DKP
DKP
Nim: 04.17.4599
Kelas: D/KP/VI
UTS: AGAMA
1. Islam sebagai agama yang sangat komprehensif, diantara bukti riilnya adalah tentang
bagaimana Islam menjelaskan proses penciptaan manusia sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur’an dan Hadis nabi Saw.
a. Jelaskan dalil tentang proses penciptaan manusia dalam Al-Qur’an atau hadis nabi
Saw?
Jawaban:
Q.S Al-Mu’minun ayat 12-15
12: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah
13. “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim)”
14. “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”
15. “Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar
akan mati.”
Q.S. An Nisaa ayat 1
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-
laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain,
dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu.”
b. Apa saja Hikmah yang bias diambil dari proses penciptaan manusia yang sudah
dijelaskan ?
Jawaban:
Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia yang berasal dari tanah seperti
yang sudah dijelaskan dalam surah Al-Mu’minun ayat 12-15, bahwasanya allah
menciptakan manusia untuk beribadah kepada Allah, mentaati perintah Allah dan
Rasulnya, dan menjauhi larangannya, karna sesungguhnya semua akan kembali
kepada Allah SWT.
b. Jelaskan dalil yang membolehkan dan yang melarang transplantasi organ tubuh?
jika boleh sebutkan syarat-syarat boleh melakukan transplantasi organ tubuh?
Jawaban:
Masalah ini tergantung kepada kondisi donornya, apakah donor dalam keadaan
hidup sehat, ataukah dalam keadaan koma atau hampir meninggal, ataukah dalam
keadaan mati.
Firman Allah dalam al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 195:
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
Ayat ini mengingatkan manusia agar tidak gegabah berbuat sesuatu yang bisa
berakibat fatal bagi dirinya, sekalipun mempunyai tujuan kemanusiaan yang
luhur.”
Kaidah Hukum Islam Menghindari kerusakan/resiko dudahulukan atas
menarik kemaslahatan
Kaidah Hukum Islam Bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya
lainnya. Misalnya, bahaya yang mengancam jiwa si A, tidak boleh
diatasi/dilenyapkan dengan cara yang bisa menimbulkan bahaya baru yang
mengancam jiwa orang yang menolong si A tersebut. Apabila
pencangkokkan mata, ginjal, atau jantung dari donor dalam keadaan koma
atau hampir meninggal; maka Islam pun tidak mengizinkan, karena:
Hadits Nabi Tidak boleh membikin mudarat pada dirinya dan tidak
boleh pula membikin mudarat pada orang lain. Misalnya orang
yang organ tubuh dari seorang donor yang belum mati secara klinis
dan yuridis untuk transplantasi, berarti ia membuat mudarat kepada
donor yang berakibat mempercepat kematiannya
Manusia wajib berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya, demi
mempertahankan hidupnya; tetapi hidup dan mati itu di tangan
Allah. Karena itu manusia tidak boleh mencabut nyawanya sendiri
(bunuh diri) atau mempercepat kematian orang lain, sekalipun
dilakukan oleh dokter dengan maksud untuk
mengurangi/menghentikan penderitaan si pasien. Apabila
pencangkokan mata, ginjal, atau jantung dari donor yang telah
meninggal secara yuridis dan klinis, maka menurut penulis, Islam
bisa mengizinkan dengan syarat:
o Resipien (penerima sumbangan donor) berada dalam
keadaan darurat, yang mengancam jiwanya dan ia sudah
menempuh pengobatan secara medis dan nonmedis, tetapi
tidak berhasil.
o Pencangkokkan tidak akan menimbulkan komplikasi
penyakit yang lebih gawat bagi resipien dibandingkan
dengan keadaannya sebelum pencangkokkan.
c. Apa hukum donor organ tubuh ke orang yang beda agama dalam Fiqih Islam?
Jawaban:
Apabila si mayit tidak diketahui identitasnya, tidak memiliki ahli waris atau wali
dan ahli waris tidak mengijinkan, para Ulama memberikan pendapat berbeda
yaitu : Sebagian ulama tidak memperbolehkan untuk mengambil organ untuk
menjaga kehormatan si mayit. Seperti yang diriwayatkan dalam Sunan Abub
Dawud 3207, Sunan Ibnu Majah 1616, Shohih Ibnu Hibban 3167 dan Musnafd
Ahmas 24379 yaitu “memecah tulang mayit sama dengan memecah tulangnya
saat dalam keadaan hidup” Hadits ini sudah jelas mengatur bahwa memotong
rambut dan kuku si mayit hukumnya makruh, walaupun itu termasuk hal biasa,
namun semua anggota tubuh si mayit adalah mulia.
Sedangkan, sebagian ulama memperbolehkan jika itu adalah satusatunya jalan
menyelamatkan hidup orang yang sedang sakit. Seperti qoidah berikut ini
“keadaan dhorurot (terpaksa) itu adalah memperbolehkan hal-hal yang terlarang”.
Harus dengan pertimbangan dokter muslim yang sangat kompeten dan memahami
benar syariat Islam.
3. Problematika umat terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi dan sains
modern, namun ada sisi-sisi yang sungguh miris karena bertentangan dengan moral dan
akhlaq Islam, tindakan Aborsi diataranya yang dengan berbagai alasan non medis banyak
dilakukan oleh generasi saat di era modern, Islam akan memberikan solusi atas problem
tersebut.
a. Apa yang anda pahami tentang Aborsi?
Jawaban:
Aborsi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengakhiri masa kehamilan
atau pengguguran kandungan dengan cara mengeluarkan janin (embrio) sebelum
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim. Dalam kedokteran, arti
aborsi adalah keluarnya produk konsepsi (janin, selaput janin, dan plasenta)
secara prematur dari rahim. Aborsi dapat terjadi secara spontan atau tidak
disengaja yang disebut dengan keguguran. Sedangkan aborsi yang terjadi secara
disengaja disebut dengan aborsi induksi atau abortus provocatus.
b. Jelaskan dalil yang membolehkan dan yang melarang Aborsi?jika boleh sebutkan
syarat-syarat boleh melakukan aborsi?
Jawaban:
Dalil larangan aborsi Q.S. Al-Isra : 31
“ dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah
yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah dosa yang besar”
c. Bagaimana Islam memberikan Solusi terhadap problem Aborsi non medis yang
semakin tahun semakin meningkat prosentasenya?
Jawaban:
Harusnya kita sebagai umat islam tau bahwa aborsi itu tidak diperbolehkan seperti
yang sudah dijelaskan dalam Q.S Al-Isra: 31 jangan kamu membunuh anak-
anakmu. Karena Seorang muslim semestinya meyakini bahwa tidak ada secuilpun
aturan Islam yang menyusahkan manusia. Tidak ada sepotong ayat pun dalam
Alquran yang tidak dapat diterima manusia. Jika ada manusia yang tidak mau
menerima ayat-ayat Alquran dan syariat Islam, bisa dipastikan dalam hatinya
terdapat penyakit dan keragu-raguan terhadap agamanya sendiri sebab aturan
dalam Islam memberikan kemudahan.
d. Bagaimana hukum Aborsi janin yang menurut USG dinyatakan cacat organ ketika
lahir?
Jawaban:
”Seorang malaikat mendatangi nutfah (air mani) setelah air mani ini tinggal di
rahim selama 40 hari atau 45 hari. Malaikat ini bertanya: “Ya Rab, apakah dia
menjadi orang celaka ataukah bahagia?” Lalu jawabannya ditulis. “Ya Rab, dia
lakilaki ataukah perempuan?” lalu jawabannya ditulis. Ditulis pula amalnya,
pengaruh amalnya, ajalnya, dan rizkinya. Kemudia catatan itu ditutup, sehingga
tidak dia tambahkan dan tidak mengurangi.” (HR. Muslim)
4. Pemahaman fiqih thaharah (bersuci) sangatlah penting bagi kaum muslimin, baik mereka
yang sehat maupun yang sedang dalam kondisi sakit, Islam sebagai agama yang
memberikan kemudahan bagi pemeluknya agar tetap bisa melakukan bersuci dengan
kondisi sehat dan sakit.
a. Jelaskan Fiqih Thaharah (bersuci) pada pasien atau orang sakit?
Jawaban:
Thaharah Menurut Bahasa, Bersih dan suci dari segala bentuk kotoran
5. Shalat merupakan tiang agama, dan amalan yang akan pertama kali dihisab pada hari
kiamat adalah shalat, menjadi perkara yang perlu diperhatikan, Islam sebagaimana
diketahui menjadi agama yang sangat memperhatikan kemudahan bagi pemeluknya, juga
mengatur bagaimana shalat orang yang sedang sakit.
a. Jelaskan Fiqih Shalat pada pasien atau orang sakit?
Jawaban:
Allah Azza wa jalla menjelaskan hal ini dalam firman-nya:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
( Q.S Al-Baqarah:286 )
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk agar bertaqwa sesuai kemampuan
mereka. Allah Azza wa jalla berfirman: “maka bertaqwalah kamu kepada Allah
menurut kesanggupanmu” ( At-Taghabun:16 ).
Orang yang sakit tidak sama dengan yang sehat. Masing-masing harus berusaha
melaksanakan kewajiban menurut kemampuannya. Diantara kewajiban yang
agung yang wajib dilakukan orang sakit adalah shalat, banyak sekali kaum
muslimin yang meninggalkan sakit dengan dalih sakit atau memaksakan diri
melakukan shalat dengan tata cara orang yang sehat.
Fiqih shalat untuk orang sakit diantaranuya:
Diberi keringan dalam bersuci, apabila tidak dimungkinkan bersuci bagi
orang yang sedang sakit untuk menggunakan air baik untuk berwudhu atau
mandi janabah maka para ulama menetapkan kebolehan bertayamum.
Keringanan tidak bisa berdiri, berdiri merupakan rukun didalam shalat
fardhu, dimana seorang bila meninggalkan salah satu dari rukun shalat
maka hukum shalatnya tidak sah. Tetapi bila seseorang karena penyakit
yang dideritanya, dia tidak mampu berdiri tegak, maka dibolehkan shalat
dengan posisi duduk.
Keringanan tidak bisa rukuk, menurut jumhur ulama orang yang tidak bisa
melakukan gerakan atau berposisi rukuk, dia harus berdiri tegak lalu
mengangguk kepala namun masih tetap berdiri.
Keringanan tidak bisa sujud, orang yang sakit dan tidak mampu untuk
melakukan gerakan sujud, tentu tidak bisa dipaksa. Dia mendapatkan
keringanan dari Allah SWT untuk sebisa-bisanya melakukan sujud meski
tidak sempurna