Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rista Agustin

NIM : P2F119027

Mata Kuliah : Pengelolaan Industri Bersih

PRODUKSI BERSIH

Produksi Bersih (PB) adalah strategi untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan
secara bersamaan mengurangi konsumsi sumber daya. Fokus utamanya adalah pada proses
dan pengurangan kerugian, sesuai dengan tujuan meminimalkan input (sumber daya seperti
tenaga kerja, bahan, modal, dan energi) sekaligus memaksimalkan output (produk akhir yang
akan dijual untuk meningkatkan pendapatan perusahaan) (UNEP). PB bukan hanya fokus
kepada perbaikan teknis, saja tetapi mencakup pandangan yang terpadu yang tidak terbatas
atau berkonsentrasi pada satu aspek dari masalah. PB menekankan upaya untuk mencegah
pemborosan dan penggunaan sumber daya yang tidak perlu, menjadikan kontrol dan
penanggulangan polusi menyeluruh hanya sebagai pilihan terakhir. Produksi bersih
diperkenalkan pertama kali oleh United Nations Environment Program (UNEP) pada seminar
“The Promotion of Cleaning Production” di Inggris atahun 1989. Latar belakang
diperkenalakannya produksi bersih oleh UNEP yakni maraknya kegiatan industri yang
passive (mengabaikan polusi), reactive ( tidak menurunkan dan memisahkan polusi),
constructive (tidak adanya pengelolaan di pipa air), dan tidak adanya produksi yang bersih
mulai dari pemilihan material sampai menjadi suatu produk. Oleh karena itu, dengan adanya
penerapan produksi bersih di industri diharapkan dapat meningkatkan produk dan layanan,
menurunkan risiko produksi, meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kondisi K3 pada
pekerjan, menurunkan biaya pengelolaan limbah, memiliki suatu sistem manajemen
lingkungan yang terintegrasi, menambah keuntungan perusahaan dan lebih berdaya saing,
membantu menerapkan multilateral environmental Agreements (MEAs) serta dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan. Untuk meningkatkan produktivitas perusahaan
Indonesia juga sepakat untuk menerapkan produksi bersih pada sektor industri di Indoensi.
Komitmen pemerintah dalam menerapkan produksi bersih di Indonesia tertuang dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 31 tahun 2009 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penerapan Sistem Najamen Lingkungan, Ekoloabel, Produksi Bersih dan
Teknologi Berwasan Lingkungan dan Peraturan Menteri Penindustrian no 23 tahun 2009
tentang Penerapan Peraturan, Kerapihan, Kebersihan, Pelestarsiam, Kedisiplinan (5K) di
Lingkungan Departemen Perindustrian.
Perusahaan yang menerapkan produksi bersih di Indonesia contohnya adalah PT.
Kubota Indonesia, perusahaan berdomisili di BSB Semarang ini telah menerapkan sistem
manajemen lingkungan dan sistem manajemen keselamatan yang terintegrasi dengan
perusahaan. PT. Kubota Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada produksi
mesin diesel berkualitas tinggi seperti traktor, mesin las, pembangkit tenaga listrik, pompa
air, mesin-mesin konstruksi, kompresor, penggerak perahu, dan penggiling padi. Daya saing
yang tinggi mempengaruhi perusahaan sehingga harus menerapkan produksi bersih untuk
meningkatkan mutu produknya, mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, penanganan
limbah bahan beracun dan berbahaya, sampai pengelolaan limbah. Hal ini terbukti secara
paralel bukan hanya menerapkan ISO dan SMK3 perusahaan tetapi juga menerapkan GMP,
SSOP, HACCP pada kantin karyawan, dan produksi nir limbah. Oleh karena itu, perusahaan
mendapatkan penghargaan SMK3 bendera emas dan mendapatkan proper hijau.

Anda mungkin juga menyukai