Anda di halaman 1dari 18

Tugas Individu/MID Semester : KeperawatanMaternitas

Dosen Pembimbing : Minarni, S.SIT, SKM, M.Kes

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


POST PARTUM

DISUSUN OLEH:

Nama : Arifkah
NIM : 218007
Kelas : Akper IIA

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA
KESDAM XIV HASANUDDIN
MAKASSAR 2019/2020
KASUS
Seorang perempuan umur 35 tahun post partum dengan keluhan nyeri
dan tidak nyaman pada perineum akibat adanya luka ruptur/robek.
Keluhan yang menyertai yaitu ASI belum lancar keluar dan sudah 2 hari
belum BAB.

SOAL
1. Tentukan diagnosanya
2. Buat klasifikasi datanya
3. Buat intervensinya
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


Klien mengatakan nyeri dan tidak 1. Wajah klien tampak meringis
nyaman pada perineum akibat saat nyeri dirasakan, dengan
adanya luka ruptur/robek dan ASI kala nyeri 4
belum lancar keluar serta sudah 2 2. Perineum tampak bengkak,
hari belum BAB. merah, dan nyeri tekan
3. Terdapat hecting atau jahitan
4. Mamae tampak membesar,
ada nyeri tekan
5. Saat puting susu di pencet
tampak keluar asi sedikit
6. Puting susu tampak menonjol
7. Perut tampak membesar,
pekak, kembung, peristaltik
usus 4x/menit
8. Tampak tinggi pundus uteri 1
jari di bawa pusat
9. Tampak Kontraksi uterus baik
teraba keras bundar
10. Tampak pengeluaran lohea
dari vagina, saat kencing rasa
perih
11. Pola tidur pasien tampak
berubah

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Trauma perineum Ketidaknyamanan
Klien mengatakan nyeri dan selama persalinan pasca partum
tidak nyaman pada perineum dan kelahiran
akibat adanya luka
ruptur/robek
DO :
1. Klien tampak meringis
saat nyeri dirasakan,
skala nyeri 4
2. Terdapat kontraksi uterus
baik teraba keras bundar
3. Terdapat hecting
4. Mammae Klien tampak
membesar, terdapat
nyeri tekan

DO : Payudara bengkak Menyusui tidak


Klien mengatakan ASI belum efektif
lancar keluar
DS :
1. Bayi tampak menyusu
hanya pada bagian
putting saja
2. Saat puting susu di
pencet tampak keluar asi
sedikit
3. Putting susu ibu tampak
masuk kedalam
4. Mammae Klien tampak
membesar, terdapat
nyeri tekan

DS : Kelemahan otot Konstipasi


Klien mengatakan sudah 2 abdomen
hari belum BAB.
DO :
1. Perut tampak membesar,
pekak, kembung,
2. Peristaltik usus 4x/menit
3. Tampak tinggi pundus
uteri 1 jari di bawa pusat

Efek prosedur invasif Resiko Infeksi


1. Perineum tampak
bengkak, merah, dan
nyeri tekan
2. Terdapat hecting atau
jahitan
3. Tampak pengeluaran
lohea dari vagina, saat
kencing rasa perih
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL


KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
1 Ketidaknyamanan pasca
partum berhubungan
dengan Trauma perineum
selama persalinan dan
kelahiran

2 Menyusui tidak efektif


berhubungan dengan
payudara bengkak

3 Konstipasi berhubungan
dengan kelemahan otot
abdomen

4 Resiko infeksi
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN
1 Ketidaknyamanan Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,
pasca partum intervensi 3x24 karakteristik,
berhubungan dengan jam dengan kriteria durasi, frekuensi,
Trauma perineum hasil : kualitas dan
selama persalinan dan 1. Keluhan nyeri intensitas nyeri
kelahiran dan tidak 2. Identifikasi skala
nyaman pada nyeri
perineum 3. Identifikasi
akibat adanya respon nyeri non
luka verbal
ruptur/robek, 4. Identifikasi faktor
menurun yang
2. Keluhan memperberat dan
meringis saat memperingan
nyeri nyeri
dirasakan 5. Kontrol
degan skala lingkungan
nyeri 4, memperberat
menurun rasa nyeri (mis,
5. kontraksi suhu ruangan,
uterus pencahayaan,
membaik kebisingan)
6. Nyeri pada 6. Berikan teknik
mammae nonfarmakologis
menurun untuk
mengurangi rasa
nyeri (mis,
hypnosis,
akupresur, terapi
music, terapi
pijat, kompres
hangat/dingin)
7. Jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
8. Kolaborasi
pemberian
Cetorolac 1 ml
3x8/24 jam/IV

2 Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan 1. Identifikasi tujuan


berhubungan dengan intervensi 3x24 atau keinginan
payudara bengkak jam dengan kriteria menyusui
hasil : 2. Diskusikan
1. Keluaran ASI masalah selama
membaik menyusui (mis.
2. Putting susu nyeri, bengkak
ibu membaik pada payudara,
3. Mammae lecet pada putting
Klien tampak dan mencari
membaik solusinya)
3. Dukung ibu
meningkatkan
kepercayaan diri
dalam menyusui
4. Ajarkan 4 (empat)
posisi menyusui
dan perlekatan
(lacth on) dengan
benar
5. Ajarkan
perawatan
payudara
antepartum
dengan
mengkompres
dengan kapas
yang telah
diberikan minyak
kelapa
6. Ajarkan
perawatan
payudara
postpartum (mis.
memerah ASI,
pijat payudara,
pijat oksitosin)

3 Konstipasi berhubungan Setelah dilakukan 1. Periksa tanda


dengan kelemahan otot intervensi 3x24 dan gejala
abdomen jam dengan kriteria konstipasi
hasil : 2. Periksa
1. Frekuensi BAB pergerakan usus,
membaik karakteristik
2. Perut mem- feses
besar, pekak, (konsistensi,
dan kembung, bentuk, volume,
sudah membaik dan warna)
3. Peristaltik usus 3. Identifikasi faktor
membaik resiko konstipasi
(mis. Obat-
obatan, tirah
baring, dan diet
rendah serat)
4. Anjurkan diet
tinggi serat
5. Anjurkan
peningkatan
asupan cairan ,
jika tidak ada
kontraindikasi
6. Kolaborasi
pemberian obat
dulcolax 5 mg
1x/24 jam/
suppositoria

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda


intervensi 3x24 dan gejala infeksi
jam dengan kriteria local dan
hasil : sistematik
1. Perineum 2. Pertahankan
tampak teknik aseptic
membaik pada pasien
2. Sudah tidak berisiko tinggi
ada 3. Cuci tangan
pengeluaran sebelum dan
lohea dari sesudah kontak
vagina, saat dengan pasien
kencing sudah dan lingkungan
tidak perih 4. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
5. Jelaskan tanda
dan gejala infeksi
6. Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka atau
luka operasi
7. Kolaborasi
pemberian obat
Ceptriaxone 1
gram 3x/24
jam/IV
TUGAS II
1. Pengertian nifas
Jawab : Nifas dari segi bahasa berasal dari kata ”nafisa” yang berarti
melahirkan, nifas adalah darah yang keluar dari rahim yang
disebabkan melahirkan atau setelah melahirkan, Masa nifas
(puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam
waktu 3 bulan (Anggraini, Y, 2010). Masa Nifas atau
Puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai
6 minggu atau 42 hari. Asuhan selama periode nifas perlu
mendapat perhatian karena sekitar 60% angka kematian ibu
terjadi pada periode ini

2. Kala 1-4, lochea


Jawab :
a. Kala I (Pembukaan)
Menurut Rohani dkk (2011) inpartu ditandai dengan keluarnya
lendir bercampur darah karena serviks mulai membuka dan
mendatar. Darah berasal dari pembuluh darah kapiler sekitar
kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran ketika serviks
mendatar dan membuka. Kala I adalah kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap).
Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana
serviks membuka sampai 3 cm dan aktif (7 jam) dimana serviks
membuka antara 3-10 cm.
b. Kala II Persalinan
Menurut Rohani dkk (2011, hlm. 150) asuhan kala II
persalinan merupakan kelanjutan tanggung jawab bidan pada
waktu pelaksanaan asuhan kala I persalinan, yaitu sebagai
berikut:
1) Evaluasi kontinu kesejahteraan ibu;
2) Evaluasi kontinu kesejahteraan janin;
3) Evaluasi kontinu kemajuan persalinan;
4) Perawatan tubuh wanita;
5) Asuhan pendukung wanita dan orang terdekatnya beserta
keluarga;
6) Persiapan persalinan;
7) Penatalaksanaan kelahiran;
8) Pembuatan keputusan untuk penatalaksanaan kala II
persalinan.
c. Kala III (Pengeluaran Plasenta)
Partus kala III disebut pula kala uri. Kala III ini, seperti
dijelaskan tidak kalah pentingnya dengan kala I dan II. Kelainan
dalam memimpin kala III dapat mengakibatkan kematian karena
perdarahan. Kala uri dimulai sejak dimulai sejak bayi lahir lengkap
sampai plasenta lahir lengkap.
d. Kala IV Persalinan
Menurut Rohani dkk (2011, hlm. 234) secara umum asuhan
kala IV persalinan adalah:
1) Pemeriksaan fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 30 menit jam ke 2. Jika kontraksi uterus tidak kuat,
masase uterus sampai menjadi keras.
2) Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan
tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2.
3) Anjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi.
4) Bersihkan perineum dan kenakan pakaian yang bersih dan
kering.
5) Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan
bayinya, bantu ibu posisi yang nyaman.
6) Biarkan bayi didekat ibu untuk meningkatkan hubungan ibu
dan bayi.
7) Bayi sangat bersiap segera setelah melahirkan. Hal ini sangat
tepat untuk memberikan ASI
8) Pastikan ibu sudah buang air kecil tiga jam pascapersalinan.
9) Anjurkan ibu dan keluarga mengenal bagaimana memeriksa
fundus dan menimbulkan kontraksi serta tanda-tanda bahaya
ibu dan bayi

3. Apa yang dimaksud post partum?


Jawab : Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan
adalah keluarnya darah dari jalan lahir segera setelah
melahirkan. Perdarahan setelah melahirkan dengan jumlah
wajar merupakan hal yang normal terjadi, hal ini disebut
lochia.
Kondisi ini terjadi ketika kehilangan darah yang sangat
banyak hingga lebih dari 500cc dalam 24 jam setelah
melahirkan merupakan suatu kondisi yang abnormal.

4. Apa yg dimaksud dengan inspeksi nifas


Jawab : Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan
oleh kuman yang masuk ke dalam organ genital pada saat
persalinan dan masa nifas. Infeksi nifas adalah infeksi
bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah
melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38
derajat Celsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam
pertama

5. Apa itu :
a. Endometritis
b. Peritonitis
c. Mastitis
d. Atonia uteri
e. Retensio plasenta
f. Inversio uteri
g. Robekan jalan lahir
h. Dan tertinggalnya sebagian sisa plasenta dlm uterus.
i. Dll.
Jawab :
a. Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada
endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding
rahim, yang terjadi akibat infeksi. Terdapat berbagai tipe
endometritis, yaitu endometritis post partum (radang dinding
rahim sesudah melahirkan), endometritis sinsitial (peradangan
dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel sintitial dan
trofoblas yang banyak), serta endometritis tuberkulosa
(peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba
fallopi, biasanya akibat Mycobacterium tuberculosis.
b. Peritonitis adalah peradangan pada lapisan tipis dinding
dalam perut (peritoneum), yang berfungsi melindungi organ di
dalam rongga perut. Peradangan ini umumnya disebabkan
oleh infeksi bakteri atau jamur. Jika tidak ditangani, peritonitis
dapat menyebabkan infeksi menyebar ke seluruh tubuh dan
membahayakan nyawa.
c. Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara. Mastitis
merupakan kondisi yang sering terjadi pada ibu menyusui, dan
bisa mengganggu proses pemberian nutrisi kepada bayi.
Mastitis biasanya menyerang ibu menyusui pada trimester
awal, tapi bisa juga terjadi saat proses menyusui sudah
berjalan lama.
d. Atonia uteri adalah kondisi pada wanita di mana rahim gagal
berkontraksi setelah persalinan bayi. Kondisi ini dapat
mengakibatkan pendarahan pascapersalinan yang dapat
membahayakan nyawa.
e. Retensio plasenta adalah kondisi saat ari-ari tidak bisa keluar
secara alami, setelah bayi lahir. Hal ini bisa menimbulkan
komplikasi yang berbahaya bagi ibu pasca
melahirkan. Retensio plasenta adalah kondisi di mana ari-ari
tertinggal di rahim.
f. Inversio uterus merupakan komplikasi persalinan yang sangat
serius berupa kondisi kolaps fundus yang mencapai kavitas
endometrium.
g. Ruptur perineum atau robekan jalan lahir wajar terjadi ketika
proses persalinan berlangsung. Perineum adalah area antara
pembukaan vagina dan anus. Namun ruptur perineum ini bisa
terjadi dengan tingkatan berbeda, bahkan bisa saja hanya
terjadi di dalam vagina saja.
h. Bila plasenta masih tertinggal di dalam rahim, gejala lain akan
muncul sehari setelah persalinan, yaitu berupa: Perdarahan
hebat. Nyeri yang berlangsung lama.
i. Tromboflebitis adalah peradangan pada pembuluh darah balik
(vena), yang memicu terbentuknya gumpalan darah pada satu
vena atau lebih. Umumnya tromboflebitis terjadi pada vena di
tungkai. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan kondisi
ini menyerang vena pada lengan. Tromboflebitis bisa terjadi
pada vena di bawah permukaan kulit, maupun di bagian yang
lebih dalam. Tromboflebitis yang terjadi di bawah permukaan
kulit disebut superficial thrombophlebitis, sedangkan
tromboflebitis yang terjadi pada vena di bagian yang lebih
dalam disebut trombosis vena dalam atau deep vein
thrombosis (DVT).
j. Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai
dengan rasa gatal di vagina dan keputihan. Keputihan yang
dialami penderita vaginitis ini berbau tidak sedap. 
k. Servisitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada daerah
serviks. Masalah pada daerah serviks ini juga bisa menjadi
bentuk lajutan dari komplikasi vaginitis. Keadaan ini paling
sering terjadi akibat infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual
l. Pendarahan postpartum (PPH) primer adalah kondisi ketika
perdarahan postpartum membuat Anda kehilangan lebih dari
500 mililiter (ml) darah dalam kurun waktu 24 jam pertama.
Hal ini bisa terjadi pada sekitar 5 dari 100 wanita.
m. Pendarahan postpartum (PPH) sekunder adalah kondisi ketika
Anda mengalami perdarahan vagina yang hebat atau
abnormal mulai dari 24 jam pertama sampai 12 minggu
setelah melahirkan (postpartum). Hal ini bisa dialami oleh
kurang lebih 2 dari 100 wanita atau di bawah 1 persen
kelahiran.
n. Inversio uteri adalah suatu kejadian terbaliknya uterus bagian
dalam ke arah luar, sehingga bagian fundus uteri dipaksa
melalui serviks dan menonjol ke dalam atau keluar dari
vagina.
o. Koagulopati adalah proses patologis yang menyebabkan
kegagalan hemostasis atau mekanisme untuk menghentikan
dan mencegah perdarahan (Brohi,2007).

Anda mungkin juga menyukai