...........................................................
...........................................................
...........................................................
Kelas :............................................................................................
Kompetensi Dasar :
3.7 Mendeskripsikan cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh
cermin dan lensa
4.6 Menyajikan rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan
pada cermin dan lensa
Petunjuk Belajar
a. Lakukanlah eksperimen secara berkelompok.
b. Baca secara cermat petunjuk langkah-lankah sebelum Amda melakukan eksperimen.
c. Baca buku-buku Fisika kelas X dan buku lain yang relevan berkaitan dengan materi induksi
elektromagnetik untuk memperkuat konsep dan pemahaman Anda.
d. Jika terdapat langkah atau hal-hal yang tidak Anda mengerti, maka tanyakanlah pada guru.
LKS 1
I. Tujuan
1. Menentukan jarak fokus lensa positif mengunakan metode lensa tipis dan
metode Bessel
2. Menentukan jarak fokus lensa negatif
3. Menentukan jarak fokus lensa gabungan
4. Menentukan indeks bias bahan lensa
Permukaan yang titik pusatnya ada di sebelah kiri pusat lensa, jari-jari atau
radiusnya (R) bernilai negatif.
Untuk lensa yang permukaannya datar, memiliki radius atau jari-jari (R) tak
berhingga.
Dari pernyataan di atas, maka dikenal istilah lensa positif untuk lensa cembung dan
lensa negatif untuk lensa cekung.
Lensa cembung (convex) yang biasa disebut juga lensa positif merupakan lensa
yang memiliki bagian tengah yang lebih tebal dari pada bagian tepinya. Lensa cembung
terdiri atas tiga macam bentuk, yaitu lensa biconvex (cembung rangkap), lensa
planconvex (cembung-datar), dan lensa convex-concave (cembung-cekung).
Lensa cembung memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya sehingga disebut juga
lensa konvergen. Apabila ada berkas cahaya sejajar sumbu utama, mengenai permukaan
lensa, maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Sinar bias akan
mengumpul ke satu titik fokus di belakang lensa. Berbeda dengan cermin yang hanya
memiliki satu titik fokus, lensa memiliki dua titik fokus. Titik fokus yang merupakan titik
pertemuan sinar-sinar bias disebut fokus utama (f 1) yang disebut juga fokus aktif. Karena
pada lensa cembung sinar bias berkumpul di belakang lensa, maka letaknya juga di
belakang lensa. Sedangkan fokus pasif berada di belakang lensa.
Pada lensa cembung terdapat tiga sinar-sinar istimewa yang menjadi dasar
pembentukan bayangan pada lensa cembung, yaitu:
Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus.
Sinar datang yang melalui titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
Titik fokus lensa cembung dengan rumus yang disebut rumus pembuat lensa,
yaitu:
1 1 1
f (
= ( n−1 ) +
R1 R2 )
Dengan :
Berapapun nilai R1 dan R2 dari lensa cembung, titik fokusnya akan selalu positif.
Mencari dua posisi lensa yang menghasilkan bayangan yang jelas pada lensa
positif, dapat juga dilakukan dengan cara yang disebut Metode Bessel. Jika pada posisi
satu didapat bayangan yang jelas pada layar, dan kemudian jika dengan menggeser
lensa, pada posisi kedua diperoleh lagi bayangan yang jelas pada layar. Jika jarak antara
kedua titik, yaitu titik pertama lensa dan titik kedua lensa cembung yang menghasilkan
bayangan yang jelas adalah d, maka menurut Bessel:
L2−d 2
f=
4L
Dengan:
f : fokus lensa
Lensa cekung disebut juga lensa negatif dan memiliki sifat yang dapat
menyebarkan cahaya atau yang disebut juga lensa divergen.
Seperti halnya lensa cembung, lensa cekung juga memiliki tiga sifat sinar-sinar
istimewa, yaitu :
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah datangnya dari
titik fokus.
Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus, akan dibiaskan sejajar sumbu
utama.
Sinar yang melalui titik pusat kelengkungan tidak akan mengalami pembiasan
3. Lensa gabungan
Lensa gabungan adalah penggabungan antara lensa positif dan lensa negatif.
Lensa gabungan sering digunakan pada alat-alat optik dengan maksud mengurangi
cacat bayangan.
Gambar 1. Spherometer
Spherometer merupakan salah satu alat ukur panjang yang digunakan untuk
mengukur jari-jari (radius) dari permukaan suatu lensa. Selain itu, spherometer juga
digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lempengan atau plat tipis.
Untuk cara pembacaan, skala utama (dalam mm) berhimpit dengan skala pada
piringan spherometer (sebagai h). Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian
h L2
R= +
2 6h
Dengan:
h : h 2 – h1
V. Tabel Pengamatan
I. Penentuan Jarak Fokus Lensa Positif dengan Metode Lensa Tipis
s1 saat bayangan
s2 saat bayangan
di layar
No L (cm) di layar diperkecil f (cm)
diperbesar dan
dan jelas (cm)
jelas (cm)
1
2
3
b. Meletakkan lensa negatif antara lensa positif dan layar. Tanpa mengubah
posisi layar kemudian diukur jarak antara benda dan lensa negatif (sebagai
jarak benda untuk lensa negatif s2)
c. Menggeser layar sehingga nampak bayangan yang jelas di layar. Kemudian
diukur jarak antara lensa negatif dan layar (sebagai jarak bayangan untuk
lensa negatif s2’)
d. Ulangi b sampai c sebanyak 3 kali
IV. Penentuan Jarak Fokus Lensa Gabungan
a. Melekatkan dua buah lensa positif (lensa positif kuat dan lensa positif
lemah)
2. Sketsa pembetukan bayangan dari benda oleh lensa cembung pada gambar
dibawah ini
3. Jarak benda dari lensa adalah 12 cm, tinggi benda =1 cm dan panjang fokus
lensa = 5 cm. Hitung jarak bayangan dan tinggi bayangan
Jawab : ..........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
4. Sketsa pembetukan bayangan dari benda oleh lensa cekung pada gambar
dibawah ini
5. Jarak benda dari lensa adalah 2 cm, tinggi benda =1 cm dan panjang fokus
lensa = 5 cm. Hitung jarak bayangan dan tinggi bayangan
Jawab : ..........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
LKS 2
I. Tujuan
Mempelajari azas kerja teropong bintang.
Teropong merupakan sebuah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda
jauh agar terlihat lebih jelas. Pada awalnya teropong ditemukan oleh Hans
Lippershey tahun 1608, kemudian dikembangkan lagi oleh Gallileo. Gallileo juga
merupakan orang pertama yang melakukan penelitian ruang angkasa dengan
teropong bintang.
Teropong bintang adalah alat untuk melihat benda-benda jauh khususnya untuk
mengamati benda-benda luar angkasa. Teropong bintang memiliki dua buah lensa
cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan benda) dan lensa okuler (dekat
dengan mata). Jarak fokus lensa obyektif juga lebih besar dari pada lensa okuler
TEROPONG BIAS
Dalam teropong bias biasa dipakai dua atau lebih lensa. Teropong bias yang
sederhana dapat dibuat dari dua buah lensa konvergen dengan panjang fokus
yang berbeda. Lensa yang dekat dengan benda memiliki jarak fokus yang
panjang, fob disebut lensa objektif. Lensa yang dekat dengan mata memiliki
fokus yang pendek, fok , disebut lensa okuler.
Diagram sinar teropong jenis ini ditunjukkan dalam gambar 14.1. Benda-benda yang
diamati
misalnya bintang, bulan, dan sebagainya. Letaknya jauh sekali sehingga sinar-sinar
sejajar akan menuju ke lensa objektif.
Jarak kedua lensa, d :
d = fob + fok
f ob
Perbesaran teropong bintang adalah : M=
f ok
50 mm …
200 mm
100 mm …
100 mm 50 mm …
2. Aturlah posisi lilin agar nyala apinya tingginya sama dengan pusat lensa dan
posisi lilin terletak pada sumbu rel presisi.
3. Geser layar tembus cahaya hingga diperoleh bayangan yang tajam/jelas pada
layar tersebut.
4. Pasangkan lensa dengan fokus 50 mm (sebagai lensa okuler) pada klem penjepit
di belakang layar. Lensa okuler ini bisa berfungsi sebagai lup untuk melihat
bayangan maya yang tajam dan diperbesar.
5. Lepaskan dari klem penjepit layar tembus cahaya, kemudian amati kembali
bayangan lilin dari lensa objektif. Dengan demikian dapat dilihat bahwa susunan
kedua lensa ini merupakan model teropong bintang.
Nama Peserta :
No Induk :
Sub Total 5
II Model Sususnan
1.1. Penyiapan model susunan 3
1.2. Penentuan model susunan 2
Sub Total 5
III Proses
3.1. Prosedur pengambilan data 10
3.2. Cara mengukur variabel 8
bebas 10
3.3. Cara menyusun tabel 7
pengamatan
3.4. Cara melakukan perhitungan
data
Sub Total 35
IV Kualitas Produk Kerja
1.1. Hasil perhitungan data 5
1.2. Hasil grafik dari data 10
perhitungan 10
1.3. Hasil analisis 10
1.4. Hasil kesimpulan
Sub Total 35
V Etos Kerja
5.1. Tanggung jawab 3
5.2. Ketelitian 2
5.3. Inisiatif 3
5.4. Kematian 2
Sub Total 10
VI Laporan
6.1. Sistematika penyusunan 6
laporan 4
6.2. Kelengkapan bukti fisik
Sub Total 10