Abstrak— Pengukuran IRM bertujuan untuk pemberian medan selesai dilakukan, kemudian
mendapatkan keadaan saturasi sampel yang ukur lagi IRMnya dengan prosedur yang sama
sedang diuji. Pengukuran ini dilakukan dengan seperti sebelumnya sampai mendapatkan
meletakan sampel yang sudah selesai saturasi sampel yang sedang di uji. Biasanya
didemagnetisasi berada ditengah kutub magnet, jumlah step yang diperlukan untuk saturasi
kemudian diberikan medan yang dihasilkan oleh antara 11-15 step atau mungkin juga kurang
elektromagnetik Weiss dengan arus listrik yang dari itu. Sampel yang akan diukur IRMnya ini
dapat diterima sebesar 16 A dengan tegangan diambil satu dari setiap site dengan
power supply 120 V DC serta tahanan listrik 6,6 mempertimbangkan bahwa sampel tersebut
Ohm. Untuk mendapatkan medan magnet yang peluruhan intensitasnya lambat, karakterisasi
kuat, tentu saja diperlukan arus listrik yang deklinasi, inklinasi dan 95 yang cukup
besar dan untuk menjaga efek panas yang signifikan dan tidak berbeda jauh dengan nilai
ditimbulkan dari arus yang besar tadi maka karakterisasi lainnya.
elektromagnet Weiss didinginkan dengan air
yang dialirkan melalui pipa pendingin dengan Keywords— isothermal, remanen, magnetisasi.
pompa.Kuat medan yang ditimbulkan oleh
elektromagnet Weiss, selain bergantung pada Abstract— Measurement IRM aims to get the
arus juga bergantung pada jarak kutub-kutub saturation state of the sample being tested. This
magnetnya. Hasil pengukuran yang didapat measurement is done by placing a sample of the
semestinya menunjukan hubungan yang linier finished didemagnetisasi in center of magnetic
antara medan magnet dengan arus listrik poles, then given electromagnetic field generated
melalui hubungan M= ai + b dimana M by electric currents Weiss with an acceptable rate
menyatakan besarnya medan magnet dalam of 16 A with voltage of 120 V DC Power Supply
kumparan elektomagnet Weiss, i menyatakan and electrical resistance 6,6 Ohm. To obtain a
besarnya kuat arus dalam Ampere sedangkan a strong magnetic field, of course, required large
dan b adalah angka hasil pengukuran yang electrical currents and to keep the heat effect
didapat yakni a=80,26 dan b=12,03. Pengukuran resulting from large currents Weiss electromagnet
IRM dilakukan dengan alat Minispin was then cooled with water that flowed through the
Magnetometer dengan prosedur yang sama cooling pipe with pompa.Kuat electromagnetic
seperti pada pengukuran NRM, catat besarnya field generated by Weiss, in addition to relying the
intensitas magnetisasi yang ditunjukan sebagai flow is also dependent on the distance of the
akibat induksi dari medan magnet oleh magnetic poles. The measurement results obtained
elektromagnetik Weiss, kemudian naikkan should show a linear relationship between the
medan yang diberikan dengan cara mengatur magnetic field with an electric current through the
posisi switch ke posisi ke-2 kemudian catat besar relationship M = ai + b where M states in the
kuat arus yang ditimbulkannya. Setelah magnitude of the magnetic field coil elektomagnet
46
ELECTRANS, Jurnal Teknik Elektro, Komputer dan Informatika
Volume 14, No. 1, Maret 2016, hal. 26-54
http://ejournal.upi.edu/index.php/electrans
Weiss, i declare a strong magnitude of the current Diamagnetik, sifat material ini sangat
in Amperes, while a and b is the number of lemah kemagnetannya jika dibandingkan
measurement results obtained ie a = b = 80.26 and dengan ferromagnetik dan sesungguhnya
12.03. IRM measurements performed by means of material ini tidak bergantung pada
Minispin Magnetometers with the same procedure temperatur. Logam-logam yang memiliki
as in the measurement of NRM, note the sifat diamagnetik diantaranya : Tembaga
magnitude of the intensity of magnetization is (Cu), Emas (Au), Perak (Ag) dan Timah
shown as a result of the magnetic field induced by (Pt).
electromagnetic Weiss, then raise the terrain is
given by way of adjusting the position switch to Paramagnetik, sifat material ini dapat
position 2 and note the large strong currents memperoleh magnetisasi hanya dari
caused. After administering field is done, then induksi oleh medan magnet eksternal.
measure again IRMnya with the same procedure Magnetisasinya memiliki arah yang sama
as before to obtain saturation of the sample being dengan medan magnet induksi.
tested. Usually the number of steps required for
saturation between 11-15 step or maybe less. Ferromagnetik, sifat material yang
IRMnya sample to be measured is taken one from ditandai dengan adanya magnetisme
each site by considering that the sample is slow spontan walaupun tidak ada medan
decay of its intensity, the characterization of 95 magnet dinamakan ferromagnetik, tetapi
which is quite significant and doesdeclination, jika bahan ferromagnetik dipanaskan
inclination and not vary much with the other sampai diatas temperatus kritis
characterization. kemampuan untuk memiliki medan
Keywords: web page interface, current, voltage, magnetik permanennya hilang. Saturasi
apparent power, realtime chart magnetisasi akan menurun akibat naiknya
temperatur dan menjadi nol pada
I.PENDAHULUAN temperatur curie (TC) yang merupakan
karakteristik dari material ferromagnetik
Pengukuran remanen magnetic bertujuan
(580oC untuk magnetite dan 680oC untuk
untuk mendapatkan keadaan saturasi sampel
hematite). Ferromagnetik yang diatas
yang sedang diuji. Pengukuran ini dilakukan
temperatur currienya bersifat
dengan meletakan sampel yang sudah selesai
paramagnetik dinamakan ferrimagnetik.
didemagnetisasi berada ditengah kutub magnet, Magnetite adalah contoh ferrimagnetik
kemudian diberikan medan yang dihasilkan oleh
yang paling populer, sedangkan
elektromagnetik Weiss dengan arus listrik yang
ferromagnetik yang mempunyai pola
dapat diterima sebesar 16 A dengan tegangan
momen magnetik yang anti paralel
Power Supply 120 V DC serta tahanan listrik dibawah temperatur kritis (temperatur
6,6. Neel) dinamakan anti ferromagnetik [1],
Untuk mendapatkan medan magnet yang [14]
kuat, diperlukan arus listrik yang besar dan Mineral magnetik dapat dikenal dari sifat
untuk menjaga efek panas yang ditimbulkan dari magnetik remanen yang dikandung dalam
arus yang besar tadi maka elektromagnet Weiss batuan, sedangkan pembawa sifat remanen pada
didinginkan dengan air yang dialirkan melalui batuan dapat di bedakan melalui kandungan
pipa pendingin dengan pompa. Kuat medan oksida besi titanium (FeTi) yang dimiliki oleh
yang ditimbulkan oleh electromagnet. mineral batuan tersebut. Berdasarkan kandungan
oksida besi titanium dalam mineral magnetik
A. Material Dan Mineral Magnetik maka mineral tersebut dapat di kategorikan ke
Berdasarkan jenis dan jumlah relatif mineral- dalam:
mineral ferromagnetiknya serta sifat dari
material magnetiknya, material magnetik dapat Deret Titanomagnetite, terdiri dari larutan
ditinjau dalam tiga grup utama yaitu : padat atau komposisi yang berbeda dari
bahan (Fe3O4) magnetite dan (Fe2TiO4)
47
ELECTRANS, Jurnal Teknik Elektro, Komputer dan Informatika
Volume 14, No. 1, Maret 2016, hal. 26-54
http://ejournal.upi.edu/index.php/electrans
magnetite. et i te
48
ELECTRANS, Jurnal Teknik Elektro, Komputer dan Informatika
Volume 14, No. 1, Maret 2016, hal. 26-54
http://ejournal.upi.edu/index.php/electrans
49
ELECTRANS, Jurnal Teknik Elektro, Komputer dan Informatika
Volume 14, No. 1, Maret 2016, hal. 26-54
http://ejournal.upi.edu/index.php/electrans
51
ELECTRANS, Jurnal Teknik Elektro, Komputer dan Informatika
Volume 14, No. 1, Maret 2016, hal. 26-54
http://ejournal.upi.edu/index.php/electrans
jumlah step yang diperlukan untuk saturasi Plot stereonet merupakan transformasi dari
antara 11-15 step atau mungkin juga kurang dari deklinasi dan inklinasi ke dalan stereografis
itu [10]. dengan tujuan untuk memudahkan dalam
melihat pola dan arah dari deklinasi dan
Sampel yang akan diukur IRMnya ini
inklinasi pada setiap step demagnetisasi.
diambil satu dari setiap site dengan
Indikasi kestabilan arah dari sampel dapat
mempertimbangkan bahwa sampel tersebut
dilihat dari keadaan titik-titik pada stereografis
peluruhan intensitasnya lambat, karakterisasi
tersebut yang cenderung mengumpul disuatu
deklinasi, inklinasi dan 95 yang cukup
tempat yang berdekatan.
signifikan dan tidak berbeda jauh dengan nilai
karakterisasi lainnya [9]. Untuk melihat kandungan mineral magnetik
yang dimiliki oleh sampel yang diteliti tersebut,
III.HASIL DAN PEMBAHASAN sampel di ukur IRMnya oleh alat Elektromagnet
Weis dengan cara memberikan medan tinggi
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran
secara bertahap dan pada setiap stepnya sampel
dalam penelitian ini diproses, kemudian
tersebut di ukur intensitasnya dengan Minispin
hasilnya disajikan dalam bentuk: kurva
Magnetometer sampai mendapatkan nilai
peluruhan intensitas NRM, plot Zijderveld,
saturasi. Gambaran tingkat saturasi IRM dari
plot Stereonet dan kurva saturasi IRM.
sampel tersebut dapat ditunjukan melalui kurva
Plot peluruhan NRM diperoleh dengan cara saturasi IRMnya.
memplot nilai intensitas relatif (I/I0) pada
Program PMGSC adalah program aplikasi
sumbu vertikal dan nilai medan demagnetisasi
yang digunakan untuk memudahkan penentuan
pada sumbu horizontal, kemudian dari data
distribusi intensitas NRM, plot Zijderveld, plot
peluruhan tersebut dilihat kestabilan nya dengan
stereonet serta nilai karakterisasi deklinasi,
memperhatikan kemiringan dari grafik yang
diperoleh. Tingkat kestabilan data yang baik inklinasi dan 95 dari data demagnetisasi yang
ditunjukan oleh grafik peluruhan yang relatif diperoleh. Program ini diciptakan oleh
landai. Randolph J.Enkin, dkk yang bermarkas di
Geological Survey of Canada. Untuk
Plot zijderveld diperoleh dari proyeksi vektor menjalankan program ini prosedeur yang harus
magnetisasi remanen pada bidang XY dan XZ ditempuh adalah sebagai berikut :
yang ditunjukan oleh nilai deklinasi dan
inklinasi yang diperoleh dari proses Input data ke excel pada file yang sudah
demagnetisasi sampel. Proyeksi deklinasi dan ditentukan yakni Pola Data PMGSC.
inklinasi tersebut yaitu : X untuk arah utara- Setelah entry data selesai , save as ke
selatan, Y untuk arah barat timur dan Z untuk Folder XL dengan type microsoft work
up-down. Apabila plot dari deklinasi dan book.
inklinasi menunjukan arah yang konsisten
menyerupai garis lurus yang menuju ke pusat Save as lagi ke Folder PRN dengan type
koordinat, berarti komponen NRM primer dari formatted Text (Space delimated) yang
sampel tersebut dianggap baik. berektensi .prn.
Aktifkan notepad dan open file dengan
Folder PRN untuk data yang baru di
entry tadi .
Save as lagi data tadi ke Folder PMD
dengan ekstensi .pmd.
Aktifkan program PMGSC lalu open file
dari data yang dikehendaki, maka layar
Gambar 3: Plot zijderveld (a) diagram arah deklinasi akan langsung menampilkan plot
(b) diagram arah inklinasi (c) gabungan a dan b Zijderveld dan plot Stereonet.
52
ELECTRANS, Jurnal Teknik Elektro, Komputer dan Informatika
Volume 14, No. 1, Maret 2016, hal. 26-54
http://ejournal.upi.edu/index.php/electrans
Klik PCA untuk mendapatkan nilai 4. Plot Zijderveld dari kelima site yang
deklinasi, inklinasi dan 95 dari step yang diwakili oleh satu sampel setiap sitenya
diinginkan. menunjukan kecenderungan mengarah
pada pada pusat koordinat dan mendekati
Apabila dikehendaki tampilan kurva
peluruhan NRM, klik Int pada bagian atas garis lurus, hal ini menunjukan bahwa
layar. peluruhan intensitas batuan pada kelima
site tersebut cukup konsisten.
Melalui program PMGSC ini , semua 5. Hasil perhitungan IGRF 2000 melalui
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini internet di alamat :
dapat disajikan baik nilai maupun tampilannya. http://swdcwww.kugi.kyoto-
u.ac.jp/igrf/point/ untuk data saat ini
IV. KESIMPULAN menunjukan nilai yang berbeda dengan
Berdasarkan hasil pengukuran dan hasil pengukuran, hal ini mengindikasikan
perhitungan terhadap sampel-sampel yang bahwa hasil pengukuran terhadap sampel
terdapat pada site Sungai Bondalem, Pantai bukan arah medan magnet Bumi saat ini
Parang Tritis, Purwoharjo, Pantai Wedi Ombo melainkan arah medan magnet Bumi
dan Kali Widoro diperoleh kesimpulan sebagai pada saat batuan itu terbentuk di masa
berikut: purba .
1. Sampel dari kelima site yang diteliti 6. Hasil perhitungan VGP menunjukan
menunjukkan peluruhan intensitas NRM bahwa lintang kutub purba dari kelima
yang relatif lambat, berarti remanen site tersebut berada di utara yang ditandai
magnetik primer dari batuan-batuan dengan besarnya lintang kutub purba
tersebut cukup stabil sehingga berharga positif. Nilai p dari site-site
representatif untuk dijadikan kajian tersebut adalah : BDA (81,0), PRA
paleomagnetik. (64,8), PWH (65,3), WDO (78,3) dan
2. Plot Stereonet untuk kelima site tersebut WDR (25,6) yang mengindikasikan
berkumpul pada titik yang berdekatan, hal bahwa site-site tersebut mengalami
ini mengindikasikan bahwa sampel- perubahan posisi dari masa purba ke
sampel tersebut konsisten arahnya posisinya sekarang, sehingga hipotesis
sehingga cukup efektif untuk kajian Hall dapat ditunjukan.
paleomagnetik. Site BDA, PRA, PWH 7. Melalui tipe dari kurva saturasi IRMnya
dan WDO berkumpul di sekitar arah utara dapat diidentifikasi bahwa mineral
ke barat, sedangkan untuk site WDR lebih magnetik yang dikandung oleh sampel
mengarah ke timur. Hal ini batuan beku andesit di kelima site
mengindikasikan bahwa formasi yang tersebut adalah Magnetite (Fe3O4).
terjadi pada site WDR berbeda dari site-
site lainnya, juga dimungkinkan karena REFERENSI
umur batuan pada site tersebut berbeda [1] ASM, Metal handbook, vol 10, Material
characterization, The American Society for Metal,
dari site-site lainnya. Metal Park, Ohio, 1992.
3. Tingkat kepercayaan atau nilai -95 [2] Butler, R. F. (1992) Paleomagnetism : Magnetic
untuk kelima site tersebut berkisar antara Domains to Geologic Terranes, Blackwell.
1,7 sampai dengan 7,6 yang [3] Cullity, B.D, Introduction to Magnetic Material,
Addison-Wesley Publishing Company, 1972
mengindikasikan bahwa distribusi arah
[4] Collinson. David, W, Method in Rock Magnetism
deklinasi dan inklinasi dari kelima site and Paleomagnetism Techniques Instrumentation,
tersebut sangat kecil, hal ini ditunjukan Chapman-Hall, New York, 1983
oleh plot stereonet yang mengumpul pada [5] Dunlop, D. J and Ozdemir. O, Rock Magnetism
Fundamentals and Frontiers. Canbridge University
tempat yang cukup berdekatan. Press, 1997.
53
ELECTRANS, Jurnal Teknik Elektro, Komputer dan Informatika
Volume 14, No. 1, Maret 2016, hal. 26-54
http://ejournal.upi.edu/index.php/electrans
54