Disusun Oleh :
Kelompok 2/BP1
COD 300 3
TSS 100 1
pH 6-9 6-9
Keterangan :
1. *Kecuali untuk pH
2. Satuan kuantitas air limbah adalah m3 per ton bahan baku
3. Satuan beban adalah kg per ton bahan baku
Prinsip
Daya hantar listrik diukur dengan elektroda konduktimeter dengan menggunakan
larutan kalium klorida, KCl sebagai larutan baku pada suhu 25◦C.
Bahan
1. Air suling dengan DHL < 1 µmhos/cm.
2. Larutan baku kalium klorida, KCl 0,01 M.
3. Larutkan 0,7456 g kalium klorida, KCl anhidrat yang sudah dikeringkan pada suhu
110̊C selama 2 jam dengan air suling dan encerkan sampai volume 1000 mL.
Larutan ini pada suhu 25̊C mempunyai daya hantar listrik 1413 µmhos/cm.
4. Larutan baku kalium klorida, KCl 0,1 M.
5. Larutkan 7,4560 g kalium klorida, KCl anhidrat yang sudah dikeringkan pada suhu
110̊C selama 2 jam dengan air suling dan encerkan sampai volume 1000 mL.
Larutan ini pada suhu 25̊C mempunyai daya hantar listrik 12900 µmhos/cm.
6. Larutan baku kalium klorida, KCl 0,5 M.
7. Larutkan 37,2800 g kalium klorida, KCl anhidrat yang sudah dikeringkan pada suhu
110oC selama 2 jam dengan air suling dan encerkan sampai volume 1000 mL.
Larutan ini pada suhu 25̊C mempunyai daya hantar listrik 58460 µmhos/cm.
Peralatan
a. 1 timbangan analitik;
b. 1 konduktimeter;
c. 3 labu ukur 1000 ml;
d. 1 termometer; dan
e. 3 gelas piala 100 ml .
Wadah Penyimpanan : Untuk wadah penyimpanan analisis DHL ini digunakan gelas yang
dicuci dengan pelarut organik.
Minimum jumlah sampel yang dibutuhkan : 1000 ml
Pengawetan : segera dianalisa
Lama penyimpanan maksimum : 0,25 jam
Kalibrasi Alat :
CATATAN 1 Apabila DHL contoh uji lebih besar dari 1413 µmhos/cm, lakukan tahapan pada
3.4 dengan menggunakan larutan baku KCl 0,1 M (DHL = 12900 µmhos/cm) atau KCl 0,5 M
(DHL = 58460 µmhos/cm)
Prosdur :
Bilas elektroda dengan contoh uji
sebanyak 3 kali.
Perhitungan
Kode Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
Rata-Rata
sampel (mhos/cm) (mhos/cm) (mhos/cm)
07210 237.50 239.33 240.11 238,97
07211 501.76 505.79 503.26 501,60
07212 627.26 602.71 609.12 613,03
Rata-Rata 451.20
RSD 192.06
%RSD 42.57
RSDH 2.25
%RSD > RSDH maka data dapat diterima
Prinsip
Intensitas cahaya contoh uji yang di serap dan dibiaskan, dibandingkan terhadap intensitas
cahaya suspensi baku.
Bahan
1. air suling yang mempunyai daya hantar listrik kurang dari 2 S/cm;
2. Larutan I
Larutkan 1,00 g hidrazin sulfat ((NH2)2.H2SO4) dengan air suling dan
encerkan menjadi 100 mL dalam labu ukur.
3. Larutan II
Larutkan 10,00 g heksa metilen tetramine ((CH2)6N4) dengan air suling dan
encerkan menjadi 100 mL dalam labu ukur.
4. suspensi induk kekeruhan 4000 NTU
Campurkan 5,0 mL larutan I dan 5,0 mL larutan II ke dalam labu ukur 100 mL.
Diamkan selama 24 jam pada suhu 25 oC ± 3oC.
5. suspensi baku kekeruhan 40 NTU
Encerkan 10 mL suspensi induk kekeruhan 4000 UKN menjadi 1000 mL dengan
air suling.
Peralatan
a. nefelometer;
b. gelas piala;
c. botol semprot;
d. pipet volume 5 mL dan 10 mL;
e. neraca analitik; dan
f. labu ukur 100 mL dan 1000 mL.
Prosedur :
1. Kalibrasi Nefelometer
Perhitungan
Kode sampel Pengenceran Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
(NTU) (NTU) (NTU)
07210 10 x 35 33 32
07211 50x 10 13 12
07212 10 x 66 69 59
3. Cara Uji Kadar Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solids,TDS) secara
Gravimetri [SNI 6989.27:2019]
Prinsip
Contoh uji yang telah homogen disaring dengan media penyaring yang telah ditimbang.
Residu yang tertahan pada media penyaring dikeringkan pada kisaran suhu 103 °C sampai
dengan 105 °C hingga mencapai berat tetap. Kenaikan berat saringan mewakili Padatan
Tersuspensi Total (TSS).
Bahan
1. Media penyaring microglass-fiber filter dengan ukuran porositas 0,7 µm sampai
dengan 1,5 µm
2. air bebas mineral.
Peralatan
Wadah Penyimpanan : Untuk wadah penyimpanan analisis padatan terlarut total ini
digunakan gelas yang dicuci dengan pelarut organik.
Minimum jumlah sampel yang dibutuhkan : -
Pengawetan : Segera Dianalisa
Lama penyimpanan maksimum : -
Prosedur :
1. Persiapan Kertas Saring
Uapkan hasil saringan yang ada dalam cawan sehingga kering pada penangas air
Masukkan cawan yang berisi padatan terlarut yang sudah kering ke dalam
oven pada suhu 180̊±2̊C selama kurang dari 1 jam
Pindahkan cawan dari oven dengan penjepit dan dinginkan dalam desikator
Prinsip
Dalam suasana asam, amonium molibdat dan kalium antimonil tartrat bereaksi dengan
ortofosfat membentuk senyawa asam fosfomolibdat kemudian direduksi oleh asam
askorbat menjadi kompleks biru molibden.
Bahan
1. Larutan asam sulfat (H2SO4) 5N
Masukkan dengan hati-hati 70 mL asam sulfat pekat ke dalam gelas piala yang
berisi 300 mL air suling dan diletakkan pada penangas es. Encerkan larutan dengan
air suling sampai 500 mL dan dihomogenkan.
2. Larutan kalium antimonil tartrat (K(SbO)C4H4O6.½ H2O)
3. Larutkan 1,3715 g kalium antimonil tartrat dengan 400 mL air suling dalam labu ukur
500 mL. Kemudian tambahkan air suling hingga tepat tanda tera dan dihomogenkan.
4. Larutan amonium molibdat ((NH4)6Mo7O24.4H2O)
5. Larutkan 20 g ammonium molibdat dalam 500 mL air suling dan dihomogenkan.
6. Larutan asam askorbat, C6H8O6 0,1 M
7. Larutkan 1,76 g asam askorbat dalam 100 mL air suling.
8. CATATAN Larutan ini stabil selama 1 minggu pada suhu 4°C
9. Larutan campuran
10. Campurkan secara berturut-turut 50 mL H2SO4 5N, 5 mL larutan kalium antimonil
tartrat, 15 mL larutan ammonium molibdat dan 30 mL larutan asam askorbat.
11. CATATAN 1 Bila terbentuk warna biru, larutan campuran tidak dapat digunakan.
12. CATATAN 2 Jika terjadi kekeruhan pada larutan campuran, kocok dan biarkan
beberapa menit sampai hilang kekeruhannya sebelum digunakan.
13. CATATAN 3 Larutan campuran ini stabil selama 4 jam.
Peralatan
a. spektrofotometer (1);
b. timbangan analitik (1);
c. erlenmeyer 125 mL (1);
d. labu ukur 100 mL; 250 mL dan 1000 mL (1);
e. gelas ukur 25 mL dan 50 mL (1);
f. pipet ukur 10 mL (1);
g. pipet volumetrik 2 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL dan 25 mL (1);
h. gelas piala 1000 mL (1);
i. pipet tetes (1).
Wadah Penyimpanan : Untuk wadah penyimpanan analisis padatan terlarut total ini
digunakan gelas yang dicuci dengan pelarut organik.
Minimum jumlah sampel yang dibutuhkan : -
Pengawetan : Segera Dianalisa
Lama penyimpanan maksimum : -
Persiapan Pengujian :
1. Pembuatan Larutan Induk Fosfat 500 mg P/L
Prosedur
Prinsip
Bahan
Larutan Penyangga
Larutan penyangga 4, 7 dan 10 yang siap pakai dan tersedia dipasaran, atau dapat juga
dibuat dengan cara sebagai berikut:
1. Larutan penyangga, pH 4,004 (25oC).
Timbangkan 10,12 g kalium hidrogen ptalat, KHC 8H4O4, larutkan dalam 1000 mL
air suling.
2. Larutan penyangga, pH 6,863 (25oC).
Timbangkan 3,387 g kalium dihidrogen fosfat, KH2PO4 dan 3,533 g
dinatrium hidrogen fosfat, Na2HPO4, larutkan dalam 1000 mL air suling.
3. Larutan penyangga, pH 10,014 (25oC).
Timbangkan 2,092 g natrium hidrogen karbonat, NaHCO3 dan 2,640 g
natrium karbonat, Na2CO3, larutkan dalam 1000 mL air suling
Peralatan
a. pH meter dengan perlengkapannya (1);
b. pengaduk gelas atau magnetik (1);
c. gelas piala 250 mL (1);
d. kertas tissue (secukupnya);
e. timbangan analitik (1); dan
f. termometer (1).
Minimum jumlah sampel yang dibutuhkan : yang diperlukan untuk analisa pH adalah 0
mL, karena dengan jumlah berapapun pH dapat dianalisis.
Pengawetan : segera dianalisa
Lama penyimpanan maksimum : yang dianjurkan adalah 2 jam sehingga tidak ada
pengawetan dengan cara khusus.
Perhitungan
Kode Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
Rata-Rata
sampel
07210 7.0 6.9 6.8 6,90
07211 5.9 5.8 6.0 5,90
07212 5.5 5.4 5.4 5,43
Rata-Rata 6.08
RSD 0.75
%RSD 12.35
RSDH 4.31
%RSD > RSDH maka data dapat diterima
6. Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri
[SNI 06-6989.12-2004]
Prinsip
Garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA) akan bereaksi dengan kation logam
tertentu membentuk senyawa kompleks kelat yang larut. Pada pH 10,0 + 0,1, ion-ion
kalsium dan magnesium dalam contoh uji akan bereaksi dengan indikator Eriochrome
Black T (EBT), dan membentuk larutan berwarna merah keunguan. Jika Na2EDTA
ditambahkan sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan magnesium akan membentuk
senyawa kompleks, molekul indikator terlepas kembali, dan pada titik akhir titrasi larutan
akan berubah warna dari merah keunguan menjadi biru. Dari cara ini akan didapat
kesadahan total (Ca + Mg).
Kalsium dapat ditentukan secara langsung dengan EDTA bila pH contoh uji dibuat
cukup tinggi (12-13), sehingga magnesium akan mengendap sebagai magnesium
hidroksida dan pada titik akhir titrasi indikator Eriochrome Black T (EBT) hanya akan
bereaksi dengan kalsium saja membentuk larutan berwarna biru. Dari cara ini akan didapat
kadar kalsium dalam air (Ca).
Dari kedua cara tersebut dapat dihitung kadar magnesium dengan cara mengurangkan
hasil kesadahan total dengan kadar kalsium yang diperoleh, yang dihitung sebagai CaCO3.
Bahan
1. Indikator mureksid
a. Timbang 200 mg mureksid dan 100 g kristal natrium klorida (NaCl), kemudian
dicampur.
b. Gerus campuran tersebut hingga mempunyai ukuran 40 mesh sampai dengan 50
mesh.
c. Simpan dalam botol yang tertutup rapat.
2. Cara II
a. Larutkan 1,179 g Na2EDTA dihidrat dan 780 mg magnesium sulfat penta
hidrat (MgSO4.7H2O) atau 644 mg magnesium klorida heksa
hidrat(MgCl2.6H2O) dalam 50 mL air suling.
b. Tambahkan larutan tersebut ke dalam 16,9 g NH4Cl dan 143 mL NH4OH
pekat, sambil dilakukan pengadukan.
c. Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250,0 mL.
CATATAN 1 Simpan larutan penyangga pH 10 + 0,1 pada nomer 4.5.3.1. atau 4.5.3.2. tersebut
pada wadah plastik atau gelas borosilikat.
CATATAN 2 Botol penyimpan larutan ditutup rapat untuk mencegah kehilangan ammonia
(NH3) atau penyerapan karbon dioksida (CO2) dari udara.
CATATAN 3 Waktu penyimpanan tidak boleh lebih 1 bulan.
CATATAN 4 Buang larutan penyangga jika 1 mL sampai dengan 2 mL larutan tersebut
ditambahkan ke dalam larutan contoh uji tidak menghasilkan pH 10,0 + 0,1 pada titik akhir titrasi.
5. Bahan pengomplek
Untuk contoh uji air yang mengandung ion-ion pengganggu memerlukan bahan
pengkompleks untuk menghasilkan perubahan warna yang jelas dan tajam pada titik akhir
titrasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari bahan
pengomplek pada nomor 3.2.e.1), 3.2.e.2) atau 3.2.e.3), seperti di bawah ini.
1. Inhibitor I
a. Atur keasaman contoh uji menjadi pH 6 atau lebih tinggi, dengan menggunakan
larutan penyangga atau NaOH 0,1 N.
b. Tambahkan 250 mg serbuk natrium sianida (NaCN).
c. Tambahkan larutan penyangga secukupnya sampai pH nya 10,0 + 0,1.
2. Inhibitor II
a. Larutkan 1,179 g Na2EDTA dihidrat dan 780 mg magnesium sulfat penta hidrat
(MgSO4.7H2O) atau 644 mg magnesium klorida heksa hidrat(MgCl2.6H2O)
dalam 50 mL air suling.
b. Tambahkan larutan tersebut ke dalam 16,9 g NH4Cl dan 143 mL NH4OH pekat,
sambil dilakukan pengadukan.
c. Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250,0 mL.
CATATAN 1 Simpan larutan penyangga pH 10 + 0,1 pada nomer 4.5.3.1. atau 4.5.3.2. tersebut
pada wadah plastik atau gelas borosilikat.
CATATAN 2 Botol penyimpan larutan ditutup rapat untuk mencegah kehilangan ammonia
(NH3) atau penyerapan karbon dioksida (CO2) dari udara.
CATATAN 3 Waktu penyimpanan tidak boleh lebih 1 bulan.
CATATAN 4 Buang larutan penyangga jika 1 mL sampai dengan 2 mL larutan tersebut
ditambahkan ke dalam larutan contoh uji tidak menghasilkan pH 10,0 + 0,1 pada titik akhir titrasi.
CATATAN 1 Gunakan bahan pengkompleks ini untuk menghindari penggunaan inhibitor yang
berbau atau toksik, apabila terdapat senyawa pengganggu dengan kadar yang dapat mempengaruhi
titik akhir titrasi, tetapi tidak akan menambah secara nyata terhadap nilai kesadahan.
CATATAN 2 Sediaan gabungan larutan penyangga dan bahan pengkompleks tersedia dipasaran.
CATATAN 3 Campuran semacam itu akan menjaga pH 10,0 + 0,1 selama titrasi contoh uji dan
menunjukkan titik akhir titrasi yang jelas dan tajam.
7. Larutan baku dinatrium etilen diamin tetra asetat dihidrat (Na2EDTA 2H2O =
C10H14N2 Na2O8.2H2O) 0,01 M
a. Larutkan 3,723 g Na2EDTA dihidrat dengan air suling di dalam labu ukur 1000 mL,
tepatkan sampai tanda tera.
Peralatan
a. buret 50 mL atau alat titrasi lain dengan skala yang jelas;
b. labu Erlenmeyer 250 dan 500 mL;
c. labu ukur 250 dan 1000 mL;
d. gelas ukur 100 mL;
e. pipet volume 10 dan 50 mL;
f. pipet ukur 10 mL;
g. gelas piala 50, 250, dan 1000 mL;
h. sendok sungu;
i. alat pengukur pH;
j. pengaduk gelas;
k. pemanas listrik;
l. timbangan analitik;
m. gelas arloji;
n. mortir dan stamfer;
o. botol semprot;
p. botol borosilikat tutup asah;
q. botol borosilikat tutup karet.
Wadah penyimpanan : Didinginkan pada suhu 4°C ± 2°C plastik (polietilen atau sejenisnya)
dan plastik dicuci dengan 1 + 1 HNO3 dan gelas dicuci dengan 1 + 1 HNO3
Minimum jumlah sampel yang dibutuhkan : -
Pengawetan : dinginkan
Lama penyimpanan maksimum : 28 hari
Prosdur :
1. Kesadahan total
Ambil 25 mL contoh uji secara duplo,
masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250
mL, encerkan dengan air suling sampai
volume 50 mL.
Apabila larutan 𝑁𝑎2 𝐸𝐷𝑇𝐴 yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 mL,
encerkan contoh uji dengan air suling dan ulangi langkah
Jika spike matrix digunakan sebagai kontrol mutu, maka lakukan dengan
cara sebagai berikut :
Ambil 15 mL contoh uji ditambah 10 mL larutan standar kalsium
karbonat 0,01 M dan encerkan dengan air suling hingga volumenya 50
mL, masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL.
CATATAN 1 Proses titrasi dilakukan dalam waktu 5 menit setelah penambahan larutan
penyangga pH =10 + 0,1.
CATATAN 2 Tidak terjadinya perubahan warna pada titik akhir titrasi yang jelas biasanya harus
ditambahkan inhibitor, atau mungkin indikator telah mengalami kerusakan.
CATATAN 3 Untuk contoh uji dengan kadar kesadahan lebih kecil dari 5 mg/L, gunakan
volume contoh uji yang lebih besar (100 mL sampai dengan 1000 mL). Gunakan larutan
penyangga, indikator dan inhibitor yang proporsional. Lakukan pengujian blanko dengan volume
2. Kalsium
Apabila larutan 𝑁𝑎2 𝐸𝐷𝑇𝐴 yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15
mL, encerkan contoh uji dengan air suling dan ulangi langkah 1 s/d 6