Anda di halaman 1dari 156

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan komprehensif adalah asuhan yang dimulai dari masa

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.Asuhan

kebidanan dilaksanakan sebagai upaya dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan anak.Peran bidan

dalam asuhan komprehensif adalah mendampingi wanita dimulai pelayanan

Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas untuk mendeteksi dini adanya

komplikasi pada ibu hamil, memberikan asuhan persalinan normal yang aman

untuk menurunkan angka kematian ibu, memberikan asuhan masa nifas untuk

mencegah terjadinya komplikasi setelah persalinan, memberikan asuhan bayi

baru lahir (BBL) dan memberikan pelayanan konseling dan penggunaan alat

kontrasepsi untuk meningkatkan keluarga yang sejahtera (Hidayah, 2015).

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi merupakan indikator

dalam penilaian program kesehatan ibu dan anak serta tingginya AKI dan

AKB menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak .

Angka Kematian Ibu selama kehamilan atau periode 42 hari setelah akhir

kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang

disebakan karena kehamilannya atau penanganannya tetapi bukan karena

sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh. Angka Kematian Bayi

(AKB)

1
2

Merupakan jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama

kehidupan(Wulandari dan Utomo, 2017).

Tahun 2017 AKI tercatat 295.000 meninggal karena komplikasi dan

setelah kehamilan dan persalinan. Mayoritas besar dari kematian ini (94%)

terjadi dirangkaian sumber daya rendah, dan sebagian besar bisa

dicegah.AKB tercatat telah menurun dari tingkat yang diperkirakan 65/1000

kelahiran hidup dan tahun 1990 menjadi 29/1000 kelahiran hidup pada tahun

2017 (World Health Organitation, 2017).

Dari hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun

2017 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) 24 per 1.000 kelahiran hidup. Hal

tersebut masih jauh dari target Sustain Development Goals (SDGs) Tahun

2030 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia harus mencapai 70 per 100.000

kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) harus mencapai 25 per

100.000 kelahiran hidup (Survey Demografi Goals dan Kesehatan Indonesia,

2017).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun

2018 jumlah kematian ibu (AKI) tercatat sebanyak 82 jiwa. Penyebab

kematian ibu (AKI) adalah perdarahan sebanyak 42 jiwa(31,4%), hipertensi

dalam kehamilan sebanyak 13 jiwa (13,8%), jantung 8 jiwa (9,7%), infeksi 5

jiwa (4,9%), gangguan metabolic 3 jiwa (3,6%), dan lain-lain 11 jiwa


3

(14,6%), sedangkan angka kematian Bayi (AKB) sebanyak 470 jiwa (Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2018).

Angka Kematian ibu (AKI) berdasarkan data Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tengah pada Tahun 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) 97

jiwa.Penyebab kematian ibu berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tengah yaitu perdarahan 24 jiwa (24,8%), hipertensi dalam

kehamilan 24 jiwa (24,8%), jantung 11 jiwa (11,3%), infeksi 7 jiwa (7,2%),

dan penyebab gangguan metabolic 1 jiwa (1%), sedangkan angka kematian

Bayi (AKB) sebanyak 429 jiwa (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tengah,2019).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Donggala pada Tahun

2018 sebanyak 11/100.000KH sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB)

sebanyak 10/100.000 KH dengan target nasional 23/100.000 KH. Dari

data tersebut dapat dilihat bahwa AKI dan AKB belum mencapai target

Nasional (Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala, 2018).

Cakupan K1 Kabupaten Donggala sebesar 7.811 (102,9%) dari

yang ditargetkan 100% dari jumlah sasaran ibu hamil yang ada di

Kabupaten Donggala pada tahun 2015 yaitu 7.588, maka dapat di katakan

bahwa cakupan K1 di Kabupaten Donggala sudah mencapai target

Nasional, cakupan persalinan (PN) oleh tenaga kesehatan Kabupaten

Donggala 97,502% dari yang ditargetkan 90%, dari jumlah sasaran ibu

bersalin (BULIN) 7.245, jika dilihat dari pencapaian PN oleh tenaga

kesehatan Kabupaten Donggala sudah mencapai target. Cakupan KF3 (28-


4

42hari) Kabupaten Donggala sebesar 95,4% dari target 95%, dengan

jumlah sasaran ibu nifas pada tahun 2017 yaitu 7.245. (Dinas Kesehatan

Kabupaten Donggala, 2019).

Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) adalah presentase neonatal

(bayi kurang dari 1 bulan) mendapat pelayanan kesehatan minimal 3x dari

tenaga kesehatan.Cakupan kunjungan neonatal pertama pada umur 0-7

hari (KN1) Kabupaten Donggala tahun 2017 sebesar 102,2% dari yang

ditargetkan 95%. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KNL) pada tahun

2017 sebesar 100,9% (Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala 2017).

Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Wani yaitu

angka kematian ibu (AKI) tercatat 1 orang meninggal dari 349 ibu bersalin

dengan kasus plasenta previa, sedangkan angka kematian bayi (AKB)

tercatat 0 dari 317 bayi. Cakupan K1 97,7% dari yang ditargetkan 100%,

cakupan K4 93,1% dari yang ditargetkan 95%, cakupan persalinan oleh

tenaga kesehatan (PN) 88,2% dari yang ditargetkan 90%, cakupan

kunjungan nifas (KF1) 88% dari yang ditargetkan 75%, cakupan

kunjungan nifas (KF2) 88% dari yang ditargetkan 75%, cakupan

kunjungan nifas (KF3) 88% dari target 75%, cakupan kunjungan neonatal

pertama (KN1) 92,4% dari yang ditargetkan 75%, cakupan kunjungan

neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 92,4% dari yang ditargetkan 75%,

cakupan pelayanan keluarga berencana (KB) dari jumla pasangan usia

subur 2,993 jiwa, yang menggunakan KB aktif sebesar 1,297 jiwa dengan

urutan metode kontrasepsi yaitu IUD 389 jiwa MOW 230 jiwa, Implan
5

278 jiwa, kondom 10 jiwa, suntik 210 jiwa, pil 117 jiwa (Puskesmas Wani,

2018).

Upaya untuk mengatasi masalah tingginya AKI dan AKB yaitu

dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang

berkualitas. Pelayanan kebidanan dikatakan berkualitas bila dilakukan secara

komprehensif dengan cara mempersiapkan seoptimal mungkin baik fisik

maupun mental ibumulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir, sampai dengan keluarga berencana demi terciptanya keluarga yang

sehat dan berkualitas (Kemenkes RI, 2017).

Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pendekatan pelayanan

kesehatan,Antenatal Care terpadu, mulai dari pemeriksaan kehamilan sesuai

dengan standar pelayanan kehamilan yaitu 4 kali pemeriksaan selama

kehamilan. Setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet zat besi minimal 90

tablet selama kehamilan, suntik tetanus toxoid (TT), kelas ibu hamil,

kepemilikan buku KIA, pemeriksaan urin, HIV/AIDS, program persalinan

dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker dan tersedianya kartu

jaminan kesehatan masyarakat. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir

melalui kunjungan neonatus (KN) dilakukan 3 kali kunjungan yaitu KN1 (6-

48 jam postpartum), KN2 (3-7 hari), dan KN3 (8-28 hari). Memberikan

asuhan selama masa nifas melalui kunjungan nifas (KF) dilakukan 3 kali

kunjungan yaituKF1 (6-48 jam postpartum), KF2 (3-28 hari postpartum) dan

KF3 (29-42 hari postpartum) (Kemenkes RI, 2017).


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya

maka dapat dirumuskan masalah dalam laporan tugas akhir, “Bagaimanakah

asuhan kebidanan Ny. R pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir, dan keluarga berencana di Poskesdes Wombo Mpanau 2020?.”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.R sejak

masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana

dengan menggunakan pendekatan menajemen kebidanan 7 langkah

Varney dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP (subyektif, obyektif,

assesment, planning).

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan asuhan kebidanan Ante Natal Carepada Ny.R dengan

pendokumentasian 7 langkah Varney dan dituangkan dalam bentuk

SOAP.

b. Melakukan asuhan kebidanan Intra Natal Carepada Ny.R dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

c. Melakukan asuhan kebidanan Post Natal Carepada Ny.R dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

d. Melakukan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny.R dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.


7

e. Melakukan asuhan kebidanan Keluarga Berencana pada Ny.R dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

D. Manfaat

1. Manfaat Praktis

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan standar operasional

dan prosedur dalam pelayanan kebidanan untuk mencegah angka

kesakitan dan kematian serta meningkatkan promosi kesehatan pada

masyarakat dan klien mendapatkan pelayanan kebidanan komprehensif

yang bermutu dan berkualitas serta meningkatkan pengetahuan

kesehatan.

2. Manfaat Teoritis

Menambah referensi untuk perpustakaan, sebagai bahan edukasi

dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kasus kebidanan selanjutnya

dan menambah wawasan pengetahuan serta keterampilan dalam

memberikan asuhan kebidanan komprehensif.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah fetilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum kemudian

dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan normal akan berlangsung

selama 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional jika dihitung dari

fertilisasi sampai bayi lahir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester

pertama mulai 0-12 minggu, trimester kedua 13-27 minggu, dan trimester ketiga

28-40 minggu (Mandang,J. dkk. 2016).

b. Perubahan Psikologis dan fisiologis Ibu Hamil Trimester III

1. perubahan Psikologis ibu hamil Trimester III

Pada masa trimester III, calon ibu akan semakin peka perasaanya, tingkat

kecemasan ibu akan semakin meningkat. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan

atau menjelang kelahiran ibu membutuhkan lebih banyak perhatian dan cinta dari

pasangannya, mulai takut akan jika terjadi sesuatu terhadap suaminya. Maka dari

itu calon ibu ingin memastikan bahwa pasanganya mendukung dan selalu ada

disampingnya. Tidak semua wanita dapat mengekspresikan perasaan

ketergantungan terhadap pasangannya. Akan tetapi tetap mengharapkan bahwa

perhatian, dukungan dan kasih sayang dapat tercurah dari pasanganya. Selain itu,

calon ibu akan menjadi mudah lelah dan iritabilitas. Beberapa wanita akan sulit

untuk berkonsentrasi dan fokus akan penjelasan-penjelasan baru yang diberikan

8
9

oleh bidan, sehingga penjelasan yang diberikan harus jelas dan ringkas agar calon

ibu dapat menyerapnya dengan lebih mudah ( Mandang,J.dkk. 2016).

Perubahan Psikologis kehamilan trimester III adalah :

a. Rasa tidak nyaman muncul kembali

b. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya

c. Ibu khawatir bayi lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi tidak

normal

d. Ibu semakin ingin menyudahi kehamilanya

e. Merasa sedih karena mungkin terpisah dari bayinya

f. Merasa kehilangan perhatian

g. Tidak sabaran dan galau

h. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya

i. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya

j. Libido menurun karena kondisi ibu hamil (Mandang,J.dkk.

2016).

2. Perubahan Fisiologis ibu hamil Trimester III

1) Uterus

Perubahan anatomik yang paling terlihat pada ibu hamil adalah pembesaran

uterus. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal

kehamilan akan menyebabkan hipertrofi kelenjar serviks disertai dengan

peningkatan vaskularisasi menyebabkan perubahan pada ibu hamil meliputi: tanda

Goodele (Mandang,J.dkk. 2016).


10

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc. Donald

N Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


o
1. 22-28 minggu 24-25 cm diatas simfisis

2. 28 minggu 26,7 cm diatas simfisis

3. 30 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis

4. 32 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis


5. 34 minggu 31 cm diatas simfisis
6. 36 minggu 32 cm diatas simfisis
7. 38 minggu 33 cm diatas simfisis
Sumber : Mandang,J.dkk. 2016

2) System traktus urinarius

Pada akhir kehamilan (± 38 minggu) kepala janin mulai turun ke pintu atas

panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan

mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan

metabolisme air menjadi lancar (Mandang,J.dkk. 2016).

3) System respirasi

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar kearah

diagfrakma sehingga diagfrakma kurang leluasa bergerak mengakibatkan

kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas (Mandang,J.dkk.

2016).

4) Kenaikan berat badan

Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan dan Penambahan Berat badan


Klasifikasi Berat BMI Penambahan
Berat badan ( Body Masa Index) Badan

Kurang <18,50 12-15 kg


Normal 18,5-24,9 9-12 kg
Overweight 25-29,9 6-9 kg
Obesitas ≥30 6 kg

Sumber : Mandang,J.dkk. 2016


11

5) Sirkulasi darah

Hemodilusi penambahan volasi darah sekitar 25% dengan puncak pada usia

kehamilan 32 minggu, sedangkan Hematoktik mencapai level terendah pada

minggu 30-32 karena setelah 34 minggu masa RBC (Red Blood Cell) terus

meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan RBC menyebabkan

penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan

pendek nafas.

6) System musculoskeletal

Perubahan tubuh secara bertambah dan peningkatan berat wanita hamil

menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara mencolok.

Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring kedepan. Pusat

gravitasi wanita bergeser kedepan. Kurva lumbalsacrum normal harus semakin

melengkung dan di daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksianterior

kepala berlebihan) untuk mempertahankan keseimbangan (Mandang,J.dkk. 2016).

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

Kebutuhan Dasar ibu hamil trimester III menurut (Mandang,J.dkk. 2016) yaitu :

1) Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang bersih,

tidak kotor atau polusi udara, tidak bau. Paru-paru bekerja lebih berat untuk

keperluan ibu dan janin. Pada hamil tua sebelum kepala masuk panggul, paru-paru

terdesak ke atas sehingga menyebabkan sesak nafas.


12

2) Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses

kehamilan yang sehat, antara lain :

(1) Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

(2) Hindari makanan yang terlalu asin, pedas, lemak cukup

tinggi

(3) Hindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol,

bahan pengawet dan zat pewarna

(4) Hindari merokok

3) Personal Hygiene

Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri sendiri. Kebersihan

badan mengurangkan kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak

mengandung kuman-kuman.

4) Eliminasi

Masalah eliminasi tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancer. Dengan

kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi basah.

Situasi basah ini menyebabkan jamur sehingga wanita mengeluh gatal dan

mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu sehingga sering di garuk

dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan infeksi

kandung kemih.

5) Seksual

Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tidak dapat

ditawar, tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang hamil, kehamilan bukan

merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Pada hamil muda


13

hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila terdapat keguguran berulang

atau mengancam kehamilan dengan tanda infeksi, perdarahan, mengeluarkan air.

Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan perlu dihindari hubungan

seksual karena dapat membahayakan. Bila kurang higienis, bias terjadi ketuban

pecah, dan persalinan bisa terangsang karena, sperma mengandung prostagladin.

6) Mobilisasi, Body Mekanik

Wanita hamil di anjurkan mempunyai kebugaran jantung. wanita yang secara fisik

bugar lebih dapat dapat melakukan persalinan. Akan tetapi gerak badan selama

hamil harus dilakukan dengan bijak. Hindari peningkatan suhu tubuh di atas 38,9.

Hindari latihan aerobic yang terlalu lama terutama dalam cuaca panas. Sewaktu

ber aerobik darah akan dialihkan ke otot atau kulit dan menjauh dari organ-organ

lain seperti ginjal, rahim, atau hati. Selama kehamilan jagalah agar denyut nadi

anda di bawah 140 kali permenit.

d. ANC Terpadu

Pelayanan Antenatal Terpadu merupakan pelayanan komprehenhsif dan

berkualitas mencakup pelayanan promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitative yang

meliputi pelayanan KIA, Gizi, penyakit menular, penyakit tidak menular,

kekerasan terhadap perempuan selama kehamilan,yang bertujuan untuk memenuhi

hak semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga

mampu menjalin kehamilan dengan sehat,bersalin dengan selamat,dan melahirkan

bayi yang sehat(Kemenkes,2016)


14

Pemeriksaan Ibu Hamil :

Periksa kehamilan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :

1) 1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan

2) 1 kali pada usia kehamilan 4-6 bulan

3) 2 kali pada kehamilan 7-9 bulan (Kemenkes RI, 2018).

Standar pemeriksaan ibu hamil “10T” pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan

pemeriksaan kehamilan yang meliputi :

1) Pengukuran Tinggi Badan cukup satu kali dan penimbangan Berat

Badan setiap kali periksa

Bila tinggi badan <145 cm maka faktor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit

untuk melahirkan secara normal dan penambahan berat badan sejak bulan ke-4

paling sedikit 1 kg/bulan.

2) Pengukuran Tekanan Darah (Tensi)

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama

dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko Hipertensi dalam kehamilan.

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Bila <23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan

beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

4) Pengukuran Tinggi Fundus

Pengukuran tinggi fundus berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah

sesuai dengan usia kehamilan.

5) Penentuan letak janin (Presentasi janin) dan perhitungan denyut

jantung janin
15

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk

panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut

jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit

menunjukan ada tanda Gawat janin. Segera Rujuk.

6) Pemantauan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Oleh petugas untuk selanjutnya bila diperlukan mendapatkan suntikan tetanus

toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan

bayi.

Tabel 2.3 Imunisasi

Imunisas Selang waktu Minimal Lama Perlindungan


i TT

TT 1 Langkah awal Kekebalan


TT 2 1 Bulan setelah TT 1 3 Tahun
TT 3 6 Bulan setelah TT 2 5 Tahun
TT 4 12 Bulan setelah TT 3 10 Tahun
TT 5 12 Bulan setelah TT 4 >25 Tahun

Sumber : Kemenkes RI, 2018

7) Pemberian Tablet Tambah Darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal

selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi

rasa mual.

8) Tes Laboratorium

a) Tes Golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu

hamil bila diperlukan.


16

b) Tes Hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan

darah (Anemia).

c) Tes pemeriksaan urine (Air Kencing)

d) Tes pemeriksaan darag lainnya seperti HIV dan sifilis,

sementara pemeriksaan malaria dilakukan didaerah endemis

malaria.

9) Konseling atau Penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,

pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD),

Nifas, Perawatan Bayi Baru Lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan

imunisasi pada bayi.

10) Tata Laksana atau mendapatkan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil (Kemenkes RI, 2018).

e. Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut

Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-

42 minggu. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III Menurut (Mandang,J.dkk.

2016) yaitu :

1) Pengelihatan Kabur

a) Pengertian

Pengelihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala

yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak

yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan

serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan pengelihatan. Perubahan


17

pengelihatan atau pandangan kabur dapat menjadi tanda Pre-eklampsia. Hal ini

disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di

korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).

2) Gerakan Janin Berkurang

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama

persalinan. Secara normal ibu merasakan adanya gerakan janin pada bulan ke-5

atau bulan ke-6, namun beberapa ibu mungkin merasakan gerakan janin lebih

awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Gerakan janin terasa sekali pada

saat ibu istirahat, makan, minum dan berbaring. Apabila gerakan janin dirasakan

berkurang, anjurkan ibu untuk berkonsultasi ketenaga kesehatan

3) Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan

terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila

semakin berat, pengelihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.

Kejang dalam kehamilan dapat merupakan Eklamsia.

4) Demam Tinggi

Demam tinggi terjadi pada kehamilan, salah satu penyebabnya adalah daya tahan

tubuh atau sistem imun yang mengalami perubahan lebih berfungsi dan

mengutamakan perlindungan pada sang janin. Hal ini bisa menjadi alasan kenapa

ibu hamil lebih rentan terhadap kuman penyebab batuk, pilek dan demam.

Penyebab demam pada kehamilan yang paling umum dijumpai dalam kehidupan

sehari-hari adalah infeksi virus dan bakteri. Meski keduanya sama-sama


18

berbahaya, namun infeksi virus memiliki tingkat kecacatan dan kematian janin

yang lebih tinggi.

5) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan

Pembengkakan dapat dialami pada setiap saat pada kehamilan, tetapi cenderung

terjadi sekitar bulan kelima dan dapat meningkat pada trimester ketiga.

f. Persiapan pada Persalinan

1) Tanyakan pada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan

2) Suami atau keluarga mendampingi ibu saar periksa kehamilan

3) Persiapkan tabungan atau dana cadangan untuk biaya

persalinan dan biaya lainnya

4) Siapkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional

5) Rencana melahirkan ditolong oleh bidan atau dokter difasilitas

kesehatan

6) Siapkan KTP, kartu keluarga, dan keperluan lain untuk ibu dan

bayi yang akan dilahirkan

7) Siapkan lebih dari satu orang yang memiliki golongan darah

yang sama dan bersedia menjadi pendonor jika diperlukan

8) Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika

sewaktu-waktu diperlukan

9) Pastikan ibu hamil dan keluarga menyepakati amanat

persalinan dalam stiker P4K dan sudah ditempelkan didepan

rumah
19

10) Rencanakan ikut keluarga berencana (KB) setelah bersalin.

tanyakan ke petugas kesehatan tentang cara ber-KB (Kemenkes

RI, 2018).

1. KONSEP DASAR PERSALINAN

a. Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin (Legawati. 2018).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan/kekuatan sendiri (Lailiyana,dkk.

2015).

b Mekanisme Persalinan

Dalam mekanisme persalinan normal Menurut (Lailiyana,dkk. 2015) terjadi

gerakan-gerakan penting dari janin yaitu penurunan, fleksi, putaran paksi dalam,

Ekstensi, putaran paksi luar, dan ekspulsi. Berikut gerakan-gerakan janin tersebut

diuraikan satu persatu :

1) Penurunan Pada Primipara kepala janin turun ke rongga

panggul/masuk PAP pada akhir minggu ke 36 kehamilan,

sedangkan pada multipara terjadi saat mulainya persalinan.

Masuknya kepala janin melintasi PAP dapat dalam keadaan


20

sinklitismus atau asinklitismus, dapat juga dalam keadaan

melintang atau serong, dan fleksi ringan (dengan diameter kepala

janin oksipitofrontalis 11,75 cm) atau fleksi sedang (dengan

diameter kepala janin suboksipitofrontalis 11,25 cm). Penurunan

kepala janin terjadi selama persalinan karena daya dorong dari

kontraksi dan posisi serta peneranan (selama kala II) oleh ibu.

Sinklitismus adalah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus

dengan bidang PAP (sutura sagitalis berada ditengah-tengah jalan

lahir atau PAP). Asinklitismus adalah bila arah sumbu kepala janin

miring dengan bidan PAP (sutura sagitalis mendekati

promontorium atau sympisis pubis).

2) Fleksi Semakin turun ke rongga panggul, kepala janin semakin

fleksi, sehingga mencapai fleksi maksimal (biasanya di Hodge III)

dengan diameter kepala janin yang terkecil yaitu diameter

suboksipitobregmatika (9,5 cm). Melalui fleksi ini, diameter

terkecil dari kepala janin dapat masuk kedalam panggul dan terus

menuju kedasar panggul. Pada saat kepala berada didasar panggul

tahanannya akan meningkat sehingga akan terjadi fleksi yang

bertambah besar yang sangat diperlukan agar diameter terkecil

dapat terus turun.

3) Putaran paksi dalam Kepala yang sedang turun menemui

diafragma pelvis yang berjalan dari belakang kearah depan. Akibat

kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin


21

yang disebabkan oleh HIS yang berulang-ulang, kepala

mengadakan rotasi/putaran paksi dalam yaitu UUK memutar

kearah depan (UUK berada dibawah sympisis).

4) Ekstensi Sesudah kepala janin sampai didasar panggul dan UUK

berada di bawah sympisis sebagai hipomoglion kepala

mengadakan gerakan defleksi/ekstensi untuk dapat dilahirkan,

maka lahirlah berturut-turut UUB, dahi, muka dan akhirnya dagu.

5) Putaran paksi luar Setelah kepala lahir, kepala segera

mengadakan rotasi (putaran paksi luar) yaitu gerakan kembali

sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan

kedudukan kepala dengan punggung anak.

6) Ekspulsi setelah kepala lahir, bahu akan berada dalam posisi depan

belakang. Selanjutnya bahu depan dilahirkan terlebih dahulu baru

kemudian bahu belakang. Maka lahirlah bayi seluruhnya.

c. Tahapan persalinan

1) Kala I

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks

sehingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi menjadi

dua fase :

a. Fase Laten

(1) Dimulai dari awal kontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap

(2) Pembukaan serviks kurang dari 4 cm


22

(3) Biasanya berlangsung hingga 8 jam

b. Fase Aktif

(1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi 3 kali dalam 10

menit dan lamanya 40 detik atau lebih)

(2) Serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm, biasanya

dengan kecepatan 1 cm/jam atau lebih hingga pembukaan

lengkap (10 cm)

(3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

Pada permulaan HIS, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu

masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12

jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman,

diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan multigravida 2

cm/jam.

2) Kala II

Kala II dimulai dari pembukaan serviks 10 cm (lengkap) sampai dengan lahirnya

bayi. Gejala Kala II atau kala pengeluaran adalah :

a) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit dan durasi 50-100

detik.

b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.


23

c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengedan

d) Kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga kepala membuka vagina dan tampak subocciput

sebagai hipomoglion

e) Lamanya Kala II pada primigravida 50 menit dan multigravida

30 menit.

3) Kala III

Setelah Kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya

bayi, sudah mulai pelepasan plasenta karena sifat retraksi otot rahim. Tanda-tanda

lepasnya plasenta :

a) Uterus menjadi bundar

b) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke bawah

segmen bawah rahim

c) Tali pusat tambah panjang

4) Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum

sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi :

a) Tingkat kesadaran pasien

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital

c) Kontraksi uterus

d) Terjadinya perdarahan (Lailiyana,dkk. 2015).

d. Partograf
24

1) Pengertian

Partograf adalah suatu grafik yang menggambarkan kemajuan persalinan kala I

fase aktif dengan merekam kemajuan pembukaan serviks, penurunan bagian

terendah janin, keadaan HIS, kondisi ibu dan janin (Lailiyana,dkk. 2015)

2) Tujuan Partograf

Tujuan utama penggunaan partograf menurut (Lailiyana,dkk. 2015) adalah :

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

melalui pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam

b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal

dan dengan demikian dapat melakukan deteksi dini

kemungkinan terjadinya partus lama

3) Komponen-komponen Partograf

Menurut (Lailiyana,dkk. 2015) kompnen partograf meliputi :

a) Kemajuan Persalinan

(1) Pembukaan serviks

Bidan menilai pembukaan serviks dengan melakukan pemeriksaan dalam. Periksa

dalam dilakukan setiap 4 jam sekali (Indikasi waktu). Pemeriksaan dalam dibawah

4 jam dilakukan atas indikasi. Bidan harus memeriksa adanya tanda dan gejala

kala II, Ketuban pecah sendiri, atau gawat janin. Penulisan pembukaan serviks

dipartograf dengan tanda (x).

(2) Penurunan bagian terendah


25

Bidan menilai turunnya bagian terendah janin dengan palpasi perlimaan yang

dilakukan setiap 4 jam, yaitu sesaat sebelum melakukan periksa dalam. Penulisan

turunnya bagian terendah dipartograf dengan tanda (o).

(3) His

Bidan menilai his dengan cara palpasi, menghitung frekuensi his (berapa kali)

dalam 10 menit dan dirasakanberapa lama his tersebut berlangsung (dalam detik).

Observasi his dilakukan setiap 30 menit.

b) Memantau Kondisi Janin

(1) Denyut Jantung Janin

Bidan menilai frekuensi Denyut Jantung Janin (DJJ) menggunakan stetoskop atau

doppler, didengar setelah fase terkuat his lewat, dihitung selama 1 menit.

Observasi DJJ dilakukan setiap 30 menit. Bila DJJ <120 denyut/menit atau >160

denyut/menit, bidan harus segera bertindak, kecuali bila persalinan sudah dekat.

Bila DJJ <100 denyut/menit atau >180 denyut/menit, menunjukan gawat janin

hebat dan bidan harus segera bertindak. Penulisan DJJ di partograf dengan tanda(

●)

(2) Ketuban

Bidan mengidentifikasi pecahnya selaput ketuban dan menilai keadaan ketuban

bila sudah pecah (Volume, Warna, dan Bau). Pengamatan dilakukan pada setiap

periksa dalam. Yang dicatat dipartograf bila selaput ketuban belum pecah/utuh

ditulis (U) tetapi bila selaput ketuban sudah pecah di tulis (J) untuk air ketuban

Jernih, (M) untuk ketuban bercampur mekonium, (D) untuk ketuban bercampur

darah dan untuk (K) untuk air ketuban yang kering.


26

(3) Moulase Kepala Janin

Bidan menilai adanya penyusupan kepala janin pada setiap periksa dalam.

Penyusupan yang hebat dengan kepala diatas PAP menunjukan adanya

disproporsi Chepalopelvic. Pencatatan dipartograf dengan tulisan :

1 Tulang-tulang kepala terpisah dan sutura mudah

diraba (tidak ada Moulase)

2 Tulang-tulang kepala saling menyentuh satu sama lain

3 Tulang-tulang kepala saling tumpang tindih tetapi

masih dapat dipisahkan

4 Tulang-tulang kepala saling tumpang tindih berat,

tidak dapat dipisahkan

e. Asuhan Persalinan Normal

I. Mengenali gejala dan tanda kala dua

1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

a.Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran

b.ibu merasakan tekana yang semakin meningkat pada rektum dan vagina

c.perineum tampak menonjol

d.vulva dan sfingterani membuka

II. Menyiapkan pertolongan persalinan


27

2. memastikan kelengkapan bahan dan obat obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam

partus set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku,

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/pribadi yang bersih.

5. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk

pemeriksaan dalam.

6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik

( dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi

atau steril, dan meletakan kembali di partus set/wadah

desinfeksi tingkat tinggi tanpa mengkontaminasikan tabung

suntik).

III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan kapas atau

kassa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut

vagina, perineum atau anus terkontaminasih oleh kotoran ibu,

membersihkanya dengan saksama dengan cara menyeka dari depan

ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam

wadah yang besar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi


28

(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam

larutan dekontaminasi, langkah # 9).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.

Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,

lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin

0,5 % dan kemudian melepaskanya dalam keadaan terbalik serta

merendamnya didalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.

Mencuci kedua tangan (seperti di atas).

10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 100-180

kali/menit).

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dalam semua

hasil penilaian serta asuhan lainya pada partograf.

IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses persalinan.

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaaan janin

baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyman sesuai

keinginannya.

a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta


29

janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan

mendokumentasikan temuan temuan.

b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat mulai

meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk

dan pastikan ia merasa nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran :

a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan

untuk meneran

b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk

meneran.

c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya

(tidak meminta ibu berbaring terlentang)

d. Menganjurkan ibu untuk beristrahat diantara kontraksi

e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat

pada ibu

f. Menganjurkan asupan cairan per oral

g. Menilai DJJ setiap lima menit

h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu


30

primipara dan 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk

segera.

Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran

i. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil

posisi yang aman, jika ibu belum ingin meneran dalam 60

menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak

kontraksi-kontraksi tersebut dan beristrahat diantara kontraksi

j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

V. Persiapan pertolongan kelahiran bayi.

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

meletakan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan

bayi.

15. Meletakkan kain yang dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.

16. Membuka partus set

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

VI. Menolong kelahiran bayi.

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,

letakan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang

lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan

kepala keluar perlahan lahan menganjurkan ibu untuk meneran

perlahan lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.


31

a. Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut

dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir

DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet

penghisap yang baru dan bersih.

19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan

kain atau kasa yang bersih

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses

kelahiran bayi:

a. jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian

atas kepala bayi.

b. jika tali pusat melilit leher dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan

memotongnya.

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

Lahir bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke

arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di

bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah

atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Leher badan dan tungkai


32

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala

bayi yang berada bagian bawah ke arah perineum tangan,

membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.

Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati

perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh

bayi saat dilahirkan. Mengunakan tangan anterior (bagian atas)

untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya

lahir.

24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di

atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat punggung dari kaki lahir. Memegang kedua

mata kaki bayi dengan hati hati membantu kelahiran kaki.

VII. Penanganan bayi baru lahir

25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas

perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit rendah dari tubuhnya

(bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang

memungkinkan).

26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi

kecuali bagian pusat.

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusat

bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah

ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah

ibu).
33

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.

29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain

atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,

membiarkan tali pusat terbuka.

Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, mengambil tindakan yang sesuai.

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

VIII. Penanganan bayi baru lahir

Oksitosin

31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar,

setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Penegangan tali pusat terkendali

34. Memindahkan klem pada tali pusat

35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat

di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang

tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.


34

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus

dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakan (dorso

kranial) dengan hati hati untuk membantu mencegah terjadinya

inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik

menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga

kontraksi berikut mulai

Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang angota keluarga

untuk merangsang puting susu ibu.

Mengeluarkan plasenta

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

mengikut kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan

arah pada uterus.

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar

5-10 cm dari vulva.

b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama

15 menit:

a) Mengurangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

b) Menilai kandung kemih dan mengkaterisasikan kandung

kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.

c) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan


35

d) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit

berikutnya.

e) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit

sejak kelahiran bayi.

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan dua tangan dan dengan hati hati memutar plasenta

hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan

melahirkan selaput ketuban tersebut.

a. jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan desinfeksi tingkat

tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan saksama.

Menggunakan jari jari tangan atau klem atau forsep desinfeksi tingkat tinggi

atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Pemijatan uterus

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan

masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

a. jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase

selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai

IX. Menilai perdarahan

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa


36

selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam

kantong plastik atau tempat khususu.

a. jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik

mengambil tindakan yang sesuai.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

X. Melakukan prosedur pasca persalinan

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5 % membilas kedua tangan yang masih

bersarung tangan tersebut dengan air desinfeksi tingkat tinggi dan

mengerinkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril

atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati

sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat

45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang bersebrangan

dengan simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkan ke dalam larutan klorin

0,5 %.

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk menilai pemberian ASI.


37

EVALUASI

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam:

a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

b. setiap 15 menit pada jam pertama pasca persalinan.

c. setiap 20-30 menit pertama pada jam kedua pasca persalinan.

d. jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang

sesuai untuk melaksanakan atonia uteri.

Jika ditemukan laserasi yang memerlukan jahitan, lakukan penjahitan dengan

anastesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.

50. Menganjurkan pada ibu/keluarga bagaiman melakukan masase dan

memeriksa kontraksi uterus.

51. Mengevaluasi kehilangan perdarahan.

52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap

15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30

menit selama jam kedua pasca persalinan

a. memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam

pertama pasca persalinan

b. melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

kebersihan dan keamanan


38

53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi tingkat tinggi.

Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan

makanan yang diinginkan.

57. Mendokumentasikan daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan yang kotor ke dalam larutaan klorin 0,5 %

membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5 % selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

f . Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Faktor yang mempengaruhi persalinan menurut (Lailiyana, dkk. 2015) yaitu :

1) Faktor Power, power adalah tenaga atau kekuatan yang

mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi his,


39

kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari

ligamen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna dan tenaga

mengejan.

2) Faktor Passager, yaitu faktor janin, yang meliputi sikap janin,

letak, presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin.

3) Faktor Passage (jalan lahir), dibagi menjadi 2, bagian keras:

tulang-tulang panggul (rangka panggul) dan bagian lunak: otot-

otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.

4) Faktor psikologi ibu, keadaan psikologi ibu memengaruhi

proses persalinan. Dukungan mental berdampak positif bagi

keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses

persalinan.

5) Faktor penolong, dengan pengetahuan dan kompetensi yang

baik yang dimiliki penolong, diharapkan kesalahan atau

malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi sehingga

memperlancar proses peralinan.

g . Kebutuhan dasar persalinan

Menurut (Lailiyana,dkk. 2015) kebutuhan dasar ibu bersalin meliputi:

1) Kebutuhan fisik

a) Menjaga kebersihan diri

b) Relaksasi dengan berendam

c) Nutrisi dan cairan

d) Oksigen
40

e) Eliminasi

2) Kehadiran pendamping

Kehadiran seorang pendamping memberikan rasa nyaman pada ibu dalam masa

persalinan. Dukungan yang diberikan pemdamping ibu dalam persalinan dapat

berupa menggosok punggung ibu, memegang tangan, mempertahankan kontak

mata, mengusap keringat, menemani jalan-jalan, memijat punggung, menciptakan

suasana kekeluargaan, menyuapi makan atau mengucapkan kata-kata yang

menunjukan kepedulian untuk membesarkan hati ibu.

h. Komplikasi pada persalinan

Beberapa komplikasi dalam persalinan menurut (Lailiyana,dkk. 2015) yaitu:

a. Kala I

i. Kala I Fase Laten Memanjang

Apabila ibu berada dalam fase laten lebih dari 8 jam dan tak ada kemajuan,

lakukan pemeriksaan dengan jalan melakukan pemeriksaan serviks.

2. Kala I Fase Aktif Memanjang

Friedman membagi masalah lagi masalah fase aktif menjadi gangguan

Protraction (berkepanjangan/berlarut-larut) dan arrest (tak maju). Ia

mendefinisikan protraksi sebagai kecepatan pembukaan atau penurunan yang

lambat, yang untuk nulipara adalah kecepatan pembukaan kurang dari 1,2 cm per

jam atau penurunan kurang dari 1 cm per jam. Kemacetan pembukaan (Arrest of

dilatation) didefinisikan sebagai tidak adanya perubahan serviks dalam 2 jam, dan
41

kemacetan penurunan (arrest of descent) sebagai tidak adanya penurunan janin

dalam 1 jam

3. Kelainan His

1) Inersia Uteri Hipotonik

Inersia uteri hipoternik adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah/tidak

adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Di sini

kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita

dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang.

2) Inersia uteri hipertonik

Inersia Uteri Hipoternik adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang

sampai melebihi normal) namun tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian atas,

tengan dan bawah uterus, sehingga tidak efisien untuk membuka serviks dan

mendorong bayi keluar.

b. Kala II

4.Presentasi

Macam-macam presentasi janin dalam uterus antara lain:

a. Presentasi oksiput posterior

Presentasi oksiput posterior adalah presentasi belakang kepala dengan oksiput

(UUK) berada di belakang. Angka kejadian untuk kasus ini mencapai angka 8 %

dari kehamilan yang ada.

b. Presentasi oksiput transversalis


42

Presentasi oksiput transversalis adalah presentasi belakang kepala dengan oksiput

(ubun-ubun kecil) melintang.

c. Presentasi puncak kepala

Presentasi puncak kepala adalh presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi

minimal dengan sinsiput merupakan bagian terendah.

d. Presentasi dahi

Presentasi dahi adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal

dengan dahi merupakan bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 400 kelahiran.

Biasanya akan berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepala.

e. Presentasi muka

Presentasi muka adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal

sedang muka merupakan bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran.

f. Presentasi rangkap atau ganda

Presentasi ini dapat juga disebut sebagai presentasi majemuk yaitu

menumbungnya satu ekstremitas disisi bagian terbawah janin dan kedua bagian

ini sekaligus berada di dalam panggul.

2. Posisi

a. Posisi Oksipitalis Posterior Persisten

Keadaan dimana ubun-ubun kecil tidak berputar ke depan, sehinga tetap

dibelakang. Keadaan ini dinamakan posisi oksiput posterior persisten.


43

b. Posisi Oksipitalis Transversal Persisten

Pada arsitektur panggul normal, posisi occiput transversal umunya bersifat

sementara (penempatan) sebelum berakhir sebagai posisi occiput anterior atau

posterior. Bila kontraksi uterus cukup kuat, dapat terjadi putaran paksi dalam

(PDD) ke anterior dan persalinan dapat berlangsung secara normal atau dengan

ekstraksi cunam outlet.

3. Letak

a. Letak Sungsang

Letak sungsang adalah keadaan janin dimana letaknya memanjang dengan bagian

terbawah bokong dengan atau tanpa kaki. Angka kejadian mencapai 3 % dari

kelahiran. Klasifikasi ada 4 presentasi yaitu:

1) Presentasi bokong murni, kedua kaki menjungkit ke atas terletak

dekat kepala.

2) Presentasi bokong kaki, kedua kaki disamping bokong disebut

sempurna, bila hanya satu kaki disebut tidak sempurna.

3) Presentasi kaki, bagian terendah 2 kaki disebut presentasi kaki

sempurna, bila hanya 1 disebut presentasi kaki tidak sempurna.

4) Presentasi lutut, bagian terendah 2 lutut disebut senpurna, bila

hanya 1 disebut tidak sempurna.

b. Letak Lintang

Lentak lintang adalah keadaan di mana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus

dengan sumbu panjang tubuh ibu Kneechest position. Pada primigravida umur

kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dar 28
44

minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai

persalinan.

4. Gemelli

Gemelli atau kehamilan ganda atau kehamilan kebar adalah kehamilan dengan

dua janin atau lebih. Sejak ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi maka

dari laporan-laporan dari seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar

condong meningkat. Bahkan sekarang telah ada hamil kembar lebih dari 6 janin.

5. Distosia Bahu

Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet di atas

sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu

tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang acrum

(tulang ekor).

Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu

untuk “melipat” ke dalam panggul (misal: pada makrosomia) disebabkan oleh fase

aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara.

c. Kala III

Perdarahan kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah persalinan

kala III. Namun, dalam praktiknya sulit untuk mengukur kehilangan darah dengan

tepat dan jumlahnya sering diperkirakan hampir terlalu rendah.

1) Perdarahan Postpartum
45

Perdarahan Kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah kelahiran

plasenta. Perdarahan yang banyak dalam waktu yang pendek dapat segera

diketahui, tetapi bila perdarahan sedikit dalam waktu yang lama tanpa kita sadari

penderita telah kehilangan banyak darah sebelum tampak pucat dan gejala

lainnya.

2) Antonia Uteri

Merupakan suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi. Tanda

dan Gejala :

(1) Perdarahan pervaginam. Perdarahan yang terjadi pada kasus

atonis sangat banyak dan darah todak merembes, perostiea yang

sering terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai

gumpalan.

(2) Konsistensi rahim lunak. Gejala ini merupakan gejala

terpenting/khas atonia dan membedakan atonia dengan

penyebab perdarahan yang lainnya.

(3) Fundus uteri naik.

(4) Terdapat tanda-tanda syok.

3) Retensio Plasenta

Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan

kontraksi uterus. Pengertian retensio plasenta adalah tertahannya atau belum

lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Jenis

retensio plasenta adalah sebagai berikut:


46

a) Plasenta adhesive: implantasi yang kuat dari jonjot korion

plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme perpisahan

fisiologis.

b) Plasenta akreta: implantasi jonjot korion plasenta hingga

memasuki sebagian lapisan miometrium.

c) Plasenta inkreta: implantasi jonjot korion plasenta hingga

mencapai/memasuki miometrium.

d) Plasenta perkreta: implantasi jonjot korion yang menembus

lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.

e) Plasenta inkarserata: tertahannya plasenta di dalam kavum uteri,

disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.

4) Laserasi Jalan Lahir

Robekkan jalan lahir merupakan penyebab kedua dari perdarahan pasca

persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Laserasi jalan

lahir diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu sebagai berikut:

a) Derajat 1 : Robekan sampai mengenai mukosa vagina

dan kulit perineum.

b) Derajat 2 : Robekan sampai mengenai mukosa vagina,

kulit perineum, dan otot perineum.

c) Derajat 3 : Robekkan sampai mengenai mukosa vagina,

kulit perineum, otot perineum dan otot sfingter ani eksternal.

d) Derajat 4 : Robekan sampai mengenai mukosa vagina,

Kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksternal dan mukosa rectum.
47

5) Kelainan Darah

Kelainan pada darah dapat menyebabkan perdarahan postpartum sekunder atau

perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma. Abnormalitas dapat

muncul sebelum persalinan atau didapat saat setelah persalinan. Trombositopenia

dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP (Immunology

Trombositopenia Purpura) atau sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC

(Diceminata Intravascular Coagulation) atau sepsis. Abnormalitas platelet dapat

saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya,

walaupun sering tak terdiagnosis.

i. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir.

Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan segera setelah tali

pusat diklem dan dipotong. Tentramkan ibu bahwa bidan akan membantu ibu

menyusukan bayinya setelah plasenta lahir dan penjahitan laserasi selesai

dilakukan. Anggota keluarga mungkin dapat membantunya untuk memulai

pemberian ASI lebih awal. Setelah semua prosedur yang di perlukan selesai, ibu

sudah bersih dan mengganti baju, bantu ibu untuk menyusukan bayinya

(Lailiyana, dkk. 2015).

Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak langsung ibu-bayi dan

menyusui sesering mungkin untuk merangsang produksi ASI. Pastikan bahwa

jumlah air susu ibu memadai. Yakinkan ibu dan keluarganya bahwa kolostrum

mempunyai nilai nutrisi yang tinggu dan mengandung semua unsur yang

diperlukan bayi. Minta ibu untuk membiarkan bayinya menyusu tanpa henti
48

sesuai dengan yang diinginkannya. Pada saat bayi melepaskan puting susu, minta

ibu untuk menawarkan puting susu sebelahnya. (Lailiyana, dkk. 2015).

Keuntungan pemberian ASI secara dini :

1) Merangasang produksi ASI

2) Memperkuat refleks menghisap pada bayi

3) Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi

4) Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui

kolostrum

5) Merangsang kontraksi uterus.

j. 5 Benang merah

1) Membuat keputusan klinik

2) Asuhan saying ibu dan bayi

3) Pencegahan infeksi

4) Pencatatan (Rekam medik)

5) Rujukan

2. KONSEP DASAR MASA NIFAS

a. Pengertian Postpartum

Masa Nifas adalah masa keluarnya darah dari jalan lahir setelah hasil konsepsi

dilahirkan yaitu 40-60 hari (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018).

Masa Nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai dari beberapa jam setelah

plasenta lahir dan selesai selama kira-kira 6 minggu saat alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia,

2018).
49

b. Perubahan Fisiologis dan psikologis masa nifas

a). Perubahan Fisiologis masa Nifas

Perubahan-perubahan pada masa nifas menurut (Bidan dan Dosen Kebidanan

Indonesia, 2018) yaitu :

1) Perubahan Sistem Reproduksi

Perubahan pada sistem reproduksi masa nifas meliputi perubahan pada vagina,

perineum, serviks, uterus dan endrometrium

a) Vagina dan Perineum

Vagina tetap terbuka lebar segera setelah ibu melahirkan bayinya. Tonus otot

vagina akan kembali pada keadaan semula dengan tidak ada pembengkakan dan

celah vagina tidak lebar pada satu hingga dua hari pertama postpartum. Pada

minggu ketiga postpartum, rugae vagina mulai pulih menyebabkan ukuran vagina

menjadi lebih kecil. Dinding vagina menjadi lebih lunak lebih besar dari biasanya

dan longgar sehingga ruang vagina akan sedikit lebih besar dari keadaan sebelum

melahirkan.

b) Uterus

Involusio merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.

Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk

meraba dimana TFU-nya (Tinggi Fundus Uteri).

c) Pengeluaran Lokhea

Pengeluaran Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea

berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda beda pada setiap wanita.
50

Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai

perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan

menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya.

1) Lokhea rubra

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa postartum. Cairan

yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,

dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

2) Lokhea sanguilenta

Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari

ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

3) Lokhea serosa

Lokhea serosa ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,

leokosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-

14

4) Lokhea alba

Lokhea ini mengandung leokosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan

serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu

post partum.

d) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena

waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon


51

menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan,

kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya aktifitas tubuh.

e) Perubahan sistem perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air

kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme

sfingter dan odema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi (tekanan)

antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.

f) Perubahan Sistem Muskuluskletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, perubahan darah yang berada

diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan menghentikan

perdarahan. Ligamen-ligamien, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada

waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali.

Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.

g) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah,

sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia.

Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya

hemokonsentrasi sehingga volume dara kembali seperti sediakala, hal ini terjadi

pada hari ketiga sampai kelima pospartum.

h) Perubahan tanda-tanda vital

(1) Suhu tubuh pada 24 jam pertama setelah melahirkan,

suhu tubuh mungkin meningkat sedikit (38oC) sebagai

respon terhadap persalinan, terutama dehidrasi.


52

Peningkatan suhu tubuh yang menetap mungkin

menandakan infeksi.

(2) Denyut nadi

Denyut nadi serta curah jantung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi

lahir. Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada

minggu ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi

60-80 x/menit sebelum hamil.

(3) Pernafasan, pernafasan harus berada dalam rentang

normal 18-24 x/menit sebelum melahirkan.

(4) Tekanan darah, tekanan darah untuk systol 110-140

mmHg dan untuk diastole 60-80 mmHg.

i) Dinding abdomen

Memerlukan waktu untuk kembali normal. Strie tidak dapat dihilangkan secara

sempurna, tetapi dapat berubah menjadi garis putih-keperakan yang halus setelah

periode beberapa bulan. Dinding abdomen lunak setelah melahirkan karena

dinding ini meregang selama kehamilan

j) Payudara

Lobus kelenjara mamae sekitar 15-25 buah dan akan terus bercabang sehingga

terdapat acinus, sebagai tempat produksi ASI.

k) Perubahan hormone

Kadar estrogen dan progesterone menurun ketingkat sebelum hamil. Kadar

esterogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar,

kadar terendahnya di capai kira-kira 1 minggu pasca partum.


53

b).Perubahan Psikologis Masa Nifas

Menurut (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018) Perubahan psikologis

masa nifas yaitu :cccc

1) Post Partum Blues

Baby Blues atau Post partum blues (kemurungan nifas) adalah kondisi depresi

ringan yang umum terjadi dan dianggap hal yang normal terjadi pada ibu-ibu

Postpartum. Baby blues ini akan pulih kembali secara spontan setelah 2 minggu

postpartum.

2) Depresi Post Partum

Depresi post partum adalah gangguan depresi serius yang dapat terjadi setelah ibu

melahirkan bayinya. Penyebab pasti belum diketahui, tetapi depresi ini merupakan

kelanjutan dari depresi yang terjadi pada awal kehamilan, akhir kehamilan dan

atau Baby blues yang tidak ditangani dengan baik. Pada beberapa kasus, ibu nifas

yang mengalami depresi cenderung memiliki pikiran yang lebih ekstrim untuk

membahayakan dirinya dan bayinya.

3) Psikosis Postpartum

Psikosis adalah suatu kondisi gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya

ketidakmampuan membedakan antara kenyataan dan khayalan. Psikosis

postpartum adalah suatu kondisi gangguan jiwa yang telah terjadi sebelum ibu

melahirkan bayinya. Tanda gejalanya yaitu memiliki keyakinan yang salah dan
54

tidak sesuai dengan kenyataan, budaya dan norma yang berlaku, meskipun

keyakinan tersebut telah dikoreksi dan diberikan bukti-bukti.

4) Kesedihan dan Duka

Kesedihan Postpartum merupakan suatu gejala depresi ringan yang dialami oleh

ibu setelah melahirkan. Gejala ini biasa terjadi pada minggu pertama postpartum

atau kapan saja pada tahun pertama dan akan hilang dalam beberapa hari.

c. Kunjungan ibu Post partum

Menurut (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018), program dan kebijakan

teknis pada masa nifas adalah:

a. Kunjungan I : waktu 6-48 jam setelah persalinan

Tujuan:

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri

d) Pemberian ASI awal

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi

g) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil


55

b. Kunjungan II : 4-28 hari setelah persalinan

Tujuan

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istrahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik tak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-

hari.

c. Kunjungan III : 29-42 minggu setelah persalinan

a) Menanyakan tentang penyulit- penyulit yang dialami

ibu atau bayinya.

b) Membderikan konseling untuk KB secara dini.

d. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Menurut (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018) ada beberapa kebutuhan

dasar pada ibu nifas, meliputi :

1) Mobilisasi
56

Setelah persalinan, ibu dianjurkan untuk istrahat dan tidur terlentang selama 8

jam. Kemudian, ibu boleh miring kanan atau miring kiri untuk mencegah

terjadinya tromboemboli dan trombosis. Pada hari kedua, ibu diperbolehkan untuk

duduk, pada hari ketiga berjalan-jalan dan pada hari keempat atau kelima sudah

diperbolehkan pulang.

2) Nutrisi dan Cairan

Asupan gizi ibu nifas mempengaruhi kandungan kandungan nutrisi

pada ASI. Nutrisi yang penting disekresi ke dalam ASI antara lain Asam

Docosahexaenoic (DHA), Vitamin B2, Vitamin A dan Vitamin D.

Segera setelah melahirkan, ibu mengkonsumsi suplemen Vitamin A sebanyak 1

kapsul 200.000 IU dan melanjutkan mengkonsumsi vitamin A pada 24 jam

kemudian sebanyak 1 kapsul 200.000 IU. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari

The International Vitamin A Consulative Group bahwa seluruh ibu nifas

seharusnya menerima Vitamin A 400.000 IU atau 2 kapsul dengan dosis 200.000

IU, dengan pemberian kapsul pertama segera setelah melahirkan dan kapsul kedua

diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari enm

minggu (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018).

3) Eliminasi

Proses buang air kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dilakukan sendiri.

Namun, yang mengalami kesulitan dalam perkemihan dapat dilakukan katerisasi

sampai kandung kemih tidak mengalami kesulitan lagi dalam buang air kecil. Ibu

nifas di anjurkan untuk buang air besar pada 24 jam pertama postpartum.
57

4) Perawatan payudara

Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil agar puting

susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.

Selama nifas ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan payudaranya, terutama

pada bagian puting susu karena pada bagian ini biasanya bertumpuk sisa ASI yang

kemudian akan mengering dan dapat menyebabkan iritasi atau lecet pada puting

susu.

5) Laktasi

Proses laktasi sangat dianjurkan untuk semua ibu, terutama untuk pemberian ASI

Esklusif. Proses laktasi akan berjalan lancar apabila bayi sering disusui, isapan

pada putting susu merupakan rangsangan psikis yang mencetuskan pengeluaran

oksitosin oleh hipofisis. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positifnya,

involusi uteri akan sempurna. Hubungan antara ibu dan bayi akan terjalini erat

akibat dari menyusui.

6) Istirahat

Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan–

lahan, serta untuk tidur 2 jam disiang hari dan 7-8 jam di malam hari atau

beriistirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam

beberapa hal, mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses

involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak

mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

7) Seksual
58

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah

berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa

rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan

ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan

saja ibu siap.

e. Tanda Bahaya masa Nifas

Menurut (Kemenkes RI, 2018) Tanda-tanda bahaya yang terjadi pada ibu

nifas yaitu :

1) Perdarahan lewat jalan lahir

2) keluar cairan berbau dari jalan lahir

3) Bengkak diwajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan kejang-

kejang

4) Demam lebih dari dua hari

5) Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit

6) Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi)

3. KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR (BBL)

a. Pengertian BBL

Bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram sampai dengan 4000 gram dengan

masa kehamilan 37 sampai 42 minggu. Bayi baru lahir dengan usia 0-7 hari

disebut neonatal dini, sedangkan 0-28 hari disebut neonatal lanjut (Sari dan

Rimandhini, 2015).
59

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan 37-42

minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram. Ciri-ciri Bayi Normal :

1) Lahir aterm antara 37-42 minggu.

2) Berat badan 2500-4000 gram

3) Panjang badan 48-52 cm

4) Lingkar dada 30-38 cm

5) Lingkar kepala 33-35 cm

6) Lingkar lengan 11-12 cm

7) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit

8) Pernafasan ± 40-60x/menit

9) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna

11) Kuku agak panjang dan lemas

12) Nilai APGAR >7

13) Gerak aktif

14) Bayi lahir langsung menangis

15) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil

pada daerah pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik

16) Refleks moro (gerakan memeluk bisa digerakan) sudah terbentuk

dengan baik

17) Refleks graps (menggenggam sudah baik)

18) Genitalia
60

(a) Perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra

berlubang, labia mayora menutupi labia minora

(b) Laki laki kematangan ditanda dengan testis yang berada pada

scrotum dan penis yang berlubang

19) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam

24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Bidan dan Dosen

Kebidanan Indonesia, 2018).

b. Kunjungan Neonatus

Menurut (Maryunani, 2016) kunjungan pada Nenoatus yaitu :

1) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) waktu : 6-48 jam

Penatalaksanaan

a) mempertahankan suhu tubuh bayi hindari memandikan bayi

hingga sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu jika tidak

terjadi masalah medis dan jika suhunya 36,50c bungkus bayi

dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus

tertutup

b) Lakukan pemeriksaan fisik

c) kulit : verniks, warna, pembengkakan atau bercak hitam,

tanda-tanda lahir

d) konseling : jaga kehangatan, pemberian ASI, perawatan tali

pusat, agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya

e) Tanda-tanda bahaya yang harus dikenal oleh ibu : pemberian

ASI sulit, sulit mengisap, atau lemah hisapan, kesulitan


61

bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60 x/m atau menggunakan

otot tambahan, letargi-bayi terus menerus tidur tanpa bagun

untuk makan, warna kulit abnormal-kulit biru (sianosis) atau

kuning, suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin

(hipotermi), tanda dan perilaku abnormal atau tidak biasa,

gangguan gastro internal misalnya tidak bertinja selama 3

hari, munta terus-menerus, perut bengkak, tinja hijau tua dan

darah lendir, mata bengkak atau mengeluarkan cairan

f) lakukan perawatan tali pusat pertankan sisa tali pusat dalam

keadaan terbuka agar terkena udara dan dengan kain bersih

secara longgar, lipatlah popok dibawah tali pusat, jika tali

pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan air bersih

dan keringkan dengan benar

g) memberikan imunisasi HB-0

2) Kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) waktu : hari ke-3 sampai dengan

hari ke 7

a) menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering

b) menjaga kebersihan bayi

c) pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi

bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah

pemberian ASI

d) memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15 kali

dalam 24 jam dalam 2 minggu pasca persalinan


62

e) menjaga suhu tubuh bayi

f) konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI

ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan

bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan buku KIA

g) penangan dan rujukan kasus bila diperlukan

3) Kunjungan neonatal ke-3 (KN 3) waktu : hari ke 8 sampai dengan

hari ke 28

a) pemeriksaan fisik

b) menjaga kebersihan bayi

c) memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir

d) memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15 kali

dam 24 jam dalam 2 minggu pasca persalinan

e) menjaga keamanan bayi

f) menjaga suhu tubuh bayi

g) konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI

ekslusif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan

bayi baru lahir dirumah dengan menggunakan buku KIA

h) memberitahu ibu tentang imunisasi BCG

c. Proses adaptasi BBL

a) Pengertian

Adaptasi fisiologi bayi baru lahir adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga

kelangsungan hidup diluar uterus.artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan

sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya.Dalam hal ini


63

sangat perlu di perhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga bayi agar tetap

hangat,mampu melakukan pernapasan dengan spontan dan bayi menyusui sendiri

pada ibunya.

Periode adaptasi terhadap kehidupan diluar uterus di sebut ”periode transisi”.

periode ini berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah kelahiran untuk

beberapa system tubuh.

b) Faktor yang mempengaruhi Adaptasi bayi baru lahir

1) Riwayat antepartumibu dan bayi baru lahir misalnya terpapar

zat toksik, sikap ibu terhadap kehamilannya dan pengaman

pengasuhan bayi.

2) Riwayat intrapartum ibu dan bayi baru lahir, misalnya lama

persalinan, tipe analgestikatau anastesi intrapartum.

3) Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi

dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.

Kemampuan petugas kesehatan dalam mengkaji dan merespon

masalah dengan tepat pada saat terjadi.

c) Rawat gabung

Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama-sama pada

tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu

dapat menyusui anaknya.

1). Jenis rawat gabung

a) Rawat gabung continue: bayi tetap berada di samping ibu

selama 24 jam.
64

b) Rawat gabung parsial: ibu dan bayi bersama-sama hanya

dalam beberapa jam seharinya, misalnya pagi bersama ibu

sementara malam hari dirawat di kamar bayi.

d. Perawatan BBL

1). Pemberian Asi

a) Segera lakukan IMD

b) Asi yang keluar pertama berwarna kekuningan (kolostrum)

mengandung zat kekebalan tubuh, langsung berikan pada

bayi jangan di buang.

c) Berikan hanya ASI saja samapai berusia 6 bulan (ASI

Eksklusif).

2).Menjaga Bayi tetap hangat.

a) Mandikan bayisetelah 6 jam,di mandikan dengan air hangat

b) Bayi harus tetap berpakaian dan di selimuti setiap saat,

memakai pakaian yang kering dan lembut.

c) Ganti popok dan baju jika basah.

d) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak angin.

e) Jaga bayi agar tetap hangat dengan menggunakan topi,kaos

kaki,kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak

dalam dekapan.

f) Jika berat lahir kurang dari 2500 gram, lakukan perawatan

metode kangguru (dekap bayi di dada/bapak/anggota

keluarga lain).
65

c). Perawatan tali pusat

1) Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum

dan sesudah memegang bayi.

2) Jangan memberikan apapun pada tali pusat.

3) Rawat tali pusat terbuka dan kering.

4) Bila tali pusat kotor atau basah, cuci dengan air dan sabun

mandi kemudian keringkan dengan kain bersih.

4. KONSEP DASAR KELUARGA BERENCANA (KB)

a. Pengertian KB

KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan

jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan

kelahiran (Prijatni dan Rahayu, 2016).

b. Tujuan KB

Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian

kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Di samping itu KB

diharapkan dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia

yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Prijatni dan Rahayu,

2016).

c. Jenis-jenis Kontrasepsi

a) Metode kontrasepsi sederhana

Metode kontrasepsi sederhana terrdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi tanpa alat

dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanapa alat antara lain:
66

Metode amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, Metode kalender,Metode

lender serviks, Metode suhu basal badan dan simpotermal yaitu perpaduan antara

suhu basal dan lender serviks. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan

alat, seperti kondom, diafragma, cup erviks, dan spermifida.

b) Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi

mengandung hormon progesterone dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi

progesterone saja.Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan

suntik/injeksi.Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesterone terdapat

pada IUD dan implant.

d. Indikasi KB mini pil

1) Wanita usia reproduksi.

2) Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum

mempunyai anak.

3) Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa

menyusui.

4) Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan

masalah pebekuan darah.

5) Perokok segala usia.

g. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Asuhan kebidanan


67

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian,

analisa data, diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Asia,

2017).

2. Alur Fikir Bidan menurut Varney

Alur pikir bidan pencatatan dari asuhan kebidanan proses manajemen

kebidanan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.

ALUR PIKIR BIDAN

PROSES MANAJEMEN KEBIDANAN

5 Langkah (Kompetensi 7 Langkah Varney

Bidan)
Pengumpulan data dasar Pengumpulan data dasar
Diagnosis Interpretasi data dasar
Diagnosa/masalah potensial
Kebutuhan Segera
Perencanaan
Merencanakan Asuhan
Implementasi Pelaksanaan asuhan
Evaluasi Evaluasi
Sumber : Rismalinda, 2015.

3. Peran dan fungsi bidan

Peran dan Fungsi bidan menurut ( Niu, 2016) yaitu :

1) Peran Bidan

Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai dengan kedudukan dalam suatu sistem. Dalam melaksanakan


68

profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan

peneliti.

a) Peran sebagai Pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu

tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.

(1) Tugas mandiri

Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:

(a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan yang diberikan

(b) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan

dengan melibatkan mereka sebagai klien. Membuat rencana

tindak lanjut tindakan / layanan bersama klien.

(c) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan

normal

(d) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa

persalinan dengan melibatkan klien / keluarga

(e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

(f) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas

dengan melibatkan klien / keluarga

(g) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang

membutuhkan pelayanan keluarga berencana

(h) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan

sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium

serta menopause
69

(i) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan

melibatkan keluarga dan pelaporan asuhan.

2). Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:

(a) fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.

(b) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

risiko tinggi dan pertolongan pertama pada

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

(c) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi

dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan

tindakan kolaborasi.

(d) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan risiko tinggi serta keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan

pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan

klien dan keluarga

(e) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas

dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam

keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan

kolaborasi bersama klien dan keluarga

(f) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan


70

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

bersama klien dan keluarga.

(g) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko

tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

bersama klien dan keluarga

(2) Tugas ketergantungan

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:

Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan

fungsi keterlibatan klien dan keluarga.

i. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi

serta kegawatdaruratan,

ii. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta

rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu

dengan melibatkan klien dan keluarga.

iii. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai

penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan

melibatkan klien dan keluarga.

iv. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang


71

memerlukan konsultasi serta rujukan dengan

melibatkan keluarga.

v. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan

kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang

memerlukan konsultasi serta rujukan denganmelibatkan

klien/keluarga.

b) Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan

dasarkesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.

(1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan. Bidan bertugas;

mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerja.

(2) Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi dalam tim

untuk melaksanakan program kesehatan sektor lain melalui

dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang

berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

c) Sebagai Pendidik

Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh

kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.

(1) Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien

(2) Melatih dan membimbing kader

d) Sebagai Peneliti

Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik

secara mandiri maupun berkelompok, mencakup:


72

(1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan

dilakukan.

(2) Menyusun rencana kerja pelatihan.

(3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

(4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

(5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.

(6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan

(7) mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

2) Fungsi Bidan

Fungsi merupakan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan peranannya.

Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan

adalah sebagai berikut.

a) Fungsi Pelaksana

(1) Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup hal-hal sebagai

berikut

(2) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu,

keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada

masa praperkawinan.

(3) Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan

normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan

kehamilan dengan risiko tinggi.

(4) Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis

tertentu.
73

(5) Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan

risiko tinggi.

(6) Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

(7) Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.

(8) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan

prasekolah

(9) Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan

wewenangnya.

(10) Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus

gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa

klimakterium internal dan menopause sesuai dengan

wewenangnya.

b) Fungsi Pengelola

Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup hal-hal sebagai berikut:

(1) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan

bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang

didukung oleh partisipasi masyarakat.

(2) Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di

lingkungan unit kerjanya.

(3) Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

(4) Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan

antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan


74

(5) Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan

kebidanan.

c) Fungsi Pendidik

Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup hal-hal sebagai berikut:

(1) Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan

kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan

dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.

(2) Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan

sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.

(3) Memberi bimbingan kepada para bidan dalam kegiatan

praktik di klinik dan di masyarakat.

(4) Mendidik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai

dengan bidang keahliannya.

d) Fungsi Peneliti

Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup hal-hal sebagai berikut:

(1) Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang

dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup

pelayanan kebidanan.

(2) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga

berencana.
75

4. Pendokumentasian 7 langkah varney pada kunjungan ANC

Menurut (Rismalinda, 2015) Pendokumentasian menurut Varney pada Antenatal

Care yaitu :

Langkah 1. Pengumpulan data dasar Pada langkah ini dilakukan pengkajian

dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan

klien secara lengkap yaitu :

1. Riwayat kesehatan

2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya

3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

4. Meninjau data laboratorium dan

membandingkannya dengan hasil studi

5. Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi

yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Langkah 2. Interpretasi data dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang

benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data dasar yang telah dikumpulkan. Data dasar yang

telah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis

yang spesifik, diagnosis kebidanan yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup

praktek kebidanan yang memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis

kebidanan.

Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial Pada langkah

ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi, langkah ini


76

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati klien, bidan diharapkan bersiap – siap bila diagnosis / masalah

potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang

lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini

dilakukan perencanaan yang menyeluruh yang telah ditentukan oleh langkah –

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap

diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan

yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang sudah teridentifikasidari

kondisi klien, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut

seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan

konseling, merujuk klien bila ada masalah sosial ekonomi kultural atau masalah

psikologi, setiap rencana asuhan harus disetujui olehkedua belah pihak (bidan dan

klien) agar dapat dilaksanakan dengan efektif.

Langkah 6. Melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dari langkah kelima harus

dilaksanakan secara efesien dan aman, pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya

oleh bidan atau sebahagian dilakukan oleh bidan dan sebahagian lagi dilakukan

oleh pasien.
77

Langkah 7. Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan

diagnosis, rencana tersebut dapat dianggap efektif bila benar – benar efektif dalam

pelaksanaannya

5. Pendokumentasian SOAP pada ANC, INC, PNC, BBL dan KB

1) Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesis sebagai langkah 1 Varney.

2) Objektif

Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh melalui hasil observasi yang

jujur dari pemeriksaan fisik klien, pemeriksaan laboratorium.

3) Analisa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif

dan objektif dalam suatu identifikasi :

a) Diagnosis masalah

b) Antisipasi diagnosis/masalah potensial

c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/

kolaborasi, atau rujukan sebagai langkah II,III dan IV Varney.

4) Planning

Menggambarkan pendokumentasian perencanaan asuhan, pelaksanaan asuhan dan

evaluasi asuhan.
78

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan/Desain Penelitian (Case Study)

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

studi kasus yang mengeksplorasi secara mendalam dan spesifik sejak masa

Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir BBL, dan keluarga berencana

KB.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Asuhan kebidanan komprehensif dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Wani, Kecamatan Tanah Ntovea, Kabupaten Donggala.

2. Waktu

Asuhan kebidanan Komprehensif dilakukan sejak tanggal 08 Juni

2020 sampai 04 Juli 2020.

C. Objek Penelitian/Partisipan

Objek penelitian asuhan kebidanan komprehensif yang di ambil dalam

penelitian ini adalah satu (1) orang yaitu Ny ”R” usia 25 tahun yang di

observasi mulai dari masa Hamil, Bersalin, Nifas, BBL dan KB di Puskesmas

Wani (poskesdes wombo mpanau).

78
79

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam melalukan pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa

metode,yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui obervasi pengamatan

langsung pada ibu secara kompherensif.

a. Interview

Wawancara atau tanya jawab dilakukan secara langsung antara

peneliti dengan pihak-pihak terkait, sepeti klien, keluarga dan tim

kesehatan lainnya (dokter, bidan, dan petugas kesehatan lainnya)

untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

b. Observasi

Peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui secara langsung

keadaan klien yang meliputi observasi tanda-tanda vital dan

observasi perdarahan.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara pemeriksaan secara

menyeluruh (head to toe) meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi.

d. Data Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan

labolatorium.
80

2. Data sekunder

Data diperoleh melalui catatan atau laporan yang ada di Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tegah,Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala dan

Puskesmas Wani.

E. EtikaPenelitian

Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat

penting, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan

manusia. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi

informed consent, anonymity, confidentiality, dan veracity.

1. informed consent

informed consent adalah lembar persetujuan yang di berikan kepada

subjek penelitian, peneliti menjelaskan manfaat, tujuan, prosedur, dan

dampak dari persetujuan yang dilakukan. Setelah dijelaskan, lembar

informed consent harus di tandatangani oleh subjek peneliti.

2. Anonymity

Anonymity adalah tindakan menjaga kerahasiaan subjek peneliti

dengan tidak mencantumkan nama .

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dalam informend

consent wajib dijamin oleh peneliti. Segala informasi yang diberikan

oleh responden tidak dapat disebarluaskan oleh peneliti untuk

kepentingan apapun.
81

4. Veracity

Subyek mempunyai kewajiban untuk menyatkan tentang

kebenaran atau tidak berbohong apalagi menipu. Veracity

merupakan fokus dari informend consent.


82

BAB IV

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY.R GIIPIA0

DENGAN UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI

DI POSKESDES WOMBO MPANAU

Tanggal masuk : Selasa,09 juni 2020

Jam pengkajian : 10.00 WITA

Tempat pengkajian : Poskesdes Wombo Mpanau

I. Pengkajian

A. Identitas

Nama : Ny “R” Nama :Tn “B”

Umur : 25 Tahun Umur : 27 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : kaili Suku : kaili

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat :Ds.Wombo Alamat : Ds.Wombo

B. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

2. Kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran

3. HPHT : 16-09-2019

4. Usia kehamilan sudah 9 bulan

82
83

5. Pergerakan janin lebih sering dan kuat dirasakan pada satu tempat

yaitu pada sisi kiri perut ibu

6. Ibu merasakan pergerakan janin pertama kali pada usia kehamilan

16 minggu dan dirasakan sampai sekarang

7. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil

8. Imunisasi Tetanus Toxoid(TT)2 kali di Poskesdes Wombo Mpanau

a. TT 1 tanggal : 18 Desember 2020

b. TT 2 tanggal : 18 Janauari 2020

9. Ibu memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali di Poskesdes

Wombo Mpanau.

a. Trimester I : 1 kali

Keluhan : Mual muntah

Terapi : Vit B6 dan B Complex

b. Trimester II : 1 kali

Keluhan : Tidak ada

Terapi : Tablet Fe dan Kalk

c. Trimester III : 2 kali

Keluhan : Tidak ada

Terapi : Tablet Fe dan Kalk

1. Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lamanya : 6-7 hari


84

Teratur : Ya

Sifat darah : Cair

2 Riwayat perkawinan

Status perkawinan : Sah

Menikah ke :1

Lama : 6 tahun

Usia menikah : Ibu : 25 tahun dan suami : 27 tahun

2. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Tabel 4.1 Kehamilan,Persalinan,dan Nifas yang lalu

No Tahun Umur Jenis Penolong BB/JK Keadaan Masa Laktasi


kehamilan Persalinan bayi nifas

1. 2017 Aterm Normal Bidan 3100/♂ Baik Baik Baik

2. HAMIL SEKARANG

Sumber: data primer peneliti,2020

3. Riwayat kontrasepsi

Pernah ber KB : Ya

Jenis KB : pil

Rencana ber KB : Ya

4. Riwayat kehamilan sekarang

Hari pertama haid terakhir : 16-09-2019

Tafsiran persalinan : 23-06-2020


85

Kunjungan ANC

a. Trimester 1

Frekuensi :1x tempat Poskesdes Wombo

Mpanau, oleh bidan

Keluhan : Mual muntah

Terapi : Makan sedikit tapi sering

b. Trimester 2 :

Frekuensi : 1x,tempat Poskesdes Wombo

Mpanau,oleh bidan

Keluhan : Tidak ada

Terapi : Hemafort, Kalk

c. Trimester 3 :

Frekuensi : 3x, tempat Poskesdes Wombo

Mpanau,oleh bidan

Keluhan : Sering buang air kecil

Terapi : Hemafort, Kalk

Imunisasi : 2x imunisasi TT

Imunisasi TT : TT 1 : 18-12-2019

TT 2 : 18-01-2020

5. Riwayat kesehatan

Ibu tidak pernah menderita penyakit TBC, Asma, Hipertensi, DM.


86

6. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sedang atau yang pernah menderita penyakit

TBC, ASMA, DM, Hipertensi.

7. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Nutrisi

1) Makan

Pola makan : 3x sehari

Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur, buah

Nafsu makan : Baik

Pantangan : Tidak ada

2) Minum

Jumlah : 7-8 gelas sehari

Jenis : Air putih, susu

Masalah : Tidak ada

b. Eliminasi

1) BAB

Frekuensi : 1x sehari

Warna : Kuning

Bau : Khas

2) BAK

Frekuensi : 6-8 x sehari

Warna : Kuning atau jernih

Bau : Khas
87

c. Istirahat

Siang : 2 jam

Malam : 8 jam

d. Personal hygiene

Mandi : 2x sehari

Mencuci rambut : 2x seminggu

Menggosok gigi : 2x sehari

Ganti pakaian dalam : 3x sehari

e. Aktivitas

Jenis kegiatan : Sebagai ibu rumah tangga

Masalah : Tidak ada

8. Keadaan psikososial dan spiritual

Keadaan Psikologi Ibu : Baik

Penerimaan terhadap kehamilan : Baik

Hubungan suami istri : Harmonis

Hubungan klien dengan keluarga : Harmonis

C. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Berat badan sebelum hamil : 50 kg

Saat hamil : 60 kg

Kenaikan BB : 10 kg
88

Tinggi Badan : 150 cm

LILA : 24 cm

Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg

Nadi : 82x/m

Respirasi : 22x/m

Suhu : 36,5°c

2. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

1) Kepala

Warna rambut : Hitam dan lurus

Ketombe : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada

2) Wajah

Pucat : Tidak ada

Odema : Tidak ada

3) Mata

Simetris : Ya, kanan dan kiri

Konjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak ikterus

4) Hidung

Simetris : Ya, kanan dan kiri

Polip : Tidak ada

Kebersihan : Bersih
89

5) Mulut

Warna bibir : Merah muda

Sariawan : Tidak ada

Gusi berdarah : Tidak ada

Gigi : Bersih

6) Telinga

Simetris : Ya, kanan dan kiri

Gangguan pendengaran : Tidak ada

7) Leher

Simetris : Ya Simetris

Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

8) Ketiak

Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada

9) Dada

Retraksi : Tidak ada

Bunyi mengi dan ronchi : Tidak ada

10) Payudara

Simetris : Ya, kanan dan kiri

Pembesaran : Ada

Puting susu : Menonjol

Benjolan : Tidak ada

Pengeluaran : Tidak ada


90

11) Punggung dan pinggang

Simetris : Ya, kanan dan kiri

Nyeri ketuk : Tidak ada

12) Abdomen

Linea : Ada ( nigra ).

Strie : Ada ( striae albicans ).

Bekas operasi : Tidak ada

13) Genetalia

Tidak dilakukan pemeriksaan

14) Ekstremitas bawah

Oedema : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Varises : Tidak ada

b. Palpasi

1) Leopold 1 : TFU 31 cm

2) Leopold 2 : Pu-Ka

3) Leopold 3 : Pres-Kep

4) Leopold 4 : Divergen

5) TBJ : 3100 gram

c. Auskultasi

DJJ : (+)

Frekuensi : 142x/m
91

3. Data penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

HB : 11 gr/dl

Protein : Negatif

Reduksi : Negatif

HbSAg : Non Reaktif

HIV/AIDS : Non Reaktif

Syphilis : Non Reaktif

Rapid test Covid : Non Reaktif

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa Data Dasar

Ny “R” umur 25 tahun GII DS :

PI A0 Dengan Umur 1. Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

kehamilan 38 minggu 1 2. Ibu hamil yang kedua

hari, janin tunggal hidup 3. HPHT : 16-09-2019

intra uteri DO :

1. Ku : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 82x/m

S : 36,5 °c

R : 22x/m

4. TB : 150cm
92

5. BB : 60kg

6. Sebelum Hamil : 50 kg

7. Kenaikan BB : 10 kg

8. LILA : 24 cm

9. TP : 23-06-2020

10. Inspeksi
Luka bekas operasi : Tidak ada

11. Palpasi

a. Leopold 1 : TFU 31 cm

b. Leopold 2 : Pu-ka

c. Leopold 3 : Preskep

d. Leopold 4 : Divergen

e. TBJ : 3100 gram

12. Auskultasi

DJJ : 142X/menit
13. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium

b. Hb : 11 gr/dl

c. Urine : Negatif

d. Reduksi : Negatif

e. HbSAg : Non Reaktif

f. HIV/AIDS : Non Reaktif

g. Syphilis : Non Reaktif

h. Rapid test covid:Non Reaktif


93

III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. PERENCANAAN Pukul .10:15 WITA

Hari/Tanggal : Selasa 09 Juni 2020

1) Kenalkan diri pada ibu

Rasional : Dapat membantu ibu untuk mengenal bidan pendamping

2) Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

Rasional : Dengan ibu mengetahui kondisi kehamilannya saat ini, ibu dapat

mengurangi kecemasan yang dirasakan.

3) Jelaskan kepada ibu tentang nutrisi selama Trimester III

Rasional : Kebutuhan nutrisi harus terpenuhi untuk perkembangangan ibu

maupun janin.

4) Berikan terapi Kalk, tablet Fe

Rasional : Kalk membantu dalam menguatkan pertumbuhan jaringan tulang dan

gigi sejak janin dalam kandungan dan tablet Fe yang mengandung Zat besi

sebagai penambah darah.

5) Beritahu ibu untuk mengurangi minum air pada malam hari dan perbanyak

minum air pada siang hari

Rasional : Banyak minum air pada malam hari dapat meningkatkan produksi

urine.

6) Jelaskan tanda bahaya kehamilan pada Trimester III


94

Rasional: Membantu ibu dan keluarga untuk mengetahui tanda bahaya kehamilan

pada Trimester III.

VI. IMPLEMENTASI

Hari/Tanggal : Selasa, 09 Juni 2020

1. Pukul 10.21 WITA

Memperkenalkan diri kepada ibu

2. Pukul 10:22 WITA

Menjelaskan kepada ibu bahwa kondisi kehamilannya normal dan janinnya dalam

keadaan sehat dan tidak ada kelainan (normal).

Keadaan umum : baik

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 82x/menit

S : 36,5ᵒc

R : 22x/menit

BB : 60 kg

Sebelum Hamil : 50 kg

Kenaikan BB : 10 kg

Tinggi badan : 150 cm

TP : 23-06-2020

UK : 38 Minggu 1 Hari

Palpasi Abdomen

Leopold I : 32 cm
95

Leopold II : Pu-Ka

Leopold III : Pres-kep

Leopold IV : Divergen

TBJ : 3100 gram

Aukultasi

BJF : (+)

Frekuensi : 142x/menit

3. Pukul 10:35 WITA

Memberikan HE tentang kebutuhan nutrisi selama hamil misalnya makan-

makanan yang mengandung lemak,protein,mineral,

dan sayur-sayuran,buah,daging, kacang-kacangan, dan susu.

4. Pukul 10:40 WITA

Memberikan terapi Kalk, tablet Fe, membantu menguatkan pertumbuhan jaringan

Tulang dan gigi sejak janin dalam kandungan dan tablet Fe yang mengandung Zat

besi sebagai penambah darah.

5. Pukul 10:45 WITA

Menjelaskan tanda bahaya kehamilan Trimester III, seperti ketuban pecah dini,

preeklamsia dan eklamsia, demam yang disebabkan infeksi selama kehamilan,

perdarahan pervaginam yang diakibatkan oleh solusio plasenta dan plasenta

previa, dll.

6. Pukul 10:50 WITA

Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan ulang, apabila ada keluhan

VII. EVALUASI
96

Selasa, 09 juni 2020

Pukul 10.55 WITA

1. Ibu sudah mengetahui nama bidan pendampingnya

2. Ibu mengerti bahwa kehamilannya dalam keadaan baik

3. Ibu mengerti dan akan memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dan

istirahat

4. Ibu mengerti dan akan mengonsumsi tablet FE dan Kalk yang di

berikan

5. Ibu telah mengetahui tanda bahaya kehamilan pada Trimester III

6. Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan jika ada keluhan


97

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PADA NY “R”


UMUR 25 TAHUN UK 40 MINGGU 1 HARI

DI POSKESDES WOMBO MPANAU

Hari/Tanggal : 23 Juni 2020

Pukul : 21:00 WITA

A.Subjektif

1.Ibu mengatakan sakit perut tembus belakang sejak pukul 08.00 WITA

2.Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah

3.Ibu mengatakan gerakan janin ada

B. Obyektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmenthis

3. Keadaan emosional :Stabil

4. TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5ᵒC

R : 20 x/menit
98

5.Palpasi

Leopold 1 : TFU 32 cm

Leopold 2 : PU-KA

Leopold 3 : Pres-kep

Leopold 4 : Divergen

6.Auskultasi

BJF : (+) teratur

Frekuensi :142 x/menit

7.His

Frekuensi : 3 kali dalam 10 menit

Durasi : 35-40 detik

Interval : 3-4 Menit

8.Pemeriksaan dalam

Tanggal/Jam : 23 juni 2020, Pukul 21.00 WITA.

Vagina : Tidak ada kelainan

Portio : Tebal Lunak

Pembukaan : Ø 6 cm

Ketuban : (+)
99

Presentasi : Belakang kepala

Penurunan kepala : Hɪɪɪ ( Sejajar dengan HI Dan HII spina isiadika kiri

dan kanan)

9.Usia Kehamilan : 40 minggu 1 hari

C.Assesment

Ny.“R” G11 P1 A0 usia kehamilan 40 minggu 1 Hari inpartu kala 1 fase aktif, janin

hidup tunggal intra uteri Presentase kepala.

D.Planning

1.Pukul 21.15 WITA

Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya mengenai

kondisinya saat ini :

a. Keadaan Umum : Baik

b. TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5ᵒC

R : 20 x/menit

c. Palpasi

Leopold 1 : TFU 32 cm

Leopold 2 : PU-KA
100

Leopold 3 : Pres-kep

Leopold 4 : Divergen

d. Auskultasi

BJF : (+) teratur

Frekuensi :142 x/menit

e. His

Frekuensi : 3 kali dalam 10 menit

Durasi : 35-40 detik

Interval : 3-4 menit

f. Pemeriksaan dalam

Hari/Jam : Kamis, Pukul 21.00 WITA.

Vagina : Tidak ada kelainan

Portio : Tebal Lunak

Pembukaan : Ø 6 cm

Ketuban : (+)

Presentasi : kepala

Penurunan kepala : Hɪɪɪ (sejajar dengan spina isiadika)

Evaluasi: Ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan ibu


101

2Pukul 21.18 WITA

Memberitahukan pada ibu dan keluarga untuk segera mempersiapkan keperluan

persalinan seperti perlengkapan bayi,dll.

Evaluasi: Keluarga telah mempersiapkan semua keperluan persalinan.

3.Pukul 21.20 WITA

Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukannya

4.Pukul 21.23 WITA

Mengatur posisi ibu senyaman mungkin, miring kiri atau berjalan.

Evaluasi Ibu dalam posisi miring kiri.

5.Pukul 21.25 WITA

Mengikut sertakan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu dan memberikan

dukungan pada ibu.

Evaluasi: Suami dan Keluarga bersedia untuk mendampingi dan memberi

dukungan pada ibu.

6.Pukul 21:30 WITA

Mempersiapkan alat – alat partus, obat-obatan, serta perlengkapan ibu dan bayi.

A.Bak Partus B Bak Hecting


102

½ koher 1 Nalfuder

1 gunting tali pusat 1 jarum otot dan kulit

1 gunting episiotomy 1 gunting

2 klem tali pusat 1 pinset cirurgis

2 pasang handscoon 1 pinset anatomi

1 duk steril 1 pasang handscone

3 kassa steril Tampon vagina

5 kassa steril
C.Alat dan bahan lain D.Alat pelindung diri (APD)

Oxytosin dan matergin Sepatu booth

Lidocain dan aquades celemek

Dispo 3cc,1 cc, dan 5cc masker

Benang hecting Kaca mata

Nierbeken Topi

Vitamin k

HB0

Tempat sampah medis dan non medis

C.Alat dan bahan lain D.Alat pelindung diri (APD)

Oxytosin dan matergin Sepatu booth


103

Lidocain dan aquades celemek

Dispo 3cc,1 cc, dan 5cc masker

Benang hecting Kaca mata

Nierbeken Topi

Vitamin k

HB O

Tempat sampah medis dan non medis

Betadine

Stetoskop

Waskom berisi air DTT

Waskom berisi larut clorin 0,5%

Pakaian ibu dan bayi

Sarung dan handuk

Betadine

Stetoskop

Waskom berisi air DTT

Waskom berisi larut clorin 0,5%

Pakaian ibu dan bayi


104

Sarung dan handuk

Tabel 4.2 Pemantauan HIS dan BJF

No Jam BJF F D I Keterangan

1 21.00 142x/i 3x/10 35-40” 3 Menit PD ϴ 6 cm,Ket(+),Kep HIII


2 21.30 142x/i 3x/10 35-40” 3 Menit
3 22.00 140x/i 3x/10 40-45” 3 Menit
4 22.30 142x/i 5x/10 40-45” 2 Menit
5 23.00 146x/i 5x/10 >45” 2 Menit
6 23.30 150x/i 5x/10 >45” 2 Menit PD ϴ 10 cm,Ket(-),Kep HIV

Sumber data primer, 2020

PENDOKUMENTASIAN KALA II
105

Tanggal pengkajian : 23 JUNI 2020

Waktu pengkajian : 23.30 WITA

A.Data Subjektif

Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk meneran, Ada tekanan yang semakin

meningkat pada rektum dan vagina, Perenium menonjol, Vulva dan spinter ani

membuka

B.Data Objektif

1.Pemeriksaan umum

a.Keadaan umum : Baik

b.Kesadaran : Composmentis

c.TTV : TD : 120/90 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5ᵒC

R : 20 x/menit

2.Pemeriksaan fisik

a.Abdomen

Kandung kemih kosong, tidak ada bekas luka operasi

b.Anogenital
106

Dorongan meneran kuat, ada tekanan anus, perineum menonjol, vulva

membuka dan kepala diintroitus vagina

3.Pemeriksaan dalam

a.Vulva : Tidak ada kelainan

b.Pembukaan : Ø10 cm

c.Ketuban : Negativ (-)

d.Presentasi : Kepala

e.Penurunan kepala : HIV (sejajar dengan HI,HII,dan HII dibawa setinggi

oksokigis)

f.Cairan ketuban : Jernih ketuban pecah 23:30 WITA

C.Assesment

Ny R dengan inpartu kala II

D.Planning

1.Pukul 23.31 WITA

Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

a)Keadaan umum : Baik

b)Kesadaran : Composmentis

c)Keadaan Emosional : Stabil

d)TTV : TD : 120/90 mmHg


107

N : 80 x/menit

S : 36,5 cᵒ

R : 22 x/menit

e). Pembukaan Ø10 cm (lengkap), ket (-), kepala HIV.

Evaluasi: Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan ibu.

2. Pukul 23.32 WITA

Memastikan kelengkapan alat kembali, agar memudahkan pelaksanaan tindakan.

Hasil : Semua alat telah siap untuk pelaksanaan tindakan.

3.pukul 23.33 WITA

Mengatur posisi ibu dorsal recumbent, agar proses persalinan berjalan lancar

dan memudahkan petugas menolong persalinan.

Hasil : Ibu telah dalam posisi dorsal recumbent.

4.pukul 23.34 WITA

Meletakan kain atau handuk diatas perut ibu dan kain pengalas bokong yang

dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.

Hasil : Kain telah diletakan diatas perut ibu dan di bawah bokong ibu.

5.pukul 23:35 WITA

Mendesinfeksi vulva dengan kapas yang di celup air DTT untuk mencegah

infeksi.

Hasil : Mendesinfeksi vulva telah dilakukan.

6.Pukul 23.36 WITA

memimpin ibu meneran


108

Hasil : ibu telah di pimpin meneran

7.Pukul 23.47 WITA

Menyokong perineum dengan tangan kanan yang dilapisi duk steril saat kepala

nampak 5-6 cm di depan vulva dan tangan kiri menahan puncak agar tidak terjadi

defleksi maksimal dan membantu lahirnya kepala. Setelah kepala bayi lahir

memeriksa lilitan tali pusat, tidak ada lilitan tali pusat, menunggu kepala

melakukakn putaran paksi luar,memegang secara biparietal, melahirkan bahu

belakang dengan lembut gerakan tangan kearah bawah dan keatas untuk

melahirkan bahu belakang , arahkan ke atas dan kebawah untuk melahirkan bahu

depan. setelah bahu lahir memindahkan tangan kanan untuk menyangga kepala,

tangan kiri menyusuri bahu ,punggung, bokong sampai tungkai bawah bayi .

Bayi lahir pukul 00.00 WITA Jenis kelamin laki-laki

8.Pukul 00.00 WITA

Menilai selintas apakah bayi bernafas spontan, menangis kuat ,dan bergerak aktif

serta mengeringkan bayi dengan kain bersih dan kering.

Hasil : Bayi menangis kuat,dan bergerak aktif,tidak megap-megap serta bayi

telah dikeringkan.

9.Pukul 00.01 WITA

Melakukan klem tali pusat klem pertama jaraknya 3 cm dari pakal pusat, klem

kedua berjarak 5 cm dari klem pertama.

10.pukul 00.02 WITA

Gunting tali pusat

11.Pukul 00.05 Wita


109

Meletakkan bayi diatas dada ibu untuk melakukan proses IMD selama 1 jam.

Untuk melakukan kontak dini pada ibu dan bayi.

Hasil : Bayi telah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

PENDOKUMENTASIAN KALA III


110

Tanggal pengkajian : 24 Juni 2020

Waktu pengkajian : 00.06 WITA

Data Subjektif(S)

Ibu mengatakan merasa lemas dan masih sedikit mules

Data Objektif(O)

a. KU : Baik

b. Tinggi fundus uteri setinggi pusat

c. Plasenta belum lahir

d. Tidak teraba janin kedua ( Janin tunggal )

e. Teraba kontraksi uterus, kontraksi uterus baik

Assesment (A) :

Ny R dengan inpartu kala III

Planing (P) :

Pukul : 00.07 WITA

1. Memberitahu ibu bahwa akan di suntik oxytoksin 10 UI untuk mencegah

terjadinya perdarahan

Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk disuntik oxytoksin 10 UI

2. Menyuntikan oxytoksin sebanyak 10 UI di 1/3 paha ibu bagian lateral

Hasil : telah diberikan suntikan oxytoksin 10 IU dipaha kiri ibu

3.Pukul 00.08 WITA


111

Memindahkan klem 5-10 cm dekat vulva dengan terebih dahulu menekan ujung

tali pusat, setelah itu meletakkan tangan kiri di atas sympisis ibu dengan posisi

telapak tangan menghadap ke abdomen ibu, kemudian tangan kanan melakukan

PTT atau peregangan tali pusat terkendali dengan cara memegang klem diantara

jari telunjuk dan jari tengah dengan posisi genggaman dan telapak tangan

menghadap keatas.

8. Pukul 00.09 WITA

Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan

yang lain mendorong uterus kearah belakang (dorsokranial) secara hati-hati untuk

mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,

hentikan melakukan penegangan tali pusat terkendali dan tunggu hingga kontraksi

berikutnya.

Bila tidak terjadi pelepasan plasenta 15 menit setelah oksitosin pertama maka

lanjutkan dengan memberikan oksitosin kedua 10 IU.

9.Pukul 00.10 WITA

Melakukan masase uterus untuk memperbaiki kontraksi uterus

10.Pukul 00.11 WITA

Memastikan tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, tali pusat

bertambah panjang dan adanya semburan darah tiba-tiba. Saat ada kontraksi

lakukan peregangan tali pusat terkendali dan mendorong uterus secara

dorsokranial sampai plasenta terlepas dari tempat implantasinya.


112

11.Pukul 00.12 WITA

Setelah plasenta tampak di vulva lahirkan plasenta dengan kedua tangan dan

memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan plasenta. Plasenta lahir pada

00.12 WITA

12.Pukul 00.13 WITA

Segera setelah plasenta dan selaputnya lahir, melakukan massase uterus dengan

telapak tangan secara sirkuler selama ± 15 detik. Ajarkan kepada pasien dan

keluarga cara melakukan massase uterus.

Evaluasi: kontraksi uterus baik, Ibu mengerti dan bersedia melakukan massase

uterus.

13.Pukul .00.14 WITA

Memeriksa kelengkapan plasenta dengan cara membuka selaput plasenta dan

memeriksa apakah selaput utuh dan kotiledon lengkap.

Evaluasi: plasenta lahir lengkap

14.Pukul 00.15 WITA

Melakukan pemeriksaan vagina dan perineum, untuk memastikan bahwa tidak

terdapat laserasi yang menimbulkan perdarahan.

Evaluasi: Terjadi laserasi dari mukosa menembus sfinghterani (Derajat 1),

disebabkan karena perineum ibu kaku.

15.Pukul 00.16 WITA


113

Simple interrupted ( luar 2 jahitan)

17Pukul 00.20 Wita

Memeriksa kontraksi dan perdarahan pervaginam

Evaluasi : Kontraksi dan perdarahan telah diobservasi

PENDOKUMENTASIAN KALA IV

Tanggal pengkajian : 24 Juni2020

Waktu pengkajian : 00.22 WITA


114

A.Data Subjektif

1.Ibu mengatakan masih merasa mules dan lelah.

2.Ibu merasa nyeri pada jalan lahir

B.Data Objektif

1.Keadaan umum : Baik

2.Kesadaran : Composmentis

3.Keadaan Emosional : Stabil

4.Pemeriksaan fisik

a.Abdomen

Kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat

b.Anogenital

Perdarahan pervaginam ±70 cc dan perineum ruptur derajat 1,lochea Rubra

C.Assesment

Ny”R” P2A0 Dengan Inpartu kala IV

D.Planning
115

1.Pukul 00.23 WITA

Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi baik.

2.Pukul 00.24 WITA

Membersihkan ibu dengan air DTT, mengganti pakaian ibu dengan yang bersih

dan mengganti pembalut.

3.Pukul 00.25 WITA

Memberi ibu makan dan minum

6.Pukul 00.26 WITA

Memantau perdarahan pervaginam (sedikit).

7.Pukul 00.27 WITA

Memantau kontraksi uterus (baik).

8.Jam 00.28 WITA

Tabel 4.3 Pemantauan Kala IV

Jam Waktu Nadi Tekana Suhu TFU Kontraksi Kandung Perdarahan


Ke n Darah uterus Kemih
116

00.29 84x/m 110/80 36,7ºC Setinggi Baik Kosong ±30 cc


Wita mmHg Pusat
1
00.44 84x/m 110/80 36,7ºC Setinggi Baik Kosong ±25 cc
Wita mmHg Pusat

01.56 84x/m 110/80 36,7ºC Setinggi Baik Kosong ±20 cc


Wita mmHg Pusat

01.42 84x/m 110/80 36,7ºC Setinggi Baik Kosong ±20 cc


Wita mmHg Pusat

02.30 80x/m 120/80 36,5ºC 2 Jrbpst Baik Kosong ±15 cc


Wita mmHg
2
03.00 80x/m 120/80 36,5ºC 2 Jrbpst Baik Kosong ±10 cc
Wita mmHg

Sumber data primer,2020

Pukul 02.32 WITA

Evaluasi: Kala IV berlangsung aman, kontraksi uterus baik, tidak terjadi

perdarahn post partum, luka perineum telah dilakukan hecting.

ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE PADA NY “R”


117

UMUR 25 TAHUN PIIAO DIPOSKESDES

WOMBO MPANAU

KUNJUNGAN KE-1 POST PARTUM 6 JAM

Hari/Tanggal : Rabu, 24 Juni 2020

Pukul : 06.00 WITA

Subyektif (S) :

1.Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah

2.Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas jahitan

3.Ibu mengatakan bayi nya sudah menyusui

Obyektif (O) :

1.Keadaan umum : Baik

2.Kesadaran : Composmentis

3.Keadaan emosional : Stabil

4.Tanda – tanda vital

a.Tekanan darah : 120/80 mmHg

b.Nadi : 80x/menit

c.Suhu : 36,5ᵒc
118

d.Pernapasan : 20 x/menit

5.Bekas jahitan masih : basah

6.TFU : 2 jari dibawah pusat

7.Lochea : Rubra

8.Asi : Sedikit (Colostrum)

Asessment (A) :

Ny.R umur 25 tahun 6 jam Postpartum

Planning (P) :

1.Pukul 06.05 WITA

Mengobservasi KU dan TTV

a.Keadaan umum : Baik

b.Kesadaran : Composmentis

c.Tanda-tanda vital

1)Tekanan darah : 120/80 mmHg

2)Nadi : 80x/menit

3)Suhu : 36,5ᵒC

4)Respirasi : 20x/menit
119

2.Pukul 06.06 WITA

Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus

a.TFU : setinggi pusat

b.Kontraksi uterus : (+) baik

c.Konsistensi uterus : Keras, bundar

3.Pukul 06.08 WITA

Mengajarkan cara melakukan masase uterus pada ibu dan keluarga untuk

mencegah perdarahan.

4.Pukul 06.09 WITA

Menganjurkan ibu untuk segera memberikan ASI pada bayinya secara on demand

5.Pukul 06.10 WITA

Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini (miring kanan-kiri, duduk dan berjalan di

sekitar tempat tidur).

6.Pukul 06.11 WITA

Menganjurkan ibu untuk menempatkan bayinya di tempat tidur yang sama

(Bending in) untuk meningkatkan Bounding attachment antara ibu dan bayi

7.Pukul 06.12 WITA


120

Menganjurkan kepada ibu untuk menambah nutrisi yaitu mengkonsumsi makanan

yang bergizi seperti nasi, ikan, sayur dan buah-buahan terutama makanan yang

merangsang produksi ASI seperti kacang-kacangan dan daun katuk,terutama yang

tinggi protein untuk mempercepat penyembuhan luka perineum

8.Pukul 06.13 WITA

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu infeksi

masa nifas, perdarahan pervaginam, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan

mata kabur, pembengkakan diwajah dan ekstremitas, payudara yang berubah

menjadi merah, panas dan terasa sakit, pembengkakan dikaki, kehilangan nafsu

makan dan tidak mampu mengasuh bayinya sendiri.

9.Pukul 06.14 WITA

Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygine (kebersihan dirinya)

terutama pada vagina untuk mencegah infeksi pada luka perineum dan

menyarankan ibu kalau pembalut dan pakaian dalam sudah terasa lembab segera

diganti, kalau siram dari depan kebelakang

10.pukul 06.15 WITA

Memberikan therapi kepada ibu

a.Amoxicillin 3x1 digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi

b.Asam mefenamat 3x1 digunakan untuk menghilangkan nyeri

c.Hemafort 1x1 digunakan untuk mencegah terjdinya anemia


121

d.Vitamin A 200 IU 2 Kapsul digunakan untuk mencegah terjadinya perdarahan,

diberikan segera setelah melahirkan, dan kapsul kedua diberikan pada 24 jam

kemudian.

KUNJUNGAN KE-2 POST PARTUM 6 HARI


122

Tanggal 29 Juni2020

Pukul : 09.00 WITA

Subyektif (S) :

1.Ibu mengatakan perut sudah tidak nyeri

2.Ibu mengatakan masih nyeri pada bekas jahitan

3.ibu mengatakan pengeluaran dari jalan lahir berwarna merah kecoklatan

4.Ibu mengatakan ASI sudah banyak dan bayinya dapat menyusi dengan baik,

BAK (+) dan BAB (+)

Obyektif (O) :

1. keadaan umum : Baik

2.Kesadaran : Composmenthis

3.Keadaan emosional : Stabil

4.Tanda – tanda vital

a.TD : 120/80 mmHg

b.N : 82 x/menit

c.S : 36,5ᵒc

d.R : 22 x/menit

5.Muka : tidak pucat


123

6.Konjungtiva : tidak pucat

7.ASI (+) banyak, puting susu menonjol

8.Kontraksi uterus baik, TFU pertengahan sympisis

9.Lochea sanguinolenta

10.Ekstermitas tidak oedema

Asessment (A) :

Ny.R umur 25 tahun P2A0 6 Hari postpartum normal.

Planning (P) :

1.Pukul 09.04 WITA

Memberitahu kepada ibu untuk hasil pemeriksaan bahwa keadaannya saat ini baik

a.Tanda-tanda vital

1)TD : 120/80 mmHg

2)Nadi : 82x/menit

3)Suhu : 36,5ᵒC

4)Pernapasan : 22x/menit

2.Pukul 09.05 Wita


124

Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang mengandung protein,

banyak cairan, buah-buahan dan minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.

Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

4.Pukul 09.06 WITA

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam, siang malam dengan

lama menyusui 10-15 menit di setiap payudara.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran Bidan.

5.Pukul 09.07 Wita

Menjelaskan pada ibu teknik menyusui yang benar.

Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan tentang tehknik menyusui yang benar.

6.Pukul 09.08 Wita

Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bayi cukup ASI. Yaitu bayi tampak

puas,sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur cukup.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang penjelasan tanda-tanda bayi bayi cukup ASI.
125

7.Pukul 09.09 WITA

Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan

dengan cara menganjurkan ibu tidur saat bayi tidur

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan istirahat cukup.

8.Pukul 09.10 WITA

Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama

puting susu, serta menganjurkan ibu untuk memakai BH yang menyokong

payudara.

Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

9.Pukul 09.11 WITA

Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi agar selalu tetap dalam

keadaan bersih,hangat,dan kering,dengan mengganti pakaian yang basah dan

selimut sesuai kebutuhan, menganjurkan ibu untuk tidak membubuhi tali pusat

yang sudah lepas,dan menjaga keamanan bayi dari trauma dan infeksi

Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

10.Pukul 09.12 Wita

Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan kunjungan post partum, yaitu

pada tanggal 04 juli 2020.

Evaluasi: Ibu setuju untuk dilakukan kunjungan ulang.


126

KUNJUNGAN KE-3 POST PARTUM 12 HARI

Tanggal,04 Juli 2020

Pukul : 08.30 WITA

Subyektif (S) :

1.Ibu mengatakan ASI lancar dan bayi kuat menyusui

2.Ibu mengtakan nyeri pada luka jahitan di perineum sudah tidak ada

3.Ibu mengatakan pengeluaran dari jalan lahir berwarna kekuningan

Obyektif (O) :

1.Keadaan umum : Baik

2.Kesadaran : Composmentis

3.Keadaan emosional : Stabil

4.Tanda – tanda vital

a.Tekanan darah : 120/80 mmHg

b.Nadi : 82 x/menit

c.Suhu : 36,5 oc

d.Pernapasan : 20 x/menit

5.TFU : tidak teraba, kontraksi baik

6.Muka : tidak pucat


127

7.Sklera : tidak ikterus

8.ASI : lancar

9.Lochea :serosa warna kekuningan,bau khas

10.Perineum : luka jahitan sudah kering

11.Eksterimitas: : tidak oedema, refleks (+/+).

Asessment (A) :

Ny.R umur 25 tahun P2A0 dengan 12 hari Postpartum normal

Planning (P) :

1.Pukul 08.31 Wita

Memeriksa tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus dan pengeluaran pervaginam

a.Tekanan darah : 120/80 mmHg

b.Nadi : 82 x/menit

c.Suhu : 36,5ᵒC

d.Pernapasan : 20 x/menit

e.TFU : tidak teraba

f.Lochea : Serosa
128

menyampaikan hasil pemeriksaan bahwa TTV dan hasil pemeriksaan fisik lainnya

dalam batas normal

evaluasi : ibu mengerti dan merasa tenang dengan hasil pemeriksaannya

2.Pukul 08.32 WITA

Menanyakan kepada ibu tentang penyulit atau ketidak nyamanan yang ibu rasakan

Evaluasi: ibu merasakan tidak ada penyulit, dan merasa nyaman ketika ada bayi

disampingannya

3.Pukul 08.33 WITA

Menganjurkan kepada ibu hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan , tanpa

makanan pendamping

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukannya

4.Pukul 08.35 WITA

Menganjurkan ibu dan suami untuk memakai alat kontrasepsi dan menjelaskan

kelebihan, kekurangan, dan efek sampingnya.

Evaluasi: Ibu mengerti dan ingin menggunakan pil


129

5.pukul 08.37 WITA

Kelebihan :

Menjelaskan pada ibu tentang keuntungan dan kerugian KB pil yang telah

dipilihnya. Keuntungan Sangat efektif, dengan pil progestin , sangat mungkin dan

aman untuk ibu menyusui, mengurangi resiko kehamilan ektopik, dapat

diberhentikan kapan saja tanpa bantuan penyedia layanan, tidak mempengaruhi

hubungan seksual.

Kekurangan :

Menstruasi mungkin tidak teratur lebih ringan, atau lebih sering atau mungkin

berhenti ketika menggunakan pil progestin, perubahan berat badan,jerawatan.pil

progestin tidak melindungi dari infeksi menular seksual.

Efek samping :

Biasanya akan muncul , tetapi biasanya biasanya berhenti dalam beberapa bulan ,

berupa Mual, pusing, kulit berbintik, payudara melembut, perubahan berat badan,

dan sakit kepala.

Evaluasi: Ibu telah mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan tentang

keuntungan dan kerugian KB PIL


130

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA By.Ny.R DI POSKESDES

WOMBO MPANAU

Tanggal Pengkajian : 23 Juni 2020 Pukul : 00.15 WITA

A.Data Subjektif (S) :

1.Identitas (biodata)

A.Bayi

1)Nama : By. Ny. R

2)Tanggal/Jam lahir : 23 Juni 2020 / 00:00 WITA

3)Jenis kelamin : Laki-Laki

4)Berat Badan : 3900 gram

5)Panjang Badan : 49 cm

B.Ibu

1)Nama : Ny.R

2)Umur : 25 tahun

3)Agama : Islam

4)Suku bangsa: Kaili/Indonesia


131

5)Pend. Terakhir : SMA.

6)Pekerjaan : IRT

C.Suami

1)Nama : Tn. B

2)Umur : 27 tahun

3)Agama : Islam

4)Suku/Bangsa : Kaili/Indonesia

5)Pendidikan Terakhir : SMA

6)Pekerjaan : Wiraswasta

2. Anamnesa

A.Data biologis/psikologis

1) Riwayat persalinan

a) Umur kehamilan 40 Minggu 1 hari

b) Tempat persalinan di Poskesdes wombo mpanau

c) bayi lahir spontan pervaginam tanggal 23 juni 2020,Jenis kelamin laki-

laki, berat badan 3900 gram, panjang badan 49 cm, APGAR score 8/9

d) persalinan berlangsung baik


132

2) riwayat pemenuhan kebutuhan dasar bayi

a) Kebutuhan Nutrisi

1) Refleks menghisap baik

2) bayi langsung menyusui pada ibunya

b) kebutuhan eliminasi

1) BAB : bayi sudah BAK 1x

2) BAK : bayi sudah BAK 1x

c) Kebutuhan tidur

1) bayi lebih banyak tidur

d) Personal Hygine

1) pakaian bayi diganti tiap kali basah dan kotor

3) Data Sosial Ekonomi

a) ibu dan keluarga gembira menyambut kelahiran bayinya

B.Data Obyektif

1. Pemeriksaan

a. Antropometri Normal BBL

1) BB : 3900 Normal : 2500-4000 gram

2) PB : 49 cm Normal : 48-52 cm
133

3) LK : 35 cm Normal : 33-35 cm

4) LD : 34 cm Normal : 30-38 cm

5) LP : 33 cm Normal : 33-35 cm

6) LL : 11 cm Normal : 11-15 cm

b. Refleks

1)Moro/ Kaget : baik

2)refleks Rooting/ Mencari puting : baik

3)refleks swallowing/ menelan : baik

4)refleks Sucking/ Menghisap : baik

5)palmar Graps/Menggenggam : baik

6)Baby sky/ Meregang : baik

c. Tanda – tanda vital

1) Suhu : 36.7 ˚c

2) Denyut Jantung : 142 x/menit

3) Respirasi : 40 x/menit

d.Pemeriksaan fisik

1.Kepala

1) Simetris : ya
134

2) Ubun – ubun besar : normal

3) Ubun – ubun kecil : normal

4) Caput succedaneum : tidak ada

5) Cephal Hematom : tidak ada

6) Sutura : (0)

7) Molage : tidak ada

8) Luka di kepala : tidak ada

9) Kelainan yang dijumpai : tidak ada

e. Mata

1) Posisi : simetris ki-ka

2) Kotoran : tidak ada

3) Perdarahan : tidak ada

4) Sclera : tidak ikterus

f. Hidung

1) Lubang hidung : (+) simetris

2) Cuping hidung :tidak

3) Keluaran : tidak ada


135

g. Mulut

1) Simetris : (+) simetris

2) Palatum : (+) ada

3) Bibir : Normal

4) Gusi : merah muda

5)Lidah : tidak ada

h. Telinga

1) Simetris : (+) simetris

2) Daun telinga : simetris ki-ka

3) Lubang telinga : (+) simetris ki-ka

4) Keluaran : tidak ada

i. Leher

1) Kelainan : tidak ada

2) Pergerakan : bebas

j.Dada

1) Simetris : (+) kiri dan kanan

2) Pernapasan : (+)

3) Denyut jantung : baik


136

k. Abdomen

1) Bentuk : datar (tidak ada benjolan)

2) Bising usus : (+)

3) Kelainan : tidak ada

l. Tali pusat

1) Pembuluh darah : 1 vena, 2 arteri

2) Perdarahan : tidak ada

3) Kelainan tali pusat : tidak ada

m. Kulit

1) Warna : kemerahan

2) Turgor : baik

3) Elastisitas : baik

4) Lanugo : ada, sedikit

5) Verniks caseosa : ada

6) Kelainan : tidak ada

n. Punggung

1) Bentuk : simetris kiri dan kanan

2) Kelainan : tidak ada


137

o. Ekstremitas

1)Tangan : simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan

2)Kaki : simetris ki-ka, tidak ada kelainan

3) Gerakan : aktif

4) Kuku : melewati jari, warna merah muda

5) Bentuk kaki : normal

6) Bentuk lengan : normal

7) Kelainan : tidak ada

p. Genetalia

1) Kelainan : tidak ada

2) Anus : Berlubang

C.Assasment

By.Ny.R usia 0 hari dengan keadaan Normal

D.Planning

1.jam 00.20 WITA

Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi saat ini dalam keadaan sehat

berat badan bayi 3900, denyut jantung 142x/menit, respirasi 40x/menit, suhu

36,5ᵒc

Evalusi : Ibu senang mendengar hasil pemeriksaan


138

2.Pukul 01.00 WITA

Menyuntikan vit k dengan dosis 1 mg secara IM dipaha kiri Anterolateral

Evaluasi : Bayi telah disuntikan vit k 1 mg

3.Jam 01.01WITA

memberikan salep mata antibiotik tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi

Evaluasi : Salep mata telah diberikan

4.Jam 02.00 WITA

Menyuntikan HB O dipaha kanan

Evaluasi : HB O telah diberikan

5.Pukul 02.01 WITA

Memberitahu pada ibu cara menjaga kebersihan kulit pada bayi secara cepat dan

hati-hati, membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus, hindari sabun

terkena bagian mata bayi, dan setelah bayi buang air besar atau air kecil segera

bersihkan dengan menggunakan air hangat, kemudian Bungkus bayi dengan kain

yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya


139

6.Pukul 02.03 WITA

Menjelaskan kepada ibu dan keluarga untuk waspada terhadap tanda bahaya pada

bayinya yaitu : tidak mau minum atau memuntahkan semuanya, kejang, bergerak

jika hanya dirangsang, napas cepat (≥60x/m),napas lambat (≥30x/m),tarikan

dinding dada ke dalam yang sangat kuat, merintih, teraba demam suhu (≥37ᵒc).

nanah yang banyak dimata,pusar kemerahan meluas kedinding perut,diare,tampak

kuning pada telapak kanan dan kaki,perdarahan.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

7.Pukul 02.05 WITA

Mengajarkan kepada ibu cara merawat tali pusat bayi agar terhindar dari infeksi,

dan segera ke tempat kesehatan terdekat bila terjadi infeksi dan perdarahan.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah diberikan

10.Jam 02.10 WITA

Mendokumentasi hasil pemeriksaan dan tindakan

Evaluasi : Pendokumentasian telah dilakukan.


140

CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN 1

6 JAM BAYI BARU LAHIR

Tanggal 24 Juni 2020

Pukul 07.00 WITA

Subyektif (S) :

1.Ibu mengatakan bayinya sehat

2.Ibu mengatakan bayinya dapat menghisap dengan baik

Obyektif (O) :

1.Keadaan umum baik

2.Refleks isap dan menelan baik

3.BB 3900 gram, turgor kulit baik, fontanela datar dan lembut

4.Tanda – tanda vital

a.Nadi : 134 x/menit

b.Suhu : 36,8ᵒc

c.Pernapasan : 40 x/menit

5.BAB + BAB :(+)

6.Tali pusat : tidak ada tanda infeksi, Basah (belum terlepas)

Asessment (A) :
141

Bayi Ny R umur 6 jam dengan bayi baru lahir normal.

Planning (P) :

1.Pukul 07.10 WITA

Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya baik.

a.Tanda-tanda vital

1) Nadi : 134 x/menit

2) Suhu : 36,5ᵒC

3) Pernapasan : 40 x/menit

b.Berat badan : 3900 gram

2.Pukul 07.15 WITA

Memandikan bayi dengan air hangat untuk menghilangkan kotoran, kemudian

menghangatkan dan membungkus bayi dengan kain bersih dan selimut untuk

mencegah hipotermi.

Evaluasi: bayi telah dimandikan dan diselimuti.

3.Pukul 07.17 WITA

Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi selama ± 30 menit untuk

mencega bayi tidak kuning pada pukul 07.00-08.00 WITA

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukanya.

4.Pukul 07.20 WITA


142

Mengingatkan kembali pada ibu cara merawat tali pusat bayi agar terhindar dari

infeksi, dan segera ke tempat kesehatan terdekat bila terjadi infeksi dan

perdarahan.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukan

5.Pukul 07.25 WITA

Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene Bayi terutama bagian

genetalia bayi, Agar bayi tetap merasa nyaman.

Evaluasi: Ibu mau melakukan anjuran yang diberikan.

6.Pukul 07.27 WITA

Memberitahu kepada ibu untuk memeberikan ASI bayi harus disusukan minimal

10-15 kali dalam 24 jam, dalam 2 minggu pasca persalinan atau secara On

demand

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melakukannya

7.Pukul 07.29 WITA

Memberitaukan ibu agar selalu memantau tanda-tanda bahaya antara lain bayi

tidak mau menyusu,badan bayi panas,keluar cairan dari tali pusat yang berbau,

bayi kejang, menangis terus menerus, dan menganjurkan pada ibu untuk segera

membawa bayinya ke tempat pelayanan kesehatan bila terjadi tanda bahaya

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

8.Pukul 07.30 WITA


143

Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan dan tindakan

Pendokumentasian telah dilakukan


144

CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN 2

3 HARI BAYI BARU LAHIR

Tanggal 26 Juni 2020

Pukul 08.20 WITA

Subyektif (S) :

1.Ibu mengatakan bayinya sehat

2. Ibu mengatakan bayinya dapat menghisap dengan baik.

3. Ibu mengatakan bayi menyusu kuat ASI lancar dan

4. Ibu mengatakan bayi minum ASI saja tanpa makanan tambahan lainya.

Obyektif (O) :

1. Keadaan umum baik

2. Refleks isap dan menelan baik

3. BB 4000 gram , refleks hisap(+),BAB(+), tali pusat kering ,

pupus pada tanggal 25 Juni 2020

4.Tanda – tanda vital

a.Nadi : 132 x/menit c. pernafasan : 42x/menit

b.Suhu : 36,7ᵒc
145

Asessment (A) :

Bayi Ny.R umur 3 hari dengan neonatus normal.

Planning (P) :

1.Pukul 08.23 WITA

Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

pada bayinya bahwa keadaan bayinya sehat

Evaluasi: . Ibu mengerti dan merasa senang.

2.Pukul 08.24 WITA

Memandikan bayi dengan air hangat untuk menghilangkan kotoran, kemudian

menghangatkan dan membungkus bayi dengan kain bersih dan selimut untuk

mencegah hipotermi.

Evaluasi: Bayi telah dimandikan dan bayi telah dihangatkan

3Pukul 08.30 WITA

Memberitaukan ibu agar selalu memantau tanda-tanda bahaya antara lain bayi

tidak mau menyusu,badan bayi panas,keluar cairan dari tali pusat yang berbau,

bayi kejang, menagis terus menerus, dan menganjurkan pada ibu untuk segera

membawa bayinya ke tempat pelayanan kesehatan bila terjadi tanda bahaya

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan


146

CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN 3

12 HARI BAYI BARU LAHIR

Tanggal 04 Juli 2020

Pukul 08.30 WITA

Subyektif (S) :

- Ibu Mengatakan tidak ada keluhan

Obyektif (O) :

1.Keadaan umum baik

2.Refleks isap dan menelan baik

3.BB 4200 gram, BAB(+),BAK(+)

4.Tanda – tanda vital

d.Nadi : 124 x/menit

e. Suhu : 36,5ᵒc

f. Pernapasan : 40 x/menit

Asessment (A) :

Bayi Ny.R umur 12 hari dengan neonatus normal.


147

Planning (P) :

1.Pukul 08.35 WITA

Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

pada bayinya bahwa keadaan bayinya sehat.

Ibu mengerti dan merasa senang.

2.Pukul 08.36 WITA

Melakukan penimbangan berat badan bayi

Penimbangan telah dilakukan

3.Pukul 08.37 WITA

Memberitaukan ibu agar selalu memantau tanda-tanda bahaya antara lain bayi

tidak mau menyusu,badan bayi panas,keluar cairan dari tali pusat yang berbau,

bayi kejang, menagis terus menerus, dan menganjurkan pada ibu untuk segera

membawa bayinya ke tempat pelayanan kesehatan bila terjadi tanda bahaya

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

4.Pukul 08.38 WITA

Memberitaukan ibu untuk membawa bayinya tiap bulan untuk memeriksakan

pertumbuhan dan perkembangan dan juga Imunisasi tiap bulan dengan imunisasi

dasar lengkap.

Ibu mengerti dan mau melakukannya


148

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”R” AKSEPTOR KB PIL

Tanggal pengkajian :06 Juli 2020

Pukul : 09.00 WITA

Subyektif (S) :

1.Ibu mengatakan ingin menggunakan KB PIL Progestin

Obyektif (O) :

1.Pemeriksaan Umum

a.Apakah sedang menyusui : Iya

b.Riwayat KB sebelumnya : KB PIL

c. Keadaan umum : Baik

d. Kesadaran : Composmentis

e. Keadaan emosional : Stabil

f. Tanda-tanda Vital

1)Tekanan darah : 120/80 mmHg

2)Nadi : 80 x/menit

3)Respirasi : 20 x/menit

4)Suhu badan : 36,5ᵒC


149

g.Berat Badan : 52 kg

h.Tinggi Badan : 150 cm

2.Pemeriksaan Fisik

a.Wajah : Tidak pucat, tidak ada oedem

b.Mata : Konjungtiva merah muda, Sklera, putih

c.Leher : Bendungan vena jugularis tidak ada, pembesaran Kelenjar

limfe tidak ada, pembesaran kelenjar thyroid tidak ada.

d.Abdomen : Tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak ada tanda tanda

kehamilan, tidak ada bekas operasi sectio caesara.

e.Genetalia : Tampak bersih, tidak ada fluor albus, tidak ada infeksi kelenjar

bartholini& skene.

f.Ekstrimitas : Tidak oedema.

Assesment (A)

Ny.R umur 25 tahun PIIA0 akseptor KB PIL progestin

Planning (P) :

1.Pukul 09.10 WITA

Mengobservasi KU dan TTV

a.Keadaan umum : baik

b.Kesadaran : Composmentis
150

c.Tanda-tanda vital

1)Tekanan darah : 120/80 x/menit

2)Nadi : 80 x/menit

3) Respirasi : 20 x/menit

4)Suhu : 36,5ᵒC

d.BB : 52 kg

Ibu sudah mengetahui kondisinya saat ini.

2.Pukul 09.15 WITA

Memberikan konseling tentang KB PIL

Pil merupakan metode kontrasepsi yang diberikan dengan berupa kapsul,Keluarga

berencana pil merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam

penggunaannya mempunyai efektifitas yang tinggi.

Ibu mengerti dan sudah mengetahui tentang KB PIL

3.Pukul 09.20 WITA

Menjelasakan pada ibu tentang keuntungan dan efek samping pil.

keuntungan :

Keuntungan Sangat efektif, dengan pil progestin , sangat mungkin dan aman

untuk ibu menyusui, mengurangi resiko kehamilan ektopik, dapat diberhentikan


151

kapan saja tanpa bantuan penyedia layanan, tidak mempengaruhi hubungan

seksual.

Efek samping : Tidak melindungi anda dari penyakit kelamin, harus diminum

setiap hari dijam yang sama dan tidak boleh terlewat jika ingin mendapatkan

perlindungan penuh,menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit

kepala,mual,nyeri pada payudara,dan perubahan mood yang drastis diawal-awal

pemakaian.

4.Pukul 09.25 WITA

Memberikan informend consent untuk persetujuan tindakan

Ibu mengerti dan bersedia.

5.Pukul 09.30 WITA

Memberikan kb pil kepada ibu dan memberitahu cara mengkonsumsi nya yaitu

diminum setiap malam sebelum tidur (1x1).

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

6.pukul 09.35 WITA

Menganjurkan pada Ibu untuk datang ke petugas Kesehatan terdekat apabila ada

keluhan.

Ibu mengerti dan mau datang kepetugas kesehatan terdekat apabila ada keluhan.
152

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulis akan menyajikan pembahasan dengan membandingkan

antara teori dengan praktek dilapangan tentang manajemen asuhan

kebidanan komprehensif dengan menggunakan metode pendekatan

manajemen asuhan kebidanan yang di dokumentasikan dalam bentuk

soap pada Ny”R” dimulai dari masa kehamilan,persalinan,nifas,bayi

baru lahir dan keluarga berencana yang dilakukan mulai tanggal 08 juni

sampai 04 juli 2020 (Permenkes RI No, 938/Menkes/SK/VIII/2015)

A.HASIL

1. Antenatal Care (ANC)

Dari pengkajian yang dilakukan diwilayah kerja puskesmas Wani

didapatkan bahwa ny.R umur 25 tahun sedang hamil anak kedua

dengan usia kehamilan 38 minggu 1 hari dari pengkajian data subjektif

selama hamil trimester III pada saat kunjungan pertama tanggal 10 juni

2020, ibu mengatakan hanya sering buang air kecil.

Berdasarkan pengkajian data objektif pemeriksaan kehamilan Ny”R”

dilakukan pemeriksaan palpasi, pada Leopold 1 ditemukan pembesaran

tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan

152
153

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif

dengan menggunakan metode pendekatan manajemen asuhan kebidanan

menurut Permenkes No.938/Menkes/SK/VIII/2007 yang didokumentasikan

dalam bentuk SOAP pada Ny.R dari ANC, INC, PNC, BBL, dan KB yang

dimulai dari tanggal 08 Juni sampai 04 Juli 2020. Maka Mahasiswa mampu:

1. Pada masa kehamilan Ny.R mendapatkan Asuhan Kebidanan Antenatal

dengan baik yang dilakukan di Poskesdes wombo mpanau, penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa masa kehamilan Ny.R berlangsung selama

40 minguu 1 hari.

2. Pada saat proses persalinan Ny.R berjalan dengan normal di Poskesdes

wombo mpanau Lahir bayi pada pukul 00.00 WITA langsung menangis

dengan berat badan 3900 gram, panjang 49 cm dan berjenis kelamin

Laki-laki, warna kulit kemerahan, dan gerakan aktif.

3. Pada saat masa nifas Ny.R mendapatkan Asuhan kebidanan Postpartum

sebanyak 3 kali. Setiap kunjungan tidak ditemukan komplikasi atau

penyulit, sehingga selama proses masa nifas Ny.R berjalan dengan

normal.
154

153
155

4. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan pada By.Ny. R berjalan dengan

sehat dan aman. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan

apapun, tali pusat bayi Ny.R lepas pada tanggal 25 Juni 2020. Warna

kulit dan bibir kemerahan, menyusu dengan kuat dan berat badannya

selalu mengalami peningkatan.

5. Peneliti memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny.R

dengan melakukan konseling tentang pilihan metode kontrasepsi yang

dapat dipilih oleh Ny.R sesuai dengan kondisi ibu menyusui, yaitu pil

progestin. Ny.R akhirnya memilih KB pil progestin pada tanggal 03 Juli

2020.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Mengharapkan agar meningkatkan standar pelayanan (Standar

Operasional Prosedur) dalam pelayanan kebidanan untuk mencegah

angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.

2. Bagi Penulis

Agar dapat menambahkan pengalaman, meningkatkan wawasan dan

pengetahuan serta keterampilan dalam memberikan pelayanan dalam

bentuk asuhan kebidanan secara contiunity of care.

3. Bagi Institusi pendidikan

Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuan bagi

peserta didik khususnya mahasiswa prodi DIII Kebidanan STIkes

Widya Nusantara Palu dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada


156

ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahirdan KB serta bahan

evaluasi kasus kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai