BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi pada ibu hamil, memberikan asuhan persalinan normal yang aman
untuk menurunkan angka kematian ibu, memberikan asuhan masa nifas untuk
baru lahir (BBL) dan memberikan pelayanan konseling dan penggunaan alat
dalam penilaian program kesehatan ibu dan anak serta tingginya AKI dan
Angka Kematian Ibu selama kehamilan atau periode 42 hari setelah akhir
(AKB)
1
2
setelah kehamilan dan persalinan. Mayoritas besar dari kematian ini (94%)
kelahiran hidup dan tahun 1990 menjadi 29/1000 kelahiran hidup pada tahun
2017 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) 24 per 1.000 kelahiran hidup. Hal
tersebut masih jauh dari target Sustain Development Goals (SDGs) Tahun
2030 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia harus mencapai 70 per 100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) harus mencapai 25 per
2017).
(14,6%), sedangkan angka kematian Bayi (AKB) sebanyak 470 jiwa (Dinas
Provinsi Sulawesi Tengah pada Tahun 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) 97
Tengah,2019).
data tersebut dapat dilihat bahwa AKI dan AKB belum mencapai target
yang ditargetkan 100% dari jumlah sasaran ibu hamil yang ada di
Kabupaten Donggala pada tahun 2015 yaitu 7.588, maka dapat di katakan
Donggala 97,502% dari yang ditargetkan 90%, dari jumlah sasaran ibu
jumlah sasaran ibu nifas pada tahun 2017 yaitu 7.245. (Dinas Kesehatan
hari (KN1) Kabupaten Donggala tahun 2017 sebesar 102,2% dari yang
angka kematian ibu (AKI) tercatat 1 orang meninggal dari 349 ibu bersalin
tercatat 0 dari 317 bayi. Cakupan K1 97,7% dari yang ditargetkan 100%,
kunjungan nifas (KF3) 88% dari target 75%, cakupan kunjungan neonatal
neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 92,4% dari yang ditargetkan 75%,
subur 2,993 jiwa, yang menggunakan KB aktif sebesar 1,297 jiwa dengan
urutan metode kontrasepsi yaitu IUD 389 jiwa MOW 230 jiwa, Implan
5
278 jiwa, kondom 10 jiwa, suntik 210 jiwa, pil 117 jiwa (Puskesmas Wani,
2018).
maupun mental ibumulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
kehamilan. Setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet zat besi minimal 90
tablet selama kehamilan, suntik tetanus toxoid (TT), kelas ibu hamil,
melalui kunjungan neonatus (KN) dilakukan 3 kali kunjungan yaitu KN1 (6-
48 jam postpartum), KN2 (3-7 hari), dan KN3 (8-28 hari). Memberikan
asuhan selama masa nifas melalui kunjungan nifas (KF) dilakukan 3 kali
kunjungan yaituKF1 (6-48 jam postpartum), KF2 (3-28 hari postpartum) dan
B. Rumusan Masalah
asuhan kebidanan Ny. R pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana
assesment, planning).
2. Tujuan Khusus
SOAP.
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
kesehatan.
2. Manfaat Teoritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Kehamilan
selama 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional jika dihitung dari
fertilisasi sampai bayi lahir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester
pertama mulai 0-12 minggu, trimester kedua 13-27 minggu, dan trimester ketiga
Pada masa trimester III, calon ibu akan semakin peka perasaanya, tingkat
atau menjelang kelahiran ibu membutuhkan lebih banyak perhatian dan cinta dari
pasangannya, mulai takut akan jika terjadi sesuatu terhadap suaminya. Maka dari
itu calon ibu ingin memastikan bahwa pasanganya mendukung dan selalu ada
perhatian, dukungan dan kasih sayang dapat tercurah dari pasanganya. Selain itu,
calon ibu akan menjadi mudah lelah dan iritabilitas. Beberapa wanita akan sulit
8
9
oleh bidan, sehingga penjelasan yang diberikan harus jelas dan ringkas agar calon
normal
2016).
1) Uterus
Perubahan anatomik yang paling terlihat pada ibu hamil adalah pembesaran
Pada akhir kehamilan (± 38 minggu) kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan
3) System respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar kearah
2016).
5) Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volasi darah sekitar 25% dengan puncak pada usia
minggu 30-32 karena setelah 34 minggu masa RBC (Red Blood Cell) terus
penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan
pendek nafas.
6) System musculoskeletal
Kebutuhan Dasar ibu hamil trimester III menurut (Mandang,J.dkk. 2016) yaitu :
1) Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang bersih,
tidak kotor atau polusi udara, tidak bau. Paru-paru bekerja lebih berat untuk
keperluan ibu dan janin. Pada hamil tua sebelum kepala masuk panggul, paru-paru
tinggi
3) Personal Hygiene
Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri sendiri. Kebersihan
mengandung kuman-kuman.
4) Eliminasi
Situasi basah ini menyebabkan jamur sehingga wanita mengeluh gatal dan
dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan infeksi
kandung kemih.
5) Seksual
ditawar, tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang hamil, kehamilan bukan
Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan perlu dihindari hubungan
seksual karena dapat membahayakan. Bila kurang higienis, bias terjadi ketuban
Wanita hamil di anjurkan mempunyai kebugaran jantung. wanita yang secara fisik
bugar lebih dapat dapat melakukan persalinan. Akan tetapi gerak badan selama
hamil harus dilakukan dengan bijak. Hindari peningkatan suhu tubuh di atas 38,9.
Hindari latihan aerobic yang terlalu lama terutama dalam cuaca panas. Sewaktu
ber aerobik darah akan dialihkan ke otot atau kulit dan menjauh dari organ-organ
lain seperti ginjal, rahim, atau hati. Selama kehamilan jagalah agar denyut nadi
d. ANC Terpadu
hak semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga
Standar pemeriksaan ibu hamil “10T” pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan
Bila tinggi badan <145 cm maka faktor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit
untuk melahirkan secara normal dan penambahan berat badan sejak bulan ke-4
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama
Bila <23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan
jantung janin
15
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut
jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit
toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan
bayi.
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal
selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi
rasa mual.
8) Tes Laboratorium
darah (Anemia).
malaria.
Nifas, Perawatan Bayi Baru Lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil (Kemenkes RI, 2018).
Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-
2016) yaitu :
1) Pengelihatan Kabur
a) Pengertian
Pengelihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala
yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak
pengelihatan atau pandangan kabur dapat menjadi tanda Pre-eklampsia. Hal ini
korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama
persalinan. Secara normal ibu merasakan adanya gerakan janin pada bulan ke-5
atau bulan ke-6, namun beberapa ibu mungkin merasakan gerakan janin lebih
awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Gerakan janin terasa sekali pada
saat ibu istirahat, makan, minum dan berbaring. Apabila gerakan janin dirasakan
3) Kejang
terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila
4) Demam Tinggi
Demam tinggi terjadi pada kehamilan, salah satu penyebabnya adalah daya tahan
tubuh atau sistem imun yang mengalami perubahan lebih berfungsi dan
mengutamakan perlindungan pada sang janin. Hal ini bisa menjadi alasan kenapa
ibu hamil lebih rentan terhadap kuman penyebab batuk, pilek dan demam.
Penyebab demam pada kehamilan yang paling umum dijumpai dalam kehidupan
berbahaya, namun infeksi virus memiliki tingkat kecacatan dan kematian janin
Pembengkakan dapat dialami pada setiap saat pada kehamilan, tetapi cenderung
terjadi sekitar bulan kelima dan dapat meningkat pada trimester ketiga.
kesehatan
6) Siapkan KTP, kartu keluarga, dan keperluan lain untuk ibu dan
sewaktu-waktu diperlukan
rumah
19
RI, 2018).
a. Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
2015).
b Mekanisme Persalinan
gerakan-gerakan penting dari janin yaitu penurunan, fleksi, putaran paksi dalam,
Ekstensi, putaran paksi luar, dan ekspulsi. Berikut gerakan-gerakan janin tersebut
kontraksi dan posisi serta peneranan (selama kala II) oleh ibu.
lahir atau PAP). Asinklitismus adalah bila arah sumbu kepala janin
terkecil dari kepala janin dapat masuk kedalam panggul dan terus
6) Ekspulsi setelah kepala lahir, bahu akan berada dalam posisi depan
c. Tahapan persalinan
1) Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
sehingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi menjadi
dua fase :
a. Fase Laten
b. Fase Aktif
Pada permulaan HIS, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu
cm/jam.
2) Kala II
a) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit dan durasi 50-100
detik.
keinginan mengedan
sebagai hipomoglion
30 menit.
3) Kala III
Setelah Kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya
bayi, sudah mulai pelepasan plasenta karena sifat retraksi otot rahim. Tanda-tanda
lepasnya plasenta :
4) Kala IV
c) Kontraksi uterus
d. Partograf
24
1) Pengertian
terendah janin, keadaan HIS, kondisi ibu dan janin (Lailiyana,dkk. 2015)
2) Tujuan Partograf
3) Komponen-komponen Partograf
a) Kemajuan Persalinan
dalam dilakukan setiap 4 jam sekali (Indikasi waktu). Pemeriksaan dalam dibawah
4 jam dilakukan atas indikasi. Bidan harus memeriksa adanya tanda dan gejala
kala II, Ketuban pecah sendiri, atau gawat janin. Penulisan pembukaan serviks
Bidan menilai turunnya bagian terendah janin dengan palpasi perlimaan yang
dilakukan setiap 4 jam, yaitu sesaat sebelum melakukan periksa dalam. Penulisan
(3) His
Bidan menilai his dengan cara palpasi, menghitung frekuensi his (berapa kali)
dalam 10 menit dan dirasakanberapa lama his tersebut berlangsung (dalam detik).
Bidan menilai frekuensi Denyut Jantung Janin (DJJ) menggunakan stetoskop atau
doppler, didengar setelah fase terkuat his lewat, dihitung selama 1 menit.
Observasi DJJ dilakukan setiap 30 menit. Bila DJJ <120 denyut/menit atau >160
denyut/menit, bidan harus segera bertindak, kecuali bila persalinan sudah dekat.
Bila DJJ <100 denyut/menit atau >180 denyut/menit, menunjukan gawat janin
hebat dan bidan harus segera bertindak. Penulisan DJJ di partograf dengan tanda(
●)
(2) Ketuban
bila sudah pecah (Volume, Warna, dan Bau). Pengamatan dilakukan pada setiap
periksa dalam. Yang dicatat dipartograf bila selaput ketuban belum pecah/utuh
ditulis (U) tetapi bila selaput ketuban sudah pecah di tulis (J) untuk air ketuban
Jernih, (M) untuk ketuban bercampur mekonium, (D) untuk ketuban bercampur
Bidan menilai adanya penyusupan kepala janin pada setiap periksa dalam.
b.ibu merasakan tekana yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
partus set.
pemeriksaan dalam.
suntik).
kassa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut
lakukan amniotomi.
kali/menit).
keinginannya.
meneran.
meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
untuk meneran
meneran.
pada ibu
h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera.
j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
bayi.
15. Meletakkan kain yang dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
kelahiran bayi:
a. jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian
b. jika tali pusat melilit leher dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
Lahir bahu
lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit rendah dari tubuhnya
memungkinkan).
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah
ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah
ibu).
33
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain
menghendakinya.
Oksitosin
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang angota keluarga
Mengeluarkan plasenta
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar
b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama
15 menit:
berikutnya.
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan saksama.
Menggunakan jari jari tangan atau klem atau forsep desinfeksi tingkat tinggi
Pemijatan uterus
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang bersebrangan
0,5 %.
EVALUASI
pervaginam:
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
a. memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
dekontaminasi
58. Mencelupkan sarung tangan yang kotor ke dalam larutaan klorin 0,5 %
Dokumentasi
mengejan.
persalinan.
1) Kebutuhan fisik
d) Oksigen
40
e) Eliminasi
2) Kehadiran pendamping
Kehadiran seorang pendamping memberikan rasa nyaman pada ibu dalam masa
a. Kala I
Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam dan tak ada kemajuan,
lambat, yang untuk nulipara adalah kecepatan pembukaan kurang dari 1,2 cm per
jam atau penurunan kurang dari 1 cm per jam. Kemacetan pembukaan (Arrest of
dilatation) didefinisikan sebagai tidak adanya perubahan serviks dalam 2 jam, dan
41
dalam 1 jam
3. Kelainan His
Inersia uteri hipoternik adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah/tidak
adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Di sini
kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita
dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang.
Inersia Uteri Hipoternik adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang
sampai melebihi normal) namun tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian atas,
tengan dan bawah uterus, sehingga tidak efisien untuk membuka serviks dan
b. Kala II
4.Presentasi
(UUK) berada di belakang. Angka kejadian untuk kasus ini mencapai angka 8 %
d. Presentasi dahi
dengan dahi merupakan bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 400 kelahiran.
e. Presentasi muka
sedang muka merupakan bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran.
menumbungnya satu ekstremitas disisi bagian terbawah janin dan kedua bagian
2. Posisi
posterior. Bila kontraksi uterus cukup kuat, dapat terjadi putaran paksi dalam
(PDD) ke anterior dan persalinan dapat berlangsung secara normal atau dengan
3. Letak
a. Letak Sungsang
Letak sungsang adalah keadaan janin dimana letaknya memanjang dengan bagian
terbawah bokong dengan atau tanpa kaki. Angka kejadian mencapai 3 % dari
dekat kepala.
b. Letak Lintang
Lentak lintang adalah keadaan di mana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu panjang tubuh ibu Kneechest position. Pada primigravida umur
kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dar 28
44
minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai
persalinan.
4. Gemelli
Gemelli atau kehamilan ganda atau kehamilan kebar adalah kehamilan dengan
dua janin atau lebih. Sejak ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi maka
condong meningkat. Bahkan sekarang telah ada hamil kembar lebih dari 6 janin.
5. Distosia Bahu
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet di atas
sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu
tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang acrum
(tulang ekor).
untuk “melipat” ke dalam panggul (misal: pada makrosomia) disebabkan oleh fase
c. Kala III
Perdarahan kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah persalinan
kala III. Namun, dalam praktiknya sulit untuk mengukur kehilangan darah dengan
1) Perdarahan Postpartum
45
Perdarahan Kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah kelahiran
plasenta. Perdarahan yang banyak dalam waktu yang pendek dapat segera
diketahui, tetapi bila perdarahan sedikit dalam waktu yang lama tanpa kita sadari
penderita telah kehilangan banyak darah sebelum tampak pucat dan gejala
lainnya.
2) Antonia Uteri
dan Gejala :
gumpalan.
3) Retensio Plasenta
lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Jenis
fisiologis.
mencapai/memasuki miometrium.
persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Laserasi jalan
Kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksternal dan mukosa rectum.
47
5) Kelainan Darah
saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya,
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan segera setelah tali
pusat diklem dan dipotong. Tentramkan ibu bahwa bidan akan membantu ibu
pemberian ASI lebih awal. Setelah semua prosedur yang di perlukan selesai, ibu
sudah bersih dan mengganti baju, bantu ibu untuk menyusukan bayinya
Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak langsung ibu-bayi dan
jumlah air susu ibu memadai. Yakinkan ibu dan keluarganya bahwa kolostrum
mempunyai nilai nutrisi yang tinggu dan mengandung semua unsur yang
diperlukan bayi. Minta ibu untuk membiarkan bayinya menyusu tanpa henti
48
sesuai dengan yang diinginkannya. Pada saat bayi melepaskan puting susu, minta
kolostrum
j. 5 Benang merah
3) Pencegahan infeksi
5) Rujukan
a. Pengertian Postpartum
Masa Nifas adalah masa keluarnya darah dari jalan lahir setelah hasil konsepsi
dilahirkan yaitu 40-60 hari (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018).
Masa Nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai dari beberapa jam setelah
plasenta lahir dan selesai selama kira-kira 6 minggu saat alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia,
2018).
49
Perubahan pada sistem reproduksi masa nifas meliputi perubahan pada vagina,
Vagina tetap terbuka lebar segera setelah ibu melahirkan bayinya. Tonus otot
vagina akan kembali pada keadaan semula dengan tidak ada pembengkakan dan
celah vagina tidak lebar pada satu hingga dua hari pertama postpartum. Pada
minggu ketiga postpartum, rugae vagina mulai pulih menyebabkan ukuran vagina
menjadi lebih kecil. Dinding vagina menjadi lebih lunak lebih besar dari biasanya
dan longgar sehingga ruang vagina akan sedikit lebih besar dari keadaan sebelum
melahirkan.
b) Uterus
Involusio merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.
c) Pengeluaran Lokhea
Pengeluaran Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda beda pada setiap wanita.
50
Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai
perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan
1) Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa postartum. Cairan
yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,
2) Lokhea sanguilenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari
3) Lokhea serosa
leokosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-
14
4) Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leokosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan
serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu
post partum.
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air
kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme
sfingter dan odema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi (tekanan)
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, perubahan darah yang berada
hemokonsentrasi sehingga volume dara kembali seperti sediakala, hal ini terjadi
menandakan infeksi.
Denyut nadi serta curah jantung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi
lahir. Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada
minggu ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi
i) Dinding abdomen
Memerlukan waktu untuk kembali normal. Strie tidak dapat dihilangkan secara
sempurna, tetapi dapat berubah menjadi garis putih-keperakan yang halus setelah
j) Payudara
Lobus kelenjara mamae sekitar 15-25 buah dan akan terus bercabang sehingga
k) Perubahan hormone
Baby Blues atau Post partum blues (kemurungan nifas) adalah kondisi depresi
ringan yang umum terjadi dan dianggap hal yang normal terjadi pada ibu-ibu
Postpartum. Baby blues ini akan pulih kembali secara spontan setelah 2 minggu
postpartum.
Depresi post partum adalah gangguan depresi serius yang dapat terjadi setelah ibu
melahirkan bayinya. Penyebab pasti belum diketahui, tetapi depresi ini merupakan
kelanjutan dari depresi yang terjadi pada awal kehamilan, akhir kehamilan dan
atau Baby blues yang tidak ditangani dengan baik. Pada beberapa kasus, ibu nifas
yang mengalami depresi cenderung memiliki pikiran yang lebih ekstrim untuk
3) Psikosis Postpartum
Psikosis adalah suatu kondisi gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya
postpartum adalah suatu kondisi gangguan jiwa yang telah terjadi sebelum ibu
melahirkan bayinya. Tanda gejalanya yaitu memiliki keyakinan yang salah dan
54
tidak sesuai dengan kenyataan, budaya dan norma yang berlaku, meskipun
Kesedihan Postpartum merupakan suatu gejala depresi ringan yang dialami oleh
ibu setelah melahirkan. Gejala ini biasa terjadi pada minggu pertama postpartum
atau kapan saja pada tahun pertama dan akan hilang dalam beberapa hari.
Menurut (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018), program dan kebijakan
Tujuan:
perdarahan berlanjut
atonia uteri
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
Tujuan
abnormal
istrahat
tanda-tanda penyulit
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
Menurut (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018) ada beberapa kebutuhan
1) Mobilisasi
56
Setelah persalinan, ibu dianjurkan untuk istrahat dan tidur terlentang selama 8
jam. Kemudian, ibu boleh miring kanan atau miring kiri untuk mencegah
terjadinya tromboemboli dan trombosis. Pada hari kedua, ibu diperbolehkan untuk
duduk, pada hari ketiga berjalan-jalan dan pada hari keempat atau kelima sudah
diperbolehkan pulang.
pada ASI. Nutrisi yang penting disekresi ke dalam ASI antara lain Asam
kemudian sebanyak 1 kapsul 200.000 IU. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari
IU, dengan pemberian kapsul pertama segera setelah melahirkan dan kapsul kedua
diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari enm
3) Eliminasi
Proses buang air kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dilakukan sendiri.
sampai kandung kemih tidak mengalami kesulitan lagi dalam buang air kecil. Ibu
nifas di anjurkan untuk buang air besar pada 24 jam pertama postpartum.
57
4) Perawatan payudara
susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
pada bagian puting susu karena pada bagian ini biasanya bertumpuk sisa ASI yang
kemudian akan mengering dan dapat menyebabkan iritasi atau lecet pada puting
susu.
5) Laktasi
Proses laktasi sangat dianjurkan untuk semua ibu, terutama untuk pemberian ASI
Esklusif. Proses laktasi akan berjalan lancar apabila bayi sering disusui, isapan
oksitosin oleh hipofisis. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positifnya,
involusi uteri akan sempurna. Hubungan antara ibu dan bayi akan terjalini erat
6) Istirahat
lahan, serta untuk tidur 2 jam disiang hari dan 7-8 jam di malam hari atau
beriistirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
7) Seksual
58
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan
Menurut (Kemenkes RI, 2018) Tanda-tanda bahaya yang terjadi pada ibu
nifas yaitu :
3) Bengkak diwajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan kejang-
kejang
a. Pengertian BBL
Bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram sampai dengan 4000 gram dengan
masa kehamilan 37 sampai 42 minggu. Bayi baru lahir dengan usia 0-7 hari
disebut neonatal dini, sedangkan 0-28 hari disebut neonatal lanjut (Sari dan
Rimandhini, 2015).
59
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan 37-42
8) Pernafasan ± 40-60x/menit
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
pada daerah pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
dengan baik
18) Genitalia
60
(b) Laki laki kematangan ditanda dengan testis yang berada pada
b. Kunjungan Neonatus
Penatalaksanaan
hingga sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu jika tidak
tertutup
tanda-tanda lahir
pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air bersih
hari ke 7
pemberian ASI
hari ke 28
a) pemeriksaan fisik
a) Pengertian
Adaptasi fisiologi bayi baru lahir adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
sangat perlu di perhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga bayi agar tetap
pada ibunya.
periode ini berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah kelahiran untuk
pengasuhan bayi.
c) Rawat gabung
Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama-sama pada
selama 24 jam.
64
d. Perawatan BBL
Eksklusif).
dalam dekapan.
keluarga lain).
65
4) Bila tali pusat kotor atau basah, cuci dengan air dan sabun
a. Pengertian KB
b. Tujuan KB
2016).
c. Jenis-jenis Kontrasepsi
Metode kontrasepsi sederhana terrdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi tanpa alat
dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanapa alat antara lain:
66
lender serviks, Metode suhu basal badan dan simpotermal yaitu perpaduan antara
suhu basal dan lender serviks. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan
mengandung hormon progesterone dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi
mempunyai anak.
menyusui.
2017).
Bidan)
Pengumpulan data dasar Pengumpulan data dasar
Diagnosis Interpretasi data dasar
Diagnosa/masalah potensial
Kebutuhan Segera
Perencanaan
Merencanakan Asuhan
Implementasi Pelaksanaan asuhan
Evaluasi Evaluasi
Sumber : Rismalinda, 2015.
1) Peran Bidan
Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
peneliti.
normal
serta menopause
69
tindakan kolaborasi.
serta kegawatdaruratan,
melibatkan keluarga.
klien/keluarga.
b) Sebagai Pengelola
c) Sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh
d) Sebagai Peneliti
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik
dilakukan.
2) Fungsi Bidan
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan
a) Fungsi Pelaksana
berikut
masa praperkawinan.
tertentu.
73
(5) Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan
risiko tinggi.
prasekolah
wewenangnya.
wewenangnya.
b) Fungsi Pengelola
kebidanan.
c) Fungsi Pendidik
d) Fungsi Peneliti
pelayanan kebidanan.
berencana.
75
Care yaitu :
1. Riwayat kesehatan
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Langkah 2. Interpretasi data dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang
interpretasi yang benar atas data dasar yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
yang spesifik, diagnosis kebidanan yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup
kebidanan.
kesehatan yang lain atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang sudah teridentifikasidari
kondisi klien, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut
konseling, merujuk klien bila ada masalah sosial ekonomi kultural atau masalah
psikologi, setiap rencana asuhan harus disetujui olehkedua belah pihak (bidan dan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dari langkah kelima harus
dilaksanakan secara efesien dan aman, pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebahagian dilakukan oleh bidan dan sebahagian lagi dilakukan
oleh pasien.
77
Langkah 7. Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
diagnosis, rencana tersebut dapat dianggap efektif bila benar – benar efektif dalam
pelaksanaannya
1) Subjektif
2) Objektif
3) Analisa
a) Diagnosis masalah
4) Planning
evaluasi asuhan.
78
BAB III
METODE PENELITIAN
studi kasus yang mengeksplorasi secara mendalam dan spesifik sejak masa
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir BBL, dan keluarga berencana
KB.
1. Tempat
2. Waktu
C. Objek Penelitian/Partisipan
penelitian ini adalah satu (1) orang yaitu Ny ”R” usia 25 tahun yang di
observasi mulai dari masa Hamil, Bersalin, Nifas, BBL dan KB di Puskesmas
78
79
metode,yaitu:
1. Data primer
a. Interview
b. Observasi
observasi perdarahan.
c. Pemeriksaan fisik
perkusi.
d. Data Penunjang
labolatorium.
80
2. Data sekunder
Data diperoleh melalui catatan atau laporan yang ada di Dinas Kesehatan
Puskesmas Wani.
E. EtikaPenelitian
1. informed consent
2. Anonymity
3. Confidentiality
kepentingan apapun.
81
4. Veracity
BAB IV
STUDI KASUS
I. Pengkajian
A. Identitas
3. HPHT : 16-09-2019
82
83
5. Pergerakan janin lebih sering dan kuat dirasakan pada satu tempat
Wombo Mpanau.
a. Trimester I : 1 kali
b. Trimester II : 1 kali
1. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur : Ya
2 Riwayat perkawinan
Menikah ke :1
Lama : 6 tahun
2. HAMIL SEKARANG
3. Riwayat kontrasepsi
Pernah ber KB : Ya
Jenis KB : pil
Rencana ber KB : Ya
Kunjungan ANC
a. Trimester 1
b. Trimester 2 :
Mpanau,oleh bidan
c. Trimester 3 :
Mpanau,oleh bidan
Imunisasi : 2x imunisasi TT
Imunisasi TT : TT 1 : 18-12-2019
TT 2 : 18-01-2020
5. Riwayat kesehatan
Tidak ada anggota keluarga yang sedang atau yang pernah menderita penyakit
a. Nutrisi
1) Makan
2) Minum
b. Eliminasi
1) BAB
Frekuensi : 1x sehari
Warna : Kuning
Bau : Khas
2) BAK
Bau : Khas
87
c. Istirahat
Siang : 2 jam
Malam : 8 jam
d. Personal hygiene
Mandi : 2x sehari
e. Aktivitas
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
Saat hamil : 60 kg
Kenaikan BB : 10 kg
88
LILA : 24 cm
Nadi : 82x/m
Respirasi : 22x/m
Suhu : 36,5°c
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
1) Kepala
2) Wajah
3) Mata
4) Hidung
Kebersihan : Bersih
89
5) Mulut
Gigi : Bersih
6) Telinga
7) Leher
Simetris : Ya Simetris
8) Ketiak
9) Dada
10) Payudara
Pembesaran : Ada
12) Abdomen
13) Genetalia
b. Palpasi
1) Leopold 1 : TFU 31 cm
2) Leopold 2 : Pu-Ka
3) Leopold 3 : Pres-Kep
4) Leopold 4 : Divergen
c. Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 142x/m
91
3. Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
HB : 11 gr/dl
Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
intra uteri DO :
1. Ku : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
N : 82x/m
S : 36,5 °c
R : 22x/m
4. TB : 150cm
92
5. BB : 60kg
6. Sebelum Hamil : 50 kg
7. Kenaikan BB : 10 kg
8. LILA : 24 cm
9. TP : 23-06-2020
10. Inspeksi
Luka bekas operasi : Tidak ada
11. Palpasi
a. Leopold 1 : TFU 31 cm
b. Leopold 2 : Pu-ka
c. Leopold 3 : Preskep
d. Leopold 4 : Divergen
12. Auskultasi
DJJ : 142X/menit
13. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Hb : 11 gr/dl
c. Urine : Negatif
d. Reduksi : Negatif
Tidak ada
Tidak ada
Rasional : Dengan ibu mengetahui kondisi kehamilannya saat ini, ibu dapat
maupun janin.
gigi sejak janin dalam kandungan dan tablet Fe yang mengandung Zat besi
5) Beritahu ibu untuk mengurangi minum air pada malam hari dan perbanyak
Rasional : Banyak minum air pada malam hari dapat meningkatkan produksi
urine.
Rasional: Membantu ibu dan keluarga untuk mengetahui tanda bahaya kehamilan
VI. IMPLEMENTASI
Menjelaskan kepada ibu bahwa kondisi kehamilannya normal dan janinnya dalam
N : 82x/menit
S : 36,5ᵒc
R : 22x/menit
BB : 60 kg
Sebelum Hamil : 50 kg
Kenaikan BB : 10 kg
TP : 23-06-2020
UK : 38 Minggu 1 Hari
Palpasi Abdomen
Leopold I : 32 cm
95
Leopold II : Pu-Ka
Leopold IV : Divergen
Aukultasi
BJF : (+)
Frekuensi : 142x/menit
Tulang dan gigi sejak janin dalam kandungan dan tablet Fe yang mengandung Zat
Menjelaskan tanda bahaya kehamilan Trimester III, seperti ketuban pecah dini,
previa, dll.
VII. EVALUASI
96
3. Ibu mengerti dan akan memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dan
istirahat
berikan
A.Subjektif
1.Ibu mengatakan sakit perut tembus belakang sejak pukul 08.00 WITA
B. Obyektif
2. Kesadaran : Composmenthis
N : 80 x/menit
S : 36,5ᵒC
R : 20 x/menit
98
5.Palpasi
Leopold 1 : TFU 32 cm
Leopold 2 : PU-KA
Leopold 3 : Pres-kep
Leopold 4 : Divergen
6.Auskultasi
7.His
8.Pemeriksaan dalam
Pembukaan : Ø 6 cm
Ketuban : (+)
99
Penurunan kepala : Hɪɪɪ ( Sejajar dengan HI Dan HII spina isiadika kiri
dan kanan)
C.Assesment
Ny.“R” G11 P1 A0 usia kehamilan 40 minggu 1 Hari inpartu kala 1 fase aktif, janin
D.Planning
N : 80 x/menit
S : 36,5ᵒC
R : 20 x/menit
c. Palpasi
Leopold 1 : TFU 32 cm
Leopold 2 : PU-KA
100
Leopold 3 : Pres-kep
Leopold 4 : Divergen
d. Auskultasi
e. His
f. Pemeriksaan dalam
Pembukaan : Ø 6 cm
Ketuban : (+)
Presentasi : kepala
Mengikut sertakan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu dan memberikan
Mempersiapkan alat – alat partus, obat-obatan, serta perlengkapan ibu dan bayi.
½ koher 1 Nalfuder
5 kassa steril
C.Alat dan bahan lain D.Alat pelindung diri (APD)
Nierbeken Topi
Vitamin k
HB0
Nierbeken Topi
Vitamin k
HB O
Betadine
Stetoskop
Betadine
Stetoskop
PENDOKUMENTASIAN KALA II
105
A.Data Subjektif
Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk meneran, Ada tekanan yang semakin
meningkat pada rektum dan vagina, Perenium menonjol, Vulva dan spinter ani
membuka
B.Data Objektif
1.Pemeriksaan umum
b.Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit
S : 36,5ᵒC
R : 20 x/menit
2.Pemeriksaan fisik
a.Abdomen
b.Anogenital
106
3.Pemeriksaan dalam
b.Pembukaan : Ø10 cm
d.Presentasi : Kepala
oksokigis)
C.Assesment
D.Planning
b)Kesadaran : Composmentis
N : 80 x/menit
S : 36,5 cᵒ
R : 22 x/menit
Mengatur posisi ibu dorsal recumbent, agar proses persalinan berjalan lancar
Meletakan kain atau handuk diatas perut ibu dan kain pengalas bokong yang
Hasil : Kain telah diletakan diatas perut ibu dan di bawah bokong ibu.
Mendesinfeksi vulva dengan kapas yang di celup air DTT untuk mencegah
infeksi.
Menyokong perineum dengan tangan kanan yang dilapisi duk steril saat kepala
nampak 5-6 cm di depan vulva dan tangan kiri menahan puncak agar tidak terjadi
defleksi maksimal dan membantu lahirnya kepala. Setelah kepala bayi lahir
memeriksa lilitan tali pusat, tidak ada lilitan tali pusat, menunggu kepala
belakang dengan lembut gerakan tangan kearah bawah dan keatas untuk
melahirkan bahu belakang , arahkan ke atas dan kebawah untuk melahirkan bahu
depan. setelah bahu lahir memindahkan tangan kanan untuk menyangga kepala,
tangan kiri menyusuri bahu ,punggung, bokong sampai tungkai bawah bayi .
Menilai selintas apakah bayi bernafas spontan, menangis kuat ,dan bergerak aktif
telah dikeringkan.
Melakukan klem tali pusat klem pertama jaraknya 3 cm dari pakal pusat, klem
Meletakkan bayi diatas dada ibu untuk melakukan proses IMD selama 1 jam.
Data Subjektif(S)
Data Objektif(O)
a. KU : Baik
Assesment (A) :
Planing (P) :
terjadinya perdarahan
Memindahkan klem 5-10 cm dekat vulva dengan terebih dahulu menekan ujung
tali pusat, setelah itu meletakkan tangan kiri di atas sympisis ibu dengan posisi
PTT atau peregangan tali pusat terkendali dengan cara memegang klem diantara
jari telunjuk dan jari tengah dengan posisi genggaman dan telapak tangan
menghadap keatas.
Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus kearah belakang (dorsokranial) secara hati-hati untuk
mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan melakukan penegangan tali pusat terkendali dan tunggu hingga kontraksi
berikutnya.
Bila tidak terjadi pelepasan plasenta 15 menit setelah oksitosin pertama maka
bertambah panjang dan adanya semburan darah tiba-tiba. Saat ada kontraksi
Setelah plasenta tampak di vulva lahirkan plasenta dengan kedua tangan dan
memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan plasenta. Plasenta lahir pada
00.12 WITA
Segera setelah plasenta dan selaputnya lahir, melakukan massase uterus dengan
telapak tangan secara sirkuler selama ± 15 detik. Ajarkan kepada pasien dan
Evaluasi: kontraksi uterus baik, Ibu mengerti dan bersedia melakukan massase
uterus.
PENDOKUMENTASIAN KALA IV
A.Data Subjektif
B.Data Objektif
2.Kesadaran : Composmentis
4.Pemeriksaan fisik
a.Abdomen
Kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat
b.Anogenital
C.Assesment
D.Planning
115
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi baik.
Membersihkan ibu dengan air DTT, mengganti pakaian ibu dengan yang bersih
WOMBO MPANAU
Subyektif (S) :
Obyektif (O) :
2.Kesadaran : Composmentis
b.Nadi : 80x/menit
c.Suhu : 36,5ᵒc
118
d.Pernapasan : 20 x/menit
7.Lochea : Rubra
Asessment (A) :
Planning (P) :
b.Kesadaran : Composmentis
c.Tanda-tanda vital
2)Nadi : 80x/menit
3)Suhu : 36,5ᵒC
4)Respirasi : 20x/menit
119
Mengajarkan cara melakukan masase uterus pada ibu dan keluarga untuk
mencegah perdarahan.
Menganjurkan ibu untuk segera memberikan ASI pada bayinya secara on demand
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini (miring kanan-kiri, duduk dan berjalan di
(Bending in) untuk meningkatkan Bounding attachment antara ibu dan bayi
yang bergizi seperti nasi, ikan, sayur dan buah-buahan terutama makanan yang
Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu infeksi
menjadi merah, panas dan terasa sakit, pembengkakan dikaki, kehilangan nafsu
terutama pada vagina untuk mencegah infeksi pada luka perineum dan
menyarankan ibu kalau pembalut dan pakaian dalam sudah terasa lembab segera
diberikan segera setelah melahirkan, dan kapsul kedua diberikan pada 24 jam
kemudian.
Tanggal 29 Juni2020
Subyektif (S) :
4.Ibu mengatakan ASI sudah banyak dan bayinya dapat menyusi dengan baik,
Obyektif (O) :
2.Kesadaran : Composmenthis
b.N : 82 x/menit
c.S : 36,5ᵒc
d.R : 22 x/menit
9.Lochea sanguinolenta
Asessment (A) :
Planning (P) :
Memberitahu kepada ibu untuk hasil pemeriksaan bahwa keadaannya saat ini baik
a.Tanda-tanda vital
2)Nadi : 82x/menit
3)Suhu : 36,5ᵒC
4)Pernapasan : 22x/menit
banyak cairan, buah-buahan dan minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam, siang malam dengan
Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan tentang tehknik menyusui yang benar.
Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bayi cukup ASI. Yaitu bayi tampak
Evaluasi: Ibu mengerti tentang penjelasan tanda-tanda bayi bayi cukup ASI.
125
Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama
payudara.
Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi agar selalu tetap dalam
selimut sesuai kebutuhan, menganjurkan ibu untuk tidak membubuhi tali pusat
yang sudah lepas,dan menjaga keamanan bayi dari trauma dan infeksi
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan kunjungan post partum, yaitu
Subyektif (S) :
2.Ibu mengtakan nyeri pada luka jahitan di perineum sudah tidak ada
Obyektif (O) :
2.Kesadaran : Composmentis
b.Nadi : 82 x/menit
c.Suhu : 36,5 oc
d.Pernapasan : 20 x/menit
8.ASI : lancar
Asessment (A) :
Planning (P) :
Memeriksa tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus dan pengeluaran pervaginam
b.Nadi : 82 x/menit
c.Suhu : 36,5ᵒC
d.Pernapasan : 20 x/menit
f.Lochea : Serosa
128
menyampaikan hasil pemeriksaan bahwa TTV dan hasil pemeriksaan fisik lainnya
Menanyakan kepada ibu tentang penyulit atau ketidak nyamanan yang ibu rasakan
Evaluasi: ibu merasakan tidak ada penyulit, dan merasa nyaman ketika ada bayi
disampingannya
Menganjurkan kepada ibu hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan , tanpa
makanan pendamping
Menganjurkan ibu dan suami untuk memakai alat kontrasepsi dan menjelaskan
Kelebihan :
Menjelaskan pada ibu tentang keuntungan dan kerugian KB pil yang telah
dipilihnya. Keuntungan Sangat efektif, dengan pil progestin , sangat mungkin dan
hubungan seksual.
Kekurangan :
Menstruasi mungkin tidak teratur lebih ringan, atau lebih sering atau mungkin
Efek samping :
Biasanya akan muncul , tetapi biasanya biasanya berhenti dalam beberapa bulan ,
berupa Mual, pusing, kulit berbintik, payudara melembut, perubahan berat badan,
Evaluasi: Ibu telah mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan tentang
WOMBO MPANAU
1.Identitas (biodata)
A.Bayi
5)Panjang Badan : 49 cm
B.Ibu
1)Nama : Ny.R
2)Umur : 25 tahun
3)Agama : Islam
6)Pekerjaan : IRT
C.Suami
1)Nama : Tn. B
2)Umur : 27 tahun
3)Agama : Islam
4)Suku/Bangsa : Kaili/Indonesia
6)Pekerjaan : Wiraswasta
2. Anamnesa
A.Data biologis/psikologis
1) Riwayat persalinan
laki, berat badan 3900 gram, panjang badan 49 cm, APGAR score 8/9
a) Kebutuhan Nutrisi
b) kebutuhan eliminasi
c) Kebutuhan tidur
d) Personal Hygine
B.Data Obyektif
1. Pemeriksaan
2) PB : 49 cm Normal : 48-52 cm
133
3) LK : 35 cm Normal : 33-35 cm
4) LD : 34 cm Normal : 30-38 cm
5) LP : 33 cm Normal : 33-35 cm
6) LL : 11 cm Normal : 11-15 cm
b. Refleks
1) Suhu : 36.7 ˚c
3) Respirasi : 40 x/menit
d.Pemeriksaan fisik
1.Kepala
1) Simetris : ya
134
6) Sutura : (0)
e. Mata
f. Hidung
g. Mulut
3) Bibir : Normal
h. Telinga
i. Leher
2) Pergerakan : bebas
j.Dada
2) Pernapasan : (+)
k. Abdomen
l. Tali pusat
m. Kulit
1) Warna : kemerahan
2) Turgor : baik
3) Elastisitas : baik
n. Punggung
o. Ekstremitas
3) Gerakan : aktif
p. Genetalia
2) Anus : Berlubang
C.Assasment
D.Planning
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi saat ini dalam keadaan sehat
berat badan bayi 3900, denyut jantung 142x/menit, respirasi 40x/menit, suhu
36,5ᵒc
3.Jam 01.01WITA
Memberitahu pada ibu cara menjaga kebersihan kulit pada bayi secara cepat dan
terkena bagian mata bayi, dan setelah bayi buang air besar atau air kecil segera
bersihkan dengan menggunakan air hangat, kemudian Bungkus bayi dengan kain
Menjelaskan kepada ibu dan keluarga untuk waspada terhadap tanda bahaya pada
bayinya yaitu : tidak mau minum atau memuntahkan semuanya, kejang, bergerak
dinding dada ke dalam yang sangat kuat, merintih, teraba demam suhu (≥37ᵒc).
Mengajarkan kepada ibu cara merawat tali pusat bayi agar terhindar dari infeksi,
dan segera ke tempat kesehatan terdekat bila terjadi infeksi dan perdarahan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah diberikan
Subyektif (S) :
Obyektif (O) :
3.BB 3900 gram, turgor kulit baik, fontanela datar dan lembut
b.Suhu : 36,8ᵒc
c.Pernapasan : 40 x/menit
Asessment (A) :
141
Planning (P) :
a.Tanda-tanda vital
2) Suhu : 36,5ᵒC
3) Pernapasan : 40 x/menit
menghangatkan dan membungkus bayi dengan kain bersih dan selimut untuk
mencegah hipotermi.
Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi selama ± 30 menit untuk
Mengingatkan kembali pada ibu cara merawat tali pusat bayi agar terhindar dari
infeksi, dan segera ke tempat kesehatan terdekat bila terjadi infeksi dan
perdarahan.
Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene Bayi terutama bagian
Memberitahu kepada ibu untuk memeberikan ASI bayi harus disusukan minimal
10-15 kali dalam 24 jam, dalam 2 minggu pasca persalinan atau secara On
demand
Memberitaukan ibu agar selalu memantau tanda-tanda bahaya antara lain bayi
tidak mau menyusu,badan bayi panas,keluar cairan dari tali pusat yang berbau,
bayi kejang, menangis terus menerus, dan menganjurkan pada ibu untuk segera
Subyektif (S) :
4. Ibu mengatakan bayi minum ASI saja tanpa makanan tambahan lainya.
Obyektif (O) :
b.Suhu : 36,7ᵒc
145
Asessment (A) :
Planning (P) :
menghangatkan dan membungkus bayi dengan kain bersih dan selimut untuk
mencegah hipotermi.
Memberitaukan ibu agar selalu memantau tanda-tanda bahaya antara lain bayi
tidak mau menyusu,badan bayi panas,keluar cairan dari tali pusat yang berbau,
bayi kejang, menagis terus menerus, dan menganjurkan pada ibu untuk segera
Subyektif (S) :
Obyektif (O) :
e. Suhu : 36,5ᵒc
f. Pernapasan : 40 x/menit
Asessment (A) :
Planning (P) :
Memberitaukan ibu agar selalu memantau tanda-tanda bahaya antara lain bayi
tidak mau menyusu,badan bayi panas,keluar cairan dari tali pusat yang berbau,
bayi kejang, menagis terus menerus, dan menganjurkan pada ibu untuk segera
pertumbuhan dan perkembangan dan juga Imunisasi tiap bulan dengan imunisasi
dasar lengkap.
148
Subyektif (S) :
Obyektif (O) :
1.Pemeriksaan Umum
d. Kesadaran : Composmentis
f. Tanda-tanda Vital
2)Nadi : 80 x/menit
3)Respirasi : 20 x/menit
g.Berat Badan : 52 kg
2.Pemeriksaan Fisik
d.Abdomen : Tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak ada tanda tanda
e.Genetalia : Tampak bersih, tidak ada fluor albus, tidak ada infeksi kelenjar
bartholini& skene.
Assesment (A)
Planning (P) :
b.Kesadaran : Composmentis
150
c.Tanda-tanda vital
2)Nadi : 80 x/menit
3) Respirasi : 20 x/menit
4)Suhu : 36,5ᵒC
d.BB : 52 kg
berencana pil merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam
keuntungan :
Keuntungan Sangat efektif, dengan pil progestin , sangat mungkin dan aman
seksual.
Efek samping : Tidak melindungi anda dari penyakit kelamin, harus diminum
setiap hari dijam yang sama dan tidak boleh terlewat jika ingin mendapatkan
pemakaian.
Memberikan kb pil kepada ibu dan memberitahu cara mengkonsumsi nya yaitu
Menganjurkan pada Ibu untuk datang ke petugas Kesehatan terdekat apabila ada
keluhan.
Ibu mengerti dan mau datang kepetugas kesehatan terdekat apabila ada keluhan.
152
BAB V
baru lahir dan keluarga berencana yang dilakukan mulai tanggal 08 juni
A.HASIL
selama hamil trimester III pada saat kunjungan pertama tanggal 10 juni
152
153
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam bentuk SOAP pada Ny.R dari ANC, INC, PNC, BBL, dan KB yang
dimulai dari tanggal 08 Juni sampai 04 Juli 2020. Maka Mahasiswa mampu:
40 minguu 1 hari.
wombo mpanau Lahir bayi pada pukul 00.00 WITA langsung menangis
normal.
154
153
155
4. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan pada By.Ny. R berjalan dengan
apapun, tali pusat bayi Ny.R lepas pada tanggal 25 Juni 2020. Warna
kulit dan bibir kemerahan, menyusu dengan kuat dan berat badannya
dapat dipilih oleh Ny.R sesuai dengan kondisi ibu menyusui, yaitu pil
2020.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
2. Bagi Penulis
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahirdan KB serta bahan