Bab-07-1993-Cek 20090203103621 1787 6
Bab-07-1993-Cek 20090203103621 1787 6
BAB VII
PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI
A. PENDAHULUAN
VII/3
pendayagunaan Zona Ekonomi Eksklusif. Peningkatan produksi
peternakan terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi
terus dilanjutkan melalui usaha pembinaan daerah-daerah produksi
peternakan yang ada serta pengembangan daerah-daerah produksi
baru.
VII/4
pengadaan sarana penyangga pangan dan peningkatan penyediaan dan
penyaluran bahan pangan.
a. Harga Dasar
VII/5
TABEL VII – 1
HARGA DASAR GABAH DI TINGKAT KUD
1988/89 – 1992/93
(Rp/Kg)
Akhir Repelita V
No.
Jenis Harga Dasar Repelita IV 1)
VII/6
Mekanisme pelaksanaan ketetapan harga dasar gabah
diterapkan melalui kegiatan pengadaan dan pembelian dalam negeri.
Harga dasar gabah yang telah disesuaikan diumumkan setiap bulan
Oktober, yaitu sebelum musim tanam. Harga dasar tersebut mulai
diterapkan menjelang musim panen raya tiba, yaitu sekitar bulan
Januari-Pebruari tahun berikutnya. Hal ini mengingat harga gabah di
pasar dalam musim panen raya cenderung menurun tajam. Apabila
harga gabah di pasar tampak menurun dan mulai mendekati harga dasar,
Koperasi Unit Desa (KUD) akan.melakukan pembelian gabah pada
tingkat harga dasar di daerah-daerah produksi padi. Selanjutnya
KUD akan menjual hasil pembeliannya dari para petani kepada
Depot Logistik (Dolog), yang merupakan cabang Badan Urusan
Logistik (BULOG) setempat. Sebaliknya bila harga di pasar umum
lebih tinggi dari harga dasar, petani tetap bebas untuk menjual
gabahnya di pasaran umum.
VII/7
TABEL VII - 2
1)
HASIL PEMBELIAN GABAH DAN BERAS DALAM NEGERI
MENURUT DAERAH TINGKAT I,
1988189 - 1992/93
(ton setara beras)
Akhir Repelita V
No. Daerah Tk I/Prop Repelita IV 2)
(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93
1) Angka tahunan
2) Angka sementara
VII/8
propinsi Sumatera Selatan, dan propinsi Lampung, pembelian gabah
masing-masing mencapai 13,3 % , 3,6 % dan 2,6 % dari total
pembelian seluruh Indonesia. Keadaan ini menggambarkan keberha-
silan usaha-usaha peningkatan produksi beras di luar Pulau Jawa dan
berkurangnya ketergantungan pengadaan pangan dari Pulau Jawa.
VII/10
TABEL VII - 3
Akhir Repelrta V
No. Daerah Repelita IV 1)
(1988/89) 1989/9 1990/9 1991/9 1992/93
1) Angka sementara
TABEL VII - 4
1)
JUMLAH PENYALURAN BERAS,
1988/89 -1992/93
(ribu ton)
Repelita V
Akhir
No. Sesaran Penyaluran 2)
Repelita IV
(1988/89) 1989/90 1990/9l 199(192 1992/93
1) Angka tahunan
2) Angka sementare
VII/11
c. Sarana Penyangga
VII/12
(2) Pembangunan Gudang Pangan
VII/13
TABEL VH - 5
1)
JUMLAH GUDANG GABAH BERAS DI JAKARTA DAN DI DAERAH-DAERAH,
1988/89 - 1992/93
Akhir Repelita V
No. Daerah Satuan Repelita IV 2)
(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93
1. DKl Jakarta
2. Daerah-daerah Lain
Jumlah
VII/14
Selama empat tahun terakhir impor gandum juga
mengalami peningkatan, yaitu meningkat sebesar 11,3 % per tahun
(Tabel VII-6). Pada tahun 1992/93 impor gandum meningkat
menjadi 2.377 ribu ton dari 2.318 ribu ton pada tahun 1991/92 atau
meningkat sekitar 2, 6 %
VII/15
TABEL VII – 6
1)
IMPOR DAN DAN PENYALURAN GANDUM
1988/89 - 1992/93
(ribu ton)
Akhir Repelita V
No. Uraian Repelita IV 2) 3)
1) Angka tahunan
2) Angka diperbaiki
3) Angka sementara
Perkembangan harga rata-rata gabah di pedesaan dalam tahun
1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 umumnya menunjukkan
kecenderungan yang meningkat dan berada di atas harga dasar yang
ditetapkan (Tabel VII-7). Pada tahun 1992/93 walaupun harga
rata-rata gabah di pedesaan menunjukkan perkembangan yang
berfluktuasi, perkembangan harga rata-rata gabah tersebut tetap di
atas harga dasar. Tingkat harga rata-rata gabah di pedesaan, yang
berada di atas harga dasar menunjukkan bahwa gabah yang
dihasilkan dan dijual oleh para petani telah .memperoleh harga yang
wajar. Keadaan ini telah mendorong para petani untuk meningkatkan
produksi beras.
Akhir Ropelita' V
Bulan Rapelita IV 2)
276,04 345,00
Desember 307,67 • 361,33 357,11
299,00 401,95 345,00
Januari 284,70 337,00
1) Gabah Kering Giling. Namun sejak bulan Maret 1986 pencatatan dilakukan
dalam bentuk Gabah Kering Panen lalu dikonversikan menjadi Gabah Kering
Giling dengan menggunakan koefisien berupa persentase harga dasar Gabah
Kering Giling terhadap realisasi harga rata-rata dari Gabah Kering Panen
selama musim panen (April, Mei, Juni) dalam tahun yang bersangkutan.
2) Angka sementara
VII/18
TABEL VII - 8
1)
PERBEDAAN ANTARA HARGA RATA-RATA GABAH DI MUSIM PANEN
DENGAN MUSIM PACEKLIK DI DAERAH PEDESAAN,
1988/89 - 1992/93
(Rp/kg)
Akhir Repelita V
No. Uraien Repelita 1V 2)
(1988/89) 1989190 1990/91 1991/92 1992/93
1. Harga rata-rata
musim penen (Mei,
Juni, Juli)
216,21 263,83 285,41 299,44 366,50
2. Harge rata-rata
musim paceklik
(Desember, Januari,
Februari)
271,71 306,75 342,57 387,83 354,00
3. Perbedaan dalam
persen terhadap
harga musim paceklik
20,43% 13,99% 16,69% 22,79% -3,53%
1) Dalam bentuk Gabah Kering Giling. Namun sejak bulan Maret tahun 1986
pencatatan dilakukan dalam bentuk Gabah Kering Panen lalu dikonversi-
kan menjadi Gabah Kering Giling dengan menggunakan koefisien berupa
persentase harga dasar Gabah Kering Giling terhadap realisasi harga
rata-rata dari Gabah Kering Panen selama musim panen (April, Mei,
Juni) dalam tahun yang bersangkutan
2) Angka sementara
VII/19
TABEL VII - 9
1)
HARGA RATA-RATA TERTIMBANG BERAS BULANAN
DI BEBERAPA KOTA PENTING,
1968 - 1992/93
(Rp/Kg)
Akhir
Repelita IV
(1988/89)
April 496,86 435,35 385,39 377,56 402,47 435,00 450,00 512,41 411,25
Mei 445,44 423,35 380,77 375,75 394,38 425,00 454,00 525,19 400,00
Juni 444,38 430,34 408,92 376,41 425,52 426,67 467,50 498,41 400,00
Juli 529,50 460,38 442,26 399,09 440,02 436,67 486,25 468,75 406,25
Agustus 512,71 527,38 468,62 417,09 455,20 450,00 522,00 468,75 410,00
September 499,80 522,14 475,62 426,07 464,31 457,92 540,00 468,75 414,43
Oktober 505,48 518,51 479,47 447,37 470,13 482,50 547,00 468,75 426,93
Nopember 522,50 521,36 479,40 449,52 484,93 485,00 550,00 467,00 431,24
Desember 522,50 516,64 470,04 435,39 470,00 485,06 550,00 460,00 433,15
Januari 522,50 521,56 459,29 426,40 467,87 485,00 552,00 461,50 433,77
Pebruari 523,69 523,34 453,85 426,14 465,75 478,75 555,00 465,00 431,15
Maret 500,14 510,89 429,49 401,85 458,09 461,25 550,00 482,50 431,15
VII/20
(Lanjutan Tabel VII-9)
1989/90
April 492,22 496,06 421,55 380,90 465,20 458,33 550,00 500,00 429,93
Mei 494,78 491,93 420,93 384,16 462,81 458,33 538,50 500,00 431,04
Juni 492,22 491,82 420,00 399,44 445,62 493,75 533,75 476,56 431,04
Juli 492,22 492,99 421,01 402,53 455,57 500,00 546,25 468,75 431,04
Agustus 492,22 491,41 421,35 408,80 455,57 500,00 550,00 443,75 431,04
September 495,39 496,19 437,65 450,52 459,43 500,00 540,00 431,25 431,87
Oktober 519,96 513,84 448,25 453,09 485,06 500,00 .548,00 435,00 441,69
Nopember 521,76 502,40 448,25 459,66 487,48 500,00 550,00 460,90 446,62
Desember 517,89 501,35 448,25 456,09 482,51 500,00 546,25 500,00 451,38
Januari 550,34 523,53 457,24 461,07 500,08 500,00 539,00 500,00 457,89
Pebruari 563,00 523,53 480,71 465,17 520,73 493,75 535,00 500,00 459,43
Maret 535,31 508,46 451,59 412,40 486,49 475,00 506,25 496,10 465,00
VII/21
VII/22
VII/23
(Lanjutan Tabel VII-9)
Tahun/ Sema- Yogya- Sura- Palem- Banjar- Ujung
Bulan Jakarta Bandung rang karta baya bang Medan masin Pandang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2)
1992/93
April 602,15 610,00 530,62 599,82 539,89 610,00 595,70 584,71 552,50.
Mei 602,15 610,00 576,74 602,46 539,89 610,00 602,06 590,00 540,00
Juni 620,43 622,69 588,92 612,85 607,72 614,00 625,03 590,00 540,00
Juli 625,00 622,69 583,03 615,04 608,16 620,00 626,02 590,00 540,00
Agustus 625,00 622,69 588,21 615,09 611,61 625,00 621,03 587,50 549,00
September 625,00 612,57 591,65 617,30 611,61 625,00 619,24 585,00 550,00
Oktober 625,00 605,06 580,35 617,80 611,61 621,25 601,03 585,00 550,00
Nopember 625,00 605,06 598,85 620,42 611,61 615,00 616,03 585,00 550,00
Desember 625,00 605,06 614,30 626,64 611,61 610,00 621,03 585,00 550,00
Januari 625,00 605,06 610,85 625,93 611,61 610,00 616,29 596,88 550,00
Pebruari 625,00 605,06 591,58 603,95 610,95 610,00 600,00 603,75 550,00
Maret 592,55 589,01 531,76 590,77 608,95 606,00 578,00 623,00 548,40
VII/24
(Tabel VII-8). Harga rata-rata tersebut umumnya lebih tinggi bila
dibanding dengan harga dasar yang ditetapkan (Tabel VII-1).
Demikian pula perkembangan harga rata-rata beras di musim
paceklik di perkotaan (Tabel VII-10), umumnya lebih rendah bila
dibanding dengan harga batas tertingi yang ditetapkan (Tabel VII-3).
C. PERBAIKAN GIZI
VII/25
TABEL VII - 10
PERBEDAAN HARGA RATA-RATA BERAS DI MUSIM PANEN
DAN MUSIM PACEKLIK DI BEBERAPA KOTA PENTING,
1988/89 - 1992/93
(Rp/kg)
Akhir Repelita V
No. Uraian Repelita IV 1)
(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93
1. Harga rata-rata
musim. panen (Mei,
Juni, Juli)
435,97 465,80 522,94 547,65 606,78
2. Harga rata-rata
musim paceklik
(Desember, Januati,
Februari)
481,31 497,56 547,20 590,73 612,35
3. Perbedaan dalam
Persen terhadap
harga musim panen 10,40% 6,82% 4,64% 7,87% 0,92%
VII/26
TABEL VII – 11
PERBANDINGAN ANTARA HARGA BERAS TERTINGGI DAN TERENDAH
DENGAN HARGA RATA-RATA DI BEBERAPA KOTA PENTING,
1988/89 – 1992/93
(Rp/Kg)
1) Angka sementara
VII/27
Kurang Energi Protein (KEP), kebutaan akibat kekurangan Vitamin
A, anemia karena kekurangan zat besi dan gondok endemik atau
gangguan akibat kekurangan Iodium. Penurunan angka penyakit gizi
amat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
produktivitas masyarakat.
VII/28
pendidikan, pemerintah daerah, agama dan keluarga berencana.
Untuk memantapkan koordinasi kegiatan UPGK di propinsi dan
kabupaten dibentuk tim koordinasi Badan Perbaikan Gizi Daerah
(BPGD).
VII/29
TABEL VII - 12
1)
KEGIATAN USAHA PERBAIKAN GIZI KELUARGA,
1988189 - 1997/93
Akhir Repelita V
No. Uraian Repelita IV
(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93
1. Propinsi 27 27 27 27 27
VII/30
"pernah ke Posyandu" adalah sebesar 66,7 % dari para ibu yang
mempunyai :anak balita. Sedangkan.dari laporan pencatatan Posyandu
1992 diperoleh data bahwa cakupan rata-rata balita yang ditimbang
di Posyandu sebesar 47,3 % dari jumlah balita yang menjadi peserta
anggata :posyandu. Dengan semakin baiknya pelayanan UPGK maka
jumlah anak balita yang terlayani oleh kegiatan;gizi juga meningkat.
VII/31
Bimbingan dan penyuluhan serta bantuan terbatas untuk
pembudidayaan tanaman pekarangan sebagai percontohan maupun
penyebaran sedang dilaksanakan di ke 27 propinsi. Sebagian hasil
produksi pekarangan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
pemberian makanan tambahan di Posyandu. Pada tahun 1992/93
telah dilaksanakan pentaloka menu gizi spesifik daerah di Lampung
dengan peserta sebanyak 45 orang dan pelatihan teknologi tepat guna
pengolahan pangan di 4 propinsi dengan peserta sebanyak 140
orang.
VII/32
pengadaan bahan penyuluhan PP-ASI sebanyak 3 macam terdiri dari
buku pedoman pemberian ASI, buku juklak Permenkesri No. 240/85
dan buku pedoman ASI untuk petugas kesehatan; pelatihan PP-ASI
di 3 propinsi sebanyak 105 petugas gizi; dan pengiriman materi
penyuluhan PP-ASI ke seluruh daerah di 27 propinsi. Di tingkat
propinsi telah dibentuk Pokja PP-ASI dan telah berkembang pula
kelompok pendukung ASI di tingkat desa yang merupakan faktor
penentu pencapaian target 100% penggunaan ASI pada tahun 2000.
Dalam rangka penggalakan ASI juga telah dilakukan lomba rumah
sakit sayang bayi yang diperluas jangkauannya sampai Puskesmas
Perawatan.
VII/33
rata-rata sebanyak 5 orang dan kepada mereka diberikan pelatihan
ulangan setiap dua tahun.
VII/34
tahun 1991/92 kegiatan ini telah dilaksanakan di 17 propinsi
mencakup 90 kecamatan. Sedangkan pada tahun 1992/93 telah di -
laksanakan di 23 propinsi dimana setiap propinsi mencakup 2 kabu -
paten, 2 kecamatan, dan 2 - 4 desa.
VII/35
darah (lebih kecil dari 10 mg/dl) di Propinsi Timor Timur, NTT,
Maluku dan Irian Jaya. Dengan melihat kenyataan ini, ditambah
dengan rendahnya konsumsi makanan sumber Vitamin A maka upaya
penanggulangan kekurangan Vitamin A terutama di daerah-daerah
tersebut di masa datang perlu terus ditingkatkan.
VII/36
TABEL VII – 13
PELAKSANAAN PENCEGAHAN GONDOK ENDEMIK DAN ANEMIA GIZI,
1988189 - 1992/93
Akhir Repelita V
No. Uraian Satuan Repelita IV 1) 1)
(1988/89) 1989/90 1990/91 1991/9 1992/93
2
1. Pencegahan Gondok
Endemik
2)
- Penyuntikan Lipiodol penduduk 1.000.000 671.604 2.177.340 2245.803 -
-
- Pemantauan Medis propinsi 4 4 5 5 5
desa 12 12 15 15 15
2. Pencegahan Anemia
Gizi
3. Distribusi Tablet Besi ibu hamil 1.397.300 2.003.22 2.110.500 2.500.000 1.428.500
Melalui UPGK 9
1) Angka diperbaiki.
2) Mulai tahun 1992/93 penyuntikan Lipiodol diganti dengan pemberian kapsul Iodium.
Selain itu harga garam beriodium yang relatif lebih mahal dari garam
biasa ikut mempengaruhi konsumsi garam beriodium terutama oleh
masyarakat yang berpengasilan rendah.
VII/38
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program pangan dan gizi.
VII/39
5. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
VII/40
dilaksanakan berbagai penelitian, survai maupun studi antara lain:
VII/41
profesional. Pendidikan gizi lainnya berupa program D.IV
dilaksanakan oleh Universitas Indonesia. Selain itu terdapat pula
program S1 maupun S2, antara lain dilaksanakan oleh berbagai
Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Pertanian jurusan
GMSK (Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga) di IPB Bogor.
VII/42