Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang sebelumnya bersifat
sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan
dengan dilakukannya penyempurnaan kurikulum ini mengacu pada Undang –
undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang
fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional dan pasal 35 ayat 1 tentang standar nasional
pendidikan berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dan disesuaikan dengan kondisi daerah, sehingga perlu segera dilaksanakan,
mengingat mutu pendidikan kita di segala jenjang dan satuan pendidikan terus merosot.
Dari berbagai analisis diyakini bahwa salah satu faktor penyebab masalah tersebut
adalah terpusatnya pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan sehingga sering
terjadi kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi daerah atau sekolah
setempat.
Bentuk kebijakan dari desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah lahirnya
manajemen berbasis sekolah (MBS) di mana warga sekolah diberi kewenangan lebih
besar dalam pengambilan keputusan mengenai pengelolaan pendidikan, seperti dalam
pengelolaan kurikulum, baik dalam arti penjabaran lebih lanjut “Kurikulum Nasional”
maupun pelaksanaannya di sekolah.
Kewenangan sekolah dalam mengelola kurikulum ini diwujudkan pada
pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai penjabaran
kurikulum nasional. Pengembangan silabus dan pelaksanaannya di sekolah
disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah.
Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang
dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara
mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses pembelajaran.
Menghadapi globalisasi dan modernisasi yang sedang bergulir dewasa ini
pengelolaan pendidikan senantiasa harus tanggap dan mampu menyusun strategi demi
terwujudnya pendidikan yang bermakna, efisien, relevan, dan bermanfaat, serta
berdaya saing tinggi. Untuk menyikapi hal tersebut, satuan pendidikan di SMP Negeri 3
Saketi berupaya menyusun strategi yang dapat menghasilkan out put pendidikan yang
berkualitas yang dilandasi Keimanan dan Ketakwaan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
Strategi pengelolaan pendidikan ini akan berjalan dengan baik apabila
mempertimbangkan kondisi yang mempengaruhinya yaitu faktor sosial, ekonomi,
keadaan geografis, keamanan, perkembangan Iptek, dan lain-lain. Berikut ini berbagai
gambaran hasil analisis faktor kondisi tersebut.
SMP Negeri 3 Saketi berada di Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten. Letak
sekolah berada di lingkungan pemukiman warga masyarakat dan berbatasan dengan
perkebunan kelapa Sawit PTPN IX Bojong Datar, dan merupakan salah satu sekolah
yang dikembangkan dari sekolah Satu Atap (Satap) SD-SMP Langensari 2 dan
mengalami perubahan pada pada tahu 2007 menjadi SMP Negeri 3 Saketi melalui SK
Bupati Pandeglang Nomor 02 Tahun 2007 tanggal 08-02-2007.
Minat masyarakat untuk bersekolah di SMP Negeri 3 Saketi dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa dari tahun ke tahun
mengalami penambahan, mulai tahun pelajaran 2005/2006 berjumlah, tahun pelajaran
2006/2007, tahun pelajaran 2007/2008 jumlah siswa 130 orang, Tahun pelajaran
2008/2009 menjadi 174 orang, dan tahun 2009/2010 menjadi 182,. tahun pelajaran
2010/2011, tahun pelajaran 2011/2012 dan tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah
Peningkatan ini sangat signifikan sebagai tanda kepercayaan masyarakat semakin
meningkat. Siswa yang berasal dari desa-desa lain mulai bertambah. Hai ini juga
sebagai gambaran perkembangan kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan
semakin tinggi.
Warga masyarakat yang bersekolah di SMP Negeri 3 Saketi memiliki pandangan
bahwa SMP Negeri 3 Saketi memiliki pelayanan yang memadai dari berbagai bidang
dan didukung lingkungan yang kondusif untuk kegiatan belajar siswa. Sehingga,
harapan yang diinginkan warga adalah keluaran (out put) siswa yang bermutu. Dari
berbagai tinjauan aspek-aspek yang telah ada, optimalisasi potensi yang dimiliki oleh
SMP Negeri 3 Saketi diberdayakan agar harapan warga masyarakat dan siswa dapat
terwujud.
Kondisi ekonomi masyarakat sebagian besar termasuk kategori ekonomi lemah,
dengan profesi sebagaian besar sebagai petani sehingga partisipasi masyarakat dalam
membantu sekolah masih jauh dari harapan bahkan ada yang sama sekali tidak mampu
memberikan sumbangan. Mata pencaharian masyarakat antara lain berprofesi sebagai
pedagang, petani, buruh, PNS, dan wiraswasta.
Kondisi nyata di SMP Negeri 3 Saketi masih belum sepenuhnya memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM yang belum terpenuhi terkait dengan
ketersediaan akses pendidikan, peningkatan pelayanan mutu pendidikan, dan
peningkatan mutu implementasi MBS. Selain itu belum terpenuhinya kualifikasi tenaga
kependidikan yang memadai. Ketersediaan akses pendidikan berkaitan dengan
kecukupan sarana dan prasarana pendidikan untuk peningkatan mutu layanan bagi
siswa. Dalam bidang sarana pendidikan, peralatan pendidikan yang dimiliki oleh SMP
Negeri 3 Saketi belum memenuhi SPM misalnya; sarana peribadatan, peralatan untuk
kegiatan olah raga, peralatan laboratorium IPA, Perpustakaan, alat peraga IPS,
Kesenian, Matematika dan lain sebagainya.
Media pembelajaran multi media sampai saat ini belum dimiliki, misalnya jumlah
komputer yang ada sementara ini belum memenuhi standar , itupun digunakan diruang
TU, yang seharusnya perbandingan antara perangkat dengan siswa 1:20. Jumlah buku
perpustakaan yang sementara ini rasionya masih 1:70 perlu ditingkatkan kestandar
minimal yaitu 1:20. Dalam bidang prasarana pendidikan, masih belum memiliki ruang
Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Ruang Keterampilan,
dll. Juga masih diperlukan penambahan ruang kelas baru disamping untuk
mempersiapkan kebutuhan program moving kelas juga untuk memenuhi kekurangan
yang sementara ini tersedia 6 ruang kelas yang dibutuhkan.
Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan upaya untuk meningkatkan mutu
proses belajar dan hasil belajar siswa. Dalam bidang mutu proses, sekolah masih perlu
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), mengembangkan
strategi pembelajaran, pengembangan berbagai teknik penilaian, peningkatan
profesionalisme guru,dan pengembangan alat penilaian.
Dalam peningkatan mutu implementasi MBS SMP Negeri 3 Saketi masih perlu
meningkatakan kerjasama dengan berbagai instansi terkait, orang tua siswa,
masyarakat, dan komite sekolah. Juga berupaya melaksanakan pedoman pengelolaan
sekolah dengan tertib, dan melaksanakan pengawasan baik internal mapun eksternal.
Dalam hal pengadaan dana, sekolah masih memerlukan dana yang cukup besar yang
terkait dengan keperluan investasi pendidikan dan dana operasional sekolah baik yang
bersumber dari APBN, APBD, dan Masyarakat terutama Orang Tua Siswa.
Pada masa yang akan datang, kondisi pendidikan di SMP Negeri 3 Saketi
diharapkan mampu menjadi sekolah rintisan SSN, bahkan mudah-mudahan menjadi
sekolah SSN pada akhirnya menjadi SBI. Sejak dini SMP Negeri 3 Saketi i berupaya
memberikan pelayanan secara optimal melalui ketersediaan berbagai sarana
prasarana, tenaga pendidik, dan tata usaha serta kondisi lingkungan yang memadai,
kondusif dan nyaman. Dengan demikian layanan pendidikan diberikan secara optimal,
transparan, akuntabel, demokratis, efisien, efektif sehingga berdampak pada output
(keluaran) yang bermutu, bermoral tinggi, dan memliki life skill tinggi dan daya saing
tinggi.
Harapan yang dicita-citakan oleh SMP Negeri 3 Saketi Insya Allah dapat tercapai
dengan usaha yang optimal dan pemenuhan kekurangan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan , melaksanakan kegiatan peningkatan mutu proses dan hasil
belajar, dan meningkatkan mutu implementasi MBS untuk meningkatkan pencitraan
publik melalui kinerja yang baik, dengan inayah Allah cita-cita atau tujuan akan
terwujud.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003., tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP,
adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2),
(3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3);
Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur
KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),(15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat
(6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2),(3); Pasal
10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4);
Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1),
(2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
3. Permendiknas No. 19/2008 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan
Pendidikan,
4. Permendiknas No. 20/2008 tentang Standar Penilaian,
5. Permendiknas No. 24 / 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk
dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada
setiapsemester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Tentang Standar
Kompetensi Lulusan. SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan
dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 06 Tahun 2008 Tentang Perubahan
Permendiknas No. 24 tahun 2006

C. Tujuan Pengembangan KTSP


KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan ekstrakurikuler untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan di SMP
Negeri 3 Saketi.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari kedelapan Standar Nasional Pendidikan
tersebut, Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Penilaian
Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Proses merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

D. Prinsip Pengembangan KTSP


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungan SMP Negeri 3 Saketi Beragam dan terpadu
2. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
3. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
4. Menyeluruh dan berkesinambungan
5. Belajar sepanjang hayat
6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

BAB II
VISI, MISI , TUJUAN DAN PROFIL SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan Dasar


Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. VISI SEKOLAH :
“AKBAR” (Aktif, Kreatif,Bersih, Antusias, Religius)

C. MISI SEKOLAH
1. Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh
komponen sekolah terutama para siswa
2. Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan
siswa supaya mereka memiliki prestasi yang dapat dibanggakan.
3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
keceerdasan siswa terus diasah agar terciptanya kecerdasan intelektual
dan emosional yang mantap.
4. Antusias terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5. Menimbulkan penghayatan yang dalam dan pengalaman yang tinggi
terhadap ajaran agama (Religi) sehinggan tercipta kematangan dalam
befikir dan bertindak.

D. TUJUAN SEKOLAH
1. Tujuan Umum
 Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional
 Mewujudkan Visi dan Misi Sekolah
 Mewujudkan SMP Negeri 3 Saketi menjadi Sekolah potensial

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus SMP Negeri 3 Saketi merupakan penjabaran dari visi dan misi
sekolah agar komunikatif dan dapat diukur dengan tujuan sebagai berikut:
 Memiliki pemahaman dan landasar akhlakul karimah yang merupakan
implementasi keimanan dan ketaqwaan.
 Memiliki kualifikasi pengajar yang telah layak sesuai dengan bidangnya,
kualifikasi minimal S1.
 Memiliki sarana/prasarana fasilitas sekolah yang lengkap sesuai standar.
 Menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
 Meningkatkan kesejahteraan personil sekolah.
 Berbudaya lingkungan.
 Meningkatkan kerjasama dan disiplin seluruh warga sekolah.
 Membimbing siswa agar tekun beribadah dalam kehidupannya sehari-hari.
 Memberikan pendidikan yang seimbang (kognitif, afektif, dan psikomotor )
melalui pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan.
 Membiasakan untuk hidup sehat jasmani, rohani, maupun pikiran.
 Memberikan keterampilan dasar sesuai situasi dan kondisi lingkungan
sekolah.
 Membimbing dan mempersiapkan siswa untuk dapat meneruskan ke jenjang
pendidikan menengah untuk hidup di masyarakat.
 Mendidik siswa untuk bersikap jujur, amanah, berani, bertanggung jawab
serta cinta tanah air.
 Menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman
 Memberikan pelayanan pendidikan secara optimal.
 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang ada di sekolah.
 Memperbaiki dan melengkapi seluruh sarana dan prasarana sekolah secara
bertahap dan berkelanjutan.
 Menyusun RAPBS/RKAS dan merealisasikannya secara transparan, dengan
prinsip-prinsip efektif, efesien dan kauntabel.
 Mendorong peran serta masyarakat yang lebih besar dalam membantu
kegiatan pendidikan di sekolah ini.
 Mengoptimalkan peran Komite Sekolah dalam peningkatan mutu pelayanan
dan pengawasan pendidikan.
 Berusaha menata manajemen dan administrasi sekolah secara baik.

Anda mungkin juga menyukai