Anda di halaman 1dari 6

1.

Definisi etika kedokteran


 Definisi Etika Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau
akhlak (Setiawan, 2012). Etika adalah suatu disiplin ilmu yang secara kritis
mencerminkan nilai-nilai dan makna dari kehidupan manusia, mempertimbangkan cara
untuk menengahi perbedaan-perbedaan dalam suatu nilai dengan pendapat secara
moral dan memeriksa benar atau tidaknya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
manusia (Pellegrino, 2003).
 Etika kedokteran (medical ethics) adalah etika keprofesian seorang dokter. Pendidikan
etika pada institusi kedokteran berfokus pada pendidikan akhlak, moral, dan etika
(Taher, 2003).
 Etika kedokteran merupakan salah satu komponen penting dalam praktek, karena etika
kedokteran adalah dasar dari hubungan antara dokter dan pasien. Prinsip-prinsip etika
seperti menjaga kerahasiaan pasien, tujuan yang jelas dan menghargai orang lain
terkadang menjadi sulit diterapkan saat seorang dokter menghadapi keadaankeadaan
khusus, seperti penolakan dan ketidaksetujuan dari pihak pasien, keluarga ataupun
tenaga kesehatan lain tidak setuju dengan keputusan yang dibuatnya. Oleh sebab itulah,
etika berhubungan erat dengan profesionalisme (Sagiran, 2006).
Sumber: diglib.unila.ac.id
2. Tujuan etika kedokteran
Menurut Hanafiah dan Amri (2009) tujuan etika kedokteran antara lain:
• Menjadikan tenaga medis lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan
emosional.
• Menjadi pedoman agar tenaga medis dapat menjalankan profesinya dengan baik dan
benar
• Sebagai rambu-rambu yang akan mengingatkan para tenaga medis ketika berada di
tengah masyarakar sehingga membatasi mereka berbuat tidak layak
• Agar tenaga medis memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pasien dan melindungi diri
dari perbuatan yang tidak profesional
Sumber: scribd 
 Tujuan dari etika profesi dokter adalah untuk mengantisipasi atau mencegah
terjadinya perkembangan yang buruk terhadap profesi dokter dan mencegah agar dokter d
alammenjalani profesinya dapat bersikap professional maka perlu kiranya membentuk
kodeetik profesi kedokteran untuk mengawal sang dokter dalam menjalankan
profesinyatersebut agar sesuai dengan tuntutan ideal. Tunutakn tersebut kita kenal dengan
kodeetik profesi dokter.
Sumber: academia.edu
Manfaat etika kedokteran

3. Hukum etika kedokteran


Hukum Kesehatan  Indonesia, adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban
baik bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat,  baik   sebagai  penerima 
pelayanan kesehatan maupun sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam
dalam segala aspek,  organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu
pegetahuan kesehatan dan hukum, sergta sumber-sumber hukum lain. Hukum
kedokteran merupakan bagian hukum kesehatan yaitu yang menyangkut pelayanan
kesehatan.

Hukum kesehatan merupakan hukum yang masih muda. Perkembangan di  mulai  pada 
waktu  word congress on medical law di Belgia pada tahun 1967 dan diteruskan secara
periodik untuk beberapa lama.  Di Indonesia, perkembangan hukum kesehatan dimulai
sejak teribentuknya kolompok  studi  untuk  hukum  kedokteran UI/RS
Ciptomangunkusumo di Jakarta pada tahun 1982. Perhimpunan untuk  hukum 
kedokteran  Indonesia (PERHUKI), terbentuk di Jakarta pada tahun 1983 dan berubah
menjadi perhimpunan hukum kesehatan Indonesia. Sumber: (https://www.pelatihan-
sdm.net/etika-kedokteran-dan-hukum-kesehatan/)

4. Sumpah dokter
Tentang:LAFAL SUMPAH DOKTER
Presiden Republik Indonesia,
Menimbang :bahwa perlu ditetapkan lafal sumpah Dokter yang berdasarkan
"Declaration of Geneva 1948".
Mengingat :
1. pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar Republik Indonesia;
2. "Reglement op den Dienst van de Volksgezondheid" (Staatsblad 1882 No. 97),
sebagaimana telah diubah dan ditambah, terakhir dengan Undang-undang No. 10
tahun 1951 (LembaranNegara tahun 1951 No. 46);
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 10 tahun 1960; Mendengar :
Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 18 Mei 1960;
Memutuskan:
Menetapkan: Peraturan Pemerintah tentang Lafal Sumpah Dokter.
Pasal I.
Sumpah/janji seorang dokter sebagai termaksud pada pasal 36 ayat (1) "Reglement op
den Dienst van de Volksgezonheid" (Staatsblad 1882 No. 97), sebagaimana telah diubah
dan ditambah, terakhir dengan Undang-undang No. 10 tahun 1951 (Lembaran-Negara
tahun 1951 No. 46) berbunyi sebagai berikut :
"Saya bersumpah/berjanji bahwa: Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikekemanusiaan; Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat
dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya; Saya akan memelihara dengan
sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran; Saya akan merahasiakan
segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya
sebagai Dokter; Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan; Dalam
menunaikan kewajiban terhadap penderita" saya akan berikhtiar dengan sungguh-
sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan,
Kesukuan, Politik Kepartaian atau Kedudukan Sosial; Saya akan memberikan kepada
Guru-guru saya penghormatan dan *14128 pernyataan terima kasih yang selayaknya;
Teman-sejawat saya akan saya perlakukan sebagai saudara kandung; Saya akan
menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan; Sekalipun diancam, saya
tidak akan mempergunakan pengetahuan Kedokteran saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan hukum perikemanusiaan; Saya ikrarkan sumpah ini dengan
sungguhsungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya".
Sumber: https://ropeg.kemkes.go.id/download/pp196026.pdf
5.disiplin kedokteran
Disiplin Kedokteran adalah aturan-aturan dan atau ketentuan penerapan keilmuan dalam
pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh dokter. Pelaksanaan disiplin kedokteran di
Indonesia diawasi oleh suatu lembaga, yaitu Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
(MKDKI).

MKDKI Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang
dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi,
dan menetapkan sanksi. MKDKI-P Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya
kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi di wilayah provinsi, dan menetapkan sanksi. MKDKI berkedudukan di ibu kota
negara RI, MKDKI-P berkedudukan di provinsi.

Fungsi MKDKI dan MKDKI-P adalah untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam
penyelenggaraan praktik kedokteran. Tugas MKDKI adalah menerima pengaduan, memeriksa,
dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan dan
menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter atau dokter
gigi. Tugas MKDKI-P adalah menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus
pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan di provinsi.

Sumber:(https://www.scribd.com/upload-document?
archive_doc=261936546&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A
%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D)

6.Hak pasien dalam deklarasi Lisabon (1991):


a. Hak memilih dokter
b. Hak dirawat dokter yang “bebas”
c. Hak menerima/menolak pengobatan setelah menerima informasi
d. Hak atas kerahasiaan
e. Hak mati secera bermartabat
6.Hak atas dukungan moral/spiritual
Sedangkan dalam UU Kesehatan disebutkan anatara lain:
a. Hak atas informasi
b. Hak atas “second opinion”
c. Hak memberikan persetujuan pengobatan/tindakan medis
d. Hak atas kerahasiaan
e. Hak pelayanan kesehatan
Sumber: staff.ugm.Kode-Etik-Kedokteran.pdf
Kewajiban pasien
a. Pasien dan Keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib
Rumah Sakit
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam
pengobatannya
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang dideritanya kepada Dokter yang merawat
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan Rumah Sakit / Dokter
e. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal - hal yang telah disepakati
atau perjanjian / persetujuan yang telah ditandatanganinya
Sumber: https://www.rsannisa.co.id/informasi/hak-dan-kewajiban-pasien

Hak dokter

a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar


profesi dan standar prosedur operasional;

b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

d. menerima imbalan jasa.

Kewajiban dokter

a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;

b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan
yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien
itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau


kedokteran gigi.

Sumber: https://www.bastamanography.id/hak-dan-kewajiban-dokter-atau-dokter-gigi/

7.Definisi Kaidah Dasar Bioetika Etika kedokteran


 berkaitan erat dengan bioetika (etika biomedis), tetapi kedua hal ini tidaklah sama. Etika
kedokteran membahas permasalahan yang dapat timbul saat praktik kedokteran
sedangkan bioetika membahas permasalahan moral yang ada dalam perkembangan
ilmu pengetahuan biologis secara umum (Sagiran, 2006).
 Kaidah dasar bioetika dapat disebut juga sebagai kaidah dasar moral (moral principle
atau principle-based ethics atau ethical guidelines) merupakan acuan tertinggi moralitas
manusia atau acuan generalisasi etik yang menuntun suatu tindakan kemanusiaan (Lo,
2005).
Kaidah ini berfungsi sebagai kerangka analisis yang mengekspresikan nilainilai dan
aturan secara moral dan dapat digunakan sebagai penuntun etika profesional. Terdapat
empat kaidah yang menjalankan fungsi tersebut yaitu autonomy, beneficience, non-
maleficence dan justice (Beauchamp et al., 1994).
 Bioetika diartikan juga sebagai studi interdisipliner tentang problemproblem yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik pada skala
mikro maupun makro, dan dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya
kini dan masa mendatang (Bertens, 2009). Berdasarkan Beauchamp et al (1994)
terdapat empat kaidah dasar bioetika yaitu:
1. Respect for autonomy (menghormati otonomi pasien) Respect for autonomy
berkaitan dengan rasa hormat pada martabat manusia yang memiliki berbagai
karakteristik. Manusia pada dasarnya memiliki nilai dan berhak untuk meminta.
Prinsip kaidah ini tidak berlaku untuk individu yang belum dapat memutuskan secara
sendiri seperti pada bayi, orang yang bunuh diri dengan tidak rasional dan orang
yang ketergantungan dengan obat-obatan.
2. Beneficence (berbuat baik) Prinsip kaidah ini tidak hanya menuntut manusia untuk
memperlakukan orang lain sebagai makhluk yang otonom dan tidak menyakitinya.
Secara umum, kaidah ini bertujuan untuk membantu orang lain lebih dari
kepentingan dan minat mereka. Dasar prinsip 16 ini juga berkaitan dengan
keseimbangan antara keuntungan dan kerugian.
3. Non-maleficence (tidak merugikan orang lain). Kaidah ini untuk melindungi
seseorang yang tidak mampu atau cacat atau juga orang yang non-otonomi.
Prinsipnya terdapat keharusan untuk tidak melukai orang lain yang lebih kuat
dibandingkan keharusan untuk berbuat baik. Non-maleficence menuntut untuk tidak
menyakiti orang lain.
4. Justice (keadilan). Teori ini berkaitan erat dengan sikap adil seseorang pada orang
lain, seperti memberikan pertolongan terlebih dahulu kepada seseorang
berdasarkan derajat keparahan penyakit.
Sumber: diglib.unila
8.Ethical Clearance
Merupakan persetujuan etik untuk penelitian yang mengikutsertakan manusia sebagai
subjek penelitian atau menggunakan hewan coba
• Ethical clearance dikeluarkan olek KEPK untuk menjamin:
1. Penelitian kesehatan dilaksanakan oleh, di, atau bersama dengan lembaga yang
memenuhi kriteria etik penelitian
2. Martabat, privacy, kesehatan, keselamatan, kesejahteraan dihormati dan dilindungi
3. Kesejahteraan dan penanganan manusiawi hewan coba
Komisi penilai dan pengambil keputusan
Sumber: sribd

Anda mungkin juga menyukai