METODE PENELITIAN
1). Masih tingginya penderita penyakit diare akibat kurangnya pengetahuan dan
2). Peran petugas belum optimal dalam mengomunikasikan pesan kesehatan tentang
penyakit diare
Humbang Hasundutan.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat umur 15-44
pertimbangan bahwa masyarakat dibawah usia 15 tahun dinilai masih kurang mampu
menjawab kuesioner penelitian. Alasan lainya adalah bahwa masyarakat di atas usia
bukan lagi karena kurangnya pengetahuan dan sikap melainkan karena pengaruh
faktor usia. Sehingga kelompok usia ini dianggap tidak lagi relevan dengan topik
Hasundutan yang tercatat sampai tahun 2012 adalah sebanyak 8.712 jiwa yang
Karena data penelitian berasal dari 22 desa yang berbeda, maka penetapan
Keterangan:
n = Besar sampel
Zα = Tingkat kemaknaan satu arah (α=0.05, Zα =1.96)
Zβ = Tingkat kekuatan (power) 80%
Po = Proporsi peran penyampaian informasi Po =46% = 0.46
Pa = Proporsi yang diharapkan = 60% = 0.6
Populasi
Sampel = xTotal Sampel
Total Populasi
Sehingga jumlah sampel dari setiap desa adalah seperti pada tabel berikut :
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden melalui
kuesioner, wawancara dan observasi yang dikumpulkan oleh peneliti berupa data
Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang dihimpun
melalui pencatatan dokumen yang ada dilokasi penelitian yaitu laporan bulanan
Puskesmas.
mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur
korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus
ketentuan: a) Bila r hitung > t tabel maka dinyatakan valid dan b) Bila r hitung < t
(2006) menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliable atau konsisten jika
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
atau jawaban yang sama, dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini
Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan
ketentuan : a) Jika nilai r Alpha >r table maka dinyatakan reliable dan b) Jika nilai r
petugas kesehatan menunjukkan nilai r- hitung > r- tabel (0.360) sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh item variabel peran petugas kesehatan adalah valid.
dan sikap menunjukkan nilai r- hitung > r- tabel (0.360) sehingga dapat disimpulkan
Hasil uji reliabilitas terhadap ke-2 variabel penelitian dapat dirangkum pada
lebih besar dari t- tabel (0,70) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument
b. Analisis Bivariat. Untuk melihat pengaruh variabel bebas dan variabel terikat
sehingga bila ditemukan hasil analisis statistik p < 0,05 maka variabel
1
p =
(1 + e-y)
Dimana :
p = probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian.
e = bilangan natural
y = konstanta +a 1 x 1 + a 2 x 2 + a 3 x 3 + a 4 x 4 + a 5 x 5 + a 6 x 6 + a 7 x 7
a = nilai koefisien tiap variabel
x = nilai variabel bebas
HASIL PENELITIAN
atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah
Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli
dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu
dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang
Hasundutan.
Kecamatan Lintong Nihuta terdiri dari 22 desa dengan luas wilayah adalah
18.126,03 Ha.
sebagai berikut :
karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan seperti pada
tabel berikut :
SLTA yaitu 40 orang (56,3%), dan mayoritas responden bekerja yaitu sebanyak 51
orang (51,7%)
Variabel Karakteristik N %
1. Umur
- 15-25 tahun 21 29,6
- 26-35 tahun 41 57,7
- > 30 tahun 9 12,7
2. Pendidikan
- Tamat SD 8 11,3
- SLTP 19 26,8
- SLTA 40 56,3
- Akademi/PT 4 5,6
3. Pekerjaan
- Tidak bekerja 20 28,2
- Bekerja 51 51,7
Jumlah 71 100,0
pengetahuan dan sikap masyarakat kelompok umur 15-44 tahun dengan hasil
sebagai berikut :
Hasil tabulasi silang pada tabel 4.3. di bawah menunjukkan bahwa dari 60
pengetahuan yang baik tentang penyakit diare, dan 5 orang (8,3%) memiliki
hanya 1 orang (9,1%) yang memiliki pengetahuan baik dan 10 orang (90,9%)
kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan memiliki
Pengetahuan
Pernyataan Sub-Variabel Baik Buruk Total p-value
n % n % n %
Promosi Kesehatan
- Baik 55 91,7 5 8,3 60 100,0
- Buruk 1 9,1 10 90,9 11 100,0 0,000
Total 56 78,9 15 21,1 71 100,0
Hasil tabulasi silang pada tabel 4.4. di bawah menunjukkan bahwa dari 58
memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit diare dan 3 orang (5,2%) memiliki
buruk, hanya 1 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan baik dan 12 orang
Pengetahuan
Pernyataan Sub-Variabel Baik Buruk Total p-value
n % n % n %
Pemberdayaan masyarakat
- Baik 55 94,8 3 5,2 58 100,0
- Buruk 1 7,7 12 92,3 13 100,0 0,000
Total 56 78,9 15 21,1 71 100,0
Hasil tabulasi silang pada tabel 4.5. di bawah menunjukkan bahwa dari 61
pengetahuan yang baik tentang penyakit diare dan 6 orang (9,8%) memiliki
hanya 1 orang (10%) yang memiliki pengetahuan baik dan 9 orang (90%) memiliki
kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan masyarakat memiliki
Pengetahuan
Pernyataan Sub-Variabel Baik Buruk Total p-value
n % n % n %
Penyuluhan masyarakat
- Baik 55 90,2 6 9,8 61 100,0
- Buruk 1 10,0 9 90.0 10 100,0 0,000
Total 56 78,9 15 21,1 71 100,0
Hasil tabulasi silang pada tabel 4.6. di bawah menunjukkan bahwa dari 60
responden yang menyatakan promosi kesehatan baik, 54 orang (90%) memiliki sikap
yang baik menghadapi penyakit diare dan 1 orang (9,1%) memiliki sikap buruk.
Dari 11 orang yang menyatakan promosi kesehatan buruk, hanya 1 orang (9,1%)
yang memiliki sikap baik dan 10 orang (90,9%) memiliki sikap buruk menghadapi
penyakit diare.
kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan memiliki
hubungan signifikan dengan sikap kelompok masyarakat umur 15-44 tahun. Dengan
demikian, variabel promosi kesehatan ini berkandidat untuk diikutsertakan dalam uji
Sikap
Pernyataan Sub-Variabel Baik Buruk Total p-value
n % n % n %
Promosi Kesehatan
- Baik 54 90.0 6 10.0 60 100,0
- Buruk 1 9,1 10 90,9 11 100,0 0,000
Total 55 77.5 16 22.5 71 100,0
Hasil tabulasi silang pada tabel 4.7. di bawah menunjukkan bahwa dari 58
yang baik menghadapi penyakit diare dan 4 orang (6,9%) memiliki sikap buruk.
Dari 13 orang yang menyatakan pemberdayaan buruk, hanya 1 orang (7,7%) yang
memiliki sikap baik dan 12 orang (92,3%) memiliki sikap buruk menghadapi
penyakit diare.
kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan memiliki hubungan
signifikan dengan sikap kelompok masyarakat umur 15-44 tahun. Dengan demikian,
variabel pemberdayaan ini berkandidat untuk diikutsertakan dalam uji regresi logistik
Sikap
Pernyataan Sub-Variabel Baik Buruk Total p-value
n % n % n %
Pemberdayaan
- Baik 54 93,1 4 6,9 58 100,0
- Buruk 1 7,7 12 92,3 13 100,0 0,000
Total 55 77.5 16 22.5 71 100,0
Hasil tabulasi silang pada tabel 4.8. di bawah menunjukkan bahwa dari 61
responden yang menyatakan penyuluhan baik, 54 orang (88,5%) memiliki sikap yang
baik menghadapi penyakit diare dan 7 orang (11,5%) memiliki sikap buruk. Dari 10
orang yang menyatakan penyuluhan buruk, hanya 1 orang (10%) yang memiliki
sikap baik dan 9 orang (90%) memiliki sikap buruk menghadapi penyakit diare.
kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan memiliki hubungan
signifikan dengan sikap kelompok masyarakat umur 15-44 tahun. Dengan demikian,
variabel penyuluhan ini berkandidat untuk diikutsertakan dalam uji regresi logistik
Sikap
Pernyataan Sub-Variabel Baik Buruk Total p-value
n % n % n %
Penyuluhan
- Baik 54 88,5 7 11,5 61 100,0
- Buruk 1 10.0 9 90.0 10 100,0 0,000
Total 55 77.5 16 22.5 71 100,0
memenuhi syarat untuk disertakan dalam analisis multivariat karena nilai p-value
Tabel 4.9. di bawah hasil uji regresi logistik berganda menjelaskan bahwa
1
y i ≡ ln = β 0 + β 1 x1 + β 2 x 2 + β 3 x3 = −8.379 + 4.132(Pr om) + 4.188( Daya) + 4.106( Suluh)
1 − p
1
p= −( 7.162+3.478 (Pr om ) +3.5778 ( Daya ) +3.435 ( Suluh ) :
1+ e
berikut:
kesehatan (prom), pemberdayaan (daya) dan penyuluhan baik (1) maka peluang
jika pernyataan tentang promosi kesehatan (prom) dan pemberdayaan (daya) baik (1)
1.4%.. Jika pernyataan tentang promosi kesehatan (prom), pemberdayaan (daya) dan
1
p= −( 8.379+ 4.132 (Pr om ) + 4.188 ( Daya ) + 4.106 ( Suluh )
No Prom Daya Suluh 1+ e p.
1 1 1 1 0.9828 98,28
2 1 1 0 0.4852 48,52
3 1 0 0 0.0141 1,4
4 0 0 0 0.00023 0.023
Sumber : data penelitian (diolah)
Berdasarkan hasil dari nilai exp(B), dapat diketahui bahwa faktor paling
pemberdayaan yakni sebesar 65.91 kali dibandingkan promosi sebesar 62.29 kali
memenuhi syarat untuk disertakan dalam analisis multivariat karena nilai p-value
1
y i ≡ ln = β 0 + β 1 x1 + β 2 x 2 + β 3 x3 = −7.162 + 3.478(Pr om) + 3.577( Daya) + 3.435( Suluh)
1 − p
1
p= −( 7.162+3.478 (Pr om ) +3.5778 ( Daya ) +3.435 ( Suluh )
1+ e
berikut:
kesehatan (prom), pemberdayaan (daya) dan penyuluhan baik (1) maka peluang
sementara penyuluhan buruk (0) maka peluang petugas untuk meningkatkan sikap
adalah 47,32%. Jika pernyataan tentang promosi kesehatan (prom) baik, sedangkan
pemberdayaan (daya) dan penyuluhan buruk (0) maka peluang petugas kesehatan
(prom), pemberdayaan (daya) dan penyuluhan buruk (0) maka peluang petugas
1
No Prom Daya Suluh p= −( 7.162+3.478 (Pr om ) +3.5778 ( Daya ) +3.435 ( Suluh )
p.
1+ e
1 1 1 1 0.9654 96.54
2 1 1 0 0.4732 47.32
3 1 0 0 0.0245 2.45
4 0 0 0 0.00077 0.7
Sumber : data penelitian (diolah)
Berdasarkan hasil dari nilai exp(B), dapat diketahui bahwa faktor paling
penyakit diare adalah pemberdayaan yakni sebesar 35.75 kali dibandingkan promosi
PEMBAHASAN
(78,9%). Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil uji chi-square bahwa Promosi
Kesehatan memiliki hubungan signifikan dengan pengetahuan (p value 0.000 < 0.05)
mereka dengan apa yang dirasakan selama memperoleh promosi kesehatan dan
mereka juga dapat menilai bagaimana promosi kesehatan yang telah diterimanya, dan
pada akhirnya mereka juga akan bisa menentukan tingkat pengetahuan mereka
kata lain, semakin baik promosi kesehatan yang diberikan petugas kesehatan,
semakin besar peluang masyarakat kelompok umur 15-44 tahun untuk meningkatkan
signifikan terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menghadapi penyakit
menarche.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Karisma Saraswati, 2011,
Dalam Deteksi dini Kanker Serviks dan membuktikan bahwa promosi kesehatan
kanker serviks
pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain
menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya
pengetahuan. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang
berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru
petugas, semakin baik pula pengetahuan masyarakat atau individu yang mendapat
pemberdayaan yang dilakukan petugas kesehatan adalah baik (81,7%) dan mayoritas
(78,9%). Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil uji chi-square bahwa Pemberdayaan
yang telah diterimanya, dan pada akhirnya mereka juga akan dapat menentukan
kata lain, semakin baik pemberdayaan yang diberikan petugas kesehatan, semakin
kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan
pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.. Orang-orang yang telah mencapai
“keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi
pengetahuan, ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa
tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. Hal ini sejalan dengan
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Pranarka & Vidhyandika (1996)
berdaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Slamet (2003) bahwa yang dimaksud
mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan
situasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti
berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud
dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama,
pemberdayaan.
tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk
yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan adalah baik (85,9%) dan mayoritas
(78,9%). Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil uji chi-square bahwa Penyuluhan
penyuluhan oleh petugas kesehatan adalah kelompok masyarakat yang sudah pernah
antara harapan mereka dengan apa yang dirasakan selama memperoleh penyuluhan
dan mereka juga dapat menilai bagaimana penyuluhan yang telah diterimanya, dan
pada akhirnya mereka juga akan bisa menentukan tingkat pengetahuan mereka
kata lain, semakin baik penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan, semakin
Diabetes Mellitus (Studi Kasus di RSAD Gatot Subroto Jakarta) dan membuktikan
signifikan terhadap pengetahuan dan sikap siswa dalam mencegah demam berdarah
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Kristin (2007), berjudul
Dari hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dari ketiga variabel
promosi kesehatan , dimana nilai p value untuk Promosi Kesehatan adalah 98.28%
Pada bab 4 hasil penelitian, tabel 4.10 menjelaskan bahwa jika pernyataan
tentang promosi kesehatan (prom), pemberdayaan (daya) dan penyuluhan baik (1)
adalah 98,28%. Sedangkan jika pernyataan tentang promosi kesehatan (prom) dan
pemberdayaan (daya) baik (1) dan penyuluhan buruk (0) maka peramalan probabilitas
umur 15-44 tahun dihasilkan oleh faktor promosi kesehatan sebesar 98.28%.
Demikian juga untuk variabel sikap, dari tabel 4.13, jika pernyataan tentang promosi
kesehatan (prom), pemberdayaan (daya) dan penyuluhan baik (1) maka peramalan
probabilitas individu untuk memperoleh sikap yang baik adalah 96,53%. Sedangkan
jika pernyataan tentang promosi kesehatan (prom) dan pemberdayaan (daya) baik (1)
dan penyuluhan buruk (0) maka peramalan probabilitas individu untuk mendapatkan
sikap yang baik adalah 47,32%. Dengan demikian, faktor pengaruh dominan terhadap
sikap masyarakat kelompok umur 15-44 tahun dihasilkan oleh faktor promosi
sampai saat ini penyakit diare masih ditemukan di kecamatan lintongnihuta, sehingga
baik dalam hal penyakit diare, tetapi kalau tidak dibarengi dengan tindakan yang baik
dari masyarakat setelah memperoleh informasi kesehatan dari petugas, maka masalah
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
Dari hasil analisis univariat terlihat bahwa diantara ke-3 indikator peran petugas
bahwa titik lemah petugas kesehatan di Kecamatan Lintongnihuta adalah dalam hal
berikut :