Modul Kebencanaan
Disusun oleh :
Tika Savitri Pandanwangi S.Si, M.Si (Han), dkk.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana
Rumah Millennials
ORGANISASI
PENDIDIKAN FORMAL
KONTAK tika.savitri@gmail.com
@princesstika
TIM PENYUSUN MODUL TAMBAHAN
Manajemen Bencana
Muhammad Reperiza Furqon, ST, MT (Program Manager PREDIKT)
SIKLUS
MANAJEMAN
PENANGANAN
BENCANA Responsif terhadap perubahan,
mampu beradaptasi, dan
memanfaatkan peluang secara
optimal
Tahap pemulihan merupakan saat
untuk melenting kembali, meloncat
menuju ke level ketangguhan yang
lebih tinggi.
KAPAN MASA DARURAT?
Aman
Peringatan
MASA DARURAT
Bencana
Tanggap Darurat
Normal Waspada Siaga Awas
Perbaikan Darurat
Pemulihan
Kerangka Kebijakan
Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2018: Penentuan status Keadaan Darurat Bencana ditetapkan oleh masing-masing tingkat
pemerintahan. Untuk tingkat nasional ditetapkan oleh presiden, tingkat daerah provinsi oleh gubernur, dan tingkat daerah
kabupaten/ kota oleh bupati/ walikota sesuai dengan dampak dari kejadian bencana tersebut.
ARAHAN
PRESIDEN RI
tentang Penanggulangan
Bencana
SISTEM & MANAJEMEN TANGGAP
DARURAT DI INDONESIA
KEADAAN DARURAT
Situasi/ kondisi keterancaman kehidupan atau kesejahteraan individu manusia atau masyarakat, dan apabila tidak
dilakukan tindakan yang tepat dan segera, sekaligus menuntut tanggapan dan cara penanganan yang luar biasa
(di luar prosedur rutin/ standar) akan dapat menimbulkan bencana.
Disaster Management
Mitigation
Emergency Recovery
Preparedness Response (REHAB-RECON)
• Koordinasi awal;
• Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap:
• lokasi,
• kerusakan, dan
• sumber daya tersedia;
• Penentuan status keadaan darurat bencana;
• Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana;
• Pemenuhan kebutuhan dasar;
• Perlindungan terhadap kelompok rentan;
• Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
KOORDINASI AWAL
• UNTUK MENENTUKAN RENCANA PENGIRIMAN TIM KAJI CEPAT
• PERSIAPAN RENCANA PENGERAHAN SUMBER DAYA
PENGKAJIAN CEPAT & TEPAT
PP 21/ 2008 pasal 22
TUJUAN : Menentukan kebutuhan dan tindakan yang tepat
c. Pengerahan Logistik
KOMANDAN
PENANGANAN KEGIATAN
DARURAT Pencarian & penyelamatan
KOMANDO Pertolongan darurat
prioritas pada korban luka parah &
TRC kelompok rentan
Evakuasi korban
PERAN SERTA
PELAKU
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Lembaga Usaha,
Lembaga Internasional/ Lembaga Asing Non Pemerintah
AIR BERSIH & SANITASI PELAYANAN PSIKOSOSIAL PELAYANAN KESEHATAN PANGAN & SANDANG PENAMPUNGAN & HUNIAN
MANAJEMEN PENANGGULANGAN
BENCANA SAAT TANGGAP DARURAT
UU No. 24 Tahun 2007 pasal 55
PERLINDUNGAN KELOMPOK RENTAN
PP No. 21 Tahun 2008 pasal 53
PELAKSANA
Instansi/ lembaga terkait
PENDAMPINGAN/ KOORDINATOR
FASILITASI Kepala BNPB/ BPBD
PEMULIHAN FUNGSI PRASARANA DAN SARANA VITAL DILAKUKAN DENGAN MEMPERBAIKI DAN/ ATAU
MENGGANTI KERUSAKAN AKIBAT BENCANA
C. Sektor Pekerjaan Umum Air bersih & sanitasi, huntara, alat berat
H. Tentara Nasional Indonesia SAR, distribusi logistik, pelayanan kesehatan, pembersihan, pengamanan lokasi
• Pengkajian cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya
• Penentuan status keadaan darurat bencana
• Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana
• Pemenuhan kebutuhan dasar
• Perlindungan terhadap kelompok rentan
• Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
Pada setiap kejadian bencana, pemerintah menetapkan
komandan penanganan darurat sesuai dengan tingkatannya
TAHAPAN PEMBENTUKAN
Penugasan Pembentukan
TRC KTD)
1 2 3 4
Informasi Penetapan Status
Kejadian Awal Keadaan Darurat
• Back up plan (Plan B)
KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA –
TAHAPAN PEMBENTUKAN
BNPB/ BPBD
Melakukan klarifikasi
KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA –
TAHAPAN PEMBENTUKAN
Skala Provinsi
BUPATI/WALIKOTA
Skala Nasional
GUBERNUR
PRESIDEN
KEPALA BNPB/ BPBD
sesuai kewenangannya
Menunjuk pejabat sebagai
Komandan Penanganan Darurat
Bencana
KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA –
TAHAPAN PEMBENTUKAN
PEMBENTUKAN KOMANDO
TANGGAP DARURAT (KTD) BENCANA
Mengeluarkan SK Pembentukan
Komando Tanggap Darurat Bencana
Meresmikan pembentukan
Komando Tanggap Darurat Bencana
TIM/ UNIT YANG BERGERAK
MENANGANI BENCANA
Tim Reaksi Cepat
(Rapid Response Team)
Tim Reaksi Cepat (TRC) merujuk pada tim yang ditugaskan oleh Kepala BNPB/ BPBD sejalan dengan otoritas mereka untuk
melakukan kaji cepat suatu kejadian bencana dan dampaknya serta memberikan dukungan dalam penanganan darurat
bencana.
Peraturan Presiden 10/ 2010 mewajibkan TRC militer untuk melakukan kajian dan respons. Ada rantai komando yang jelas
dalam unsur militer di unit ini yang ada di bawah otoritas BNPB/ BPBD selama penanganan darurat bencana. Kementerian
PUPR bisa mengirimkan TRC mereka sendiri atau bergabung dengan TRC yang ada.
TRC mempunyai tugas utama untuk melakukan kajian tepat dan cepat pada lokasi bencana. Hal ini termasuk kebutuhan
untuk mengidentifikasi luasnya daerah bencana, jumlah korban, kerusakan pada prasarana dan sarana, gangguan terhadap
layanan publik dan fungsi pemerintahan, dan dampak pada sumber daya alam.
Fungsi TRC:
a. Melaksanakan kajian awal segera sesudah suatu bencana, sewaktu penanganan darurat bencana
b. Membantu BPBD Provinsi/ Kabupaten/ Kota untuk:
• Mengaktifkan pos-pos yang diperlukan
• Merampingkan koordinasi dengan semua sektor yang terlibat dalam penanggulangan bencana
• Memberikan saran yang sesuai untuk membantu usaha-usaha penanggulangan bencana
c. Melaporkan hasil kajian atau kegiatan kepada Kepala BNPB dan mengkopi BPBD setempat dengan:
• Memberikan laporan awal setelah sampai di lokasi bencana
• Mengeluarkan laporan kemajuan/ berkala (harian dan khusus/ luar biasa)
• Memberikan laporan penuh di akhir penugasan
Satuan Reaksi Cepat -
Penanggulangan Bencana (SRC-PB)
• SRC-PB (Satuan Reaksi Cepat - Penanggulangan Bencana) adalah suatu unit yang didirikan pada tingkat
nasional untuk bisa segera ditugaskan melakukan penanganan darurat bencana. Pembangunan kapasitas
dan mobilisasi SRC-PB langsung berada di bawah BNPB dan TNI.
• Terdiri dari berbagai institusi/ lembaga yang dimobilisir untuk bertindak awal dalam kegiatan
penanganan bencana secara cepat dan komprehensif.
• Tiap unit mempunyai 3x75 personil = 225 personil (termasuk PMI, Tagana, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan, BNPP/ BASARNAS, Kementerian Kesehatan, dan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat
[PPRC]) dari TNI yang bermarkas di Divisi I di Jakarta dan Divisi II di Malang, Jawa Timur.
• Pengembangan kemampuan dan mobilisasi dari SRC-PB berada di bawah langsung BNPB dan Mabes TNI.
PRINSIP-PRINSIP UTAMA DARI
SRC-PB ADALAH:
Kecepatan
Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat untuk memastikan kesempatan terbaik dalam
menyelamatkan jiwa.
Keluwesan
SRC-PB harus memberikan pelayanan yang konsisten, luwes, dan mudah diadaptasi terhadap kondisi
yang ada dalam mengelola bencana, dengan tidak memandang sebab, skala, lokasi dan kompleksitas dari
bencana.
Akuntabilitas
Setiap tindakan yang dilakukan oleh SRC-PB dilakukan secara terbuka dan akuntabel, baik secara etis
maupun legal.
TUGAS SRC-PB
Source: https://www.bnpb.go.id/berita/relawan-harus-berbekal-keahlian-dan-keterampilan-
E-Learning Volunteer
by Indonesia Volunteering Hub
www.idvolunteering.id
Disunting oleh : Putri Agustina, S.Pd Desain dan Tata Letak oleh : Beatrice Jasmine
@pu3agustina @juliaalyssaa