MINERAL
II.1 Pendahuluan
Nutrisi yang dikonsumsi manusia harus seimbang untuk memelihara fungsi
dan aktivitas normal tubuh. Nutrisi seimbang yang diperlukan manusia termasuk
protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah
terbatas, mineral memiliki fungsi yang penting terutama untuk menjaga aktivitas sel-
sel dan organ tubuh. Pokok bahasan kali ini akan membahas tentang pentingnya
beberapa jenis mineral, utamanya makromineral, dalam menjaga fungsi organ dan sel.
Selain itu, pada bab ini juga akan dijelaskan bagaimana tubuh kita meregulasi
konsentrasi mineral tersebut dalam tubuh agar tetap berada dalam konsentrasi
optimalnya sehingga tidak menimbulkan gejala-gejala klinis yang tidak diinginkan.
II.1.1 Cakupan
Pada pokok bahasan ini akan dijelaskan mengenai jenis dan fungsi mineral yang
difokuskan untuk makromineral seperti kalsium, fosfat dan magnesium. Dalam pokok
bahasan ini juga membahas regulasi tubuh dalam menjaga konsentrasi mineral-
mineral tersebut dalam darah, serta gejala penyakit yang tampak pada orang yang
mengalami defisiensi atau kelebihan kalsium, fosfat atau magnesium.
II.1.2 Sasaran pembelajaran
a. Mampu membedakan jenis-jenis mineral dan fungsi fisiologis
makromineral, utamanya kalsium, fosfat dan magnesium.
b. Mampu memahami cara tubuh meregulasi konsentrasi mineral dalam darah,
utamanya kalsium, fosfat dan magnesium.
c. Mampu menghubungkan antara timbulnya gejala penyakit dengan defisiensi
atau pun kelebihan mineral, utamanya kalsium, fosfat dan magnesium.
d. Berpartisipasi aktif dalam mengemukakan opini dan informasi
II.1.3 Perilaku awal
Mahasiwa memahami pentingnya mineral secara umum dalam tubuh manusia.
II.1.4 Manfaat Pokok Bahasan
Pokok bahasan ini memberikan gambaran mengenai fungsi fisiologis kalsium,
fosfat dan magnesium bagi aktivitas tubuh manusia apabila kadar mineral tersebut
terjaga dalam konsentrasi tertentu di dalam darah. Mahasiswa juga akan diberikan
gambaran bagaimana tubuh meregulasi konsentrasi mineral tersebut dalam darah, dan
gejala-gejala klinis yang timbul apabila konsentrasi kalsium, fosfat dan magnesium
berada jaug di bawah atau di atas batas normal.
II.1.5 Urutan pembahasan
Pokok bahasan ini akan menjelaskan hal-hal berikut:
- Pengertian mineral dan klassifikasinya secara umum
- Kalsium: sumber, dosis, distribusi dalam tubuh, fungsi fisiologis, regulasi
konsentrasi, gejala defisiensi dan kelebihan kalsium
- Fosfat: sumber, dosis, distribusi dalam tubuh, fungsi fisiologis, regulasi
konsentrasi, gejala defisiensi dan kelebihan kalsium
- Magnesium: sumber, dosis, distribusi dalam tubuh, fungsi fisiologis, regulasi
konsentrasi, gejala defisiensi dan kelebihan kalsium
II.1.6 Petunjuk Belajar
Bahan ajar dituliskan untuk memberikan penjelasan mengenai topik dan
aktivitas dalam kuliah Biokimia minggu II, sehingga dianjurkan mahasiswa membaca
pokok bahasan ini sebelum mengikuti kuliah minggu II.
II.2. Penyajian
Dalam materi kali ini, kita akan membahas tentang mineral. Sebelumnya, saya
ingin bertanya apa sebenarnya yang dimaksud dengan mineral? Pada dasarnya
mineral adalah ion-ion bisa berupa kation atau anion yang dibutuhkan oleh tubuh.
Berbeda dengan karbohidrat, lipid atau protein, mineral merupakan nutrien anorganik
karena tidak memiliki unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) didalamnya.
Secara garis besar, mineral dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu
makromineral dan mikromineral. Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan lebih
dari 100 mg setiap harinya, sedangkan mikromineral hanya dibutuhkan dalam tubuh
dalam jumlah yang lebih kecil yaitu <100 mg setiap harinya. Contoh makromineral
diantaranya adalah kalsium (Ca), fosfor (P)/fosfat (PO4-), magnesium (Mg), Natrium
(Na), Kalium (K), Klorida (Cl). Mikromineral termasuk Kromium (Cr), Kobalt (Co),
Tembaga (Cu), Iodium (I), Besi (Fe), Mangan (Mn), Zinc (Zn), Selenium (Se),
Flourida (F) (Koolman & Roehm, 2005). Namun, topik kali ini hanya akan membahas
3 jenis makromolekul penting dalam tubuh kita, yaitu kalsium, fosfor/fosfat, dan
magnesium.
Pertanyaan:
Dari sejumlah mineral di atas, sebutkan mana yang termasuk anion dan mana yang
termasuk kation?
II.2.1 Kalsium
Kalsium merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi di dalam tubuh
manusia. Tubuh manusia terdiri atas 1000-1200 g kalsium yang sebagian besar
(~99%) disimpan di dalam tulang dan gigi. Sumber makanan yang mengandung
kalsium antara lain susu dan produk susu, sayuran hijau, kuning telur, ikan dan
daging. Jumlah konsumsi kalsium yang direkomendasi adalah 1200-1500 mg untuk
anak-anak dan remaja, sedangkan untuk orang dewasa kebutuhannya lebih kecil, yaitu
sekitar 800-1000 mg.
Pertanyaan:
1. Mengapa anak-anak dan remaja membutuhkan kalsium lebih banyak dari orang
dewasa?
2. Untuk apa orang dewasa membutuhkan kalsium dalam jumlah yang cukup tinggi
(800-1000g/hari)?
Kalsium yang diperoleh dari makanan akan diabsorbsi melalui usus. Proses
absorbsi kalsium dibantu dengan vitamin D aktif yang disebut calcitriol
[1,25(OH)2D]. Distribusi kalsium dalam tubuh sebagian besar terdapat dalam tulang
(~99%), hanya ~1% terdapat dalam cairan ekstraselular termasuk dalam plasma darah
dan cairan interstisial, dan juga terdapat di dalam sel (kalsium intraselular) dalam
jumlah yang sangat kecil (nm). Ekskresi kalsium paling banyak terjadi melalui feses
(~80%) dan sebagian kecil diekskresi melalui urin (~20%) (Blaine et al., 2014).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 2.1. Metabolisme kalsium dalam tubuh manusia dewasa.
Konsumsi harian kalsium biasanya berkisar 1000 mg dan
didistribusikan dalam kompartemen tubuh (Blaine et al., 2014)
Pertanyaan:
1. Selain hipokalsemia, rakitis pada anak dan osteomalasia juga merupakan gejala klinis
bagi orang yang menderita defisiensi vitamin D. Jelaskan kaitannya dengan
metabolisme kalsium!
2. Kalsium berfungsi untuk membantu terjadinya kontraksi otot serta dan konduksi
saraf, namun kelebihan kalsium dapat memberikan gejala berupa lemah otot dan depresi
sistem saraf. Jelaskan kemungkinan mekanisme yang terjadi!
II.2.2 Fosfor
Seperti kalsium, fosfor juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi dalam
tubuh. Kebutuhan fosfor harian adalah 700 – 2000 mg, dimana pemasukan fosfor dari
makanan akan diimbangi dengan pengeluaran fosfor dari urin dan feses. Sumber
makanan yang mengandung fosfor antara lain susu dan produk susu, telur, ikan,
daging, ayam, kaacng-kacangan dan padi-padian.
Setelah diabsorbsi, fosfor dalam makanan ditranspor dalam bentuk ion fosfat
(Pi) dalam plasma. Fosfat didistribusikan dalam tubuh, dengan konsentrasi tertinggi
dalam Tulang dan gigi (~90%), sebgaian kecil masuk dalam jaringan lunak dan
intrasel. Kadar total fosfat dalam darah berkisar 12 mg/dl, dimana 2/3 diantaranya
ditemukan dalam bentuk organik (fosfolipid) dan selebihnya dalam bentuk anorganik
(Pi, PO43-, HPO42-, H2PO4-) (Bayne et al., 2014).
Absorbsi fosfor dibantu oleh vitamin D aktif melalui duodenum dan usus kecil.
Satu perempat fosfor yang dikonsumsi akan diekskresi melalui feses dan sebagian
kecil diekskresi melalui urin.
Gambar 2.3. Metabolisme fosfor dalam tubuh manusia (Blaine et al., 2014)
Pertanyaan:
Jelaskan mengapa gejala klinik “tulang menjadi hilang” dapat terjadi pada orang yang
mengalami hiperfosfatemia berat dan kronik
II.2.3 Magnesium
Makromineral ketiga yang akan kita bahas minggu ini adalah magnesium
(Mg). Total Mg dalam tubuh sekitar 21 g dan 50% Mg tubuh berada di dalam tulang.
Selebihnya terdapat di dalam jaringan dan cairan tubuh utamanya dalam intrasel.
Kadar Mg dalam plasma secara normal adalah 1.7-2.6 mg/dl. Kadar normal Mg harus
tetap terjaga untuk membantu mengatur fungsi sel, karena Mg sendiri terlibat dalam
>300 reaksi biokimia dalam tubuh manusia. Kebutuhan magnesium per hari adalah
300-400 mg. Kadar ini dapat kita peroleh dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung magnesium dalam kadar tinggi, termasuk sayuran hijau, kacang-
kacangan, biji-bijian, padi-padian dan air mineral.
II.2.3.1 Fungsi Magnesium
Magnesium memiliki fungsi penting dalam tubuh seperti: memperkuat
struktur tulang , mengatur kontraksi otot, mengatur konduksi saraf, menjaga fungsi
jantung dan tekanan darah, mengaktivasi enzim (kinase, fosforilase dan
transketolase).
Mg memperkuat struktur tulang
Walaupun Ca merupakan komponen terbesar tulang, Mg dibutuhkan untuk
memperkuat struktur tulang. Mg juga dibutuhkan untuk mengaktifkan vit D yang
penting dalam proses absorpsi Ca
Mg mengatur kontraksi otot
Mg merupakan penghambat kanal Ca2+ sehingga mampu menghambat kontraksi
otot akibat adanya Ca2+ sehingga Mg cenderung berefek relaksasi pada otot
Mg menjaga fungsi jantung dan tekanan darah
Mg berfungsi merelaksasi otot jantung dan pembuluh darah sehingga tekanan
darah tidak meningkat
Mg mengatur konduksi syaraf
Fungsi Mg dalam mengatur konduksi syaraf berkaitan dengan fungsinya
sebagai penghambat Ca2+. Karena Ca2+ dibutuhkan untuk mengkonduksi impuls saraf,
maka Mg berfungsi untuk mengembalikan aksi potensial kembali ke resting state
(istirahat).
Mg mengatur aktivasi enzim
Banyak enzim yang membutuhkan magnesium untuk memulai proses aktivasi
enzim.
II.2.3.2 Homeostasis Magnesium
Absorbsi magnesium dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya:
1) Fungsi ginjal
Kerusakan ginjal menyebabkan ekskresi Mg menurun sehingga meningkatkan
resiko hipermagnesemia
2) Hormon aldosteron
Aldosteron meningkatkan ekskresi Mg melalui urin sehingga menurunkan kadar
Mg dalam plasma
3) PTH
PTH meningkatkan pelepasan Mg dari tulang sehingga meningkatkan kadar Mg
dalam darah
II.2.3.3 Defisiensi Magnesium (hipomagnesemia)
Hipomagnesemia dapat mengurangi sekresi PTH sehingga berakibat
hipokalsemia. Hipomagnesemia juga menyebabkan hipereksitabilitas otot dan saraf,
sehingga menimbulkan spasme atau kejang otot. Di sistem saraf pusat, kekurangan
magnesium menyebabkan depresi dan disorientasi. Gejala akut yang mungkin muncul
termasuk mual dan muntah dan apabila hipomagnesemia terjadi secara kronik,
biasanya seseorang akan rentan mengalami penyakit jantung, tekanan darah tinggi,
osteoporosis dan diabetes mellitus.
II.2.3.4 Kelebihan Mg (Hipermagnesemia)
Hipermagnesemia sangat jarang terjadi dan biasanya hanya ditemukan pada
pasien gagal ginjal. Adapun gejala yang mungkin tampak termasuk lemah otot ,
gangguan konduksi syaraf, depresi sistem syaraf dan gangguan metabolisme.
Pertanyaan:
Jelaskan mengapa penyakit kardiovaskular dan hipertensi dapat terjadi pada orang yang
mengalami hipomagnesemia kronik
II.3 Penutup
Mineral memilik berbagai fungsi fisiologis. Kalsium, fosfat dan magnesium
adalah tiga makromineral yang fungsi fisiologisnya saling terkait. Ketiganya
merupakan mineral penyusun tulang, berperan dalam kontraksi otot, dan konduksi
saraf. Bahkan, homesostasis atau regulasi konsentrasi ketiga mineral itu saling terkait
dan bergantung pada pelepasan hormon, diantaranya hormon paratiroid dan
kalsitonin.