Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REPORT

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

JONTARA AFREDO SINAGA


7193344025
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampuh : PROF Dr Rosmala Dewi M,pd...,kons


Utami nurhafsari putri,S.Psi.,Mpsi

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kepemimpinan mengenai
Critical Book Report.

Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan


kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa baik isi maupun teknik penyajian tulisan masih
jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberi tanggapan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
meningkatkan mutu penulisan selanjutnya.

Akhir kata semoga tugas makalah ini bermanfaat untuk kalangan umum maupun
pendidikan.

Medan,15 Septembetr 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Tujuan.....................................................................................................................1

1.3 Manfaat...................................................................................................................2

1.4 Identitas Buku.........................................................................................................2

1.4.1 Identitas Buku Utama (1)...........................................................................2

1.4.2 Identitas Buku Pembanding (2)..................................................................2

BAB II ISI BUKU..............................................................................................................3

2.1 Ringkasan Buku......................................................................................................3

2.1.1 Ringkasan Buku Utama (1).................................................................................3

2.1.2 Ringkasan Buku Pembanding (2)........................................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................................25

4.1 Kesimpulan.............................................................................................................25

4.2 Saran.......................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik merupakan salah satu mata kuliah yang
bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam bekarya
menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Sehingga,
memunculkan sikap profesionalisme sebagai tenaga pendidik. Peserta didik adalah makhluk
sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang
menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, sikap peserta didik dapat berubah karena
interaksi dan saling berpengaruh antarsesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi.
Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan prinsip – prinsip
dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Demi memenuhi tugas kuliah yang berstandar KKNI, maka penulis diharuskan untuk
dapat membuat kritikan tentang buku mata kuliah yang bersangkutan yaitu Perkembangan
Peserta Didik. Pengkritikan buku ini memiliki tujuan yaitu dengan membandingkan dua buku.
Dengan mengkritik buku tersebut, maka penulis dapat mengetahui perbedaan antara buku satu
dengan buku dua. Dan juga mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku.

1.2 Tujuan
1. Dapat membandingkan buku Perkembangan Peserta Didik karangan Dra. Rahmulyani,
M.Pd., Kons dengan buku Psikologi Perkembangan Peserta Didik karangan Dra. Desmiati,
M.Pd.
2. Memenuhi tugas individu Critical Book Report mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

4
1.3 Manfaat
1. Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi buku tersebut.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.

1.4 Identitas Buku

1.4.1 Buku Utama (1)


Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik
Penulis : Dra. Rahmulyani, Mpd., Kons
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2019
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : 191 halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-602-7938-39-7

1.4.2 Buku Pembanding (2)


Judul Buku : PSIKOLOGI Perkembangan Peserta Didik
Penulis : Dra. Desmita, M.Si.
Penerbit : REMAJA ROSDAKARYA
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Bandung
Tebal Buku : 314 halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 979-692-950-3

5
BAB II

ISI BUKU

2.1 Ringkasan buku

2.1.1 Ringkasan Buku 1

BAB l

Hakekat Perkembangan

A. Pengertian Dan Ciri-Ciri Perkembangan


Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Vandale (dalam Hurlock 1990)
menyebutkan bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada
tinggi badan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan proses
yang kompleks.

Perkembangan secara umum mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

1. Terjadinya perubahan dalam, aspek fisik seperti,perubahan tinggi dan berat badan serta
dalam aspek psikis seperti matangnya kemampuan dalam berpikir.
2. Terjadinya perubahan dalam propors, aspek fisik misalnya proporsi tubuh anak berubah
sesuai dengan fase perkembangannya dan perubahan dalam proporsi psikis seperti
perubahan imajinasi dan yang fantasi ke realistis.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama, seperti tanda fisik yang ditandai oleh hilangnya
kelenjar Thymus (kelenjar anak-anak).
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru, seperti tanda fisik yang ditandai oleh pergantian
gigi dan karakteristik seks pada usia remaja.

6
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Adapun prinsip-prinsip perkembangan yaitu sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan suatu proses yang tidak pernah berhenti (Never ending
process)
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.
3. Perkembangan mengikuti pola.
4. Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan.
5. Setiap fase perkembangan memiliki cirri khas.
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahap perkembangan.
7. Prinsip kematangan.

C. Fase-Fase Perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan tentang
kehidupan individu yang diwarnai cirri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.
Adapun tahap-tahap perkembangan adalah sebagai berikut:
a. Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis
Sekelompok ahli menentukan pembabakan ini berdasarkan keadaan atau proses
pertumbuhan tertentu.
b. Tahap perkembangan berdasarkan didaktis
Dasar didaktis atau instruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada
beberapakemungkinan: (1) Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-
masa tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman
belajarkepada anak didik pada masa-masa tertentu? (3) Kedua hal tersebut dilakukan
secara bersamaan.
c. Tahap perkembangan berdasarkan psikologis
Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam
menganalisi tahap perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana
yang khas bagiindividu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari
fase yang satu ke fase yang lain dalam perkembangannya.

7
BAB II

Teori Perkembangan

A. Teori-teori Psikoanalisi
Menurut toeri psikoanalisi, proses perkembangan terutama berlangsung secara tidak
disadari atau unconscious (di luar kesadaran) dan sangat diwarnai oleh emosi. Ahli teori
psikoanalisis juga menekankan bahwa pengalaman dimasa awal dengan orang tua memiliki
pengaruh yang luas terhadap perkembangan.
Menurut Freud setiap manusia akan mengalami 5 tahap perkembangan psikoseksual
dalam hidupnya, yaitu tahap oral, tahap anal, tahap falik, tahap laten, dan tahap genital.
Sedangkan menurut Erikson manusia berkembang sepanjang hidupnya memalui delapan
tahap perkembangan, yaitu intergritas versus kekecewaan, bangkit versus stagnasi,
keintiman versus keterkucilan, identitas versus kebingungan identitas, tekun versus rasa
rendah diri, prakarsa versus rasa bersalah, otonomi versus malu dan rasa ragu-ragu, dan
kepercayaan versus rasa ketidakpercayaan.
B. Teori Kognitif
Teori kognitif adalah teori yang menekankan pada pikiran-[ikiran yang disadari. Tiga
teori kongnitif yang paling penting adalah teori yang dikemukakan oleh Piaget, teori
kongnitif social budaya yang dikemukakan oleh Vygotsky, dan teori pemrosesan informasi.
Piaget membagi tahap perkembangan kognitif dalam 4 tahap, yaitu tahap sensoris, tahap
praoperasional, tahap operasional konkrit, dan tahap operasional formal. Vigotsky
menekankan pada bagaimana budaya dan interaksi social mengarahkan perkembangan
kognitif. Sedangkan teori pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana individu
memanipulasi, memonitor, dan menyusun strategi terhadap informasi-informasi yang
ditemui.
C. Teori Prilaku Dan Kognitif Sosial
Teori Prilaku dan kognitif social menekankan peranan pengalaman lingkungan dan
perilaku yang teramati dalam memahami perkembangan remaja.
1. Teori Behaviorisme(Skinner)

8
Menyatakan bahwa perkembangan itu mempelajari dan dipengaruhi secara kuat oleh
lingkungan. Artinya lingkungan berpengaruh cukup besar terhadap perkembangan
individu.

2. Teori Kognitif Sosial


Teori ini menyatakan bahwa individu ketitka lahir telah membawa sesuatu yang
merupakan hereditas dari kedua orang tuanya. Pencetus teori kognitif sosial menyatakan
bahwa perilaku, lingkungan, dan kognisi merupakan faktor yang penting dalam
perkembangan.
D. Teori Konsektual Ekologis
Teori ini menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan melalui
lima sistem lingkungan yang berkisar dari interaksi lansung dengan agen-agen sosial budaya
yang luas. Brofen Branner, pencetus teori ini mengemukakan bahwa ke lima system tersebut
adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.

Dari semua teori tentang perkembangan, tidak ada satupun diantaranya dapat
menjelaskan perkembangan manusia secara lengkap dan menyeluruh. Oleh sebab itu, diperlukan
“Eklektif” dalam mempelajari perkembangan manusia.

9
BAB III

Perkembangan Remaja

A. Perkembangan Fisik
Pada usia sekolah menengah anak berada pada masa remaja atau pubertas. Masa remaja
merupakan masa peralihan atau transisi antara anak-anak dengan dewasa. Meskipun
perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa-masa sebelumnya, tetapi
puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini, sebab setelah melewati masa ini, remaja
berubah menjadi seorang dewasa yang boleh dikatakan telah terbentuk suatu pribadi yang
relative tetap, pda masa transisi ini terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik:
1, Faktor internal
Faktor internal yaitu fator-faktor yang berasal dari dalam fisik individu, yaitu sifat
jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya dan kematangan.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dari anak, yaitu kesehatan, makanan,
dan stimulasi lingkungan.
B. Perkembangan Intelektual
Perkembangan kemampuan berfikir formal operasional pada remaja ditandai dengan 3
hal penting. Pertama, anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan-
kemungkinan. Kedua, anak telah mampu berpikir ilmiah. Ketiga, remaja telah mampu
memadukan ide-ide secara logis.
C. Perkembangan Emosi
Emosi banyak berpengaruh pada fungsi-fungsi psikis yang lainnya seperti pengamatan,
tanggapan, pemikiran, dan kehendak.individu akan mampu melakukan pengamatan atau
pemikirandengan baik jika disertai dengan emosi yang baik pula. Individu juga akan
memberikan tanggapan yang positif terhadap suatu objek manakala disertai dengan emosi
yang positif pula. Sebaliknya individu akan nakan oleh seseorang dengan emosi yang negatif
terhadap objek tersebut.

10
D. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya
atau hubungannya dengan orang lain. Para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan
perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan,
gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
perkembangan umur kronologisnya.

BAB IV

Tugas-Tugas Perkembangan Remaja

Dalam perkembangannya setiap individu mengikuti tahapan perkembangan dimana setiap


fase memiliki serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap
individu. Kegagalan menyelesaikan tugas perkembangan pada fase tertentu berakibat tidak baik
pada kehidupan berikutnya demikian sebaliknya.

Menurut J. Havighrust ada 10 pembagian tugas perkembangan remaja, yaitu:

 Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya.


 Mencapai peran social pria dan wanita .
 Menerima keadaaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
 Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
 Mencapai jaminan kebebasan ekonomis.
 Memilih dan menyiapkan lapangankerja.
 Persiapan memasuki kehidupan berkeluarga.
 Mengembangkan keterampilan intelektual.
 Mencapai dan mengharapkan tingkah laku yang bertanggung jawab.
 Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan system etika sebagai pedoman tingkah laku.

11
BAB V

Kebutuhan Dan Perbedaan Kebutuhan Remaja

Kebutuhan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan tingkah laku manusia.
Bahkan tingkah laku manusia timbul karena adanya satu kebutuhan, dan semua tingkah laku
manusia diarahkan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhannya. Begitulah seterusnya
setelah terpenuhinya satu kebutuhan maka muncul lagi kebutuhan berikutnya dan individu
berusaha untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan tersebut.
Teori kebutuhan ini disampaikan bahwa pemenuhan suatu kebutuhan di bawahnya akan
mendasari dan mendorong pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi manakala kebutuhan di
bawahnya atau kebutuhan yang lebih dasar sudah terpenuhi lebih dahulu. Namun dalam
perkembangan selanjutnya pemenuhan kebutuhan itu tidak membentuk hierarkis secara kaku
sesuai dengan urutan hierarkinya, melainkan dapat saja bersifat dinamis dan terjadi improvisasi
dari hierarki yang ada. Artinya bisa jadi kebutuhan yang paling dasar, yaitu kebutuhan fisiologi
dibutuhkan secara bersamaan dengan kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan
penghargaan.
Maslow mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang dasar sampai yang paling tinggi, yaitu:
 Kebutuhan fisiologis.
 Kebutuhan rasa aman.
 Kebutuhan rasa memiliki dan kasih saying.
 Kebutuhan penghargaan.
 Kebutuhan rasa ingin tahu.
 Kebutuhan estetik.
 Kebutuhan aktualisasi diri.

Adapun kebutuhan remaja menurut Garrison (Andi Mapiarre, 1982), yaitu:

 Kebutuhan akan kasih sayang.


 Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok.

12
 Kebutuhan untuk berdiri sendiri.
 Kebutuhan untuk berprestasi.
 Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain.
 Kebutuhan untuk dihargai.
 Kebutuhan untuk memperoleh falsafah hidup yang Utah terutama Nampak dengan
bertambahnya kedewasaan.

BAB VI

Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri adalah bagaiman seseorang melihat dirinya yang mencakup keyakinan,
pandangan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri seseorang dibentuk
oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga dimana seorang anak dibesarkan. Bagaimana pola
asuh orang tua terhadap anak sangat menentukan pembentukan konsep diri negatif.

Terdapat 3 dimensi konsep diri, yaitu dimensi gambaran diri (self image), dimensi
penilaian diri (self evaluation), dan dimensi cita-cita diri (self idea).

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri.

a. Usia kematangan.
b. Penampilan diri.
c. Nama dan julukan.
d. Hubungan keluarga.
e. Teman-teman sebaya.
f. Kreativitas.
g. Cita-cita.

BAB VII

Penyesuaian Diri Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai adaptasi (adaptation), sebagai bentuk


konformitas (conformity), dan sebagai usaha penguasaan (mastery). Sebagai adaptasi

13
penyesuaian diri berarti kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
termasuk penyesuaian secara fisik, fisiologi, atau biologis. Penyesuaian diri dalam arti
konformitas, menyiratkan bahwa disana individu mendapat tekanan kuat untuk harus selalu
mampu menghindari diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, social, nmaupun
emosional. Penyeseuaian diri sebagai usaha penguasaan, yaitu kemampuan untuk
merencanakan diri mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konfllik-
konflik, kesulitan, dan frustasi tidak terjadi.
Proses penyesuaian diri dimulai dengan adanya motivasi, sikap terhadap realitas dan
proses penyesuaian diri, dan pola dasar penyesuaian diri.

Karakteristik penyesuaian diri remaja


Adapun karakteristik penyesuaian diri remaja, yaitu penyesuaian diri remaja terhadap
peran dan identitasnya, penyesuaian diri remaja terhadap pendidikan, penyesuaian diri remaja
terhadap lingkungan, penyesuaian diri remaja terhadap norma social, penyesuaian diri remaja
terhadap penggunaan waktu luang, penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang, dan
penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan konflik dan frustasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja:

1. Kondisi fisik.
2. Kepribadian.
3. Edukasi/ pendidikan.
4. Lingkungan.
5. Agama dan Budaya.

BAB VIII

Permasalahan Yang Timbul Pada Masa Remaja Usia Sekolah Menengah

Hampir semua remaja dalam perkembangannya mengalami masalah, hanya saja masalah itu
ada yang wajar, ada yang sedang dan ada yang berat. Remaja yang bermasalah wajar adalah
tingkah laku yang secara psikologis masih dalam batas cirri-ciri pertumbuhan dan
perkembangannya. Masalah taraf berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Masalah taraf menengah ini timbul karena ketidakmampuan remaja menyesuaikan diri dengan

14
perubahan yang terjadi pada perkembangannya dan adanya tekanan dari lingkungan. Biasanya
ditandai dengan tingkah laku agresif, merasa tidak aman, melamun,dan adakalanya kekanak-
kanakan.
Remaja yang mengalami masalah berat disebabkan oleh dorongan yang saling bertentangan
dalam diri mereka. Mereka menjadi anak yang mengundurkan diri atau agresif bahkan dapat
memunculkan tingkah laku yang menyimpang secara social, seperti mencuri, merusak ada juga
yang mengalami kelainan seks. Tingkah laku mengundurkan diri dapat berwujud kecendrungan
putus asa, merasa tidak aman, sangat peke, mudah terluka, cepat tersinggung, dan membesarkan
kekurangannya sendiri.
Tawuran adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok pelajar
lainnya, yang secara psikologis dapat digolongkan kedalam kenakalan remaja. Faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya tawuran terdiri dari faktor internal, yaitu lemahnya pertahanan diri,
kurangnya kemampuan dalam menyesuaikan diri, kurangnya dasar-dasar keimanan diri pelajar.
Adapun factor ekternal, yaitu lingkungan yang tidak kondusif lingkkungan sekolah seperti faktor
(guru, fasilitas, dan pendidikan), dan juga factor geng dan faktor ekonomi.
Upaya mencegah dan mengatasi tawuran, yaitu menjadikan keluarga sebagai teladan, aturan
yang tegas di sekolah, memberikan pendidikan anti tawuran, mendeteksi dan menangani pelajar
yang berotak kriminal, menjalin komunikasi dan kerja sama pelajar antarsekolah, membuat
program ekstrakulikuler tawuran, dan adanya program pemerintah untuk mencegah dan
menangani masalah tawuran secara serius.

BAB IX

Implikasi Perkembangan Anak Usia Sekolah Menengah Terhadap Penyelenggaraan


Pendidikan

Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja yang dpat mengembangkan


kecerdasan emosional, salah satu diantaranyaadalah denganmenggunakan intervensi yang
dikemukakan oleh W.T. Grant Consortium tentang “Unsur-unsur aktif program pencegahan”,
yaitu sebagai berikut:

a. Pengembangan Keterampilan Emosional

15
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan emosional individi,
yaitu meningkatkan dan member nama atau label perasaan, mengungkapkan perasaan,
menilai intensitas perasaan, mengelola perasaan, menunfa perasaan, mengendalikan
dorangan hati, mengurangi stress, memahami perbedaan.
b. Pengembangan Kemampuan Kognitif
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif individu
yaitu sebagai berikut:
 Belajar melaukan dialog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi
masalah atau memperkuat perilaku diri sndiri.
 Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat social.
 Belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan
keputuasan.
 Belajar memahami sudut pandang orang lain.
 Belajar memahami sopan santun.
 Belajar bersikap positif.
 Belajar mengembangkan kesadaran diri.
c. Pengembangan Keterampilan Perilaku
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan individu, yaitu
mempelajari komunikasi non-verbal, mempelajari komunikasi verbal, belajar
mengembangkan kesadaran diri, belajar mengambil keputusan pribadi, belajar mengelola
perasaaan, belajar menangani stress, belajar berempatibelajar membuka diri, belajar
bertanggung jawab.

2.2.2 Ringkasan Buku 2

BAB I : MAKNA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Psikologi umum adalah teoritis yang mempelajari aktivitas-aktivitas mental manusia yang
bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum dan teori-teori psikologi. Secara umum,
psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang. Yaitu, psikologi teoritis dan terapan. Psikologis
teoritis dapat pula dibedakan menjadi umum dan khusus. Psikologi khusus adalah psikologi yang

16
menyelidiki segi-segi khusus, terdiri dari: psikologi perkembangan, sosial, kepribadian,
abnormal, diferensial.

Sedangkan psikologi perkembangan peserta didik memiliki arti adalah bidang kajian
psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajri aspek-aspek perkembangan individu
yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.

Tujuan psikologi perkembangan peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku sesuai dengan
tingkat usia.
2. Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara kognitif, fisik,
maupun psikososial.
3. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa
perkembangan tertentu.
4. Mempelajari tingkah laku peserta didik
5. Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang dialami pesrta didik.

Dalam perkembangan psikologi peserta didik diantaranya adalah:

1. Dengan pengetahuan tentang peserta didik seseorang guru akan dapat memberikan
harapan yang realistis terhadap anak dan remaja.
2. Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dapat membantu kita memberikan
respon yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.
3. Dengan mengetahui pola perkembangan, memungkinkan para guru untuk mempersiapkan
anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada dirinya dan perilakunya.

BAB II: KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Perkembangan merupakan perubahan dari keseluruhan potensi yang dimiliki individu dan
tampil dalam kualitas kemampuan serta ciri-ciri yang baru menurut (Reni Akbar Hawadi: 2001).
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung
dari tahap aktifitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi dan bergerak secara berangsur-
angsur tetapi pasti

17
Pertumbuhan merupakan sebuah istilah suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran
dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan (C.P Chaplin: 2002).
Dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan berujuk pada
perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran struktur seperti
pertumbuhan badan dan sebagainya.

Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu.

Perubahan merupakan kegiatan yang tidak mempengaruhi proses perkembangan seseorang


dengan cara yang sama. Perubahan yang terjadi dalam perkembangan dibagi kedalam 4 bentuk,
yaitu perubahan dalam ukuran besar, perubahan dalam proporsi, hilangnya bentuk atau ciri-ciri
lama dan timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru.

Perkembangan memiliki hukum, diantaranya :

1. Hukum persatuan organis


2. Hukum tempo perkembangan
3. Hukum ritme perkembangan
4. Hukum masa peka
5. Hukum rekapitulasi
6. Hukum mempertahankan dan mengembangkan diri
7. Hukum predistinasi

Fase-fase perkembangan dibagi menjadi, yaitu, periodesasi perkembangan berdasarkan


ciri-ciri biologis, fase perkembangan berdasarkan konsep didaktif, berdasarkan ciri psikologis,
berdasarkan konsep tugas perkembangan dan menurut konsep islam.

Didalam perkembangan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya salah satunya faktor


yang berasal dari dalam diri individu seperti bakat dan pembawaan, sifat keturunan, dorongan
dan insting. Sedangkan faktor yang berasal dari luar individu yaitu makanan, iklim, kebudayaan,
ekonomi, kedudukan anak dalam lingkungan keluarga. Dan factor umum yang mempengaruhi
adalah jenis kelamin, kelenjear gondok, kesehatan, dan ras.

18
BAB III : VARIASI INDIVIDUAL PESERTA DIDIK

Didalam perkembangan peserta didik memiliki teori psikologi tentang hakikat peserta
didik yang merupakan komponen manusiawi yang terpenting dalam proses pendidikan. Berikut
ini beberapa teori psikologi tentang hakikat manusia:

1. Padangan Psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan
perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia yang diplopori oleh Sigmun Freud
(1856-1939) menurut teori ini tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang
beroperasi didalam pikiran, yang sering tanpa disadari.
2. Pandangan Bihafioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia
yang dikembangkan oleh Jhon Bi. Watseon (1878-1958) menurut teori ini yang meyakini
bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh
lingkungan atau situasional.
3. Pandangan Humanistic menurut Martin Heidegger (1889-1976) dan Jean Paul Sartrek
(1905-1980) memfokuskan arti pentingkan pilihan pada eksistensi manusia yang
meyakini bahwa kemanusiaan kita membuat kita bertanggung jawab atas arah yang
diambil dalam kehidupan kita.
4. Teori Psikologi Transpersonal, merupakan pandangan mengenai pengalaman seseorang
lewati batas-batas kesadaran biasa, seperti pengalama-pengalam alih dimensi, memasuki
alam kebatinan, kesatuan mistik, komunikasi batiniah, pengalaman meditasi dan
sebagainya.

Peserta didik sebagai makhluk individual merupakan keseluruhan atau totalitas dapat
dibagi menurut pengertian ini, maka manusia tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya,
rohani dan jasmaninya. Manusia tidak terdiri atas penjumlahan dari potensi-potensi tertentu,
yang masing-masing bekerja sendiri.

Perbedaan individual peserta didik terdapat beberapa yaitu: perbedaan fisik motoric,
perbedaan intelegensi, perbedaan percakapan Bahasa, perbedaan psikologis.

19
Dalam pembicaraan yang membahas karasteristik individu peserta didik dapat
diperhatikan. Yaitu, karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal seperti kemampuan
intelektual, kemampuan berfikir dan aspek-aspek psikomotor. Selanjutnya karaktersitik yang
berhububungan dengan latar belakang dan status sosiokultural. Dan terakhir, karakterisktik yang
berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dll.

BAB IV : KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Menurut Abraham H. Maslow, manusia mempunyai kecendrungan untuk mencapai


kebutuhan sehingga penuh makna dan memuaskan dan manusia adalah makhluk yang tidak
pernah berada dalam sepenuhnya puas. Jika suatu ebutuhan telah terpenuhi, mmaka kebutuhan
lain akan muncul dan menuntuh pemuasan.

Sedangkan teori yang disampaikan McClelland membedakan tiga jenis kebutuhan


manusia, yaitu:

1. Need For Achievment (kebutuhan untuk berhasil)


2. Need For Power (kebutuhan untuk berkuasa)
3. Need For Affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi)

Disamping kebutuhan-kebutuhan diatas terdapat kebutuhan dasar manusia, yaitu


physiological needs (kebutuhan fisiologis), kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan,
kebutuhan akan rasa kasih saying dan memilikinya, kebutuhan akan rasa harga diri, dan
kebutuhan akan aktualisasi diri.

Sedangkan, kebutuhan peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan, yaitu


kebutuhan jasmaniah, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan
penghargaan, kebutuhan akan rasa bebas, dan kebutuhan akan rasa sukses.

BAB V : PERKEMBANGAN FISIK PESERTA

Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik yang sangat
penting dan mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya.menurut Seifert dan Hoffnurg

20
(1994), perkembangan fisik meliputi perubahan tubuh seperti pertumbuhan otak, saraf, organ-
organ seksual, dan lain sebagainya.

BAB VI : PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Kognitif adalah satu satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan
pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

Diantara pengertian menurut beberapa ahli terdapat pengertian perkembangan kognitif


menurut Jean Piaget. Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip teori perkembangan,
diantaranya:

1. Anak adalah pembelajar yang aktif.


2. Anak yang mengorganisisasiapa yang mereka pelajari dari pemahamannya.
3. Anak yang menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi.
4. Proses ekulibrasi menunjukan adanya peningkatan kearahbentuk pemikiran yang
lebih kompleks.

Piaget membagikan tahap kognitif manusia menjadi 4 tahap, yaitu: tahap sensorimotor (0-2
tahun), tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap konkret operasional (7-11 tahun), dan tahap
operasional formal (11 tahun keatas).

Didalam teori Piaget terdapat beberapa kelemahan dan kritk. Ide Piaget tentang pemikiran
operasional formal mulai dipandang memiliki kelemahan misalnya, dalam mendeskripsikan
urutan perkembangan kognitif, piaget kurang mempertimbangkan kondisi individual, variasi
kinerja anak dalam beberapa jenis tugas. Padahal sejumlah penelitian menunjukan terdapat lebih
banyak variasi individual pemikiranoperasional formal dari pada yang dibayangkan Piaget.
Dalam beberapa hal pemikiran remaja terlihat krang matangnya yang dimanifestasikan, sehingga
dalam enak karakteristik, yaitu: idealisme dan kekritisan, argumentasivitas, ragu-ragu,
menunjukan hypocrisy, kesadaran diri, dan kekhususan dan ketangguhan (David Elkind: 1998)

21
BAB VII : PERKEMBANGAN PROSES KOGNITIF

Perkembangan kognitif dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan system


pemrosesan informasi sebagai alternative terhadap teori kognitif Piaget. Para ahli teori
pemrosesan informasi tidak selalu setuju tentang mekanisme tertentu yang terlibat dalam belajar
dan mengingat informasi. Tetepi, beberapa dari mereka setuju atas beberapa ide dan konsep
dasar teori ini, yaitu:

1. Input dari lingkungan hanya memberikan pengaruh kecil bagi proses kognitif.
2. Memori manusia melibatkan dua mekanisme penyimpanan, yaitu memori aktif
dan memori jangka panjang.
3. Perhatian adalah penting dalam proses pembelajaran.
4. Bebrbagai proses kognitif terlibat dalam perpindahan informasi dari memori aktif
ke memori jangka panjang.
5. Manusia mengontrol bagaimana ia memproses informasi.
6. Perkembangan kognitif meliputi perubahan gradual dalam berbagai komponen
dari sistem pemrosesan informasi.

Para ahli yang menolak pandangan tentang tahap perkembangan kognitif yang memiliki
ciri-ciri tertentu. Sebaliknya, mereka percaya bahwa kemampuan dan proses kognitif anak
berkembang secara gradual dan cenderung lebih bersifat tetap. Dalam uraian tersebut akan
dikemukakan kecenderungan perkembangan kemampuan kognitif anak seperti persepsi, atennsi,
dan memori.

22
BAB VIII : PERKEMBANGAN KETERAMPILAN KOGNITIF

Dalam aspek perkembangan kognitif yang sangat penting bagi peroses belajar peserta
didik di sekolah yaitu keterampilan kognitif, yang meliputi kemampuan:

1. Metakognitif merupakan sebuah kontrukspsikologi yang kompleks. Dalam kata lain,


pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau pengetahuan tentang pikiran
dan cara kerjanya.
2. Strategi Kognitif yaitu kemampuan internal yang terorganisasi yang dapat
membantu siswa dalam proses pembelajaran, proses berfikir, memecahkan masalah,
dan pengambilan keputusan.
3. Gaya Kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif
(berfikir, mengingat, memecahkan masalah, dan seterusnya) yang bersifat konsisten
dan berlangsung lama. Dalam teori ini memiliki tipe gaya, yaitu: gaya impulsive dan
reaktif, firld dependence dan independence.
4. Pemikiran Kritis merupakan kemampuan untuk berfikir logis, reflektif, dan
produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang baik.

BAB IX : PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

Seifert dan Hofnurg (1994) mendefinikan konsep diri sebagai suatu pemahaman mengenai
diri atau ide tentang diri sendiri. Atwer (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah
keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan,
dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Konsep diri dapat digambarkan sebagai system
operasional yang menjalankan computer mental yag mempengaruhi kemampuan berfikir
seseorang.

23
Dimensi konsep diri menurut Calhoun dan Acocella (1990) menyebutkan 3 dimensi utama
dari konsep diri, yaitu: pengetahuan, pengharapan, dan dimensi penilaian.

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku seseorang.
Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan perilakunya.

Didalam perkembangan konsep diri terdapat karakteristik yang terbagi atas anak usia
sekolah, remaja. Konsep diri anak usia sekolah dapat dilihat menurut tiga konsep diri, yaitu
karakteristik internal, aspek-aspek sosial, dan perbandingan sosial. Sedangkan pada usiaremaja
onsep diri dapat dilihat, yaitu: abstrak dan idealistic, differentiated, contradictions within the
self, the fluctuating self, real and idea, true and false selves, sosial comparison, self conscious,
self protective, unconscious, self intergration.

BAB X : PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN DAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA


DIDIK

Kemandirian adalah kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur pikiran, perasaan


dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan malu dan
keraguan. Didalam kemandirian terbagi menjadi bentuk-bentuk:

1. Kemandirian emosi
2. Kemandirian ekonomi
3. Kemandirian intelektual
4. Kemandirian sosial.

Penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang luas dan kompleks, serta
melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam
diri indvidu itu sendiri. Didalam penyesuaian diri yang sehat terdapat aspek-aspek:

1. Kematangan emosional
2. Kematangan intelektual
3. Kematangan sosial
4. Kematangan dalam tanggung jawab.

BAB XI : PERKEMBANGAN RESILIENSI PESERTA DIDIK

24
Resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki seseorang, kelompok atau
masyarakat yang memungkinkan untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan
menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang tidak menyenangkan, atau
mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi.

Menurut Bernard (1991) sifat-sifat seorang resilien pada umumnya, yaitu:

1. Social competence (kopetensi sosial)


2. Problem-solving (keterampilan memecahkan masalah)
3. Autonomy (otonomi)
4. A sense of purpose and future (kesadaran akan tujuan di masa depan)

Upaya pengembangan resiliansi peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan.


Risilensi merupakan kapasitas individu yang diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman
lingkungan. Dengan demikian jelas bahwa sekolah merupakan lingkungan kedua setelah
keluarga, yang sangat memmungkinkan membantu siswa mengembangkan resiliensi. Dalam
upaya sekolah membantu perkembangan resiliensi siswa, Henderson dan Milstein (2003)
mengintrodusi 6 tahap yang disebut “The Resiliency Wheel”, yaitu: increase bonding, setclear
and consistent boundaries, teach life skills, dan building resiliensi, provide carring and support,
set and communicate high expectations, and provide opportunities for meaning full participation.

BAB XII : PERKEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antar pribadi. Peserta didik
sebagai pribadi yang unik adalah makhluk individu, sekaligus makhluk sosial yang
senantiasamelakukan interaksi dengan orang lain. Interaksi sosial pertama kali didalam keluarga,
terutama orang tua. Kemudian, seiring dengan perkembangan lingkungan sosial seseorang,
interaksi sosial meliputi lingkup sosial yang luas, seperti sekolah dan dengan teman-teman.

BAB XII: PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK

Tingkah laku prososial adalah tingkah laku sosial positif yang menguntungkan atau
membuat kondisi fisik atau psikis orang lain lebih baik, yang dilakukan atas dasar sukarela tanpa
mengharapkan rewerds eksternal. Sumber tingkah laku prososial dibagi menjadi 2 yaitu
endosentris salah satu sumber tingkah laku prososial adalah berasal dari dalam diri seseorang

25
yang disebut sebagai sumber endosentris. Dan eksosentris adalah sumber untuk memperhatikan
dunia eksternal, yaitu memajukan , membuat kondisi lebih baik dan menolong orang lain dari
kondisi buruk yang dialami.

Keputusan tingkah laku prososial menurut Sears, dkk (1992)

a) Orang harus memperlihatkan bahwa sesuatu sedang berlangsung dan memutuskan


apakah pertolongan dibutuhkan atau tidak.
b) Jika pertolongan dibutuhkan, mungkin orang itu masih mempertimbangkan sejauh
mana tanggung jawabnya untuk bertindak.
c) Orang tersbut mungkin menilai ganjaran dan kerugian bila membantu atau tidak.
d) Orang itu harus memutuskan jenis pertolongan apa yang dibutuhkan, dan
bagaimana memberikannya.

BAB XIV : PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK

Perkembangan moral adalah perkemabangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi
mengenai apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang
lain (Santrock, 1995).

Teori psikoanalisa tentang perkembangan moral

a) Teori belajar-sosial tentang perkembangan moral


b) Teori kognitif Piaget tentang perkembangan moral
c) Teori Kohlberg tentang perkembangan moral

Penalaran moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai
pedoman menentukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis dan
menghindari koflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.

Perkembangan spiritualitas :

a) Spiritual dan religiusitas.


b) Wacana spiritualitas dalam psikologi kontemporer.
c) Spiritual dalam psikologi humanistic.

26
d) Spiritual dalam psikologi transpersonal.
e) Dimensi-dimensi spiritual.

Implikasi perkembangan moral dan spiritual terhadap pendidikan

a) Memberikan pendidikan moral dan keagamaan melalui kurikulum tersembunyi,


yakni menjadi sekolah sebagai atmosfer moral dan agama secara keseluruhan.
b) Memberikan pendidikan moral langsung, yakni pendidikan moral dengan pendekatan
pada nilai dan jugga sifat selama waktu tertentu atau menyatukan nilai-nilai dan sifat-
sifat tersebut ke dalam kurikulum.
c) Memberikan pendekatan moral melalui pendekatan klarifikasi nilai, yaitu pendekatan
pendidikan moral tidak langsung yang berfokus pada upaya membantu siswa.
d) Menjadikan pendidikan wahana yang kondusif bagi peserta didik untuk menghayati
agamnya.
e) Membantu peserta didik mengembangkan rasa ketuhanan melalui pendekatan
spiritual.

BAB XV : PROBLEM STRES SEKOLAH DALAM PERKEMBANGAN PESERTA


DIDIK

Fenomena stress sekolah dalam perkembangan peserta didik, menunjukkan bahwa


pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan kurikulum yang
diperkaya, intensitas belajar yang tinggi, rentang waktu belajar formal yang lebih lama, tugas-
tugas sekolah yang lebih banyak, dan keharusan menjadi pusat keunggulan dan sebagainya, telah
menimbulkan stress di kalangan siswa.

Konsep stress sekolah yang belakangan ini mulai diminati oleh sejumlah penelitian
psikolog dan pendidikan untuk memahami kondisi stress yang dialami oleh siswa di sekolah.
Sumber stress sekolah sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa stress siswa bersumber dari
berbagai tuntutan sekolah.

27
Upaya mengatasi problem stress sekolah yang dialami peserta didik

a) Menciptakan iklim sekolah yang kondusif.

b) Melaksanakan program pelatihan penanggulangan stress.

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari kedua buku yang sudah penulis bandingkan penulis dapat menyimpulkan bahwa
buku pertama yaitu Perkembangan Peserta Didik karya Dra. Rahmulyani, MPd., Kons.
kajian teori dalam buku ini sangat difokuskan kepada perkembangan remaja, bagaimana seorang
remaja mengetahui apa tugas-tugas dan kebutuhan remaja serta faktor yang mempengaruhi
perkembangan remaja itu sendiri. Buku ini mudah dipahami bagi mereka calon peserta didik
untuk mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan seorang peserta didik. Dan buku
kedua yang penulis pakai sebagai pembanding yaitu Psikologi Perkembangan Peserta Didik
karya Dr.Desmita,M.Si. kajian teorinya nya lebih terfokus pada psikologi peserata didik dengan
cakupan materi yang cukup luas tetapi diterangkan secara mendetail sehingga tidak
membingungkan pembaca.
Kedua buku ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari
perkembangan psikologi, meskipun kedua buku ini memiliki perbedaan serta kelebihan dan
kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu
bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami serta
mengaplikasikan setiap materi yang sudah dibacanya dalam kehidupan sehari-hari melalui kedua
buku yang bertemakan perkembangan peserta didik ini.
4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik digunakan sebagai panduan memahami materi
perkembangan peserta didik. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang selalu berubah
maka alangkah baiknya jika kedua buku ini diperbaharui seperti pada cover buku utama sehingga
28
pembaca lebih tertarik untuk membaca buku ini, dan pada buku pembanding agar memberikan
rangkuman dan uji kompetensi untuk menguji pengetahuan pembaca terhadap materi yang ada di
buku pembanding.

29
DAFTAR PUSTAKA

Rahmulyani. 2018. Perkembangan Peserta Didik, Medan: Unimed Press.


Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

30

Anda mungkin juga menyukai