Anda di halaman 1dari 3

DAFTAR PUSTAKA

XAgus, F., dan Subiksa, I. G. M. 2008. Lahan Gambut: Potensi Pertanian dan
Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.

Andriesse, J. P. 1988. Nature and Management of Tropical Peat Soils. Food &
Agriculture Org.

Dariah, A., dan Agus, F. 2010. “Distribution, properties, and carbon stock of
Indonesian peatland.” Dalam Indonesian Soil Research Institute (ISRI), 187–204.

Driessen, P. M. 1976. On The Defective Grain Formation of Sawah Rice On Peat.


Soil Res. Inst. Bull. Bogor, Indonesia, 3, 20–43.

Driessen, P. M. 1978. “Peat Soils.” Soils and Rice: 763–79.

Hartatik, W., Subiksa, I. G. M., dan Dariah, A. 2011. “Sifat Kimia dan Fisika
Lahan Gambut.” Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian.
Kementerian Pertanian. Jakarta: 45–57.

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.


Herlambang, A. 1996. Kualitas Air tanah Dangkal di Kabupaten Bekasi. Program
Pascasarjana, IPB. Bogor.

Kononova, M. M. 1968. Transformations of Organic Matter and Their Relation


To Soil Fertility. Soviet Soil Science-Ussr, (8).

Kurnain, A., dan Tejoyuwono, P. P. D. I. K. 2005. Dampak Kegiatan Pertanian


dan Kebakaran Atas Watak Gambut Ombrogen. Universitas Gadjah Mada.

Linsley, R.K. Jr, Max A. Kohler, Joseph L. H. Paulhus, 1996 Hidrologi untuk
Insinyur Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Maas, A. 1997. Pengelolahan Lahan Gambut yang Berkelanjutan dan


Berwawasan Lingkungan. "Dalam : Alami 2 (1) : 3-6.BPP. Teknologi,
Jakarta.
Masganti, T. N., Maas, A., dan Radjagukguk, B. 2003. Pengaruh Macam Senyawa
Penyerap Fosfat dan Sumber Pupuk P Terhadap Daya Penyediaan Fosfat
Bahan Gambut. J. Tanah dan Iklim, 21, 7–15.

Mutalib, A. A. 1992. Characterization, Distribution and Utilization of Peat in


Malaysia. Dalam Proceedings of the International Symposium on Tropical
Peatland. Kuching, Sarawak, Malaysia, 6-10 May 1991.

Noor, Muhammad. (2001). Pertanian Lahan Gambut, Potensi dan Kendala.


Kanisius. Yogyakarta.

Rachim, A. 1995. Penggunaan Logam-Logam Polivalen Untuk Meningkatkan


Ketersediaan Phospat dan Produksi Jagung Pada Tanah Gambut. PPS IPB.
Bogor, 260.

Radjagukguk, B. 1997. Pertanian Berkelanjutan di Lahan Gambut. Jurnal Alami,


2(1), 17–20.

Runtunuwu, Eleonora, Kartiwa Budi, Kharmilasari Kharmilasari, Sudarman


Kurmen, Wahyu Tri Nugroho, dan Anang Firmansyah.,2011, “Dinamika
Elevasi Muka Air Pada Lahan dan Saluran di Lahan Gambut”, Riset
Geologi dan Pertambangan Vol. 21 No.2

Shiddiqy, Muhammad Hanif. 2014. Pemetaan Keberadaan Akuifer menggunakan


Metode Resistivitas Konfigurasi Schlumberger di Daerah Nanggulan,
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: UGM.

Soedibyo. 2003. Teknik Bendungan. Pradnya Paramita, Jakarta.

Sukandarrumidi. 2009. Rekayasa Gambut, Briket Batubara, dan Sampah Organik.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Triatmodjo Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta, 59.

Widjaja Adhi, I. P. G. 1988. Physical and Chemical Characteristic of Peat Soil of


Indonesia. Ind. Agric. Res. Dev. J, 10, 59–64.
Widjaja Adhi, I. P. G. 1997. “Pengelolaan Lahan Rawa dan Gambut Untuk
Usahatani Dalam Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan
Lingkungan.” Alami 2(1): 28–35.

Winanti, T. 1996. Pekarangan Sebagai Media Peresapan Air Hujan Dalam Upaya
Pengelolaan Sumberdaya Air, Makalah disajikan dalam Konferensi
Nasional Pusat Studi Lingkungan BKPSL, Tanggal 22-24 Oktober 1996 di
Universitas Udayana, Denpasar Bali.

Anda mungkin juga menyukai