Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN ANSIETAS (GANGGUAN KECEMASAN)

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa


Dosen Pembimbing Dr. Imam Zainuri, S.Kep.Ns.M.Kes.

DISUSUN OLEH :

DIAN PUTRI AMELIA (201903097)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan

Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Dengan Ansietas (Gangguan

Kecemasan) ”. Penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua

pihak yang bersangkutan dalam penyelesaian makalah ini.

Dengan adanya makalah ini diajukan untuk melengkapi salah satu tugas

mata kuliah Keperawatan Jiwa . Selain itu, dengan adanya makalah ini

diharapakan dapat menambah wawasan para pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, untuk itu penulis

sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak

Mojokerto, 09 Juli 2020

Penyunsun

Dian Putri Amelia


(201903097)
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian

Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir,atau tidak nyaman


seakan-akan akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman Ansietas
berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap
ssuatu yang berbahaya, sedangkan ansietas adalah respon emosional terhadap
penilaian tersebut (Keliat, 2012). Ansietas merupakan pengalaman emosi dan
subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang merasakan suatu
perasaan was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi
dan pada umumnya disertai gejala-gejala otonomik yang berlangsung
beberapa waktu (Stuart dan Laraia,1998) dalam buku (Pieter,dkk,2011.

Sedangkan menurut (Riyadi&Purwanto, 2010) Ansietas adalah


suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan
yang sering disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas
terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang
disebabkan oleh kecemasan tersebut. Kecemasan merupakan suatu perasaan
subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi
umum dari ketidak mampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa
aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak
menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan
fisiologis dan psikologis (Rochman, 2010).
1.2 Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
yang dapat menimbulkan kecemasan (Suliswati,2005). Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa :

1) Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan

berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis

perkembangan atau situasional

2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan

dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan

dan kenyataan yang menimbulkan kecemasan pada individu

3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidak mampuan

individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan

kecemasan

4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil

keputusan yang berdampak terhadap ego

5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan

ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep

diri individu

6) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani

stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik

yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak

dipelajari dalam keluarga

7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi

respon individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi


kecemasan

8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah

pengobatan yang mengandung benzodizepin, karena benzodizepin

dapat menekan neurotransmiter gama amino butyric acid (GABA)

yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab

menghasilkan kecemasan.

b. Faktor Pricipitasi
Menurut (Eko Prabowo, 2014) stressor presipitasi adalah ketegangan
dalam kehidupan yang dapat mencetuskan tibulnya kecemasan. Stressor
presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Ancaman terhadap intregitas fisik.Ketegangan yang mengancam

integritas fisik yang meliputi :

a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis

sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal

(misalnya hamil).

b) Sumber eksternal meliputi paparan terhadap infeksi virus

dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi,

tidak adekuatnya tempat tinggal

2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber eksternal dan

internal

a) Sumber internal, kesulitan dalam berhubungan

interpersonal dirumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap

peran baru. Berbagai ancaman terhadap intergritas fisik juga

dapat mengancam harga diri.

b) Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai,


perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok,

sosial budaya.

1.3 Rentang Respon Kecemasan

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Keterangan :

a) Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan
lingkungan
b) Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Lapang persepsi melebar dan orang akan bersikap hati-hati
dan waspada. Orang yang mengalami ansietas ringan akan terdorong
untuk menghasilkan kreativitas. Respons-respons fisiologis orang yang
mengalami ansietas ringan adalah sesekali mengalami napas pendek,
naiknya tekanan darah dan nadi, muka berkerut, bibir bergetar, dan
mengalami gejala pada lambung. Respons kognitif orang yang mengalami
ansietas ringan adalah lapang persepsi yang melebar, dapat menerima
rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan dapat
menjelaskan masalah secara efektif. Adapun respons perilaku dan emosi
dari orang yang mengalami ansietas adalah tidak dapat duduk tenang,
tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi.
c) Ansietas Sedang
Pada ansietas sedang tingkat lapang persepsi pada lingkungan menurun
dan memfokuskan diri pada hal-hal penting saat itu juga dan
menyampingkan hal-hal lain. Respons fisiologis dari orang yang
mengalami ansietas sedang adalah sering napas pendek, nadi dan tekanan
darah naik mulut kering, anoreksia, diare, konstipasi dan gelisah. Respon
kognitif orang yang mengalami ansietas sedang adalah lapang persepsi
yang menyempit, rangsangan luar sulit diterima, berfokus pada apa yang
menjadi perhatian. Adapun respons perilaku dan emosi adalah gerakan
yang tersentak-sentak, meremas tangan, sulit tidur, dan perasaan tidak
aman
d) Ansietas Berat
Pada ansietas berat lapang persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal-hal kecil dan mengabaikan hal-hal lain.
Individu sulit berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan
untuk memusatkan perhatian pada area lain. Respons-respons fisiologis
ansietas berat adalah napas pendek, nadi dan tekanan darah darah naik,
banyak berkeringat, rasa sakit kepala, penglihatan kabur, dan mengalami
ketegangan. Respon kognitif pada orang yang mengalami ansietas berat
adalah lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu untuk
menyelesaikan masalah. Adapun respons perilaku dan emosinya terlihat
dari perasaan tidak aman, verbalisasi yang cepat, dan blocking.
e) Panik
Pada tingkatan panik lapang persepsi seseorang sudah sangat sempit dan
sudah mengalami gangguan sehingga tidak bisa mengendalikan diri lagi
dan sulit melakukan apapun walaupun dia sudah diberikan pengarahan.
Respons-respons fisiologis panik adalah napas pendek, rasa tercekik, sakit
dada, pucat, hipotensi dan koordinasi motorik yang sangat rendah.
Sementara respons-respons kognitif penderita panik adalah lapang
persepsi yang sangat pendek sekali dan tidak mampu berpikir logis.
Adapun respons perilaku dan emosinya terlihat agitasi, mengamuk dan
marah-marah, ketakutan dan berteriak-teriak, blocking, kehilangan
kontrol diri dan memiliki persepsi yang kacau

(Herry Zan Pieter, 2011)

1.4 Tanda dan Gejala


1) Respon Fisiologis
a) Kardiovaskuler
- Palpitasi
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meningkat, nadi meningkat
- Rasa mau pingsan
b) Respirasi
- Nafas cepat
- Pernafasa dangkal
- Rasa tertekan pada dada dan tercekik
- Terengah-engah
c) Neuromuskular
- Penignkatan reflek
- Peningkatan rangsangan kejut
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Gelisah
- Wajah tegang
- Kelemahan secara umum
d) Gastrointestinal
- Kehilangan nafsu makan
- Menolak makan
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium
- Mual, diare
e) Saluran Kemih
- Tidak dapat menahan BAK
- Tidak dapat menahan BAB
- Nyeri saat BAK
f) Integumen
- Telapak tangan berkeringat
- Muka pucat
- Perasaan pana dan dingin pada kulit
2) Respon Perilaku
a) Gelisah
b) Ketegangan FisikTremor
c) Gugup
d) Bicara cepat
e) Tidak ada koordinasi
f) Kecenderungan mendapat cidera
g) Menarik diri
h) Menghindar
i) Hiperventilasi
j) Melarikan diri dari masalah
3) Respon Kognitif
a) Perhatian terganggu
b) Konsentrasi hilang
c) Pelupa
d) Salah penilaian
e) Blocking
f) Menurunnya lahan persepsi
g) Kreatifitas menurun
h) Produktifitas menurun
i) Bingung
j) Sangat waspada
k) Hilang objektifitas
l) Takut kecelakaan dan mati
4) Respon Afektif
a) Mudah terganggu
b) Tidak sabar
c) Tegang
d) Takut berlebihan
e) Teror
f) Gugp yang luar biasa
g) Nervous

1.5 Konsep Askep Klien Dengan Ansietas


a. Pengkajian
Pengkajin adalah dasar utama proses keperawatan. Tahap pengkajian
terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah
klien. Data yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual. (Keliat, Budi Ana, 1998: 3).
1) Identitas Klien
Melakukan perkenalan BHSP dan kontrak tentang nama mahasiswa,
nama panggilan, lalu lanjut dengan melakukan pengkajian dengan
nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan,
topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan cacat usia klien dan
No.RM, tanggal pengkajian dan sumber data yang didapat.
2) Keluhan Klien
Penyebab klien cemas, apa yang menyebakan klien cemas, apa yang
klien lakukan di rumah, apa yang sudah dilakukan klien dan keluarga
untuk mengatasi masalah. Keluhan yang biasanya muncul, misalnya
seperti gelisah, tremor, gugup, sangat waspada, ataupun takut
berlebihan akan terjadinya suatu hal yang buruk.
3) Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
yang dapat menimbulkan kecemasan (Suliswati,2005). Ketegangan
dalam kehidupan tersebut dapat berupa :

a) Peristiwa traumatik

b) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak

terselesaikan dengan baik

c) Konsep diri terganggu

d) Frustasi
e) Gangguan fisik

f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga

menangani stress

g) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga

h) Medikasi

4) Faktor Presipitasi
a) Ancaman integritas fisik
b) Ancaman terhadap konsep diri
5) Pemeriksaan Fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan , dan tanyakan
apakah ada keluhan fisik yang dirasakn klien. Pada klien dengan
ansietas tekanan darah akan meningkat, RR meningkat, nafas dangkal,
serta nadi meningkat.
6) Psikososial
a) Genogram
Menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi , pengambilan keputusan dan pola asuh. Pada klien
ansietas perlu dikaji cara pengambilan keputusan ketika ada
masalah.
b) Konsep Diri
- Gambaran Diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak
disukai dan bagian yang disukai. Klien dengan ansietas
mengenai gambaran dirinya ialah ketegangan fisik, gelisah,
tremor, serta cenderung bicara cepat.
- Identitas Diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien
terhadap status posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki
ataupun perempuan, keunikkan yang dimiliki sesuai dengan
jenis kelaminnya dan posisinya. Klien dengan ansietas
biasanya identitas dirinya ialah pelupa serta memiliki lahan
persepsi yang menurun.
- Fungsi Peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga, pekerjaan, atau
kelompok masyarakat, kemampuan klien dalam
melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi
saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan klien akibat
perubahan tersebut. Fungsi peran pada klien ansietas
terganggu karena adanya konsentrasi yang hilang, kreatifitas
menurun, produtifitas menurun, serta hilang obyektifitas.
- Ideal Diri
Klien dengan ansietas jika kenyataannya tidak sesuai dengan
harapan maka ia cenderung akan mengalami suatu rasa
kekhawatiran/takut yang berlebihan.
- Harga Diri
Yaitu penilaian tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seeorang sesuai dengan
ideal dirinya. Harga diri tinggi merupakan perasaan yang
berakar dalam menerima dirinya tanpa syarat, meskipun telah
melakukan kesalahn, kekalahan dan kegagalan, ia tetap
merasa sebagai orang yang penting dan berharga. Harga diri
yang dimiluki klien ansietas ialah harga diri rendah karena
klien suka menghindar serta melarikan diri dari masalah.
c) Hubungan Sosial
Hubungan sosial pada klien anseitas terganggu karena klien
menarik diri dari lingkungan sekitar, selanjutnya dalam pengkajian
dilakukan observasi mengenai adanya hubungan kelompok apa
saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta
dalam kegiatan kelompok atau masyarakat, hambatan dalam
hubungan dengan orang lain, minat dalam berinteraksi dengan
orang lain.
d) Spiritual
Nilai dan kenyakinan, kegiatan ibadah atau menjalankan
keyakinan, kepuasan dalam menjalankan keyakinan.
7) Status Mental
a) Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki
tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak
seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian kurang,
dampak ketidakmampuan berpenampilan baik/berpakaian
terhadap status psikologis klien (deficit perawatan diri).
b) Pembicaraan
Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, berburu-buru,
gagap, sering terhenti/blocking, apatis, lambat, membisu,
menghindar, tidak mampu memulai pembicaraan. Pada klien
ansietas cara bicara cenderung lebih cepat.
c) Aktivitas Motorik
Klien ansietas terlihat tegang dan gelisah, serta gugup yang luar
biasa.
d) Afek dan Emosi
Untuk klien ansietas afek dan emosinya labil, emosi klien cepat
berubah-ubah cenderung mudah terganggu, tidak sabar, serta
tegang.
e) Interaksi selama wawancara
Klien dengan ansietas selama interaksi wawancara biasanya
mudah terganggu perhatiannya, blocking, bingung dan sangat
waspada.
f) Persepsi/Sensori
Pada klien ansietas resiko untuk mengalami persepsi sensori
sebagai penyebabnya.
g) Proses Pikir
- Proses Pikir
Pada klien cemas cenderung memiliki arus pikir sirkuntansial
(pikiran berputar-putar) yaitu pembicaar yang berbelit-belit
sehingga lama pada maksud/tujuan yang dibicarakan.
- Isi Pikir
Pada kliem dengan ansietas memiliki pikiran takut yang
berlebih.
h) Tingkat Kesadaran
Klien degan ansietas tingkat kesadarannya bingung sendiri untuk
menghadapi kenyataan dan mengalami kegelisahan.
i) Memori
Klien dengan ansietas cenderung menjadi pelupa.
j) Tingkat Konsentrasi
Klien dengan ansietas memiliki tingkat konsentrasi menurun atau
bahkan kehilangan konsentrasi
k) Kemampuan penilaian/pengambilan keputusan
Klien dengan ansietas sedang, berat dan panik tidak mampu
mengambil keputusan yang konstruktif dan adaptif.
l) Daya Tilik
Klien dengan ansietas cenderung menyadari apa yang dialami.
m) Mekanisme koping
Ansietas sedang dan berat dapat menimbulkan tipe mekanisme
koping sebagai berikut :
- Task Oriental : suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan dari
situasi yang stress secara realistis meliputi perilaku menyerang
untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan untuk
kepuasaan, menarik diri untuk menghilangkan sumber-sumber
ancaman, fisik dan psikologis dan perilaku kompromi untuk
memuaskan aspek kebutuhan pribadi
- Mekanisme pertahanan ego
b. Pohon Masalah
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan  Effect

Gangguan suasana perasaan : Cemas  Core Problem

Koping individu inefektif  Causa
c. Diagona Keperawatan
1. Gangguan suasana perasaan : Cemas
2. Resiko tinggi perilaku kekerasan
d. Nursing Care Plan (NCP)
Klien dengan Gangguan suasana perasaan : Cemas

Tujuan KH Intervensi
TUM : - Klien mau - Beri salam atu
Klien tidak mengalami membalas salam panggil nama.
perilaku kekerasan - Klien mau - Sebutkan nama
TUK : menjabat tangan perawat
1. Klien dapat - Klien mau - Jelaskan maksud
membina hubungan menyebutkan hubungan interaksi
saling percaya nama
- Klien meu - Jelaskan akan
tersenyum kontrak yang akan
dibuat
-
Klien mau kontak - Beri rasa aman dan
mata sikap empati
- Klien mau - Lakukan kontak
mengetahui nama singkat tapi sering
perawat
2. Kien dapat - Klien dapat - Berikan
mengidentifikasi mengungkapakan kesempatan untuk
penyebab dari perasaanya. mengungkapkan
gangguan perasaanya.
kecemasannya - Klien dapat - Bantu klien untuk
mengungkapakan mengungkapkan
penyebab perasaan penyebab perasaan
cemasnya cemasnya
3. Klien dapat - Klien dapat - Anjurkan klien
mengidentifikasi mengungkapakan mengungkapkan
tanda dan gejala perasaan cemas apa yang
dari kecemasan dialaminya dan
- dirasakan saat
cemas.
- Observasi tanda
dan gejala ansietas
pada klien.
- Simpulkan
- Klien dapat bersama klien
menyimpulkan tanda dan gejala
tanda dan gejala ansietas yang
cemas yang dialaminya.
dialaminya
4. Klien dapat - Klien dapat - Anjurkan klien
mengidentifikasi mengungkapakan untuk
hal yang biasa hal yang biasanya mengungkapakan
dilakukan untuk dilakukannya untuk rasa cemas klien.
mengatasi mengatasi cemas.
kecemasan - Klien dapat
bermain peran - Bantu klien
sesuai rasa bermain peran
cemasnya sesuai dengan
perilaku kekerasan
yang biasanya
- Klien dapat dilakukan.
mengetahui cara - Bicarakan dengan
yang biasa klien, apakah
dilakukan untuk dengan cara yang
mengatasi klien lakukan
cemasnya masalahnya
selesai.
5. Klien dapat - Klien dapat - Diskusikan
mendemonstrasika menyebutkan kegiatan fisik yang
n teknik relaksasi contoh cara biasanya
untuk mengatasi dilakukan klien.
meningkatkan ansietas : Teknik - Beri pujian atas
kontrol dan rasa relaksasi ; tarik kegiatan fisik yang
percaya diri ; tarik nafas dalam biasanya
nafas dalam dilakukan klien.
- Diskusikan teknik
relaksasi ; tarik
nafas dalam untuk
mengatasi ansietas
- Klien dapat - Diskusikan cara
mengidentifikasi melakukan nafas
teknik relaksasi dalam bersama
untuk mengatasi klien.
ansietas - Beri contoh klien
tentang cara
menarik nafas
dalam.
- Minta klien untuk
mengikuti contoh
yang diberikan
sebanyak 5 kali.
- Beri pujian positif
atas kemampuan
klien
mendemonstrasika
n cara menarik
nafas dalam.
- Tanyakan
perasaan klien
setelah selesai.
- Anjurkan klien
menggunakan cara
yang telah
dipelajari saat
muncul rasa
cemas.
- Lakukan hal yang
yang sama seperti
halnya diatas
untuk teknik
relaksasi ; tarik
nafas daam
- Klien mempunyai dipertemuan yang
jadwal utnuk lain.
melatih teknik - Diskusikan dengan
relaksasi ; tarik klien mengenai
nafas dalam yang frekuensi latihan
telah dipelajari yang akan
sebelumnya dilakuakn sendiri
oleh klien.
- Susun jadwal
kegiatan utnuk
- Klien mengevaluasi melatih cara yang
kemampuan dalam telah dipelajari.
melakukan teknik - Klien
relaksasi ; tarik mengevaluasi
nafas dalam sesuai pelaksanaan
jadwal yang telah latihan, cara
disusun. mengatasi ansietas
yang telah
dilakukan dengan
mengisi jadwal
kegiatan harian.
- Validasi
kemampuan klien
dalam
melaksanakan
latihan.
- Beri pujian atas
keberhasilan klien.
- Tanyakan kepada
klien apakah
kegiatan cara
mengatasi ansietas
dapat mengurangi
perasaan
cemasnya.
6. Klien mampu - Klien dapat - Diskusikan
mendemonstrasika menyebutkan kegiatan positif
n teknik distraksi contoh cara yang suka
untuk mengatasi dilakukan klien
meningkatkan ansietas : Teknik sehari-hari
kontrol diri dan distraksi
mengurangi - Klien dapat - Bantu klien untuk
kecemasan mengidentifikasi memilih kegiatan
teknik distraksi positif yang akan
untuk mengatasi dilakukan
ansietas - Minta klien untuk
mendemonstrasika
n kegiatan positif
yang akan
dilakukan
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
- Klien mempunyai - Susun jadwal
jadwal untuk untuk melatih
melatih teknik kegiatan positif
distraksi yang telah klien
dipelajari
sebelumnya.
- Klien mengevaluasi - Klien
kemampuan dalam mengevaluasi
melakukan teknik pelaksanaan
distraksi sesuai kegiatan dengan
jadwal yang telah mengisi jadwal
disusun. kegiatan
- Validasi
kemampuan klien
dalam melakukan
kegiatan positif
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
7. Klien mampu - Klien dapat - Diskukan cara
mendemonstrasika menyebutkan hipnotis 5 jari
n teknik relaksasi contoh cara
hipnotis 5 jari mengatasi
ansietas : hipnotis
5 jari - Demonstrasikan
- Klien dapat langsung dengan
mengidentifikasi klien cara hipnotis
cara hipnotis 5 jari 5 jari
untuk mengatasi  Anjurkan klien
ansietas untuk
memejamkan
mata
 Ajurkan klien
untuk
menyentuh jari
telunjuk klien
dengan ibu jari
klien, anjurkan
klien untuk
membayangkan
nahwa klien
sedang bahagia
 Anjurkan klien
untuk
menyentuh jari
tengah klien
dengan ibu jari
klien dan
anjurkan klien
untuk
membayangkan
bahwa klien
sedang bersama
orang yang ia
cintai
 Anjurkan klien
untuk
menyentuh jari
manisk klien
dengan ibu jari
klien dan
anjrkna klien
untuk
membayangkan
bahwa klien
sedang dipuji
oleh seseorang
 Anjurkan klien
menyentuh jari
kelingking
klien dengan
ibu jari klien
dan anjurkan
klien untuk
membyangkan
bahwa klien
sedang
mengunjungi
tempat yang
paling indah
yang pernah
klien kunjungi
- Minta klien untuk
mendemonstrasika
n cara hpnotis 5
jari
- Klien mempunyai - Beri pujian atas
jadwal untuk keberhasilan klien
melatih cara - Susun jadwal
hipnotis 5 jari yang untuk melatih
telah dipelajari hipnotis 5 jari
sebelumnya.
- Klien mengevaluasi
kemampuan dalam - Klien
melakukan cara mengevaluasi
hipnotis 5 jari pelaksanaan
sesuai jadwal yang kegiatan dengan
telah disusun. mengisi jadwal
kegiatan
- Validasi
kemampuan klien
dalam melakukan
cara hipnotis 5 jari
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
8. Klien mendapat - Keluarga dapat - Identifikasi
dukungan dari mendemonstrasika kemampuan
keluarga untuk n cara merawat keluarga dalam
mengatasi klien. merawat klien
kecemasan sesuai dengan
yang telah
dilakukan keluarga
terhadap klien
selama ini.
- Jelaskan
keuntungan peran
serta keluarga
dalam merawat
klien.
- Jelaskan cara-cara
merawat klien.
 Terkait dengan
cara mengatasi
ansietas klien
 Membantu
klien mengenal
penyebab
marah dan
pelaksanaan
cara
pencegahan
PK.

e. Strategi Pelaksanaan (SP) Berdasarkan Pertemuan


SP 1 Pasien :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Tanyaka pada klien tentang situasi penyebab timbulnyab kecemasan
3. Tanyakan tanda dan gejala kecemasan
4. Tanyakan apa yang biasanya dilakukan untuk mengatasi kecemasan
5. Ajarkan klien teknik relaksasi ; tarik nafas dalam untuk meningkatkan
kontrol dan rasa percaya diri
6. Motivasi klien melakukan teknik relaksasi setiap kali kecemasannya
muncul
7. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 Pasien

1. Bina hubungan saling percaya


2. Evaluasi kegiatan SP 1
3. Ajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
mengurangsi kecemasan
4. Motivasi klien untuk melakukan teknik relaksasi setiap kali
kecemasannya muncul
5. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 3 Pasien

1. Bina hubungan saling percaya


2. Evaluasi kegiatan SP 2
3. Ajarkan pasien cara hipnotis 5 jari untuk mengontrol rasa kecemasan
4. Motivasi klien untuk melakukan car hipnotis 5 jari ketikan rasa
kecemasannya muncul
5. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 1 Keluarga

1. Bina hubungan saling percaya


2. Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung dalam
mengatasi kecemasan klien
3. Mendiskusikan potensi kleuarga untuk membantu klien mengatasi
kecemasan
4. Menjelaskan kepada keluarga klien tentang ; pengertian , tanda gejala
dan penyebab kecemasan
5. Latih keluarga cara merawat klien dengan kecemasan

SP 2 Keluarga

1. Bina hubungan saling percaya


2. Melatih keluarga untuk merawat klien secara langsung
3. Menyusun RTL keluarga untuk merawat klien
SP 3 Keluarga

1. Bina hubungan saling percaya


2. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)
3. Evaluasi kemampuan klien
4. Rencana tindak lanjut keluarga denga follow up dan rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Anna Keliat, Budi, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC
Dalami dkk, Ermawati. 2009.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.
Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Towsend C. Mary, 1998. Diagnosa keperawatan Psikiatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Yosep, Iyus. 2011.Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama.

Azizah, Lilik Ma’lifatul dkk. 2020. Modul Praktek Klinik Keperawatan Jiwa 1
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS ANSIETAS

(GANGGUAN KECEMASAN)

2.1 Kasus

Saat pengkajian pada tanggal 13 Juli 2020. Ny W mempunyai riwayat

diabetes melitus selama 5 tahun, pemeriksaan terkhir pada bulan Juni 2020

yaitu 480 mg/dL. Pekerjaan Ny. W sebagai petani.

Saat Pengkajian NY. W tanpak merasa takut, gelisah dan khawatir

dengan penyakitnya karena takut meninggal dan berbagai komplikasi yang

terjadi pada penyakit DM, Hal ini karena klien sering ditakuti oleh tetangganya

tentang penyakit DM dan 3 hari lalu temannya yang terkena DM meninggal

kabar ini membuat klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari.

Keluarga klien mengatakan tidak tau cara merawat Ny. W yang takut akan

penyakitnya dan tidak tau cara memotivasi. Hasil Observasi TD=140/90 mmhg

RR=26x/menit N=110x/menit ekspresi wajah terlihat gelisah, tampak bicara

banyak dan cepat.


2.2 Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

1. Identitas

Nama : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 63 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
2. Keluhan
Klien mengatakan sudah 5 tahun terkena DM namun tidak rutin
cek kontrol gula darah karena takut bila tinggi dan kepikiran, kontrol
saat ada keluhan saja.
Saat Pengkajian Ny. W tanpak merasa takut, gelisah dan khawatir
dengan penyakitnya karena takut meninggal dan berbagai komplikasi
yang terjadi pada penyakit DM, Hal ini karena klien sering ditakuti
oleh tetangganya tentang penyakit DM dan 3 hari lalu temannya yang
terkena DM meninggal kabar ini membuat klien susah tidur dan sering
terbangun pada malam hari. Keluarga klien mengatakan tidak tau cara
merawat Ny. W yang takut akan penyakitnya dan tidak tau cara
memotivasi.
3. Faktor Predisposisi
a. Peristiwa traumatik
Klien sering ditakuti oleh tetangganya tentang penyakit DM dan 3
hari lalu temannya yang terkena DM meninggal kabar ini membuat
klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari.
b. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik
Kurangnya motivasi dari kelurga karena klien slalu khawatir bila
terjadi komplikasi yang menkutkan padanya
c. Konsep diri terganggu
Klien merasa khawatir dengan penyakitnya karena kurang motivasi
kelurga dan pengetahuan
d. Frustasi
Sudah 5 tahun terkena DM klien merasa tidak seperti dulu sebelum
sakit
e. Gangguan fisik
Tidak ada gangguan fisik, hanya saja apabila guladarah tinggi kki
terasa kesemutan, dan susah tidur bila kawatir dengan penyakitnya
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani
stress
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah,
klien sering menceritakannya kepada anggota keluarganya yang
lain terutama cucunya. Keluarga klien mengatakan tidak tau cara
merawat Ny. W yang takut akan penyakitnya dan tidak tau cara
memotivasi.

g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga


Ada cucunya pernah operasi tumor payudara dan merasa cemas
saat akan operasi dulu
h. Medikasi
Klien melakukan sholat malam saat malam terbangun karena tiba
tiba takut meninggal
4. Faktor Presipitasi
a. Ancaman integritas fisik
Ketika gula darah tinggi kalien merasa gatal pada area kaki, bila
hal ini muncu klien slalu membawa ke dokter.
b. Ancaman terhadap konsep diri
Adanya rasa khawatir karena penyakitnya sekarang karena sudah 5
tahun terkena DM kondisi fisik yang lemah tidak seperti dulu,
merasa tidak berarti dan takut akan kematian
5. Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan umum
Keadaan umum : compos mentis G-C-S = 4-5-6
Kesadaran : baik
 Tanda Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 36,5 ˚C
RR : 26 x/menit
Pemeriksaan Fisik BB : - TB : -
Keluhan fisik : tidak ada
6. Psikososial
a. Geneogram

Keluarga Tn. S Keluarga Ny. W

Tn. S Ny. W

Anak

Cucu
Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal dalam satu rumah

: Meninggal

: Sakit

: Riwayat Penyakit yang sama

Klien tinggal bersama suaminya saja namun kadang anak dan


cucunya kerumahnya, komunikasi terjalin baik, keluarga kurang
pengetahuan cara memberikan motivasi pada klien.

b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Ekspresi wajah terlihat gelisah, tampak bicara banyak dan
cepat. Nadi cepat tekanan darah tinggi.
2) Identitas Diri
Klien merasa dirinya sudah se sehat dulu karena 5 tahun sudah
terkena DM khawatir akan meninggal
3) Fungsi Peran
Klien dapat melakukan peran sebagai istri,
4) Ideal Diri
Klien merasa khawatir dengan kondisinya hingga susah tidur
dan terbangun saat malam hari
5) Harga Diri
Klien tidak dapat mengambil keputusan sendiri saat ada
masalah, Klien sering marah apabila disinggung sedikit

c. Hubungan Sosial
Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan
keluarga. Namun kurang ada motivasi dari keluarga dan tetangga
yang sering menakuti akan penyakit DM.
d. Spiritual
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang
Maha Esa. Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan
kodisinya saat ini, dan berharap diberi kesembuhan atas
penyakitnya
7. Status Mental
a. Penampilan
Bernampilan baik dan bersih
b. Pembicaraan
Cara bicara cepat
c. Aktivitas Motorik
Klien terlihat gelisah taku dan khawatir
d. Afek dan Emosi
Emosi klien cepat berubah-ubah cenderung mudah terganggu,
tidak sabar, serta tegang.
e. Interaksi selama wawancara
Klien dengan ansietas selama interaksi wawancara bicara cepat
dan terlihat gelisah dan banyak bertanya tentang penyakitnya
f. Persepsi/Sensori
Kaki terasa kesemutan saat gula darah tinggi
g. Proses Pikir
- Proses Pikir
Bicara yang diulang ulang atau cerita yang banyak
- Isi Pikir
Pada kliem dengan ansietas memiliki pikiran takut yang
berlebih.
h. Tingkat Kesadaran
Klien bingung sendiri untuk menghadapi kenyataan dan
mengalami kegelisahan.
i. Memori
Sering lupa pada barangnya sendiri
j. Tingkat Konsentrasi
Konsentrasi baik
k. Kemampuan penilaian/pengambilan keputusan
Mampu mebambil keputusan
l. Daya Tilik
Menyadari apa yang dialami
m. Mekanisme koping
Klien menghadapi permasalahannya dengan cara sholat malam
saat terbangun pada malam hari, sudah tidur dan mudah
tersinggung

8. Analisa Data

No Data Masalah
1 DS : Klien mengatakan merasa Gangguan Suasana Perasaan :
Cemas Sedang
merasa takut, gelisah dan
khawatir dengan penyakitnya
karena takut meninggal dan
berbagai komplikasi yang terjadi
pada penyakit DM,
DO :
TD =140/90 mmhg
RR=26x/menit
N=110x/menit
Ekspresi wajah terlihat gelisah,
tampak bicara banyak dan cepat.

2 DS : Klien mengatakan susah Gangguan Pola Tidur


tidur dan sering terbangun pada
malam hari. Hal ini karena klien
sering ditakuti oleh tetangganya
tentang penyakit DM dan 3 hari
lalu temannya yang terkena DM
meninggal kabar ini membuat
DO :
-
3 DS : Keluarga klien mengatakan Koping keluarga tidak efektif
tidak tau cara merawat Ny. W
yang takut akan penyakitnya dan
tidak tau cara memotivasi.
DO :
- Suami sering bertanya cara
menenangkan istri karena malam
hari sering terbangun dan susah
tidur

9. Pohon Masalah

Efek
Gangguan Pola Tidur

Core Problem Gangguan Suasana Perasaan : Cemas


Sedang

Penyebab Koping keluarga tidak efektif


2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Prioritas

Gangguan Suasana Perasaan : Cemas Sedang

2.2.3 Intervensi Keperawatan

Tujuan KH Intervensi
TUM : - Klien mau - Beri salam atu
Klien tidak mengalami membalas salam panggil nama.
perilaku kekerasan - Klien mau - Sebutkan nama
TUK : menjabat tangan perawat
1. Klien dapat - Klien mau - Jelaskan maksud
membina hubungan menyebutkan hubungan interaksi
saling percaya nama
- Klien meu - Jelaskan akan
tersenyum kontrak yang akan
dibuat
-Klien mau kontak - Beri rasa aman dan
mata sikap empati
- Klien mau - Lakukan kontak
mengetahui nama singkat tapi sering
perawat
2. Kien dapat - Klien dapat - Berikan
mengidentifikasi mengungkapakan kesempatan untuk
penyebab dari perasaanya. mengungkapkan
gangguan perasaanya.
kecemasannya - Klien dapat - Bantu klien untuk
mengungkapakan mengungkapkan
penyebab perasaan penyebab perasaan
cemasnya cemasnya
3. Klien dapat - Klien dapat - Anjurkan klien
mengidentifikasi mengungkapakan mengungkapkan
tanda dan gejala perasaan cemas apa yang
dari kecemasan dialaminya dan
- dirasakan saat
cemas.
- Observasi tanda
dan gejala ansietas
pada klien.
- Simpulkan
- Klien dapat bersama klien
menyimpulkan tanda dan gejala
tanda dan gejala ansietas yang
cemas yang dialaminya.
dialaminya
4. Klien dapat - Klien dapat - Anjurkan klien
mengidentifikasi mengungkapakan untuk
hal yang biasa hal yang biasanya mengungkapakan
dilakukan untuk dilakukannya untuk rasa cemas klien.
mengatasi mengatasi cemas.
kecemasan - Klien dapat
bermain peran - Bantu klien
sesuai rasa bermain peran
cemasnya sesuai dengan
perilaku kekerasan
yang biasanya
- Klien dapat dilakukan.
mengetahui cara - Bicarakan dengan
yang biasa klien, apakah
dilakukan untuk dengan cara yang
mengatasi klien lakukan
cemasnya masalahnya
selesai.
5. Klien dapat - Klien dapat - Diskusikan
mendemonstrasika menyebutkan kegiatan fisik yang
n teknik relaksasi contoh cara biasanya
untuk mengatasi dilakukan klien.
meningkatkan ansietas : Teknik - Beri pujian atas
kontrol dan rasa relaksasi ; tarik kegiatan fisik yang
percaya diri ; tarik nafas dalam biasanya
nafas dalam dilakukan klien.
- Diskusikan teknik
relaksasi ; tarik
nafas dalam untuk
mengatasi ansietas
- Klien dapat - Diskusikan cara
mengidentifikasi melakukan nafas
teknik relaksasi dalam bersama
untuk mengatasi klien.
ansietas - Beri contoh klien
tentang cara
menarik nafas
dalam.
- Minta klien untuk
mengikuti contoh
yang diberikan
sebanyak 5 kali.
- Beri pujian positif
atas kemampuan
klien
mendemonstrasika
n cara menarik
nafas dalam.
- Tanyakan
perasaan klien
setelah selesai.
- Anjurkan klien
menggunakan cara
yang telah
dipelajari saat
muncul rasa
cemas.
- Lakukan hal yang
yang sama seperti
halnya diatas
untuk teknik
relaksasi ; tarik
nafas daam
- Klien mempunyai dipertemuan yang
jadwal utnuk lain.
melatih teknik - Diskusikan dengan
relaksasi ; tarik klien mengenai
nafas dalam yang frekuensi latihan
telah dipelajari yang akan
sebelumnya dilakuakn sendiri
oleh klien.
- Susun jadwal
kegiatan utnuk
- Klien mengevaluasi melatih cara yang
kemampuan dalam telah dipelajari.
melakukan teknik - Klien
relaksasi ; tarik mengevaluasi
nafas dalam sesuai pelaksanaan
jadwal yang telah latihan, cara
disusun. mengatasi ansietas
yang telah
dilakukan dengan
mengisi jadwal
kegiatan harian.
- Validasi
kemampuan klien
dalam
melaksanakan
latihan.
- Beri pujian atas
keberhasilan klien.
- Tanyakan kepada
klien apakah
kegiatan cara
mengatasi ansietas
dapat mengurangi
perasaan
cemasnya.
6. Klien mampu - Klien dapat - Diskusikan
mendemonstrasika menyebutkan kegiatan positif
n teknik distraksi contoh cara yang suka
untuk mengatasi dilakukan klien
meningkatkan ansietas : Teknik sehari-hari
kontrol diri dan distraksi
mengurangi - Klien dapat - Bantu klien untuk
kecemasan mengidentifikasi memilih kegiatan
teknik distraksi positif yang akan
untuk mengatasi dilakukan
ansietas - Minta klien untuk
mendemonstrasika
n kegiatan positif
yang akan
dilakukan
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
- Klien mempunyai - Susun jadwal
jadwal untuk untuk melatih
melatih teknik kegiatan positif
distraksi yang telah klien
dipelajari
sebelumnya.
- Klien mengevaluasi - Klien
kemampuan dalam mengevaluasi
melakukan teknik pelaksanaan
distraksi sesuai kegiatan dengan
jadwal yang telah mengisi jadwal
disusun. kegiatan
- Validasi
kemampuan klien
dalam melakukan
kegiatan positif
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
7. Klien mampu - Klien dapat - Diskukan cara
mendemonstrasika menyebutkan hipnotis 5 jari
n teknik relaksasi contoh cara
hipnotis 5 jari mengatasi
ansietas : hipnotis
5 jari - Demonstrasikan
- Klien dapat langsung dengan
mengidentifikasi klien cara hipnotis
cara hipnotis 5 jari 5 jari
untuk mengatasi  Anjurkan klien
ansietas untuk
memejamkan
mata
 Ajurkan klien
untuk
menyentuh jari
telunjuk klien
dengan ibu jari
klien, anjurkan
klien untuk
membayangkan
nahwa klien
sedang bahagia
 Anjurkan klien
untuk
menyentuh jari
tengah klien
dengan ibu jari
klien dan
anjurkan klien
untuk
membayangkan
bahwa klien
sedang bersama
orang yang ia
cintai
 Anjurkan klien
untuk
menyentuh jari
manisk klien
dengan ibu jari
klien dan
anjrkna klien
untuk
membayangkan
bahwa klien
sedang dipuji
oleh seseorang
 Anjurkan klien
menyentuh jari
kelingking
klien dengan
ibu jari klien
dan anjurkan
klien untuk
membyangkan
bahwa klien
sedang
mengunjungi
tempat yang
paling indah
yang pernah
klien kunjungi
- Minta klien untuk
mendemonstrasika
n cara hpnotis 5
jari
- Klien mempunyai - Beri pujian atas
jadwal untuk keberhasilan klien
melatih cara - Susun jadwal
hipnotis 5 jari yang untuk melatih
telah dipelajari hipnotis 5 jari
sebelumnya.
- Klien mengevaluasi
kemampuan dalam - Klien
melakukan cara mengevaluasi
hipnotis 5 jari pelaksanaan
sesuai jadwal yang kegiatan dengan
telah disusun. mengisi jadwal
kegiatan
- Validasi
kemampuan klien
dalam melakukan
cara hipnotis 5 jari
- Beri pujian atas
keberhasilan klien
8. Klien mendapat - Keluarga dapat - Identifikasi
dukungan dari mendemonstrasika kemampuan
keluarga untuk n cara merawat keluarga dalam
mengatasi klien. merawat klien
kecemasan sesuai dengan
yang telah
dilakukan keluarga
terhadap klien
selama ini.
- Jelaskan
keuntungan peran
serta keluarga
dalam merawat
klien.
- Jelaskan cara-cara
merawat klien.
 Terkait dengan
cara mengatasi
ansietas klien
 Membantu
klien mengenal
penyebab
marah dan
pelaksanaan
cara
pencegahan
PK.
2.2.4 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Gangguan suasana perasaan : cemas sedang

Pertemuan : Ke-1 dengan Pasien

Nama Pasien : Ny.W

Hari/Tanggal : Senin/13 Juli 2020 Pukul 08.00 WIB

Proses Keperawatan

1. Fase Prainteraksi
a. Kondisi :
Data Subyektif :
Ny.W mengatakan takut, gelisah dan khawatir dengan penyakitnya
karena takut meninggal dan berbagai komplikasi yang terjadi pada
penyakit DM, Hal ini karena klien sering ditakuti oleh tetangganya
tentang penyakit DM dan 3 hari lalu temannya yang terkena DM
meninggal kabar ini membuat klien susah tidur dan sering terbangun pada
malam hari.

Data Obyektif

Hasil Observasi TD=140/90 mmhg RR=26x/menit N=110x/menit


ekspresi wajah terlihat gelisah, tampak bicara banyak dan cepat.

b. Diagnosa Keperawatan : Ansietas Sedang


c. Tujuan Tindakan Keperawatan
TUM : Untuk mengatasi gangguan ansietas klien
TUK :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
b) Klien dapat mengidentifikasi penyebab dari gangguan ansietas
c) Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala dari gangguan ansietas
d) Klien dapat mengidentifikasi hal yang biasa dilakukan untuk
mengatasi kecemasan
e) Klien dapat mendemonstrasikanteknik relaksasi untuk meningkatkan
kontrol dan rasa percaa diri klien ; tarik nafas dalam

d. Nursing Care Plann


a) Bina hubungan saling percaya
b) Tanyaka pada klien tentang situasi penyebab timbulnyab kecemasan
c) Tanyakan tanda dan gejala kecemasan
d) Tanyakan apa yang biasanya dilakukan untuk mengatasi kecemasan
e) Ajarkan klien teknik relaksasi ; tarik nafas dalam untuk meningkatkan
kontrol dan rasa percaya diri
f) Motivasi klien melakukan teknik relaksasi setiap kali kecemasannya
muncul
g) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapieutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu! Perkenalkan bu nama saya perawat
Putri, saya adalah perawat yang bertugas pagi ini. Nama ibu siapa?” “ibu
senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi atai Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?
c. Kontrak
a) Topik : “Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang
kecemasan dan latihan cara mengontrol cemas dengan latihan
relaksasi bu?”
b) Waktu : “Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
c) Tempat : “Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya
sudah, Bagaimana jika diruangan ini saja kita berbincang- bincang?”
d) Tujuan : “Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang dirasakan dan
cara mengatasinya”
3. Fase Kerja
“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini ” Coba Ibu ceritakan
pada saya. Oo iyaa jadi ibu merasa takut jika ibu memikirkan tentang penyakit
ibu yang terjadi semala % tahun, dan ibu semakin khawatir karena tetangga ibu
yang membrikan informasi DM yang menakuti dan teman ibu 3 hari yang lalu
meninggal karena DM, hal itu yang membuat ibu cemas. Yang perlu Ibu ketahui
adalah saat ini ibu berada pada tingkat kecemasan yang sedang.”
“Lalu apa yang ibu rasakan ketika ibu merasa cemas? Ooo jadi ibu merasa
jantung berdebar, gelisah, susah tidur”
“Lalu apa yang ibu lakukan ketika ibu merasa cemas? Ooo jadi ibu menangis dan
sholat malam saat terbangun malam hari ? Apakah dengan cara tersebut rasa
cemas ibu bisa terkontrol?”
“Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu merasakan perasaan cemas.
Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan Ibu. Bagaimana
kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan latihan relaksasi
dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi
kecemasan yang ibu rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang,ibu perhatikan saya terlebih dahulu, lalu
ibuk bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Silahkan
duduk dengan posisi seperti saya. Pertama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan,
setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu hempaskan udara
melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba ibu
praktikkan “
“Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini
selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai.”
“Sekarang kita buat jadwal ya bu, agar ibu bisa rutin melakukan latihan nafas
dalam, apakah ibu bersedia?”
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
a) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang
ibu rasakan dan latihan tarik nafas dalam?
b) Evalasi Obyektif
“Iyaa jadi penyebab cemas ibu adalah.....(sebutkan), yang ibu rasakan
ketika ibu cemas adalah.....(sebutkan), yang ibu lakukan ketika ibu
cemas adalah.....(sebutkan), dan cara yang telah kita pelajari untuk
mengotrol cemas coba ibu ulangi kembali....”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang
ibu rasakan, nanti coba ibu lakukan latihan yang telah kita pelajari tadi,
bagamana jika kita latihan kembali nanti sore bu?”
c. Kontrak
a) Topik : “Bu bagaimana kalau nanti kita berbincang-bincang lagi
mengenai cara distraksi/pengalihan untuk mengontrol asa cemas ibu?”
b) Waktu : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang nanti sore selepas
sholat magrib bu?”
c) Tempat : “Bagaimana kalau berbincang-bincang ditempat sini saja
bu?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Gangguan suasana perasaan ; Cemas Sedang

Pertemuan : Ke-2 dengan Pasien

Nama Pasien : Ny.W

Hari/Tanggal : Senin/13 Juli 2020 Pukul 16.30 WIB

Proses Keperawatan

1. Fase Prainteraksi
a. Kondisi :
Data Subyektif : Ny.W mengatakan rasa cemas takut dan gelisah sudah
berkurang sedikit, tapi masih susah tidur
Data Objektif : Ny.I tampak gelisah, wajah tampak sedikit rileks,
frekuensi nadi 100 x/menit, TD : 140/90 mmHg
b. Diagnosa Keperawatan : Gangguan suasana perasaan : Cemas Sedang
c. Tujuan Tindakan Keperawatan
Tujuan Umum : Untuk mengotrol gangguan ansietas klien
Tujuan Khusus : Klien dapat mendemonstrasikan teknik distraksi untuk
meningkatkan kontrol diri dan mengurangi kecemasan
d. Nursing Care Plann
a) Bina hubungan saling percaya
b) Evaluasi kegiatan SP 1
c) Ajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
mengurangsi kecemasan
d) Motivasi klien untuk melakukan teknik relaksasi setiap kali
kecemasannya muncul
e) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
2. Fase Orientasi luasi atau
a. Salam Terapieutik
“Selamat soer bu, sesuai dengan janji saya pagi tadi sekarang saya datang
lagi.”
b. Evaluasi atau Validasi
“Bagaimana perasaan ibu sore ini? Bagaimana, apakah tadi suah mencoba
latihan nafas dalam? Lalu apa yang ibu rasakan setelah mencoba latihan
tersebut?”
c. Kontrak
a) Topik : “Bagaimana kalau kita sekarang latihan cara kedua untuk
mengontrol rasa cemas ibu, yaitu dengan teknik pengalihan/distraksi.”
b) Waktu : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 15 menit
bu?”
c) Tempat : “Enaknya kita berbincang-bincang dimana?”
3. Fase Kerja
“Nah, selain teknik napas dalam ada cara lain untuk mengurangi rasa cemas
yang Ibu rasakan. Sebelumnya kalau saya boleh tahu Ibu senangnya
melakukan kegiatan apa? Ooo jadi ibu suka menonton TV ? Baiklah bu
bagaimana kalau kita sekarang Menonton TV? Mari bu saya bantu untuk
berjalan.”
“Jadi cara yang kedua yang bisa ibu lakukan untuk mengontrol rasa cemas
ibu yakni dengan mengalihkannya ke kegiatn-kegiatan positif yang ibu sukai
yaitu dengan menonton TV.”
“Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan ibu?”
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
a) Evaluasi Subyektif : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita
berbincang-bincang mengenai cara kedua untuk emngontrol rasa
cemas ibu?”
b) Evaluasi Obyektif : “Coba ibu sebutkan cara yang telah kita pelajari
untuk mengurangi rasa cemas ibu?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah bu, mulai sekarang ibu bisa latihan cara-cara untuk mengurangi
rasa cemas ibu sesui jadwal yang sudah kita susun. Bagaimana kalau
besok kita belajar cara yang ketiga untuk mengontrol rasa cemas ibu?”
c. Kontrak
a) Topik : “Tidak terasa 15 menit sudah berlalu ya bu, besok saya akan
kesini untuk melihat perkembangan ibu dan mengajarkan cara ketiga
yakni hipnotis 5 jari untuk mengntrol rasa cemas ibu.”
b) Waktu : “Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi pukul 19.00 WIB
bu?”
c) Tempat : “Bagaimana kalau kita besok berbincang-bincang didepan
rumah ibu?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Gangguan susana perasaan :Cemas Sedang

Pertemuan : Ke-3 dengan Pasien

Nama Pasien : Ny.W

Hari/Tgl : Selasa, 14 Juli 2020 Pukul 19.00

Proses Keperawatan

1. Fase Prainteraksi
a. Kondisi :
Data Subyektif : Klien mengatakan rasa cemasnya sudah sedikit
berkurang, klien semalam sudah bisa idur, frekuensi tidur  4-5 jam
Data Obyektif : Klien tampak gelisah, wajah klien tampak sedikit rileks,
frekuensi nadi 96x/menit
b. Diagnosa Keperawatan : Gangguan suasana perasaan : Cemas Sedang
c. Tujuan Tindakan Keperawatan
Tujuan Umum : Untuk mengontrol gangguan ansietas klien
Tujuan Khusus : Klien dapat mendemonstrasikan cara hipnotis 5 jari
untuk mengontrol gangguan ansietas klien
d. Nursing Care Plann
a) Bina hubungan saling percaya
b) Evaluasi kegiatan SP 2
c) Ajarkan pasien cara hipnotis 5 jari untuk mengontrol rasa kecemasan
d) Motivasi klien untuk melakukan car hipnotis 5 jari ketikan rasa
kecemasannya muncul
e) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

2. Fase Orientasi
a. Salam Terapieutik
“Selamat malam bu, sesuai dengan janji saya kemarin kita hari ini akan
berbincang-bincang lagi.”
b. Evaluasi atau Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini? Apa ibu sudah latihan kegiatan yang
sudah tertulis dijadwal dengan rutin?”
c. Kontrak
a) Topik : “Hari ini kita akan berbincang-bincang mengenai cara ketiga
untuk mengontrol rasa cemas ibu yakni dengan hipnotik 5 jari.”
b) Waktu : “Ibu mau kita berbincang-bincang berapa lama? Bagaimana
kalau 20 menit?”
c) Tempat : “Kita berbincang-bincang ditaman depan ya bu?”
3. Fase Kerja
“Tadi ibu katakan, ibu merasa masih gelisah, sudah bisa tidur tapi malam hari
terbangun, coba ibu ceritakan lebih lanjut tentang perasaan ibu, kenapa ibu
terbangun malam hari saat tidur, apa yang ibu pikirkan? Ooouh jadi ibu masih
cemas dengan gula darah ibu. sekarang saya akan mengajarkan ibu teknik
relaksasi degan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai ya bu. Ibu pejamkan mata ibu,
nah sekarang sentuh jari telunjuk ibu dengan jempol ibu, sekarang bayangkan
pada saat ibu sedang bahagia. Sekarang sentuh jari tengah ibu, bayangkan saat
ibu bersama orang yang ibu sayangi/cintai, sekarang sentuh jari manis ibu,
bayangkan ketika ibu di puji oleh seseorang, dan sekarang sentuh jari kelingking
ibu, bayangkan tempat yang paling indah yang pernah di kunjungi. Ibu, coba
ulangi lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus
sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa
cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi
sesuai jadwal yang telah kita buat.”
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
a) Evaluasi Subyektif : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang
bincang tentang masalah yang ibu rasakan dan latihan mempaktekkan
teknik relaksasi hipnotis 5 jari?”
b) Evaluasi Obyektif : “Nah, coba ibu praktikkan kembali apa yang telah
saya ajarkan tadi. Bagus, ternyata ibu masih ingat apa yang telah saya
ajarkan.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada ibu, ibu dapat
mempraktekkan kembali sesuai jadwal yang telah kita susun, besok kita
ketemu kembali untuk melihat sejauh mana ibu melaksanakan kegiatan
dan sejauh mana dapat mengontrol rasa cemas ibu”
c. Kontrak
a) Topik : “Baiklah besok kita akan bertemu untuk melihat sejauh mana
ibu melaksanakan kegiatan yang telah kita pelajari tadi?”
b) Waktu : “Besok kita bertemu pukul 10.00 WIB ya bu.”
c) Tempat : “Bagaimana kalau kita besok kita ketemu disini saja bu?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Gangguana suasana perasaan ; Cemas Sedang

Pertemuan : Ke-1 dengan Keluarga

Nama Pasien : Ny.W

Hari/Tgl : Rabu/15 Juli 2020

Proses Keperawatan

1. Fase Prainteraksi
a. Kondisi : Klien sudah berlatih mengontrol rasa cemas dengan tekik
relaksasi : tarik nafas dalam, teknik distraksi : menonton TV, dan cara
hipnotis 5 jari. Keluarga mengatakan tidak tau cara merawat istrinya yang
cemas tiba-tiba khawatir dan susah tidur dan tidak tau cara memberikan
dukungan
b. Diagnosa Keperawatan : Gangguan suasana perasaan : Cemas Sedang
c. Tujuan Tindakan Keperawatan :
a) Tujuan Umum : Untuk mengontrol gangguan ansietas klien
b) Tujuan Khusus : Klien mendapat dukungan dari keluarga untuk
mengatasi kecemasan
d. Nursing Care Plann :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung dalam
mengatasi kecemasan klien
c) Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi
kecemasan
d) Menjelaskan kepada keluarga klien tentang ; pengertian , tanda gejala
dan penyebab kecemasan
e) Latih keluarga cara merawat klien dengan kecemasan
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapieutik
“Selamat sore pak, perkenalkan nama saya Putri, saya perawat yang
merawat Ibu W. Maaf kalau boleh tau nama bapak siapa, senang
dipanggil siapa?”
b. Evaluasi atau Validasi
“Bagaiman
c. Kontrak perasaan bapak hari ini?”
a) Topik : “Bisa kita berbincang bincang sekarang tentang masalah yang
bapak hadapi ?"
b) Waktu : “Berapa lama ibu kita berbincang bincang ? Bagaimana kalau
30 menit ?”
c) Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang bincang? Bagaimana
kalau di kantor perawat?”
3. Fase Kerja
“Pak, apa masalah yang bapak hadapi dalam merawat ibu W? Lalu apa yang
bapak lakukan ketika ibu W mulai merasa cemas? Baik pak, saya akan coba
jelaskan tentang rasa cemas yang dialami oleh Ibu W dan hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan.”
“Pak, cemas meruapakan suatu perasaan wajar yang dialami seseorang ketika
akan terjadi hal yang tidak diinginkan, yang menyebabkan Ibu cemas ialah
jika Ibu teringat denga penyakit DM yang selama 5 tahun ini dan tetangga ibu
W slalu menkuti akan yang terjadi karena penyakit DM, apalagi teman ibu W
beberapa hari yang lalu meninggal karena penyakit DM pula hal ini membuat
ibu W taku ceman dan khawatir. Kalau wajah Ibu tampak tegang, gelisah,
bicara kurang terkontrol, susah tidur itu menunjukkan bahwa Ibu sedang
merasa cemas akan keadaan pak.”
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya bapak tetap tenang, bicara yang lembut,
dan beri semangat kepada Ibu pak, nanti jika Ibu tampak merasa cemas ada
beberapa cara yang bisa bapak lakukan yaitu dengan mengingatkan beberapa
latihan yang sudah saya ajarkan ke Ibu, latihan-latihan tersebut sudah
dimasukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari Ibu pak, nanti bapak bisa
mengingatkan Ibu, adapaun beberapa cara tersebut anatar lain cara relaksasi
dengan tarik nafas dalam, cara pengalihan dengan bersama Ibu W dalam
menonton TV, dan cara hipnotis 5 jari.”
“ Baik saya akan mengajarkan cara yang pertama yakni tarik nafas dalam,
bapak perhatikan saya terlebih dahulu, lalu bapak bisa mengikuti cara yang
sudah saya ajarkan. Kita mulai ya. Silahkan duduk dengan posisi seperti saya.
Pertama, bapak tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam
hitungan tiga setelah itu hempaskan udara melalui mulut dengan meniup udara
perlahan-lahan. Sekarang coba bapak praktikkan”
“Cara yang kedua adalah dengan pengalihan yakni denngan melakukan kegiatan
yang paling disukai oleh Ibu W, nanti bapak bisa bersama Ibu W dalam
menonton TV di rumah.”
“Cara yang ketiga yaitu dengan hipnotis 5 jari, nanti bapak bisa mencoba untuk
mensugesti Ibu dengan instruksi-instruksi berikut, Kita mulai ya. Pertma-pertama
bapak anjurkan IbuW untuk pejamkan mata, lalu anjurkan untuk sentuh jari
telunjuk dengan jari jempol, sekarang anjurkan untuk membayangkan pada saat
sedang bahagia. Lalu anjurkan untuk sentuh jari tengah, anjurkan utuk
membayangkan saat bersama orang yang ibu sayangi/cintai, sekarang anjurkan
untuk sentuh jari manis ibu W, anjurkan untuk membayangkan ketika di puji
oleh seseorang, dan sekarang anjurkan untuk sentuh jari kelingking dan anjurkan
Ibu W untuk membayangkan tempat yang paling indah yang pernah di kunjungi
oleh Ibu W.”
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
a) Subyektif : “ Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang tentang cara mengontrol rasa cemas Ibu W?”
b) Obyektif : “Coba bapak sebutkan lagi cara-cara yang kita pelajari
untuk mengontrol rasa cemas ibu W.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok untuk latihan cara-cara yang
telah kita bicarakan tadi langsung ke Ibu W?”
c. Kontrak
a) Topik : “Baiklah besok kita akan bertemu lagi dan latihan secara
langsung dengan Ibu W ya pak.”
b) Waktu : “Bagaimana kalau kita bertemu lagi pukul 10.00 WIB selesai
bapak pulang kerja?”
c) Tempat : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di sini saja pak?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Gangguan suasana perasaan : Cemas Sedang

Pertemuan : Ke-2 dengan Keluarga

Nama Pasien : Ny.W

Hari/Tanggal : Kamis/16 Juli 2020 Pukul 10.00

Proses Keperawatan

1. Fase Prainteraksi
a. Kondisi : Keluarga sudah mendapatkan penjelasan tentang cara
mengontrol rasa cemas klien.
b. Diagnosa Keperawatan : Gangguan suasana perasaan : Cemas Sedang
c. Tujuan Tindakan Keperawatan
Tujuan Umum : Untuk mengontrol gangguan ansietas klien
Tujuan Khusus : Klien mendapat dukungan dari keluarga tentang
bagaimana mengontrol rasa kecemasan
d. Nursing Care Plann
a) Bina hubungan saling percaya
b) Melatih keluarga untuk merawat klien secara langsung
c) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat
d) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut dengan tepat
e) Menyusun RTL keluarga untuk merawat klien
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapieutik
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji kita kemarin, sekarang kita
bertemu lagi untuk latihan cara mengontrol rasa cemas Ibu W.”
b. Evaluasi atau Validasi
”Bagaimana pak ? Masih ingat diskusi kita kemarin ? Ada yang mau
ditanyakan ?”
c. Kontrak
a) Topik : “Sekarang kita akan latihan cara mengontrol rasa cemas
dengan Ibu W secara langsung ya pak.”
b) Waktu : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang dalam 30
menit?”
c) Tempat : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang didepan pak,
bu?
3. Fase Kerja
“Nah bu, coba ceritakan pada suami ibu tentang latihan yang sudah ibu
lakukan. Bags sekali buu. Coba perlihatkan kepada suami ibu jadwal yang
telah disusun kemarin lusa. Baguss buu...”
“Nati bapak bisa membantu Ibu untuk mengontrol rasa cemasnya.”
“Mari coba kita lakukan cara yang pertama yaitu tarik nafas dalam
(perawat, klien dan suami klien bersama-sama melakukan cara teknik
nafas dalam), baguss sekali bu, lakukan sebanyak 5 kali ya bu, bapak bisa
membantu ibu mengahitung yaa. Lanjut cara yang kedua bu dengan
bersama menonton TV, baguuss sekali bu. Selanjutnya cara hipnotis 5 jari
bu, Ibu pejamkan mata ibu, nah sekarang sentuh jari telunjuk ibu dengan
jempol ibu, sekarang bayangkan pada saat ibu sedang bahagia. Sekarang
sentuh jari tengah ibu, bayangkan saat ibu bersama orang yang ibu
sayangi/cintai, sekarang sentuh jari manis ibu, bayangkan ketika ibu di puji
oleh seseorang, dan sekarang sentuh jari kelingking ibu, bayangkan tempat
yang paling indah yang pernah di kunjungi. Nahh bagus sekali buu, nanti
bapak bisa mebantu ibu untuk menginstruksikan setiap langkah-langkahnya.”
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
a) Subyektif : “Baiklah pak bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana
perasaan bapak setelah kita latihan cara cara mengontrol rasa
cemas langsung kepada Ibu W?”
b) Obyektif : “Bisa bapak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol
rasa cemas?”
b. Rencana Tindak Lanjut :
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi ibu W untuk melaksanakan
jadwal latihan yang telah dibuat. Jangan lupa berikan pujian untuk Ibu
bila dapat melakukan dengan benar ya pak.”
2.2.5 Evaluasi

Nama Pasien : Ny. W

Petunjuk Pengisian :

1. Beri tanda ( V ) jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini

2. Tulis tanggal setiap dilakukan supervise

N KEMAMPUAN TANGGAL

O
A Pasien 13 14 15 16
1 Menyebutkan penyebab V
ansietas, tanda dan gejala,
dan penyebab timbulnya
kecemasan
2 Mampu mendemonstrasikan V
teknik relaksasi untuk
meningkatkan kontrol dan
rasa percaya diri :Tarik nafas
panjang
3 Mampu mendemonstrasikan V
teknik dikstraksi untuk
meningkatkan kontrol diri
dan mengurangi kecemasan;
melakukan hal yang klien
sukai
4 Mampu mendemonstrasikan V
teknik relaksasi hipnotis 5 jari
5 Mendiskusikan mengenai V
jadwal harian yang akan
dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan
untuk mengurangi
kecemasan.
6 Mendiskusikan mengenai V
perasaan yang membuatnya
cema
B Keluarga
1 Mendiskusikan pentingnya V
peran keluarga sebagai
pendukung untuk mengatasi
kecemasan
2 Menyebutkan tiga cara V
merawat pasien ansietas
(memberikan pujian,
menyediakan fasilitas untuk
pasien, dan melatih pasien
melakukan kemampuan
3 Mampu mempraktekkan cara V
merawat pasien
DOKUMENTASI

PENGKAJIAN
SPTK PERTEMUAN 1,2 DAN 3 PASIEN
SPTK PERTEMUAN 1 DAN 2 KELUARGA

Anda mungkin juga menyukai