Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

DESAIN KOMPONEN MESIN

(Poros,Pasak,Tap Dan Bantalan)

Nama Kelompok 5 :1. Ahmad sayuti


2. andre sibuea
3. ilham siddig
4. jakson simbolon
5. lefrandi simanjuntak
6. surya simangunsong
7.

Jurusan/Prodi : FT/PTM
DosenPengampu : Prof. Dr. Julaga Situmorang,M.,Pd

S1- PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas
kemurahan-Nya sajalah kami sebagai penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul Kewajiban Manusia Terhadap Tuhan. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang,M.,Pd. selaku dosen pengampuh mata kuliah
Desain Komponen Mesin yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Sebelumnya di dalam makalah ini kami menyadari bahwa terdapat beberapa


kesalahan didalamnya. Oleh karenaitu kami mengharapkan adanya saran sertakritik yang
akan timbul nantinya untuk perbaikan penulisan kedepannya.

Semoga makalah ini berguna untuk menambah wawasan kita mengenai


Poros,Pasak,Bantalan dan Tap. Sekian dan terimakasih.

Medan, Oktober 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I Pendahuluan ...................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................


1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................
BAB II Pembahasan ..................................................................................................

1. Poros...............................................................................................................
2. Pasak..............................................................................................................
3. Tap..................................................................................................................
4. Bantalan..........................................................................................................

BAB III Penutup........................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

3.2 Saran ....................................................................................................................

Daftar Pustaka ...........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tugas Desain Komponen Mesin ini merupaan Tugas yang diberikan guna
melengkapi nilai tugas mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Negeri Medan. Selain itu tugas ini berguna untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa Teknik Mesin terutama dibidang pengenalan pada peralatan di mesin
suatu elemen mesin.

Dalam Pengenalan Elemen Mesin kali ini, mencoba mengangkat permasalahan


tentang Poros, Pasak,Tap & Bantalan. Elemen mesin tersebut merupakan bagian
yang penting pada suatu konstruksi permesinan.

Konstruksi yang tidak tepat atau tanpa perencanaan dapat mengurangi efisiensi
dan bahkan memyebabkan kerusakan atau kerugian pada saat penggunaannya. Oleh
karenanya, diperlukan suatu perencanaan yang tepat agar komponen tersebut dapat
dipergunakan secara maksimal dan aman untuk digunakan.

1.2. Maksud dan Tujuan


a. Agar mahasiswa dapat menerapkan teori yang diperoleh dari perkuliahan
sehingga dapat menerapkan secara langsung dilapangan.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan pada perencanaan Poros, Pasak,Bantalan dan Tap.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. POROS

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang


bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. Poros dalam sebuah mesin
berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap elemen mesin
yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel,
roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap
atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contoh sebuah poros dukung
yang berputar, yaitu poros roda kereta api, As gardan, dan lain-lain. Untuk merencanakan
sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros di atas antara lain: gaya
dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik gravitasinya.
Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan
benda ataupun membentuk sudut α dengan permukanan benda. Gaya F dapat
menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat timbul pada benda yang
mengalami gaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam
akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam
maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai macam tegangan pada kontruksi
tersebut.

2.2 Fungsi Poros


Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama - sama
dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakaran tali, puli sabuk
mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi. Dipasang berputar
terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang
berputar.Contohnya sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda keran dan
gerobak.
Gambar 2.2 Poros Mobil

2.3 Macam-Macam Poros


A.Berdasarkan Pembebanan
1)Poros Transmsi
Poros Transmisi (transmission shaft) atau sering hanya disebut dengan poros
(shaft) digunakan pada mesin rotasi untuk metransmisikan putaran dan rotasi dari satu
lokasi kelokasi yang lainnya. Poros mentransmisikan torsi dan driver (motor atau
engine) ke driven. Komponen mesin yang sering digunakan bersamaan dengan poros
adalah roda gigi, puli dan sprocket Transmisi torsi antar poros dilakukan dengan
pasangan roda gigi, sabuk atau rantai. Poros bisa menjadi satu dengan driver, seperti
pada poros motor dan engine crank shaft, bisa juga poros bebas yang
dihubungakan ke poros lainnya dengan kopling. Sebagai dudukan poros, digunakan
bantalan.

2) Poros Spindel
Poros Spindel adalah poros tranmisi yang relative pendek, seperti poros utama
mesin perkakas, dimana beban utama berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang
harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus kecil, dan bentuk serta
ukuran haruslah teliti.

3) Poros Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban punter, bahkan kadang
kadang tidak boleh berputar.Contohnya seperti yang terpasang diantara roda-roda kereta
barang dll.

4) Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah
gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai
yang sedang biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut,
sedangkan yang besar-besar dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung
dengan cara pengingsutan.Di dalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu:
a. Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol. Kedua-duanya
diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara
pengingsutan. Pipi engkol biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen
engkolnya dari baja St 50 atau St 60.Jarak antara sumbu pen enkol dengan sumbu
poros engkol adalah setengah langkah torak.

Gambar 2.6 Poros Engkol Tunggal

b. Poros Engkol Ganda


Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan
sedang pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Poros-poros
engkol ini bahannya dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya
lebih ringan, besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran.

Gambar 2.7 Poros Engkol Ganda

B. Berdasarkan Bentuk
1) Poros Lurus
2) Poros Engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin
Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan,poros
merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang kecil hal ini
dimaksud kan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah momen putar).

2.4 Hal- Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Poros


A. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur
(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam perancangan
poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan
pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertingkat ataupun penggunaan
alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman
untuk menahan beban- beban tersebut.

B. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan ya ng cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan
mengakibatkan ketidak telitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan
suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan
poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.

C. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikkan maka akan menimbulkan getaran ( vibration) pada
mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal
dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putarankritis. Hal
ini dapat terjadi pada turbin,motor bakar,motor listrik,dll.
Selain itu,timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada
poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran
kritisnya.

D.Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air.
Oleh karena itu pemilihan bahan – bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi
perlu mendapat prioritas utama.

E. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada
umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case
hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom,
baja khrom nikel, baja khrom molibden, baja khrom nikel molebdenum, dll. Sekalipun
demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena
putaran tinggi dan pembebanan yang beratsaja.

2.1.1. Hal-hal penting dalam perencanaan poros


Untuk merencanakan poros hal-hal sebagai berikut perlu diperhatikan :
a. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juaga ada
poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros roling-baling
kapal atau turbin dan lain sebagainya.
b. Kekakuan poros
Poros mempunyai kekuatan poros yang cukup tetapi jika lenturan atau
defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian (pada
mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan gear box)
c. Putaran kritis
Bila putaran mesin di naikan maka suatu harga putaran tertentu dapat
terjadi getaran yang luarbiasa besarnya.
d. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastic) harus dipilih untuk poros
propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan benda korosif. Demikian juga
untuk poros-poros yang terancam kaviatasi, dan poros-poros mesin yang
berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan
terhadap korosi.
e. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang
dihasilkan dari ingot atau kill. Meski pun demikian, bahan ini kelurusannya
kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan sisa dalm
terasnya.
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban
berat umumnya dibuat mengunakan baja paduan dengan pengerasan kulit
yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja
khrom nikel, baja khrom nikel molibden, baja khrom, baja khrom molibden,
dll.
Table 2.1 baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang
difinis dingin untuk poros.
Standar dan lambang Perlakuan Kekuatan keterangan
macam panas tarik
(Kg/mm2)

Baja S30C penormalan 48


karbon S35C 52
konstruksi S40C 55
mesin (JIS S45C 58
G 4501) S50C 62
S55C 66

Bajang baja S35C-D 53 Ditarik


yang difinis S45C-D 60 dengan
dingin S55C-D 72 digerinda,
dibubut,
atau
gabungan
antara hal-
hal tersebut

Tabel 2.3 Tabel Penggolongan baja secara umum

Golongan Kadar C (%)

Baja lunak -0,15

Baja liat 0,2-0,3

Baja agak keras 0,3-0,5

Baja keras 0,5-0,8

Baja sangat keras 0,8-1,2

Nama-nama dan lambing-lambang dari bahan-bahan menurut standar


beberapa Negara serta persamaannya dengan JIS (Standar Jepang) untuk poros
diberikan dalam Tabel 2.4

Tabel 2.4 Standar baja


Nama Standar Standar Amerika (AISI), Inggris (BS),
Jepang dan Jerman (DIN)

(JIS)

Baja S25C AISI 1025, BS060A25


karbon
S30C AISI 1030, BS060A30
konstruksi
mesin S35C AISI 1035, BS060A35, DIN C35

S40C AISI 1040, BS060A40

S45C AISI 1045, BS060A45, DIN C45, CK45

S50C AISI 1050, BS060A50

S55C AISI 1055, BS060A55

Baja SF 40, 45, ASTM A105-73


tempa 50, 55

Baja nikel SNC BS653M31


khrom
SNC22 BS En36

Baja nikel SNCM 1 AISI 4337


khrom
SNCM 2 BS830M31
molibden
SNCM 7 AISI 8645, BS En100D

SNCM 8 AISI 4340, BS 817M40, 816M40

SNCM 22 AISI 4315


SNCM 23 AISI 4320, BS En325

SNCM 25 BS En39B

Baja SCr 3 AISI 5135, BS530A36


khrom
SCr 4 AISI 5140, BS530A40

SCr 5 AISI 5145

SCr21 AISI 5115

SCr22 AISI 5120

Baja SCM2 AISI 4130, DIN34CrMo4


khrom
SCM3 AISI 4135, BS 708A37, DIN34CrMo4
molibden
SCM4 AISI 4140, BS 708M40, DIN42CrMo4

SCM5 AISI 4145, DIN50CrMo4

2.1.2. Poros Dengan Beban Puntir

Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat


pembebanan utama berupa torsi, seperti pada poros motor dengan sebuah kopling.
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain
kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil daripada yang
dibayangkan. Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan
berupa lenturan tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda
gigi dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya pembebanan
tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam factor keamanan yang diambil.
Pertama kali, ambillah suatu kasus dimana daya P (kW) harus
ditransmisikan dan putaran poros n1 (rpm) diberikan. Dalam hal ini perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap daya P tersebut. Jika P adalah daya rata-rata
yang diperlukan maka harus dibagi dengan efisiensi mekanis η dari system
transmisi untuk mendapatkan daya penggerak mula yang diperlukan. Daya yang
besar mungkin diperlukan pada saat start, atau mungkin beban yang besar terus
bekerja setelah start. Dengan demikian sering kali diperlukan koreksi pada daya
rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan factor koreksi pada perencanaan.
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai macam
factor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan, sehingga koreksi
pertama dapat diambil kecil.

Lambang dari masing-masing bagian perangkar roda diberikan dalam


gambar 2.3.

Gambar 2.3 Gandar

2. PASAK

Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan


bagian-bagian seperti roda gigi, sprocket, puli, kopling, dan yang
lainnya. Bahan pasak yang digunakan lebih lemah dari bahan poros,
sehingga pasak akan lebih dulu rusak dari pada poros atau nafnya. Lebar pasak
sebaiknya antara 25%-30% dari diameter poros, dan panjang pasak jangan
terlalu panjang dibandingkan dengan diameter poros antara 0,75-1,5
diameter poros.
Pasak menurut letak pada porosnya dapat dibedakan antara pasak
pelana, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung, yang umumnya
berpenampang segiempat. Disamping beberapa macam pasak diatas ada
pula pasak tembereng dan pasak jarum.

2.1 Klasifikasi Pasak

1. Pasak Benam (sunk keys)

Pasak benam adalah pasak yang sebagian tertanam pada poros dan
sebagian lagi tertanam pada lubang dari elemen mesin seperti, puli atau roda gigi.
Ada beberapa tipe dari pasak benam, yaitu :
a. Pasak empat persegi panjang (rectangular sunk keys).

Pasak ini bentuknya segi empat, adapun penampang dari pasak ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.4 Pasak segi empat

Dimana :

w = lebar pasak (d/4)

t = tebal pasak (2w/3= d/6)

d = diameter poros atau diameter lobang

Pasak benam ini juga ada yang berbentuk tirus di sisi atasnya dengan
perbandingan tirusnya 1 : 100.
b. Pasak segi empat (square sun keys).

Pasak ini mempunyai panjang sisi yang sama, yaitu :

w= t = d/4
c. Gib head key.

Pasak benam yang berbentuk empat persegi panjang, seperti yang


terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.5 Gib head key

Dimana :

w = lebar pasak (d/4)

t = tebal pasak (2w/3= d/6)

d = diameter poros atau diameter lobang

d. Feather key

Pasak jenis ini biasanya khusus untuk poros transmisi yang


meneruskan momen puntir. Dimana antara pasak dengan alur pasak pada
poros adalah pasangan sliding fit, dan biasanya pasak di baut pada poros,
seperti yang terlihat pada gambar 3.5.

Gambar 2.6 Feather key

e. Pasak setengah bundar/tembereng (woodruff key).


Pasak tembereng adalah jenis pasak yang mudah disetel. Dimana
bentuknya terbuat dari sebuah lempengan yang berbentuk silindris, seperti
yang diperlihatkan pada gambar 3.6 berikut ini.

Gambar 2.7 Pasak tembereng

2. Pasak Pelana (sddle keys)

Pasak pelana ada 2 jenis, yaitu pasak pelana rata (flat) terhadap dan pasak
pelana berongga (hollow), seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.8 Pasak Pelana

Pasak pelana rata biasanya digunakan untuk beban-beban ringan, karena


pada pasak ini pencekamannya tergantung dari gesekan. Pasak berongga pada
dasarnya sama dengan pasak rata, bedanya pada pasak berongga sisi bagian
bawahnya mengikuti kontur dari poros. Pasak ini juga tidak dapat digunakan
untuk beban-beban berat karena pencekamannya tergantung dari gesekan.

3. Pasak Singgung (tangent keys)

Letak pasak singgung dapat dilihat, pada gambar 3.8. Dimana tiap-tiap
pasak hanya mampu menahan beban puntir satu arah, sehingga pasak ini dapat
digunakan untuk poros-poros yang menerima beban berat.
Gambar 2.9 Pasak singgung

4. Pasak Bulat (round keys)

Pasak bulat diperlihatkan pada gambar 3.9. Pada gambar tampak bahwa
pasak bulat mempunyai bentuk penampang melingkar. Pasak ini biasanya
digunakan untuk daya putaran rendah.

Gambar 2.10 Pasak bulat

3. Splines

Pasak yang terintegrasi dengan poros, seperti yang ditunjukkan pada


gambar di samping . Poros-poros seperti ini biasanya mempunyai 4, 10, atau 16
splines. Poros dengan pasak seperti ini biasanya lebih kuat dibandingkan poros
yang hanya mempunyai pasak tunggal.

Pasak ini digunakan apabila besar gaya yang diteruskan sebanding dengan
ukuran poros, seperti pada transmisi mobil dan transmisi roda gigi sliding.

3. TAP
3.2 Fungsi tap
Tap adalah sebuat peralatan pertukangan yang berfungsi membuat ulir pada
bagian dalam. Alat ini biasanya digunakan untuk mur terutama jika ulir yang ingin dibuat
memiliki diameter kecil.

3.2 Macam tap

 Tap Tangan Standar (Standard Hand Taps)

Tap tangan standar memiliki bentuk seperti ulir luar atau sekrup yang dibuat
dengan tiga atau lebih lekukan memanjang yang dikenal sebagai galur (flute),  di mana
galur-galur ini membentuk sisi-sisi pemotong dari tap.

Gbr. 1  Bagian-bagian tap

Tap terdiri dari  tangkai bulat, badan dan camfer. Pada bagian badan tap terdapat
ulir-ulir pemotong, di mana pada bagian ujung badan tap dibuat tirus (chamfer), dengan
panjang camfer berkisar antara 1 - 10 ulir dan besarnya sudut camfer ( chamfer angle)
bervariasai sesuai dengan jenis tap.

Galur atau flute dari tap berfungsi sebagai saluran penampung tatal (beram) dan saluran
bagi minyak pemotong sehingga minyak pemotong dapat mencapai sisi-sisi pemotong
dari tap.

Tangkai tap terdiri dari bagian yang bulat dan ujung tangkai tap yang dibuat berbentuk
persegi dengan maksud agar sewaktu tap dipegang/dijepit dengan pemegang tap, maka
ujung tangkai tap akan terjepit dengan kuat di dalam pemegang tap.
Ada dua jenis pemegang tap yang banyak digunakan, yaitu pemegang tap-T (Tee handle
tap wrench) dan pemegang tap lurus (straight tap wrench). Pemegang tap-T terdiri dari
lengan, badan dan cekam. Pada bagian badan pemegang tap-T terdapat tiga buah belahan
atau celah yang memanjang dan di sekitar bagian tengah badan dari pemegang tap-T
terdapat ulir di mana cekam yang memiliki ulir dalam dipasang pada badan pemegang tap
- T ini. Pada pemakaiannya   ujung tangkai tap dimasukkan ke dalam lubang belahan
pemegang tap-T, kemudian cekam diputarkan sehingga ujung tap dijepit oleh belahan
pemegang tap-T tersebut yang diketatkan oleh cekam.

   

                           Gbr. 2  Pemegang tap-T dan pemegang tap lurus

Sementara pemegang tap lurus terdiri dari lengan, rumah, rahang gerak dan
rahang tetap. Rahang gerak dapat digerakkan atau digeserkan dengan cara memutarkan
lengan pemutar. Pada pemakaiannya, ujung tap dimasukkan ke dalam rahang yang ujung-
ujungnya biasanya berbentuk cowakan V. Kemudian lengan pemutar pemegang tap ini
diputarkan sehingga rahang gerak akan bergeser dan akan menjepit ujung tap di antara
rahang gerak dan rahang tetap.

Tap pada umumnya dibuat dari baja karbon yang dikeraskan, baja kecepatan tinggi atau
high speed steel (HSS), dan untuk material yang lebih keras, tap biasanya dibuat dari baja
kobalt atau dari karbida solid (solid carbide), maupun dari karbida sisipan (carbide insert
taps). Ada juga jenis tap yang bahannya dilapisi dengan titanium nitride (TiN).

Dalam satu set tap tangan standar biasanya terdiri dari tiga buah tap, yaitu tap no. 1
(tapper tap), tap no. 2 (plug tap) dan tap no. 3 (bottoming tap).Tap no. 1 memiliki ujung
tap yang tirus (chamfer), di mana panjang chamfer tap no. 1 ini adalah 7 - 10 ulir. Tap no.
2 memiliki panjang chamfer 3 - 5 ulir dan tap no. 3 mempunyai panjang chamfer 1 - 2
ulir.
                              Gbr. 3  Panjang camfer jenis-jenis tap

                                         Gbr. 4  Satu set tap tangan standar

Taper tap (tap no. 1) digunakan untuk memulai pengetapan pada lubang-lubang baru.
Plug tap (tap no. 2) digunakan untuk melanjutkan pembuatan ulir dalam yang sebelumnya
telah dikerjakan oleh tap no. 1. Dan bottoming tap (tap no. 3) digunakan untuk
pengetapan akhir ulir dalam yang sebelumnya telah dikerjakan oleh taper tap dan plug
tap.
Ketiga tap ini dapat digunakan untuk membuat ulir dalam pada lubang-lubang tidak
tembus (lubang buntu). Dalam hal ini tap no . 3 atau bottoming tap mampu membuat ulir
dalam hingga ke bagian dasar lubang buntu, di mana tap no. 1 dan tap no. 2 tidak bisa
membuat ulir hingga ke bagian dasar lubang buntu tersebut.

 Tap Pipa (Pipe Tap)  


Tap pipa digunakan untuk memotong ulir pada sambungan-
sambungan dan alat-alat bantu pipa lainnya. Pada umumnya pipa
digunakan sebagai saluran untuk mengangkut cairan dan gas, oleh
karena itu ulir-ulir yang dibuat pada sambungan-samhungan pipa
harus memiliki suaian yang ketat untuk mencegah terjadinya
kebocoran.
                                                    Gbr. 5  Tap pipa tirus dan tap pipa lurus

Tap pipa dapat dibedakan menjadi tap pipa lurus dan tap pipa tirus. Tap pipa lurus
dirancang untuk mengetap ulir lurus pada lubang-lubang yang direncanakan untuk
pemakaian tekanan rendah misalnya sebagai pipa penyalur bahan bakar dan minyak.

Tap pipa tirus dirancang untuk mengetap ulir-ulir tirus pada alat-alat bantu pipa yang
biasanya terbuat dari logam besi (ferro) dan bukan besi yang digunakan untuk membawa
cairan atau gas. Tap pipa tirus dapat juga dipakai untuk pengetapan ulir-ulir aeronautical
dan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ulir dengan akurasi dan kinerja yang tinggi.

 Tap Ujung Spiral (Spiral Point Taps)   


Tap ini memiliki bagian ujung dengan bentuk spiral dan
sering disebut juga sebagai tap pistol (gun tap). Tap ujung spiral
biasanya memiliki dua atau tiga galur (flute), dengan jumlah galur
ini maka tap memiliki lebih banyak ruang bebas untuk tatal.

                                                Gbr. 6  Tap ujung spiral

Bagian ujung dari tap dibentuk sedemikian rupa sehingga beram (tatal) yang dihasilkan
dalam proses pengetapan akan didesak ke bagian depan ujung tap. Hal ini akan
memperkecil beban pengetapan serta memperkecil terjadinya penyumbatan di dalam
galur. Tap ujung spiral ini cocok digunakan untuk pemotongan ulir pada lubang tembus.
Selain terbuat dari baja kecepatan tinggi (HSS), tap ujung spiral ada juga yang dibuat dari
bahan karbida yang dirancang untuk mengetap material-material yang keras dan tangguh
seperti baja tahan karat, paduan titanium, inconel, besi cor dan baja dengan kekerasan
hingga Rockwel C45 (RC45).

 Tap Galur Spiral (Spiral Flute Taps)  


Tap jenis ini memiliki galur yang berbentuk spiral. Tap
galur spiral dapat dibedakan menjadi tap galur spiral biasa (tap
galur spiral lambat) dan tap galur spiral cepat. Tap galur spiral
biasa memiliki sudut heliks antara 25° sampai 30° yang cocok
untuk mengangkut dan mengeluarkan tatal dari lubang buntu yang
dalam pada benda kerja yang terbuat dari baja atau alumunium
tangguh.

                            Gbr. 7  Tap galur spiral biasa dan tap galur spiral cepat

Tapa galur spiral cepat memiliki sudut heliks antara 45° sampai 60° yang cocok untuk
membawa dan mengeluarkan tatal dari lubang buntu yang dalam pada benda kerja yang
terbuat dari logam-logam lunak.Jadi berbeda dengan tap ujung spiral yang mengeluarkan
tatal ke arah depan ujung tap, maka tap galur spiral akan mengeluarkan tatal menuju ke
arah belakang atau ke arah tangkai tap.

 Tap Puli (Pulley Taps)   


Tap puli digunakan untuk membuat ulir dalam pada hub
puli. Tap puli mempunyai tangkai yang ekstra panjang yang dapat
dipakai untuk mengetap tempat atau bagian yang tidak dapat
dijangkau oleh tap yang memiliki panjang tangkai standar.

                                                   Gbr. 8  Tap puli


Tap puli bisa juga digunakan untuk pengetapan umum pada komponen-komponen di
mana diperlukan tap yang panjang untuk mencapai lubang-lubang yang akan ditap.

 Tap Mur (Nut Taps)  


Tap mur merupakan tap yang panjang yang memiliki
tangkai berdiameter lebih kecil daripada ukuran bagian dalam ulir.
Tap ini dirancang untuk mengetap mur dalam produksi yang besar,
di mana tap mur mampu memotong ulir beberapa mur.

                                                 
                                                      Gbr. 9  Tap mur

Di mana setelah pemotongan sebuah mur dilaksanakan, pekerjaan pengetapan


tidak langsung dihentikan, tetapi mur-mur yang telah ditap akan ditampung pada tangkai
tap yang panjang dan pekerjaan pengetapan mur-mur berikutnya dilanjutkan. Untuk
mengeluarkan mur-mur yang ditampung pada tangkai tap, dilakukan dengan cara
melepaskan pemegang tap dari tangkai tap kemudian mur-mur tadi dikeluarkan melalui
ujung tangkai tap. Selain mempercepat proses pembuatan ulir pada mur-mur, pengeluaran
mur melalui ujung tangkai dapat mencegah kerusakan tepi-tepi pemotong dari tap bila
mur dikeluarkan dari ujung badan tap.

 Tap Pembentuk Ulir (Thread Forming Taps)

Berbeda dengan tap-tap lainnya, tap pembentuk ulir tidak memotong material benda kerja
yang akan dibuat ulir, tetapi tap ini melakukan pembentukan dingin dengan mengerol ulir
ditempatnya dengan cara memindahkan material benda kerja

                                                 
                                          Gbr 10  Tap pembentuk ulir
Karena material benda kerja yang dibuat ulir tidak dipotong, maka dalam
pembuatan ulir dengan tap pembentuk ulir ini tidak ada tatal yang dihasilkan. Tap
pembentuk ulir umumnya dipakai untuk membentuk ulir pada material yang liat, seperti
alumunium, tembaga, kuningan, baja karbon rendah dan lain-lain. Pada waktu membuat
ulir dengan tap ini, karena tap tidak memotong ulir maka dianjurkan untuk membuat
countersink pada permukaan lubang.

 Tap Perbaikan Ulir Otomotif (Automotive Thread Restoring


Taps) 

Tap perbaikan ulir otomotif digunakan untuk memperbaiki ulir dalam yang rusak pada
komponen-komponen otomotif tanpa terjadi pemotongan bawah (undercutting) pada ulir
yang masih baik. Dalam perbaikan ulir dengan tap perbaikan ulir otomotif dapat juga
mennghilangkan goresan-goresan atau torehan-torehan pada ulir.

                                               
                                           Gbr. 11  Tap perbaikan ulir otomotif

Selain itu dikenal juga tap perbaikan ulir khusus lubang busi yang dapat memperbaiki ulir
dan membersihkan jelaga (kerak karbon), partikel logam dan kotoran lainnya yang
terdapat pada lubang busi.

1. Penerapan tap

Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran
diameter bor tertentu (lebih kecil dari ukuran bautnya). Penentuan diameter lubang bor
untuk Tap ditentukan dengan rumus:

D = D’– K
D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K = Kisar (gang).
Contoh :

Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm

Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″ = 5/16 “
Setelah dibor kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing di mana
kedalamannya mengikuti standar cemper mur. Bentuk standar mur dan baut untuk
bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat ditemukan
dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.

2. Pemilihan tap
Pemilhan material yang sesuai akan sangat menunjang keberhasilan pembuatan
rancang bangun dan perencanaan alat tersebut. Material yang akan diproses harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan pada desain produk, dengan sendirinya
sifat-sifat material akan sangat menentukan proses pembentukan.
3. Analisis gaya-gaya
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata
potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan
dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3
(Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian ( Gambar 1) Gambar 2.1. Jenis-
jenis Tap Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir
yang dihasilkan apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf
dan angka yang tertera pada Tap ( hal ini juga berlaku pada Sney). Alat Bantu yang
dipakai untukmenggunakan tap, supaya 7 dalam pemakainannya lebih mudah.
Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada 3
macam ( Gambar 2 ), yaitu: 1. tipe batang, 2. tipe penjepit, 3 .tipe amerika. Gambar
2.2 Pemegang Tap

4. Menghitung ukuran

Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan
apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang tertera
pada Tap (berlaku juga pada Snei).
Contoh penulisan spesifikasi Tap dan Snei adalah sebagai berikut:

a. Tap/Snei M10 x 1,5.

Artinya adalah: M = Jenis ulir metrik

10 = Diameter nominal ulir dalam mm

1,5 = Kisar ulir

b. Tap/Snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16

Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth

¼ = Diameter nominal ulir dalam inchi

20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi

Alat bantu yang dipakai untuk menggunakan Tap supaya lebih mudah dalam
pemakainannya adalah kunci pemegang Tap atau Tangkai Tap. Pemegang Tap bentuknya
ada beberapa macam yaitu:.

4. BANTALAN
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang
mempunyai beban sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung
secara halus ,aman dan mempunyai umur yang panjang . bearing harus cukup kokoh
untuk memungkinkan poros atau elemen lainnya bekerja dengan baik . jika bearing
tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem tidak dapat bekerja secara
semestinya.
Sejarah penggunaan bantalan untuk mengurangi efek gesekan dapat ditelusuri dari
penemuan kereta sederhana yang telah berumur 5000 tahundi Euphrates di dekat
Sungai Tigris. Penggunaan bantalan yang lebih terlihat pada kereta Celtic sekitar
2000 tahun yang lalu.

4.1 Fungsi bantalan


Bearing menjaga poros agar selalu berputar terhadap sumbu porosnya, atau juga
menjaga suatu komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada jalurnya.
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar
poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus
cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik.

4.2 Macam bantalan


 Bola (Ball Bearing)
Bantalan bola menggunakan bola untuk membawa beban
yang diterapkan. Karena ada titik kontak (dibandingkan dengan
kontak line untuk bantalan tol [Roll Bearing]) beban daya dukung
lebih rendah dari pada bantalan rol [Roll Bearing]. Bantalan rol
dapat mendukung kedua Radial (Tegak Lurus pada poros) dan
Aksial beban (Parelel ke poros). Untuk bantalan ringan dimuat,
bola menawarkan gesekan lebih rendah dari rol. Self-
menyelaraskan bantalan bola juga dapat beroperasi ketika cincin
bantalan sejajar. Bantalan bola yang paling umum adalah bantalan
bola dalam alur. Bola presisi biasanya lebih murah untuk
menghasilkan dari pada bentuk seperti rol, dikombinasikan dengan
volume tinggi penggunaan, bantalan sering jauh lebih murah
daripada bantalan lain dari dimensi yang sama.
 Rol Silinder (Cilindrical Roller)
Bantalan rol umum menggunakan silinder dengan panjang
sedikit lebih besar dari diameter. Bantalan rol biasanya memiliki
kapasitan beban lebih tinggi di bawah beban tegak lurus ke arah
didukung primer. Jika ras di dalam dan di luar tidak sejajar, daya
dukung sering turun dengan cepat dibandingkan dengan baik
bantalan bola atau bantalan rol bola. Bantalan rol dikenal sejak 40
SM.

 Rol Jarum (Needle Roller)


Bantalan rol jarum menggunakan silinder yang sangat
panjang dan tipis. Seringkali ujung lancip ke titik, dan ini
digunakan untuk menjaga rol captive, atau mereka mungkin
hemispherical dan tidak captive tapi dipegang oleh poros sendiri
atau pengaturan yang sama. Karena rol tipis, diameter luar bantalan
ini hanya sedikit lebih besar dari lubang di tengah, Namun,
berdiameter kecil tol harus menekuk tajam dimana mereka
menghubungi ras, dan dengan demikian bantalan eragam relatif
cepat.
 Rol Tirus (Tapered Roller)
Bantalan tirus menggunakan rol kerucut yang berjalan pada
as kerucut. Bantalan rol kebanyakan hanya mengambil beban radial
atau aksial, tetapi bantalan rol tirus mendukung beban radial dan
aksial, dan umumnya dapat membawa beban lebih tinggi dari
bantalan bola karena bidang kotak yang lebih besar. Taper bantalan
rol yang digunakan, misalnya, sebagai bantalan roda dari
kendaraan darat yang paling roda. Kerugian untuk bantalan ini
adalah bahwa karena kompleksitas manufaktur, bantalan rol tirus
biasanya lebih mahal dari pada bantalan bola, dan selain itu di
bawah beban berat rol tirus seperti irisan dan beban bantalan
cenderung mencoba untuk mengeluarkan roller, kekuatan dari
kerah yang menjaga roller di bantalan menambah gesekan bantalan
dibandingkan dengan bantalan bola.
 Rol Bulat
Bantalan rol bulat memiliki cincin luar dengan bentuk bulat
internal. Rol lebih tebal ditengah dan tipis di ujungnya. Bantalan
rol bola sehingga dapat menyesuaikan untuk mendukung kedua
misalignment statis dan dinamis. Namun, rol bola sulit untuk
diproduksi sehingga harganya menjadi mahal, dan bantalan
memiliki gesekan lebih tinggi daripada bantalan rol silinder yang
ideal atau meruncing karena ada sejumlah geser antara elemen
rolling dan cincin.
4.3 Penerapan bantalan

1. Pada Poros

Pemasangan bantalan gelinding pada poros tidak boleh dilakukan dengan cara
memukul langsung, tetapi dilakukan dengan memukul melalui perantara / sleeve, sleeve
ini yang akan meneruskan gaya pada bantalan luncur sehingga terpasang dengan tidak
mengalami kerusakan. Untuk menghindari kerusakan, maka pada pemasangan pada poros
gaya dikenai pada outer ring. (lihat gambar)

Pemasangan Bantalan pada Poros


2. Pada Lubang

Pada dasarnya, cara yang digunakan hampir sama dengan pemasangan bantalan
gelinding pada poros. Perbedaan pada pemasangan ini adalah gaya yang diteruskan oleh
sleeve dikenai pada inner ring.
Pemasangan Bantalan Gelinding pada Lubang

3. Pemasangan Bantalan Gelinding Dengan Adaptor Sleeve

Apa itu adaptor sleeve? Adaptor sleeve adalah komponen yang paling umum
digunakan untuk mnempatkan bearing pada poros, komponen ini dapat dipasang pada
poros lurus maupun poros bertingkat.

Kelengkapan Adaptor Sleeve


Poros Lurus dan Poros Bertingkat
Komponen ini mudah dalam pemasangannya dan tidak memerlukan lokasi
tambahan pada poros. Ketika dipasang pada poros lurus, maka adaptor sleeve dapat
dipasang dimanapun sesuai dengan tempat yang diinginkan. Saat dipasang pada poros
bertingkat yang pemasangannya bersamaan dengan ring spacer berbentuk L, maka
bantalan dapat diposisikan secara akurat sehingga pemasangan di posisi tersebut menjadi
mudah.

Pemasangan Adaptor Sleeve pada Poros

Kelengkapan adaptor sleeve terdiri dari bearing/bantalan, lock washer, dan lock nut. 


Kelengkapan Adaptor Sleeve
Bagaimana cara memasang bearing dengan menggunakan adaptor sleeve?

Tahap persiapan

Sebelum melakukan pemasangan pastikan menjaga area perakitan tetap kering


dan bebas debu. Periksa kebersihan poros, housing dan alat. pilih alat yang benar untuk
proses perakitan, seperti kunci ring, palu pemukul, penitik dll. Pastikan alat yang
disiapkan sesuai dengan ukuran dan kebutuhan dengan memverifikasi dengan
menggunakan mikrometer.

 Tahap Pemasangan Adaptor Sleeve

bersihkan sleeve dan poros, keringkan dan pastikan benar-benar bebas dari kotoran.
Lakukan pelumasan minyak tipis di atas permukaan lengan eksternal dan internal. Hal
tersebut membuat pembongkaran lebih mudah

Pembersihan Poros Sleeve dan Bearing


untuk memasang sleeve pada poros lebih mudah dengan membuka sobekan sedikit atau
seperlunya dan kemudian memindahkannya ke posisi yang benar
buka sobekan ke atas dan kebawah
Lakukan prosedur pemasangan secara berurutan, urutan yang tepat dalam
pemasangan adalah bearing kemudian lock washer, dan terakhir lock nut. lumasi ulir dan
permukaan mur yang akan bersentuhan dengan bantalan menggunakan gemuk EP atau
pelumas lain dengan molibdenum bi-sulfat. kencangkan lock nut pada sleeve (tanpa lock
washer) sampai kita meyakini bahwa bantalan ditempatkan pada tempat yang diinginkan.

Pemasangan awal tanpa lock washer


Lepas kembali lock nut

Pasang lock washer sampai menyentuh bantalan. kemudian pasang lock nut.
Kencangkan lock nut pada lock washer dan bantalan dengan kait atau kunci pas, pastikan
untuk tidak terlalu mengencangkan lockn nut. Untuk bantalan pada lengan adaptor atau
poros meruncing, pastikan bantalan tidak terdorong keluar dari posisi awalnya.

Kunci lock nut pada tempatnya dengan menekuk salah satu tab lock washer ke
dalam salah satu slot pada mur.
Pemasangan akhir dengan Lock washer
Pelepasan Bantalan gelinding

Pelepasan bantalan gelinding ada beberapa metode, tergantung pengaturan press


fit yang dilakukan saat pemasangan. metode yang paling sering digunakan adalah
pelepasan bantalan gelinding pada poros dengan menggunakan penarik/ puller/ tracker.
Berikut beberapa cara untuk melepas bantalan gelinding;

1. Pelepasan Dengan Menggunakan Pendorong

pada kasus ini ball bearing dilepas dengan cara mendorong poros. Inner ring
diberi penahan dahulu kemudian poros didorong/ dipukul, proses pendorongan dapat
dengan bantuan hidrolik.

Mendorong poros
2. Pelepasan Menggunakan Alat Penarik/Puller/Tracker

letakkan pengait pada inner ring bagian belakang dan letakkan poros tracker pada
poros yang terpasang bearing. Kemudian putar lengan tracker searah jarum jam, maka
bearing dengan sendirinya akan terlepas.
Pemilihan bantalan

Dibawah ini dapat di lihat gambar bearing / bantalan yang dapat membantu kita untuk
mengetahui ukuran utama dari bearing / bantalan bola beserta nama – nama bagiannya.

Gambar 1. Bantalan bola


Diameter luar = D
Diameter dalam = d
B atau T = lebar atau tebal
Gambar 2.format kode spesifikasi pabrik

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin, hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi
yang dipegang oleh poros.

Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian seperti roda gigi, sprocket, puli, kopling, dan yang lainnya. Bahan
pasak yang digunakan lebih lemah dari bahan poros, sehingga pasak akan lebih dulu
rusak dari pada poros atau nafnya.

Tap adalah sebuat peralatan pertukangan yang berfungsi membuat ulir pada
bagian dalam. Alat ini biasanya digunakan untuk mur terutama jika ulir yang ingin dibuat
memiliki diameter kecil.

Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai
beban sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus
,aman dan mempunyai umur yang panjang . bearing harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros atau elemen lainnya bekerja dengan baik . jika bearing tidak
berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem tidak dapat bekerja secara
semestinya.

3.2 Saran

Sekian makalh kelompok dari kami jika ada salah dalam penulisan mohon kritik
saran dari pembaca, disini kami sebagai penulis pastinya memiliki kekhilafan maka dari
itu kami sangat butuh masukan dari pembaca makalh kai ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Timings, R. L. (1998). Engineering materials.


[2] Shigley, J. E., J. J. Uicker, J. H. Pérez and H. C. de Contín (1983). Teoría de
máquinas y mecanismos , McGraw - Hill México;.Timings, R. L. (1998).
Engineering materials.
[3] Niemann, G. (1986). "Elemen Mesin Jilid 1 Disain dan Kalkulasi dari
Sambungan, Bantalan dan Poros." Jakarta: Penerbit Erlangga.
[4] Sularso dan Kiyokatsu Suga. 2004. Design of Machine Elements. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai