ENDOKRIN
Sistem Endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran ( ductiess) yang menghasilkan hormon
yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah unruk mempengaruhi organ – organ lain.
Hormon bertindak sebagai “ pembawa pesan “ dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel
dalam tubuh yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan.
( Evi. L. D, 2014). Beberapa sistem yang termasuk sistem endokrin :
a. hipotalamus
merupakan master dari hipofisis pada tubuh manusia. Slain berfungsi sebagai
pengatur penting dalam sistem saraf. Mensekresikan berbagai jenis hormon yang
kerjanya mempengaruhi hipofisis. Sel-sel pembebas hormon di hipotalamus adaalah
dua kelompok sel-sel neurosekresi beberapa jenis hormon yang disekresikan oleh
hipofisis, dihasilakan oleh sel-sel hipotalamus, yaitu ADH, TSH, dan Oksitosin.
terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan oleh isthmus. Kelenjar tiroi
menghasilkan kelenjar tiroksin yang tersusun atas amino dan iodium.
d. kelenjar paratiroid
terdiri atas bagian luar ( korteks) dan bagian dalam ( medula ) pada korteks
adrenal dihasilkan mineralokortikoid, glukokortikoid, dan gonadokortikoid.
f. kelenjar pankreas
g. kelenjar kelamin.
i. plasenta
j. kelenjar timus
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar timus disebut timosin. Timosin ini
berfungsi merangsang proliferasi dan pematangan limfosit.
2. jelaskan definisi , etiologi serta tanda dan gejala dari Diabetes Mellitus
A. Diabetes Melitus
DM adalah penyakit metabolism yang ditandai dengan defisiensi total atau
parsial hormone inslin, yang mengakibatkan penyesuaian metabolik atau perubahan
fisiologis pada hamper semua area tubuh. DM merupakan gangguan endokrin yang
paling sering ditemui pada masa kanak-kanak, yang insidens puncaknya dicapai
selama awal masa remaja.
Klasifikasi DM diubah pada tahun 1997 untuk menghindari kebingungan
mengenai pengobatan, penyebab, dan nomenklatur (American Diabetes Assocation,
1998). DM dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok utama:
1. Diabetes tipe 1 ditandai dengan destruksi sel-sel beta pankreas, yang
memproduksi insulin, biasanya mmenyebabkan defisiensi insulin absolut.
Serangan secara khas terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja tetapi dapat juga
terjadi pada semua umur.
2. Diabetes tipe 2 biasanya timbul karena resisitensi insulin, yang ditandai dengan
kegagalan tubuh untuk mengguanakan insulin secara tepat, disertai defisiensi
insulin relatif. Serangan biasanya setelah usia 40 tahun, dan muncul secara
heterogen, penderita mungkin memerlukan injeksi insulin setiap hari dan mu
mungkin tidak.
3. Maturity onset diabetes of the young (MODY) diperoleh sebagai gangguan
dominan autosomal yang ditandai dengan pembentukan insulin berstruktur
abnormal yang menurunkan aktivitas bologis. Serangan biasanya dimulai
sebelum usia 25 tahun.
Karena DM pada masa kanak-kanak, dengan sedikit perkecualian, adalah
diabetes tipe 1, pembahasan selanjutnya ditunjukan pada penyebab masalah kesehatan
jangka panjang yang penting ini. Akan tetapi, diabetes tipe 2 juga dibahas sebagai
bahan perbandingan yang tepat. Selain itu anak-anak Amerika asli, Hispanik, dan
Afrika-Amerika beresiko tinggi terhadap diabetes tipe 2 (American Diabetes
Association, 1998).
B. Etiologi
Sindrom klinik DM disebabkan oleh berbagai etiologi dan mekanisme
patogenik. DM tipe 1 sekarang diyakini sebagai penyakit autoimun yang timbul jika
individu yang memiliki predisposisi genetic terpajan pada factor pencetus, seperti
inveksi virus.
Factor genetic. DM tipe 1 tidak diwariskan dari orang tua, tetapi hereditas
adalah factor etiologi yang dominan. Berbagai mekanisme genetic telah diajukan,
tetapi sebagian besar ahli cendrung mengajukakn warisan multifaktorial atau gen
resesif yang entah bagaimana terkait dengan human lymphocyte antigen (HLA). Akan
tetapi, pengaruh genetik pada DM tipe 1 DM tipe 2 tampaknya berbda pada beberapa
hal. Penelitian tentang DM tipe 2 pada bayi kembar identik memperlihatkan
kesesuaian 100% sepanjang rentang kehidupan, sedangkan penelitian tentang DM tipe
1 pada kembar identik menunjukan tingkat kesuksesan 30%-50%. Dalam presentase
yang lebih rndah, dinyatakan bahwa lingkungan dengan genetic merupakan factor
penting pada genesis DM tipe 1 (Stoffer.dkk,1997;Winters,Chihara, dan Schatz,1993).
Mekanisme autoimun. Proses autoimun melibatkan penderita DM tipe 1.
Teori terbaru menyebutkan bahwa gen HLA dapat menyebabkan defek system imun
sehingga individu menjadi rentan terhadap factor pemicu, misalnya sumber diet
(Atkinson dan Ellis, 1997), virus, bakteri, atau iritan kimiawi. Factor predisposisi
memulai proses autoimun dengan menghancurkan sel-sel beta secara bertahap. Tanp
asel-sel beta, insulin tidak bisa diproduksi. Terdapat juga hubungan yang kuat antara
DM tipe 1 dan gangguan endokrin autoimun lainnya, seperti tiroiditis dan penyakit
Addison.
Ada beberapa penyebab diabetes mellitus menurut price, (2012) dan kowalak (2011) yang
menyebabkan defisiensi insulin, kemudian menyebabkan glikogen meningkat, sehingga terjadi
proses pemecahan gula baru (glukoneugenesis) dan menyebabkan metabolik lemak meningkat.
kemudian akan terjadi proses pembentukan keton (Ketogenesis). peningkatan keton di dalam
plasma akan mengakibatkan ketonuria (keton dalam urin) dan kadar natrium akan menurun serta PH
serum menurun dan terjadi asidosis.
Glukosuria juga menyebabkan keseimbangan kalori negatif sehingga menimbulkan rasa lapar yang
tinggi (polifagia). penggunaan glukosa oleh sel akan menurun akan mengakibatkan produksi
metabolisme energi menuru sehingga tubuh akan menjadi lemah (price et al, 2012).
Hiperglikemia dapat berpengaruh pada pembuluh darah kecil, sehingga menyebabkan suplai nutrisi
dan oksigen ke perifer berkurang. kemudian bisa mengakibatkan luka tak kunjung sembuh karena
terjadi infeksi dan gangguan pembuluh darah akibat kurangnya suplai nutrisi dan oksigen (price at al,
2012).
Gangguan pembuluh darah mengakibatkan aliran darah ke retina menurun, sehingga terjadi
penurunan suplai nutrisi dan oksigen yang menyebabkan pandangan menjadi kabur. akibat utama
dari perubahan mikrovaskuler adalah perubahan pada struktur dan fungsi ginjal yang menyebabkan
terjadinya neftropati yang berpengaruh pada saraf perifer, sistem saraf otonom serta sistem saraf
pusat (price at al, 2012).
E. pathway
Data mayor :
Data minor :
Subjektif :
Objektif :
- sariawan
- diare
2. nyeri akut
Data mayor
Data minor
Subjektif:
-tekanan darah meningkat
-pola nafas berubah
-nafsu makan berubah
-pross berpikir terganggu
-menarik diri
-berfokus pada diri sendiri
-diaforesis
Objektif:
-tampak meringis
-bersikap protektif (mis. Waspada, posis menghindari nyeri)
-gelisa
-frekuensi nadi meningkat
-sulit tidur
Intervensi keperawatan
1. manajemen nutrisi
Observasi
-identifikasi status nutris
-identifikasi alergi dan intoleransi makanan
-identifikasi makanan yang disukai
-identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
-identifikasi perlunanya penggunaan selang nasogastrik
-monitor asupan makanan
-monitor berat badan
-monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
-lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
-fasilitas menentukan pedoman diet(mis. Piramida makanan)
-sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
-berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
-berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
-berikan suplemen makanan, jika perlu
- hentikan pemberian makanan melalu selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
-anjurkan posisi duduk, jika perlu
-ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian medikaasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
-kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumblah kalori dan jenis
nutrien yang di butuhkan
2. Manajemen nyeri
Observasi
Terapeutik
-berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Tens, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dinggin, terapi bermain)
Edukasi
Kolaborasi