Anda di halaman 1dari 13

MODUL II - KAYU

“PEMBUATAN DAN PERAKITAN KOMPONEN KUDA-KUDA“

A. STANDAR KOMPETENSI
Membuat dan merakit komponen kuda-kuda.

B. KOMPETENSI DASAR
1. Membuat sambungan simpul kuda-kuda.
2. Membuat sambungan tarik dan tekan dengan penguatan.
3. Merakit komponen kuda-kuda kayu.

C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengetahuan tentang kuda-kuda.
2. Komponen kuda-kuda.
3. Penggunaan bahan dan peralatan.
4. Prosedur pembuatan komponen kuda-kuda dan perakitannya.

D. STRUKTUR PEMBELAJARAN
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------

E. INDIKATOR
1. Menjelaskan persyaratan kuda-kuda yang tahan gempa.
2. Menyebutkan gaya pada komponen kuda-kuda.
3. Menyebutkan komponen kuda-kuda.
4. Mengidentifikasi kebutuhan bahan dan alat yang digunakan.
5. Menjelaskan cara pembuatan komponen kuda-kuda.
6. Membuat komponen kuda-kuda.
7. Menjelaskan cara merakit antar komponen kuda-kuda dengan perkuatan.
8. Merakit antar komponen kuda-kuda dengan perkuatan.

F. PENILAIAN
1. Proses kerja 30 %
2. Hasil 50 %
3. Keselamatan kerja 10 %
4. Laporan kerja 10 %

G. WAKTU
120 jam

MODUL II - KAYU 1/13


H. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Anonim, (1961), Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, Bandung: Yayasan
Lembaga penyelidikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum.
2. Supribadi, I Ketut, (1993), Ilmu Bangunan Gedung, Bandung: Armico.
3. Supribadi, I Ketut, (1987), Ilmu Bangunan Gedung, Bandung: Armico.
4. Sugiharjo, R., (1976), Gambar Gambar Dasar Bangunan Jilid II, Yogyakarta:
Sugiharjo Press.
5. Yuswanto, (2001), Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela, Yogyakarta: Kanisius.

I. INFORMASI LATAR BELAKANG


1. Pendahuluan
Kuda-kuda merupakan suatu rangka batang yang berfungsi untuk mendukung
beban atap dan sekaligus memberikan bentuk atapnya. Pada dasarnya,
konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang senantiasa
membentuk segitiga. Jarak kuda-kuda satu dengan yang lain biasanya
direncanakan antara 3 sampai 4 meter dari sumbu ke sumbu. Pada dasarnya
ukuran untuk konstruksi kuda-kuda bergantung pada:
a. Lebar Bentang (l), yaitu jarak dari sumbu tembok ke sumbu tembok yang
lain.
b. Besarnya beban dan tegangan yang akan dipikul.
c. Jenis (kelas kuat) kayu yang digunakan.

Pada konstruksi kuda-kuda, ada dua gaya yang bekerja, yaitu gaya tekan dan
gaya tarik. Batang tekan berfungsi untuk menahan gaya tekan, sedangkan
batang tarik menerima beban tarik. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam
pembuatan konstruksi kuda-kuda harus dikenali gaya–gaya yang bekerja
pada masing-masing batang. Hal ini akan mempengaruhi jenis sambungan
yang akan digunakan. Secara garis besar, komponen yang harus ada pada
kuda-kuda adalah: balok tarik, kaki kuda-kuda, batang sokong dan tiang
gantung. Jenis gaya/beban yang bekerja pada komponen tersebut adalah
gaya tarik yang bekerja pada balok tarik dan tiang gantung, serta gaya tekan
yang bekerja pada kaki kuda-kuda dan batang sokong.

Pembuatan sambungan kuda-kuda harus sesuai dengan gambar kerja (shop


drawing), karena merupakan acuan dalam pekerjaan proyek. Komponen
kuda-kuda harus disambung sesuai dengan gaya yang bekerja, sehingga
konstruksi menjadi kuat menahan gaya tarik dan tekan.

Jenis sambungan yang sering digunakan dalam pembuatan kuda-kuda antara


lain, adalah: a) sambungan bibir miring berkait, yang biasanya digunakan
untuk menyambung balok tarik, b) sambungan sudut kuda-kuda, yaitu
sambungan antara balok tarik dengan kaki kuda-kuda, c) sambungan kaki
kuda-kuda dengan tiang gantung dan nok, serta d) sambungan antara balok
sokong dengan kaki kuda-kuda.

Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kuat, diperlukan sambungan dengan alat


sambung dan perkuatan yang tepat. Jenis alat sambung yang sering
digunakan antara lain, adalah: baut, paku, dan pasak. Untuk menahan beban

MODUL II - KAYU 2/13


gempa, setiap titik buhul perlu diperkuat dengan plat beugel, yang berukuran
tebal plat minimal 4 mm dan lebarnya 40 mm. Alat sambung yang digunakan
berupa mur dan baut.

Kuda-kuda yang dipasang, harus memenuhi persyaratan. Secara garis besar,


persyaratan kuda-kuda adalah sebagai berikut : (a) Ukuran kuda-kuda harus
sesuai gambar kerja (b) Bentuk sambungan sesuai dengan ketentuan yang
ada (sesuai gambar), (c) sambungan pada masing-masing titik buhul harus
kuat dan rapat, sehingga dapat menahan gaya yang bekerja, (d) Sambungan
antar komponen kuda-kuda tidak baling, dan (e) Prosedur pembuatan dan
perakitan komponen kuda-kuda sesuai dengan langkah kerja yang telah
ditentukan

2. Komponen kuda-kuda dan ukurannya


Komponen kuda-kuda secara lengkap dapat dilihat pada gambar 1, yang
terdiri dari: balok tarik, balok kunci, kaki kuda-kuda,balok sokong, tiang
gantung, sekor dan balok gapit. Balok gapit ini dipasang jika kuda-kuda
bentangnya minimal 6 meter. Sedangkan komponen yang menempel pada
kuda-kuda antara lain: Klos, gording , balok bubungan, papan bubungan, usuk
dan reng.

f d
h

c e
i

b
a

Gambar 1. Konstruksi kuda-kuda dan ukurannya

Nama dan ukuran komponen kuda-kuda di atas dapat dibaca pada


tabel 1.

MODUL II - KAYU 3/13


Nama Bentangan teori ( L ) dalam meter
No Batang / No
Balok 3–4 4–6 6–7 7–8

7/12 –
1 Balok tarik a 7/10 –8/12 7/14 – 8/15 7/15 – 8/16
8/14

2 Balok kunci b *) 7/12 – 8/14 7/14 – 8/15 7/15 – 8/16

Kaki kuda –
3 c 6/8 – 8/12 7/10 – 8/12 7/12 – 8/14 7/14 – 8/15
kuda

Tiang gan-
4 tung/under/ d 7/8 – 8/10 7/10 – 8/12 7/12 – 8/14 7/14 – 8/15
makelar

Batang
5 e *) 6/8 – 8/10 7/10 – 8/12 7/12 – 8/14
sokong

6 Balok gapit f *) 5/10 5/12 5/12

Balok
7 g 7/10 - 8/12 7/12 – 8/14 7/14 – 8/15 7/15 – 8/16
bubungan

8 Balok gording h 7/10 - 8/12 7/12 – 8/14 7/14 – 8/15 7/15 – 8/16

Balok
9 i 7/8 - 8/10 7/10 – 8/12 7/12 – 8/14 7/15 – 8/16
Tembok

Balok
10 bubungan j 7/10 – 8/12 7/12 – 8/14 7/14 – 8/15 7/15 – 8/16
miring

11* Balok tunjang k *) 8/10 8/12 10/12

12* Tiang pincang l *) 7/8 – 8/10 7/10 – 8/12 7/12 – 8/14

13* Balok pincang m *) 4/10 5/10 5/12


(sumber : IK Supribadi, Ilmu Bangunan Gedung hal. 98)

Tabel 1. Nama dan ukuran komponen kuda-kuda


Keterangan:
*) Tidak diperlukan
* Tidak perlukan pada atap pelana karena tidak ada bubungan miring.

3. Pembuatan kuda-kuda
Hal-hal yang harus dikuasai dalam pembuatan kuda-kuda, antara lain, adalah:
a. Menghitung kebutuhan bahan

MODUL II - KAYU 4/13


b. Melukis gambar kerja dari bermacam-macam sambungan kuda-kuda yang
digunakan
c. Membuat bermacam-macam sambungan kayu
d. Mengenali setiap komponen kuda-kuda
e. Menggunakan peralatan kayu sesuai dengan jenis dan fungsinya.

A
8/12
8/12
8/12
B

300 cm

KUDA-KUDA BENTANG 2-3 METER

8/12
8/12
8/12
C 8/12

600 cm

KUDA-KUDA BENTANG ≤ 6 METER

Gambar 2. Bentuk kuda-kuda berdasarkan bentangnya

Pada pembuatan kuda-kuda, hubungan kaki kuda-kuda dengan balok tarik,


atau kaki kuda-kuda dengan tiang penggantung, menggunakan sambungan
lubang dan pen yang dilengkapi dengan gigi. Ukuran pen dan lubang
ditentukan 1/3 tebal kayu, sedangkan dalamnya gigi adalah 1/6 - 1/8 lebar
kayu. Pada bagian tiang penggantung dimasukkan ke dalam takikan yang
terdapat pada balok bubungan sedalam 1/6 - 1/8 dari tebal kayu. Sedangkan
tebal takikan adalah setebal tiang penggantung tersebut dan dibuat lubang
terbuka sesuai dengan dalamnya takikan (dimaal). Sisi atas dari tiang
penggantung dimiringkan juga ke kiri dan ke kanan sesuai dengan kemiringan
atapnya.

Untuk pertemuan tiang penggantung dengan balok tarik, sambungan juga


dilubangi dan dipen. Bila bentang kuda-kudanya besar, balok tarik disambung
terlebih dahulu dengan sambungan bibir miring berkait, yang diperkuat
dengan balok pengunci dan mur baut. Tebal pen dan lubang pertemuan
antara balok penggantung dengan balok tarik ditentukan 1/3 dari tebal kayu.
Pada sambungan tiang penggantung, tidak dipasang menempel dengan rapat
pada sisi atas dari balok tariknya. Akan tetapi diberi jarak sekitar 1-2 cm
sebagai toleransi, agar balok penggantung tersebut tidak menekan secara
langsung pada balok tariknya. Perkuatan sambungan sudut rangka kuda-kuda

MODUL II - KAYU 5/13


dilakukan dengan diberikan besi strip atau beugel kalung yang dilengkapi
dengan baut mur.

4. Langkah kerja membuat sambungan kaki kuda-kuda dengan tiang


penggantung
a. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan hingga siap pakai (tajam dan tidak
dalam kondisi rusak)
b. Menyiapkan bahan yang diperlukan.
c. Mengetam keempat sisi kayu (muka I, II, III, dan IV) hingga rata, halus,
lurus, dan siku antara muka yang satu dengan lainnya.
d. Memotong kayu menjadi tiga bagian dengan panjang masing-masing
sesuai gambar kerja.
e. Melukis bentuk sambungan kaki kuda-kuda dengan tiang penggantung
sesuai gambar kerja.
f. Memberi tanda dengan jelas (misalnya dengan cara diarsir) bagian-bagian
kayu yang akan dihilangkan.
g. Membuat pen sesuai dengan gambar kerja menggunakan gergaji potong,
gergaji belah, dan pahat tusuk sampai hasilnya baik (rata, siku, dan
tegak lurus mengikuti bentuk lukisan).
h. Membuat lubangnya dengan menggunakan pahat lubang mengikuti garis
kerja dengan kedalaman masing-masing setengah tinggi kayu.
i. Membuat takikan pada kaki kuda-kuda dengan menggunakan gergaji
potong, gergaji belah, dan merapikan dengan pahat tusuk dan pahat
lubang.
j. Mencoba memasang sambungan kaki kuda-kuda dengan tiang
penggantung, dan memperhatikan secara seksama bagian-bagian mana
saja yang masih perlu dibenahi agar bentuk sambungannya rata (tidak
baling) dan rapat.
k. Membenahi kekurangan-kekurangan yang ada sehingga sambungannya
benar-benar rata (tidak baling) dan rapat.
l. Memasang kembali sambungan antara kaki kuda-kuda dengan tiang
penggantung tersebut.
m. Meratakan sambungan menggunakan ketam halus.

MODUL II - KAYU 6/13


PAPAN REUTER 2/20

USUK 5/7 ATAP 30°

NOK 8/12

7 cm 7 cm
5 cm 5 cm

KAKI KUDA2 8/12


STRIP PLAT 50.5
12 cm KAKI KUDA2 8/12 12 cm
ANDER 8/12
8 cm 8 cm

8 cm

12 cm

DETIL A

Gambar 3. Hubungan kaki kuda-kuda dengan tiang penggantung

Gambar 4. Visualisasi 3D bentuk alternatif sambungan kaki kuda-kuda dengan tiang


penggantung

MODUL II - KAYU 7/13


5. Langkah kerja membuat sambungan kaki kuda-kuda dengan balok tarik
a. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan hingga siap pakai (tajam dan tidak
dalam kondisi rusak)
b. Menyiapkan bahan yang diperlukan.
c. Mengetam keempat sisi kayu (muka I, II, III, dan IV) hingga rata, halus,
lurus, dan siku antara muka yang satu dengan lainnya.
d. Memotong kayu sesuai gambar kerja.
e. Melukis bentuk sambungan kaki kuda-kuda dengan balok tarik sesuai
gambar kerja.
f. Memberi tanda dengan jelas (misalnya dengan cara diarsir) bagian-bagian
kayu yang akan dihilangkan.
g. Membuat pen sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan gergaji
potong, gergaji belah, dan pahat tusuk sampai hasilnya baik (rata, siku,
dan tegak lurus mengikuti bentuk lukisan).
h. Membuat lubangnya dengan menggunakan pahat lubang mengikuti garis
kerja dengan kedalaman masing-masing setengah tinggi kayu.

i. Membuat takikan pada kaki kuda-kuda dengan menggunakan gergaji


potong, gergaji belah, dan merapikan memakai pahat tusuk dan pahat
lubang.
j. Mencoba memasang konstruksi sambungan kaki kuda-kuda dengan tiang
penggantung, dan perhatikan secara seksama bagian-bagian mana saja
yang masih perlu dibenahi agar menjadi bentuk sambungan yang rata
(tidak baling) dan rapat.
k. Membenahi kekurangan-kekurangan yang ada hingga sambungannya
benar-benar rata (tidak baling) dan rapat.
l. Memasang kembali sambungan antara kaki kuda-kuda dengan tiang
penggantung tersebut.
m. Meratakan sambungan menggunakan ketam halus.

12 cm

8 cm

30° cm

4 cm
1 cm
12 cm

RONGGA MUAI BEGEL 4X40CM 8 cm


35 cm

Gambar 5. Hubungan kaki kuda-kuda dengan balok tarik

6. Langkah kerja membuat sambungan kaki kuda-kuda dengan sekur


a. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan hingga siap pakai (tajam dan tidak
dalam kondisi rusak)
b. Menyiapkan bahan yang diperlukan.

MODUL II - KAYU 8/13


c. Mengetam keempat sisi kayu (muka I, II, III, dan IV) hingga rata, halus,
lurus, dan siku antara muka yang satu dengan lainnya.
d. Memotong kayu menjadi dua bagian dengan panjang masing-masing
sesuai gambar kerja.
e. Melukis bentuk sambungan kaki kuda-kuda dengan sekur sesuai gambar
kerja.
f. Memberi tanda dengan jelas (misalnya dengan cara diarsir) bagian-bagian
kayu yang akan dihilangkan.
g. Membuat pen sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan gergaji
potong, gergaji belah, dan pahat tusuk sampai hasilnya baik (rata, siku,
dan tegak lurus mengikuti bentuk lukisan).
h. Membuat lubangnya dengan menggunakan pahat lubang mengikuti garis
kerja dengan kedalaman setengah tinggi kayu.
i. Membuat takikan pada kaki kuda-kuda menggunakan gergaji potong,
gergaji belah, dan dirapikan memakai pahat tusuk dan pahat lubang.
j. Mencoba memasang konstruksi sambungan kaki kuda-kuda dengan sekur,
dan perhatikan secara seksama bagian-bagian mana saja yang masih
perlu dibenahi agar menjadi bentuk sambungan yang rata (tidak baling)
dan rapat.
k. Membenahi kekurangan-kekurangan yang ada hingga sambungannya
benar-benar rata (tidak baling) dan rapat.
l. Memasang kembali sambungan antara kaki kuda-kuda dengan sekur
tersebut.
m. Meratakan sambungan menggunakan ketam halus.

USUK 5/7
TUPAI-TUPAI 7 cm
GORDING 8/12
5 cm

12 cm

8 cm

KAKI KUDA2 8/12


SKOR 8/12

12 cm

8 cm

DETIL C

Gambar 6. Hubungan kaki kuda-kuda dengan sekur

7. Langkah kerja membuat sambungan antara balok tarik, tiang penggantung


dengan sekur
a. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan hingga siap pakai (tajam dan tidak
dalam kondisi rusak).
b. Menyiapkan bahan yang diperlukan.
c. Mengetam keempat sisi kayu (muka I, II, III, dan IV) hingga rata, halus,
lurus, dan siku antara muka yang satu dengan lainnya.

MODUL II - KAYU 9/13


d. Memotong kayu menjadi lima bagian dengan panjang masing-masing
sesuai gambar kerja.
e. Melukis bentuk sambungan balok tarik, tiang penggantung dengan sekur
sesuai gambar kerja.
f. Memberi tanda dengan jelas (misalnya dengan cara diarsir) bagian-bagian
kayu yang akan dihilangkan.
g. Membuat pen pada tiang penggantung dan sekur sesuai gambar kerja
dengan menggunakan gergaji potong, gergaji belah, dan pahat tusuk
sampai hasilnya baik (rata, siku, dan tegak lurus mengikuti bentuk
lukisan).
h. Membuat lubang pada balok pengunci dan tiang penggantung
menggunakan pahat lubang mengikuti garis kerja dengan kedalaman
masing-masing setengah tinggi kayu.
i. Membuat takikan pada sekur dengan menggunakan gergaji potong, gergaji
belah, dan merapikan memakai pahat tusuk dan pahat lubang.
j. Mencoba memasang konstruksi sambungan balok tarik, tiang
penggantung dengan sekur, dan perhatikan secara seksama bagian-
bagian mana saja yang masih perlu dibenahi agar menjadi bentuk
sambungan yang rata (tidak baling) dan rapat.
k. Membenahi kekurangan-kekurangan yang ada hingga sambungannya
benar-benar rata (tidak baling) dan rapat.
l. Memasang kembali sambungan antara balok tarik, tiang penggantung
dengan sekur tersebut.
m. Meratakan sambungan menggunakan ketam halus.

12.0 cm

8.0 cm
ANDER 8/12
BEUGEL
STRIPPLAT 5/50

12.0 cm 12.0 cm

8.0 cm
8.0 cm

BALOK SKOR 8/12

BALOK SKOR 8/12 BALOK KUNCI 100X8/12


MURBAUT Ø12
BALOK TARIK 8/12 10.0 cm

12.0 cm

10.0 cm

3h 8.0 cm

25.0 cm 25.0 cm 25.0 cm 25.0 cm

DETIL D

Gambar 7. Sambungan antara balok tarik, tiang penggantung dengan sekur

MODUL II - KAYU 10/13


Catatan: Jika balok panjang balok tarik yang tersedia dapat memenuhi bentang
yang direncanakan, maka tidak perlu dilakukan penyambungan balok tarik.

Gambar 8. Visualisasi 3D sambungan antara balok tarik (utuh/ tanpa sambungan


bibir miring berkait), dengan tiang penggantung dan skoor

8. Ketentuan pemasangan alat sambung


Salah satu kerusakan yang dominan terjadi pada struktur rangka atap, akibat
bencana gempa bumi, adalah rusaknya bagian sambungan kuda-kuda. Hal ini
disebabkan karena penggunaan alat sambung yang kurang baik dan
pemasangannya yang tidak memperhatikan ketentuan jarak minimum.
a. Baut
Baut yang digunakan sebagai alat sambung kayu, minimal harus
berdiameter 10 mm. Selanjutnya, penempatan baut-baut harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1) Arah gaya sejajar dengan arah serat kayu:
a) antara sumbu baut dan ujung kayu (kayu muka) yang dibebani jarak
minimumnya adalah nilai terbesar dari 7 kali diameter dan 10 cm.
b) Jarak antara sumbu baut dan ujung kayu (kayu muka) yang tidak
dibebani minimum 3,5 kali diameter.
c) Jarak antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah gaya
adalah 6 kali diameter
d) Jarak antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah tegak
lurus gaya minimum 3 kali diameter.
e) Jarak minimum antara sumbu baut dengan tepi kayu adalah 2 kali
diameter

2) Arah gaya tegak lurus arah serat kayu:


a) Jarak minimum antara sumbu baut dengan tepi kayu yang dibebani
adalah 5 kali diameter

MODUL II - KAYU 11/13


b) Jarak minimum antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah
gaya adalah 5 kali diameter
c) Jarak minimum antara sumbu baut dan tepi kayu yang tidak
dibebani adalah 2 kali diameter
d) Jarak minimum antara sumbu baut dalam arah tegak lurus gaya
adalah 3 kali diameter

3) Arah kayu membentuk sudut α (0o < α < 90o) dengan arah serat kayu:
a) Jarak minimum antara sumbu baut dan tepi kayu yang dibebani
dalam arah gaya, ditentukan dengan menginterpolasi lurus di antara
harga 5 kali diameter dan 6 kali diameter, tetapi harus juga dipenuhi
jarak minimum antara sumbu baut dan tepi kayu yang dibebani
sebesar 2 kali diameter
b) antara sumbu baut dan sumbu baut dalam arah gaya ditentukan
dengan interpolasi lurus diantara harga 5 kali diameter dan 6 kali
diameter
c) antara sumbu baut dan tepi kayu yang tidak dibebani minimum 2
kali diameter
d) antara baris baut dan baris baut dalam arah gaya minimum 3 kali
diameter

b. Paku
Untuk sambungan dengan paku, paling sedikit harus digunakan 4 batang
paku pada setiap titik penyambungan. Ujung paku yang keluar dari
sambungan sebaiknya dibengkokkan tegak lurus arah serat, sehingga
tidak merusakkan kayu.
Jarak paku minimum haus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Dalam arah gaya.
a) 12 kali diameter, untuk tepi kayu yang dibebani
b) 5 kali diameter untuk tepi kavu yang tidak dibebani.
c) l0 kali diameter jarak antara paku dalarn satu barisan

2) Dalam arah tegak lurus arah gaya.


a) 5 kali diameter untuk jarak sampai tepi kayu
b) 5 kali diameter untuk jarak barisan paku.

MODUL II - KAYU 12/13


7d dan ≤ 10cm untuk tarik
dan 3,5 d untuk tekan
5d 5d

2d
1d
3d
2d

2d
5d
5d
5d
5d
2d
7d
3d 3d

5d 2d 5d 2d
cm
10

7d 2d 2d

3d 3d

Gambar 9. Ketentuan jarak pemasangan baut

12d
ni
ba
be

10d
di
ng
ya
u

10d
ay
ik
p
te
uk

10d
t
un
d
12

5d

12d
5d 5d 5d 5d

Gambar 10. Ketentuan jarak pemasangan paku

MODUL II - KAYU 13/13

Anda mungkin juga menyukai