Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS ATROPIK

No. Dokumen : 049/PRT/KDPM-IN/SOP/X/2018

No. Revisi :-
SOP
Tanggal terbit : 1 Oktober 2018

Halaman : 1-3

Klinik Diana dr. Fachrudiana F.A


Permata Medika Pimpinan Klinik

1. Pengertian Dermatitis atopik adalah peradangan kulit berulang dan kronis disertai
rasa gatal. Umumnya terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum, riwayat atopi
pada keluarga atau penderita.
2. Tujuan Petugas dapat melakukan pengelolaan penyakit yang meliputi :
1. Anamnesa (subjektif)
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana (objektif)
3. Penegakkan diagnosa (Assessment)
4. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
3. Kebijakan SK Pimpinan Klinik Nomor 029/KDPM-IN/SK/IX/2018 tentang Layanan
Klinis.
4. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien (Subjective)
Keluhan
Langkah-
Pasien datang dengan keluhan :
langkah a. Gatal bervariasi lokasinya
b. Gejala utama DA adalah pruritus, dapat hilang timbul sepanjang
hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari.
2. Penatalaksanaan (Plan)
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, yaitu :
 Menemukan faktor risiko
 Menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan termasuk pakaian
seperti wol atau bahan sintetik
 Memakai sabun dengan pH netral dan mengandung pelembab.
 Menjaga kebersihan bahan pakaian.
 Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan.
 Membilas badan segera setelah selesai berenang untuk
menghindari kontak klorin yang terlalu lama.
 Menghindari stress psikis
 Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat, kotor.
 Pada bayi, menjaga kebersihan di daerah popok, iritasi oleh
kencing atau feses, dan hindari pemakaian bahan-bahan
medicated baby oil.
 Menghindari pembersih yang mengandung anti bakteri karena
menginduksi resistensi
b. Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi diberikan dengan :
 Topikal (2 kali sehari)
- Pada lesi di kulit kepala, diberikan kortikosteroid topikal,
seperti : Desonid krim 0,05% (catatan : bila tidak
tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim

1
0,025%) selama maksimal 2 minggu.
 Oral Sistemik
- Antihistamin sedatif : klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per
hari selama maksimal 2 minggu atau cetirizine 1 x 10 mg
per hari selama maksimal 2 minggu.
- Antihistamin non sedatif : loratadin 1 x 10 mg per hari
selama maksimal 2 minggu.

3. Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan


hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat
krim 0,1% atau mometason furoat krim 0,1. Pada kasus infeksi
sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal atau
sistemik bila lesi meluas.

Konseling dan Edukasi :


a. Petugas memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya
bahwa penyakit bersifat kronis dan berulang, untuk menghindari
faktor resiko dan melakukan perawatan kulit secara benar.
b. Memberikan informasi kepada keluarga bahwa prinsip
pengobatan adalah menghindari gatal, menekan proses
peradangan, dan menjaga hidrasi kulit.
c. Menekankan kepada seluruh anggota keluarga bahwa modifikasi
gaya hidup tidak hanya berlaku pada pasien, juga harus menjadi
kebiasaan keluarga secara keseluruhan.

Kriteria Rujukan
a. Dermatitis atopik luas dan berat
b. Dermatitis atopik rekalsitran atau dependent steroid
c. Bila diperlukan skin prick test / tes uji tusuk
d. Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan standar selama 4
minggu
Bila kelainan rekalsitran atau meluas sampai eritroderma

1. Referensi 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang praktek kedokteran.


2. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
2. Dokumen terkait 1. Rekam Medis.
2. Form rujukan.
3. Informed concent.
4. Resep.
3. Unit terkait 1. Ruang Pendaftaran.
2. Ruang Pemeriksaan Umum.
3. Ruang Farmasi.
4. Rekam medis.

4. Riwayat Perubahan Dokumen

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Terbit

2
3

Anda mungkin juga menyukai