OLEH:
2B
T.A 2020/2021
PUBLIC SPEAKING
BOOK
CHAPTER 17
“DEBAT”
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang
telah memberi kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Book
Chapter “Debat” Public Speaking tepat pada waktunya.
Book chapter yang disusun oleh penulis jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan book chapter
ini. Semoga book chapter yang dibuat penulis dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sebagai referensi untuk kelancaran proses belajar. Sekian, terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………...….……….……………….…..…… i
Daftar Isi…………………………………………...………..………..…………………... ii
BAB II Penutupan………………………………………….…………...………………....7
2.1Kesimpulan……………………………………………………………………..7
2.2Soal Latihan…………………………………………………………………….8
2.3Kunci Jawaban………………………………………………………………..13
2.4 Daftar Pustaka………………………………………………………………..13
ii
CHAPTER 17 “DEBAT”
Debat itu cuma cari masalah aja! Debat itu buang buang waktu, teriak asbun
masalahnya nggak bakalan selesai. Debat itu nggak berguna sama sekali. Itulah beberapa
kata-kata yang seringkali kita terima jika kamu menjadi seorang pendebat.
Walaupun semua orang bisa berdebat namun tidak semua orang bisa berdebat
dengan baik dan benar, karena debat sendiri membutuhkan dasar logika dan berpikir kritis
yang seringkali di masyarakat Indonesia dalam konteks masa kini, di kalahkan oleh ego
personal atau emosi individu.
Pasalnya, debat yang pada dasarnya berfokus pada penyelesaian masalah efektif
dan pencarian kebenaran objektif, berubah menjadi sebuah aksi tarik ulur suara keras tanpa
ujung yang jelas.
Hola Readers! Beberapa waktu lalu apakah kalian masih ingat, di stasiun televisi
tanah air ditayangkan Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres dan Cawapres)
untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pasti kamu salah satu yang menontonnya bukan?
Nah, berkaitan dengan hal itu, kali ini saya akan membahas mengenai materi Debat
. Bagi kamu yang belum memahami apa itu pengertian debat, ciri-ciri, dan fungsinya,
maka kamu harus baca buku ini dengan seksama. Yuk, tanpa basa basi lagi, simak
pembahasannya berikut!
Sebenarnya sejarah debat dapat ditelusuri pada Yunani kuno. Di masa itu para
filosofis sekelas Plato, Socrates sering berdebat satu sama lain untuk menemukan
kebenaran. Mereka berdebat mengenai arti hidup, dasar-dasar kemanusiaan dan masih
banyak lagi. Dari sinilah ide-ide besar dari filosofis ternama muncul melalui proses
bertukar argumen dalam debat.
Nah debat di jaman sekarang pun berfokus sama, antara mencari kebenaran atau
mencari solusi masalah yang efektif. Pada zaman sekarang, debat bukan hanya digunakan
1
oleh para filosofis tapi berkembang memengaruhi berbagai hal. Misalnya, pengambilan
keputusan dalam pemerintahan (parlemen Inggris), sebagai olah raga yang banyak peminat
(lomba debat World University Debate Competition dan lainnya).
Ada juga debat dalam kehidupan sehari-hari (soal harga di pasar). Oleh karena itu
terbuktilah narasi bahwa debat itu bukan hanya asal bunyi dan tidak berguna yang
memunculkan salah kaprah mengenai kegiatan berdebat.
Menjadi seorang pendebat memerlukan usaha yang luar biasa. Contohnya, salah
satunya organisasi debat, para anggota club debat memiliki latihan yang termasuk ekstrim.
Anggota club tersebut seringkali berlatih intensif setiap hari dengan jam latihan enam-12
jam sehari, lho.
Latihan itu berisi, membaca materi, jurnal, studi kasus, analisis berita, case build,
debat dan begitu seterusnya. Hal itu dibutuhkan mengingat dunia debat adalah dunia yang
sangat kompetitif.
Pada dasarnya, pengertian debat ada beberapa macam. Untuk bisa memahaminya
secara penuh, kamu perlu memahami pengertian dari beberapa sudut pandang. Mengacu
kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) debat ialah pembahasan dan pertukaran
pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan
pendapat masing-masing.
Lalu, menurut Henry Guntur Tarigan, pakar linguistik, debat adalah saling adu
argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan mencapai
kemenangan satu pihak. Pandangan tak jauh berbeda dikemukakan oleh Asidi Dipodjojo
dalam bukunya ‘Komunikasi Lisan.’ Ia berpendapat, debat adalah proses komunikasi lisan
yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat. Kemudian, menurut G.
Sukadi, seorang pakar komunikasi, berpendapat bahwa debat adalah saling adu
argumentasi antarpribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan mencapai
kemenangan.
2
Dari beberapa pengertian itu, kita dapat menarik kesimpulan bahwa debat berkaitan
dengan argumentasi. Sederhananya, debat dapat diartikan sebagai beradu argumen atas ide
gagasan seseorang dengan orang lainnya.
Apa sih tujuan debat? Mengapa orang-orang mau berdebat? Apa yang pendebat
inginkan? Dalam debat, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai. Pertama. memenangkan
argumentasi diri atas orang lain. Dengan begitu, ide gagasan yang ditawarkan seseorang
dapat dipertimbangkan atau dipilih oleh orang-orang yang menyimak suatu debat.
Ketiga, menanggapi suatu persoalan dengan sudut pandang yang berbeda dengan
orang lain. Dengan begitu, orang lain dapat memahami maksud atau ulasan ide gagasan
kita sehingga membuka cakrawala berpikir atau sudut pandang lainnya.
Keempat, kedua belah pihak yang mencoba membangun suatu kasus dengan
didukung oleh argumen–rgumen yang mendukung kasus mereka dimana cara membuat
satu argumen yang baik dan benar adalah suatu argumen selalu berdasarkan pada
pertanyaan–pertanyaan dasar berupa; Apa (What),Mengapa (Why), Bagaimana (How).
Selain itu di dalam debat sendiri ada suatu pantangan atau batasan pembahasan
masalah yang akan dibahas yaitu dilarang mennyangkut pautkan suku, agama, ras, dan
adat, dsebabkan di dalam debat sendiri kita masih menggunakan etika sebagai seorang
manusia untuk berpendapat.
3
1.4 Unsur-unsur debat
Debat memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi agar menjadi debat yang utuh, apa
saja sih unsur-unsurnya? Berikut unsur-unsurnya:
Memiliki adanya mosi. Maksud dari mosi ialah topik atau bahasan yang akan
diperdebatkan dan mempunyai sifat konvensional. Mosi sangat penting dalam debat
karena di dalam debat terdapat pihak-pihak yang pro dan kontra terhadap suatu hal.
Debat harus memiliki pihak pro atau afirmatif. Artinya, dalam debat harus ada
pihak-pihak yang setuju terhadap mosi. Biasanya, pihak pro akan memberikan
pidatonya terlebih dahulu. Isi dari pidatonya terkait alasan mendukung mosi yang
diangkat dalam debat.
Ada pihak oposisi atau pihak kontra. Pihak oposisi pada dasarnya merupakan
pihak-pihak yang tidak setuju dengan mosi. Pihak ini berupaya untuk menyanggah
atau mengkritik pernyataan-pernyataan dari pihak pro atau bahkan mosi yang
diangkat dalam debat.
Adanya pihak netral. Keberadaan pihak netral penting dalam debat untuk
memberikan suatu pandangan objektif yang pastinya tidak memihak salah satu
pihak, antara pro dan oposisi.
Moderator. Dalam debat, harus ada seorang moderator yang bertugas memimpin
jalannya perdebatan. Ia pun bertugas menertibkan jalannya debat, membacakan
mosi yang diangkat, serta mengenalkan pihak-pihak yang akan berdebat kepada
penonton atau penyimak debat.
Ada notulen. Tugas dari notulen dalam debat ialah mencatat keseluruhan proses
debat. Ia juga harus mencatat dan merumuskan isi argumentasi dari pihak-pihak
yang tengah berdebat, baik itu pihak pro, kontra, maupun netral. Di akhir debat,
notulen bertugas memberikan kesimpulan atas hasil perdebatan yang telah
dilakukan.
Etika apa aja sih yang harus dipenuhi saat kita berdebat? Bagaimana cara debat
tidak menjadi sebuah perkelahian?
Ketika kamu tengah menjadi peserta debat, ada beberapa etika nih yang harus kamu
4
pegang. Pertama, kamu bertanya secara serius. Artinya, kamu harus sungguh-sungguh
bertanya kepada lawan debat, membandingkan paparannya dengan data-data yang memang
sudah kamu himpun.
Kedua, kamu tidak boleh menyerang atau menyinggung kekurangan fisik lawan
debat. Dalam debat, hal yang diutamakan ialah pertarungan ide gagasan. Oleh sebab itu,
ketika kamu ingin menyerang lawanmu dalam debat maka kamu harus menyerang ide
gagasannya, bukan fisik lawan debatmu.
Ketiga, utamakan data dan fakta. Untuk dapat mematahkan argumentasi lawanmu,
kamu harus mengadu argumentasinya dengan data dan fakta. Jangan adu ide gagasan
lawanmu dengan informasi-informasi yang belum jelas atau hoaks.
Dan, keempat, ikuti aturan main yang sudah ditentukan. Setiap pelaksanaan debat,
pasti ada aturan main yang telah ditetapkan oleh penyelenggaranya. Mulai dari batas
bicara, aturan menyanggah lawan debatmu, hingga tata cara bertanya. Kamu harus
mengikuti segala aturan debat itu.
Debat memiliki beberapa macam atau jenisnya yang perlu juga untuk kamu
ketahui, antaranya:
Pertama, debat pemeriksaan ulangan atau cross-examination debating. Debat
tersebut dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan yang telah dilakukan
sebelumnya. Dalam debat macam ini, akan diajukan pertanyaan-pertanyaan tiap pihak
berdasarkan data yang diangkatnya. Sehingga, menyebabkan individu yang diberi
pertanyaan dapat mendukung posisi yang ingin ditegakkan maupun diperkokoh oleh pihak
yang memberi pertanyaan.
Debat jenis kedua ialah debat parlementer atau assembly or parlementary debating.
Debat yang juga dikenal dengan sebutan debat majelis ini merupakan debat yang dilakukan
di ranah legislatif. Fungsi debat parlementer ini untuk memberikan maupun menambah
dukungan pada suatu undang-undang tertentu. Dalam debat ini, seluruh anggota legislative
5
berhak mengajukan pendapat atau ide gagasannya, baik mendukung atau menentang, usul
yang telah disampaikan setelah diizinkan oleh majelis debat.
Dan, jenis ketiga ialah debat formal. Debat ini dikenal juga dengan sebutan debat
konvensional atau debat pendidikan. Tujuan dari pelaksanaan debat ini ialah untuk
memberikan kesempatan kepada masing-masing tim pembicara menyampaikan pada
audiens atau peserta debat tentang beberapa argumen maupun gagasan yang dapat
menunjang atau menolak usulan. Tentunya, argumen yang disampaikan harus masuk akal,
jelas, dan menyangkut kebutuhan bersama.
6
BAB II
PENUTUPAN
2.1 Kesimpulan
7
2.2 SOAL LATIHAN
1) Dimana sejarah debat pertama kali dilakukan?
a. Afrika c. Yunani
b. China d. Arab
2) Debat apa yang dilakukan plato dan Socrates pada jaman itu yang melahirkannya
debat?
a. Mengenai arti hidup dan dasar kemanusiaan b. kenaikan harga pangan
c. kodrat manusia d. system pemerintahan
a. pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
c. saling adu argumentasi antarpribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan
mencapai kemenangan.
d. saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan
mencapai kemenangan satu pihak.
8
a. pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
c. saling adu argumentasi antarpribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan
mencapai kemenangan.
d. saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan
mencapai kemenangan satu pihak.
a. pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
c. saling adu argumentasi antarpribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan
mencapai kemenangan.
d. saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan
mencapai kemenangan satu pihak.
a. pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
c. saling adu argumentasi antarpribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan
mencapai kemenangan.
9
d. saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan
mencapai kemenangan satu pihak.
b. beradu argumen antara dua belah pihak pada topic yang bersumber dari orang
12) Bagaimana ide gagasan yang ditawarkan seseorang dapat dipertimbangkan atau dipilih
oleh orang-orang yang menyimak suatu debat?
a. memenangkan argumentasi diri atas orang lain
b. menunjukkan kelebihan atau kebenaran argumentasi diri terhadap orang lain
c. menanggapi suatu persoalan dengan sudut pandang yang berbeda dengan orang lain
d. argumen selalu berdasarkan pada pertanyaan–pertanyaan dasar
13) Bagaimana kita dapat melihat di mana kelebihan ide gagasan yang ditawarkan?
a. menanggapi suatu persoalan dengan sudut pandang yang berbeda dengan orang lain
b. menunjukkan kelebihan atau kebenaran argumentasi diri terhadap orang lain
c. argumen selalu berdasarkan pada pertanyaan–pertanyaan dasar
b. menunjukkan kelebihan atau kebenaran argumentasi diri terhadap orang lain
14) Bagaimana agar orang lain dapat memahami maksud atau ulasan ide gagasan kita
sehingga membuka sudut pandang lainnya?
17) Bagaimana proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak saat
berdebat?
a. tetap pendirian terhadap pendapat sendiri yang dianggap benar
b. mengalah terhadap pendapat orang lain
c. pihak lawan tidak berkutik
d. adanya respon dari pihak lawan
12
2.3 KUNCI JAWABAN
1. C 10. A 19. A
2. A 11. C 20. A
3. A 12. D 21. A
4. B 13. B 22. A
5. A 14. C 23. B
6. A 15. B 24. A
7. D 16. A 25. A
8. C 17. D
9. B 18. A
13