau nefrokalsinosis, maka penting untuk meneliti
perubahan pada organ lain yang ada hubungannya dengan hiperkalsemia.
Apabila hiperparatiroid dan kegagalan ginjalterdapat pada saat yang sama, maka
akan sangat sukar untuk menentukan mana yang primer.
Pengobatan hiperparatiroid primer dilakukan apabila diagnosis sudah pasti,
penatalaksanaannya sebagai berikut :
1 Pembedahan yaitu dengan ekstirpasi tumor sedini mungkin . Kontra
indikasi operasi hanyalah pada keadaan Terminal anuric renal failure.
2 Medikamentosa : terapi ini terdiri atas diet banyak kalsium, serta cukup
vitamin D. Pada pascabedah, kadar kalsium serum menurun pada 24-48
jam pertama, tapi akan menjadi normal kembali.
3 Prognosis cukup baik bila diagnosis penyakit cepat ditegakkan dan tumor
di ekstirpasi sedini mungkin.
3.Hiperparatiroid sekunder.
Hiperparatiroid sekunder merupakan suatu keadaan dimana sekresi hormon
paratiroid meningkat lebih banyak dibanding dengan keadaan normal, karena
kebutuhan tubuh meningkat sebagai proses kompensasi. Pada keadaan ini
terdapat hiperplasi dan hiperfunsi merata pada keempat kelenjar paratiroid,
terutama dari chiefcells. Biasanya penyebab primer adalah kegagalan ginjal
menahun, dan glomerulonefritis atau pyelonefritis menahun.
Penyakit lain yang juga dapat menyebabkan hiperparatiroid sekunder adalah
osteogenesisimperfekta, penyakit pagetmultiple mieloma, karsinoma dengan
metastase tulang. Gambaran klinis hiperparatiroid sekunder yang timbul
disebabkan oleh penyakit ginjal menahun, kadang-kadang dapat membaik
setelah dilakukan hemodialisis.
Dalam penatalaksanaan hiperparatiroid sekunder hal yang utama adalah
manajemen medis. Pasien yang mengalami nyilu tulang atau patah tulang,
pruritus, dan calciphylaxis perlu perawatan dengan jalan operasi. Kegagalan
pada terapi medis untuk mengontrol hiperparatiroid juga mengindikasikan untuk
menjalani operasi. Umumnya, jika level hormon paratiroid lebih tinggi dari 400-
500 pg/mL setelah pengoreksian kadar kalsium dan level fosfor dan terbukti
adanya kelainan pada tulang, pengangkatan kelenjar paratiroid sebaiknya
dipertimbangkan.
4.Hiperparatiroid tersier
Istilah hiperparatiroid tersier digunakan untuk menunjukkan perkembangan
lanjut tipe sekunder, dimana terjadi autonomi kelenjar paratiroid. Seperti
hiperparatiroid primer, maka bentuk tersier memerlukan tindakan pembedahan
ekstirpasi adenoma, kecuali bila kegagalan ginjal sudah terlalu berat, maka
dilakukan hemodialisis terlebih dahulu kemudian disusul ekstirpasi adenoma.
Pemberian vitamin D kadang-kadang masih diperlukan untuk mencegah
terjadinya hipokalsemia.
Pengobatan penyakit hiperparatiroid tersier adalah dengan cara pengangkatan
total kelenjar paratiroid disertai pencangkokan atau pengangkatan sebagian
kelenjar paratiroid
C. Etiologi
1. Etiologi Hipoparatiroid
Penyebab spesifik dari penyakit hipoparatiroid belum dapat diketahui secara
pasti. Adapun etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit hipoparatiroid,
antara lain :
1 Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi.
Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat
(acquired).
2 Hipomagnesemia.
3 Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.
4 Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme
2.Etiologi Hipertiroid
Salah satu penyebab hiperparatiroidisme dari banyaknya hiperfungsi kelenjar
paratiroid adalah adenoma soliter (penyakit vonRecklinghausen). Secara umum
bahwa kelainan kelenjar yang biasanya tunggal ditemukan ± 80 %. Kelainan
pada kelenjar biasanya neoplasma yang benigna atau adenoma sedangkan
paratiroid karsinoma sangat jarang. Hiperparatiroidisme yang herediter dapat
terjadi tanpa kelainan endokrin lainnya tetapi biasanya bagian dari
MultipleEndocrineNeoplasiasyndrome. MEN 1 (Wermer’ssyndrome) terdiri
dari hiperparatiroidisme dan tumor dari pituitary dan pancreas, juga
berhubungan dengan hipersekresi gaster dan ulkus peptikum (Zollinger-Ellison
syndrome).
D.Patofisiologi
Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan
fosfat, yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum
meninggi (bisa sampai 9,5 – 12,5 mgr%).Pada yang post operasi disebabkan
tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena pengangkatan kelenjar
paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk mengatasi
keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid. Tujuannya
adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi
biasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan
dengan operasi total tiroidektomi. Hal ini disebabkan karena letak anatomi
kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi oleh pembuluh darah yang
sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau terangkat. Hal ini
sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada
pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapi
kadar PTH dalam darah normal atau meningkat. Karena jaringan tidak
berespons terhadap hormon, maka penyakit ini adalah penyakit reseptor.
Terdapat dua bentuk:
1) pada bentuk yang lebih sering, terjadi pengurangan congenital aktivitas
Gs sebesar 50 %, dan PTH tidak dapat meningkatkan secara normal
konsentrasi AMP siklik,
2) pada bentuk yang lebih jarang, respons AMP siklik normal tetapi efek
fosfaturik hormon terganggu.
E. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan
yang disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari
penderita (70 %) adalah tetani atau tetanicaequivalent.
Tetani menjadi manifestasi sebagai spasmus corpopedaldimana tangan berada
dalam keadaan fleksi sedangkan ibu jari dalam adduksi dan jari-jari lain dalam
keadaan ekstensi. Juga sering didapatkan articulatiocubitti dalam keadaan fleksi
dan tungkai bawah dan kaki dalam keadaan ekstensi.
Dalam titanicaequivalent:
1 Konvulsi-konvulsi yang tonis atau klonis
2 Stridorlaryngeal (spasme) yang bisa menyebabkan kematian
3 Parestesia
4 Hipestesia
5 Disfagia dan disartria
6 Kelumpuhan otot-otot
7 Aritmia jantung
Pada pemeriksaan kita bisa menemukan beberapa refleks patologis:
1. Erb’ssign:Dengan stimulasi listrik kurang dari 5 milli-ampere sudah ada
kontraksi dari otot (normal pada 6 milli-ampere)
2. Chvostek’ssign:Ketokan ringan pada nervusfasialis (didepan telinga
tempat keluarnya dari foramen sylomastoideus) menyebabkan kontraksi
dari otot-otot muka.
3. Trousseau’ssign:Jika sirkulasi darah dilengan ditutup dengan manset
(lebih dari tekanan sistolik) maka dalam tiga menit tangan mengambil
posisi sebagaipadaspasmecarpopedal
4. Peroneal sign:Dengan mengetok bagian lateral fibula di bawah kepalanya
akan terjadi dorsofleksi dan adduksi dari kaki
Pada ± 40 % dari penderita-penderita kita mencurigai adanya
hipoparatiroidisme karena ada kejang-kejang epileptik. Sering pula
terdapat keadaan psikis yang berubah, diantaranya psikosis. Kadang-
kadang terdapat pula perubahan-perubahan trofik pada ectoderm:
Rambut : tumbuhnya bisa jarang dan lekas putih.
Kulit : kering dan permukaan kasar, mungkin terdapat pula vesikula dan
bulla.
Kuku : tipis dan kadang-kadang ada deformitas.
Pada anak-anak badan tumbuh kurang sempurna, tumbuhnya gigi-gigi
tidak baik dan keadaan mental bisa tidak sempurna. Juga agak sering
terdapat katarak pada hipoparatiroidis.
F.Pemeriksaan Diagnosa
Elektrokardiografi :ditemukan interval QT yang lebih panjang.
Foto Rontgen :sering terlihat kalsifikasi bilateral pada ganglion basalis di
tengkorak, kadang- kadang juga serebellum dan pleksus koroid, densitas
tulang normal/bertambah.
Laboratorium :Kadar kalsium serum rendah, kadar fosfor anorganik
tinggi, fosfatase alkali normal atau rendah
Pemeriksaanpenunjangnya adalah
Pemeriksaan kadar kalsium serum dan Pemeriksaan radiologi
G.Pentalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis Hipoparatirid
1. Hipoparatiroid akut
Serangan tetani akut paling baik pengobatannya adalah dengan pemberian
intravena 10-20 ml larutan kalsium glukonat 10% (atau
chloretemcalcium) atau dalam infus.
Di samping kalsium intravena, disuntikkan pula parathormon (100-200
U) dan vitamin D 100.000 U per oral.
2. Hipoparatiroid menahun
Tujuan pengobatan yang dilakukan untuk hipoparatiroid menahun ialah
untuk meninggikan kadar kalsium dan menurunkan fosfat dengan cara
diet dan medikamentosa. Diet harus banyak mengandung kalsium dan
sedikit fosfor. Medikamentosa terdiri atas pemberian alumunium
hidroksida dengan maksud untuk menghambat absorbsi fosfor di usus.
2. Penatalaksanaan Hiperparatiroid
1. Penyembuhan Hiperparatiroid primer
Operasi pengangkatan kelenjar yang semakain membesar adalah
penyembuhan utama untuk 95% penderita hiperparatiroidisme. Apabila
operasi tidak memungkinkan atau tidak diperlukan, berikut ini tindakan
yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kalsium:
a. Memaksakan cairan
b. Pembatasan memakan kalsium
c. Mendorong natrium dan kalsium diekskresikan melalui urin dengan
menggunakan larutan ga5ram normal, pemberiaqnLasix, atau
Edrecin.
d. Pemberian obat natrium, kalium fosfat, kalsitonin, Mihracin atau
bifosfonat.
e. Obati hiperkalsemia dengan cairan, kortikosteroid atau mithramycin)
f. Operasi paratiroidektomi
g. Obati penyakit ginjal yang mendasarinya
H.Komplikasi
komplikasi hiperparatiroidisme
Krisis hiperkalsemia akut dapat terjadi pada hiperparatiroidisme. Keadaan ini
terjadi pada kenaikan kadar kalsium serum yang ekstrim. Kadar yang melebihi
15 mg/dl (3,7 mmol/L) akan mengakibatkan gejala neurologi, kardiovaskuler
dan ginjal yang dapat membawa kematian.
Kerusakan ginjal terjadi akibat presipitasi kalsium fosfat dalam pelvis dan ginjal
parenkim yang mengakibatkan batu ginjal (renal calculi), obstruksi, pielonefritis
serta gagal ginjal.
I.Pemeriksaan Penunjang.
1. pemeriksaan penunjang hipotiroidisme
Elektrokardiografi :ditemukan interval QT yang lebih panjang.
Foto Rontgen :sering terlihat kalsifikasi bilateral pada ganglion basalis di
tengkorak, kadang kadang juga serebellum dan pleksus koroid,
densitas tulang normal/bertambah.
Laboratorium :Kadar kalsium serum rendah, kadar fosfor anorganik
tinggi, fosfatase alkali normal atau rendah
2. Pemeriksaan Penunjang Hipertiroidisme
Laboratorium:
a. Kalsium serum meninggi
b. Fosfat serum rendah
c. Fosfatase alkali meninggi
d. Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
Foto Rontgen:
a. Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
b. Cystic-cystic dalam tulang
c. Trabeculae di tulang
PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah
KELENJAR ADRENAL
A.AnantomiFisologi
Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal,
terbenam dalam jaringan lemak.Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna kekuningan
serta berada di luar (ekstra) peritoneal. Bagian yang sebelah kanan berbentuk
pyramid dan membentuk topi (melekat) pada kutub atas ginjal kanan.
Sedangkan yang sebelah kiri berbentuk seperti bulan sabit, menempel pada
bagian tengahginjal mulai dari kutub atas sampai daerah hilus ginjal kiri.
Kelenjar adrenal pada manusia panjangnya 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 4-6
mm. Bersama-sama kelenjar adrenal mempunyai Berat lebih kurang 8 g, tetapi
berat dan ukurannya bervariasi bergantung umur dan keadaan fisiologi
perorangan. Kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang
mengandung jaringan lemak. Selain itu masing-masing kelenjar ini dibungkus
oleh kapsul jaringan ikat yang cukup tebal dan membentuk sekat/septa ke dalam
kelenjar(Lippincott, 2011).Kelenjar supraneralis jumlahnya ada 2, terdapat pada
bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-
rata 5-9 gram.Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri dari : Mengatur keseimbangan
air, elektrolit dan garam-garam, mengatur atau mempengaruhi metabolisme
lemak, hidrat arang dan protein, serta mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid
Masing-masing kelenjar adrenal terdiri dari korteks bagian luar dan medula di
bagian dalam.
1. Korteks mensekresi hormon steroid. Korteks terbagi menjadi tiga lapisan,
dari luar ke dalam : zona glomerulosa, zona fasikulata, dan zona
retikularis.
2. Medula, yang secara embriologik berasal dari jenis neuroektodermis
sama (sel-sel krista saraf) yang menjadi asal neuron simpatis. Sel medula
sebenarnya adalahneuronpostganglioniksimpatis yang bermodifikasi
Kelenjar suprarenalis ini terbagi atas 2 bagian, yaitu :
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi
serabut saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel
pada medulla adrenal akan menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu
epinephrine dan norepinephrine. Katekolamin mengatur lintasan metabolic
untuk meningkatkan katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga
kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen terpenuhi.
a.Epinefrin
Epinefrin di sebut hormone “ flightorflight” (lawan atau lari). Stress
menyebabkan pelepasan EP segera, yang mempersiapkan tubuh untuk aktovitas
fisik dan mental yang luar biasa.pembuluh darah permukaan menjadi tertutup
akibat konstriksi jaringan arterioral melalui reseptor alpha -1, sehingga
mengurangi kemungkinan perlukaan; sebaliknya pembuluh darah otot menjadi
terbuka melalui aktivasi reseptor betha-2. Dilatasi bronkiolus meningkatkan
efisiensi ambilen oksigen perwaktu, dan mobilisasi glukosa di tingkatkan
melalui stimulasi pelepasan glucagon dan inhibisi pelepasan insulin.
Mekanisme kerja EP .sebuah contoh tentang mekanisme kerja epinefrin adalah
mobilisasi energy dalam bentuk glukosa. Ep juga bekerja pada reseptor bethadi
otot untuk menghambat pelepasan amino sehingga mengurangi laju
proteinolisis otot. Mekanisme ini mungkin penting dalam proses flightorflight ,
ketika otot akan di gunakan sebagai cadangan energy. Walaupun hanya sedikit
NE yang di lepaskan dari medulla adrenal, namun hormone ini
merupaknneurotransmitter utama systemsimpatis yang teraktivasi selama proses
flightorflight.
1. Hormon Adrenokortikal
Hormon kortikal adrenal, berlawanan dengan hormon medular, sangat
penting untuk kehidupan.
a. Meniralokortikoid, disintesis dalam zona glomerulosa.
- Aldosteron, mineralokortikoid terpenting, mengatur keseimbangan air
dan elektrolit melalui pengendalian kadar natrium dan kalium dalam
darah.
- Kendali sekresi. Sekresi aldosteron diatur oleh kadar natrium darah, tetapi
terutama oleh mekanisme renin-angiotensin.
b. Glukokortikoid disintesis dalam zona fasikulata. Hormon ini meliputi
kortikosteron, kortisol, dan kortison. Hormon yang terpenting adalah
kortisol.
1. Efek fisiologis
- Glukokortikoid mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak
untuk membentuk cadangan molekul yang siap dimetabolisme.
- Hormon ini meningkatkan sintesis glukosa dari sumber non-karbohidrat
(glukoneogenesis), simpanan glikogen di hati (glikogenesis), dan
peningkatan kadar glukosa darah.
- Hormon ini juga meningkatkan penguraian lemak dan protein serta
menghambat ambilan asam amino dan sintesis protein.
- Hormon ini juga menstabilisasi membran lisosom untuk mencegah
kerusakan jaringan lebih lanjut.
2. Kendali sekresi glukokortikoid adalah melalui kerja ACTH dalam
mekanisme umpan-balik negatif. Stimulus utama dari ACTH adalah
semua jenis stress fisik dan emosional.
- Stress misalnya trauma, infeksi, atau kerusakan jaringan, akan memmicu
impuls saraf ke hipotalamus.
- Hipotalamus kemudian mensekresi hormon pelepas kortikotropin (CRH),
yang melewati sistem portal hipotalamus-hipofisis, menuju kelenjar
pituitari anterior, yang melepas ACTH.
- ACTH bersirkulasi dalam darah menuju kelenjar adrenal dan
mengeluarkan sekresi glukokortikoid.
- Glukokortikoid mengakibatkan peningkatan persediaan asam amino,
lemak, dan glukosa dalam darah untuk membantu memperbaiki
kerusakan yang disebabkan stress dan menstabilkan membran lisosom
untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
c. Gonadokortikoid (steroid kelamin), pada zona retikularis dalam jumlah
yang relatif sedikit. Steroid ini berfungsi terutama sebagai prekursor
untuk pengubahan testosteron dan estrogen oleh jaringan lain
D. Manifestasi
Pada disfungsi ereksi tanda-tanda nya adalah:
1. Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu mempertahankan
ereksi secara berulang (paling tidak selama 3 bulan)
2. Tidak mampu mencapai ereksi yang konsisten
3. Ereksi hanya sesaat(dalam referensi tidak disebutkan lamanya)
F. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium yang dapat menunjang diagnosis ED (erectile
dysfunction antara lain : kadar serum testosteron pagi hari(perlu diketahui,kadar
ini sangat dipengaruhi oleh kadar luteinizing hormone),pengukuran kadar
glukosa dan lipid,hitung darah lengkap,dan tes fungsi ginjal.
Sedangkan pengukuran vaskuler berdasarkan injeksi prostaglandin EI
pada corpora penis,duplex ultrasonography,biothesiometry atau nocturnal penile
tumescence tidak direkomendasikan pada praktek rutin/sehari-hari namun dapat
sangat bermanfaat bila informasi tentang vascular supply diperlukan,misalnya
untuk tindakan bedah yang tepat
G. Pengobatan
Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual pada pria dan wanita adalah
sebagai berikut:
1. Membuat diagnosa dari disfungsi seksual
2. Mencari etiologi dari disfungsi seksual tersebut
3. Pengobatan sesuai dengan etiologi disfungsi seksual
4. Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual,yang terdiri dari
pengobatan bedah dan pengobatan non bedah(konseling seksual dan sex
theraphy,obat-obatan,alat bantu seks,serta pelatihan jasmani)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen disfungsi ereksi
menyangkut terapi psikologi,terapi medis dan terapi hormonal yaitu :
1. Terapi psikologi yaitu terapi seks atau konsultasi psikiatrik,percobaan
terapi(edukasi,medikamentosa oral/intrauretral,vacum contriexi
device)
2. Terapi medis yaitu terapi yang disesuaikan dengan indikasi medisnya
3. Terapi hormonal yaitu jika tes laboratoriumnya abnormal seperti kadar
testoteron rendah,kadar LH dan FSH tinggi maka terapi dengan
pengganti testoteron.
H. Komplikasi
Komplikasi akibat disfungsi ereksi dapat mencakup:
1. Sebuah kehidupan seks yang tidak memuaskan
2. Stres atau kecemasan
3. Harga diri rendah
4. Perkawinan atau hubungan masalah
5. Ketidakmampuan untuk mendapatkan pasangan anda hamil
I. Proses pembentukan dan pengembangan gonad
Terdapat dua hal yang berkaitan dengan diferensiasi kelamin yaitu :
1. Jenis kelamin terbentuk pada standia akhir perkembangan larva yaitu
pada sekitar 3-4 minggu setelah menetas
2. Jenis kelamin larva setelah penetasan kondisinya sangat labil sehingga
dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal
Proses pembentukan dan pengembangan gonad betina
Gonad (ovarium) merupakan semacam kantong dan mempunyai lamella
yang mengandung sel-sel fold yang berdiferensiasi menjadi ougonium.
Pertumbuhan ousit dalam ovarium dapat dibagi menjadi dua tahap,yaitu:
tahap 1 adalah tahap pertumbuhan primer yang ditandai dengan peningkatan
ukuran . tahap 2 adalah tahap pertumbuhan sekunder yang di tandai dengan
terjadinya pembentukan vesikel pada bagian parifer sitoplasma dan meluas ke
arah intisel.
J. kelainan pada kelenjar gonad
a. Testes
Radang testis(orchitis)
Kanker testis
b. Ovarium
Kista ovarium
Kanker ovarium
HIPOGONADISME
Adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon
testosteron yang memadai,hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang
di perut,sebelum masa puber.atau saat dewasa.hipogonadisme dibagi menjadi 2
jenis yaitu,hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder.
Pada hipogonadisme primer testis mengalami kelainan,kadar testoteron rendah
disertai meningkatknya hormon gonadotropik.
Sementara pada hipogonadisme sekunder,kelenjar hipofisis di otak yang
megalami gangguan.pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon
gonadotropik berada pada tingkat yang rendah.kondisi ini disebut
hipogonadisme-hipogonadotropik dan mengakibatkan beberapa penyakit
kronis,seperti tumor hifosis,penyakit-penyakit kritis,serta kondisi pascaradiasi.
Selain menurunkan libido dan DE,hipogonadisme juga bisa mengakibatkan
infertilitas karena adanya masalah produksi sperma di dalam testis.
Penyebab
1. hipogonadisme primer terjadi akibat adanya masalah pada testis.
Infeksi pada testis
Testis yang tidak turun
Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan
Komplikasi penyakit gondongan
Sindrom klinefelter
Pengobatan kanker
Radang buah zakar
Hemokromatosis
2. hipogonadisme sekunder terjadi karena adanya gangguan pada kelenjar
hipotalamus atau pituitari,yakni bagian otak yang berfungsi mengantarkan
sinyal pada testis untuk memproduksi testosteron
Sindrom kallman
HIV/AIDS
Penuaan
Obesitas
Tumor
Penggunaan obat-obatan tertentu
Penyakit peradangan
Gejala
1. hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
Muncul alat kelamin wanita
Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna
Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria
2. hipogonadisme yang terjadi saat puber
Suara kurang mendalam
Massa otot menurun
Pertumbuhan rambut terganggu
Kaki dan lengan tumbuh berlebihan
Munculnya jaringan payudara
3. hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
Mandul
Disfungsi ereksi
Susah konsentrasi
Kelelahan
Penurunan gairah seksual
Hilangnya massa tulang