Anda di halaman 1dari 10

PENGABDIAN MASYARAKAT

PERAN MASYARAKAT DALAM MENERAPKAN SOCIAL


DISTANCING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN
COVID-19 PADA KELOMPOK RENTAN DI NTB

Disusun Oleh:

Elsa rahmadi januastuti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MATARAM

TA. 2019/2020
DAFTAR ISI

RINGKASAN PROPOSAL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Analisa situasi
B. Permasalah mitra
C. Solusi yang di tawarkan
BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III METODE PENATALAKSAAN

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran biaya
B. jadwal kegiatan
DAFTAR FUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisa situasi
Pendemi covid-19 telah membawa pengaruh yang sangat besar di seluruh lapisan
masyarakat tidak terkecuali di Nusa Tenggara Barat khususnya di 4 desa yaitu suralaga,
pelambik, gontoron sesaot dan brengenek.
Beberapa orang telah terkena virus tersebut pendemi ini kemudian mengharuskan
setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dan bertahan menghadapi keadaan yang
sedang terjadi angka kejadian paparan virus semakin meningkat, namun sebagian
masyarakat masih menganggap pendemic adalah penyakit yang tidak berbahaya, hal ini
di tujukkan dengan masih adanya masyarakat yang bersikap tidak peduli dengan aturan
pemerintah yang mengharuskan untuk hidup dalam tatanan new normal.
Masyarakat masih sering mengadakan kegiatan yang bertentangan dengan aturan
social distancing mapun physical distancing, seperti kegiatan adat atau berkumpul di
usatu tempat tanpa mengatur jarak dan tidak menggunakan masker. Oleh karena itu
masyrakat masih kurang pengetahuannya mengenai covid-19 dalam segi pengatahuan
dan skil.

B. Permasalahan Mitra
Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat provinsi (MMP) yang di lakukan oleh
mahasiswa S1 keperawatan Srikes Mataram yang berada di desa 4 desa yaitu suralaga,
pelambik, gontoron sesaot dan brengenek di dapat beberapa masalah pada masyarakat di
antaranya kesadaran masyarakat masih kurang dalam penerapan protocol kesehtan
pencegahan covid-19, untuk itu kami mengajukan proposal kegiatan ini demi kelancaran
dalam pelaksanaan program kerja yang telah di susun dalam prencanaan asuhan
keperawatan komunitas.

C. Solusi yang ditawarkan


Dengan menerapak social distensing dan physical distensing merupakan protocol
wajib jika seseorang mengalami salah satu gejala terpapar ataupun pernah melalakukan
perjalan ke daerah terjangkit demikian perlu di perhatikan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Social distancing

Social distancing atau jaga jarak adalah upaya seseorang untuk tidak berinteraksi
dengan jarak yang dekat atau menghindari dari kerumunan. Hal ini dilakukan agar
droplet atau partikel kecil yang keluar dari mulut manusia tidak tersebar dan tersentuh
oleh manusia lainnya.

Manusia setidaknya dapat menghasilkan 500 droplet ketika berbicara, 3.000


droplet dalam satu kali batuk, dan 10.000 droplet ketika bersin. Droplet-droplet ini akan
menyebar di udara bahkan dapat menempel pada bagian tubuh tertentu manusia seperti
tangan.Sehingga untuk menghindari penyebaran droplet.

Namun dalam perkembangannya, social distancing berubah menjadi physical


distancing dengan mengkarantina diri sendiri di rumah dan menghindari aktivitas di luar
ruangan. Hal ini dikhawatirkan bahwa wabah yang terjadi bisa saja bermutasi dan
memiliki kemampuan airborne, atau hidup di udara dalam jangka waktu yang lama
sehingga penularan bukan lagi melalui cairan atau droplet, namun dari udara langsung.

Social Distancing atau dapat diartikan sebagai pembatasan jarak sosial, jika
mengacu pada artikel dalam Public Health Department (Yusup et al., 2020), dijelaskan
bahwa pembatasan sosial (social distancing) berarti menciptakan jarak antara diri sendiri
dengan orang lain untuk mencegah penularan penyakit tertentu.

Dalam penerapan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat


tangan serta senantiasa memperhatikan dan menjaga jarak setidaknya 1-2 meter saat
berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan seseorang yang sedang sakit atau
beresiko tinggi menderita Covid-19. Terdapat beberapa contoh penerapan social
distancing yang umum dilakukan, yaitu bekerja dari rumah (work from home), belajar di
rumah bagi siswa dan mahasiswa, menunda pertemuan atau acara yang dihadiri banyak
orang, tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui panggilan
telepon atau telekonferen.

B. Physical distancing

Physical distancing atau dapat diartikan sebagai pembatasan kontak fisik


merupakan serangkaian tindakan dalam pengendalia infeksi non-farmasi yang bertujuan
untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular. Tujuan utama
dari kebijakan pembatasan ini adalah untuk mengurangi kemungkinan kontak fisik antara
orang yang terinfeksi dan orang lain yang tidak terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan
terjadinya penularan penyakit, virus, morbiditas, dan akibat buruk lainnya yang dapat
berakibat kepada kematian (Yunus & Rezki, 2020).

Physical distancing efektif dilakukan untuk menvegah penularan infeksi virus


yang dapat ditularkan melalui kontak fisik yang meliputi kontak seksual, kontak fisik
tidak langsung misalnya dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi,atau
transmisi melalui udara,atau dapat juga mengenai percikan atau droplet yang berasal dari
batuk atau bersin (Yusup et al., 2020).

Namun kebijakan physical distancing sebagai alternatif pencegahan perluasan


dampak infeksi virus Covid-19 yang dipilih oleh pemerintah Indonesia bukan tanpa
resiko, physical distancing dapat menimbulkan berkurangnya produktivitas, dan
hilangnya manfaat lain yang berkaitan dengan interaksi antar manusia untuk menjaga
eksistensi dan keberlangsungan hidup, selain itu kesulitan masyarakat dalam memperoleh
alat pelindung diri seperti masker handsanitizer dan alat pelindung diri lainnya sering kali
mempersulit masyarakat untuk menjaga kesehatannya.

C. Restricted area
Restricted area adalah area yang dapat digunakan untuk masyarakat umun tetapi
terbatas hanya untuk calon penumpang yang hendak memanfaatkan jasa penerbangan.
BAB III

METODE PENATALAKSANAAN

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan pada Selasa, 25 Juni 2020 di Nusa Tenggara
Barat. Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan ini, Pelaksanaan penyuluhan dilakukan
selama 60 menit dengan metode ceramah dengan media memberikan materi vidio dan dilanjutkan dengan
tanya jawab. Setelah dilakukan diskusi, pengabdi melakukan evaluasi dengan cara memberikan kuesioner
kepada responden. Kuesioner diisi pada hari itu juga, dengan bimbingan dari mahasiswa yang menjadi
tim penyuluh terutama bagi reponden yang sudah renta untuk menjawab pertanyaan dari kuesioner.

a. Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah dengan ceramah dengan
media memberikan leaflet dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab tentang
hipertensi. Sebelum dan sesudah acara penyuluhan dilakukan pembagian kuesioner yang
harus diisi, dengan mengisi langsung maupun dengan dibantu oleh tim dalam
pengisiannya.
b. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 60 responden yang bertempat di rumah masing-
masing di Nusa Tenggara Barat.
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran biaya

Justifikasi anggaran disusun secara rinci dan dilampirkan sesuai dengan format
pada Lampiran D. Ringkasan anggaran biaya yang diajukan dalam bentuk tabel
dengan komponen seperti Tabel 17.2 berikut.

Tabel 17.2 Format Ringkasan Anggaran Biaya Program PKM yang Diajukan
No Rencana Pembiayaan Jumlah (Rp) Persentase
1 Bahan Habis Pakai dan
 
Peralatan penunjang 60 %
ATK( alat tulis, dan kertas HVS) 50.000

Spanduk 100.000
SUBTOTAL 150.000
2 Pelaksanaan kegiatan  
Penggandaan Leaflet 20 %
40.000
( 30 rangkap)

40.000
SUBTOTAL Laporan dan Lain-
lain

3 Dokumentasi 30.000
20%
SUBTOTAL 30.000
TOTAL 220.000 100 %

B. Jadwal kegiatan
JADWAL KEGIATAM PENGABDIAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
Di Wilayah Desa Binaan
Suralaga, Pelambik, Gontoron sesaot dan Brengenek
Metode Waktu (07 s/d Met
Te
Pelaksa 12 Agustus ode Pelaksa
mpa
N Uraian naan 2020 ) Eval naan
Kegiatan Tujuan t
o Kegiatan uasi
7 8 9 1 1 1
0 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pengkajian Untuk Pengkajian : Loo
Dan mengetahui  Data g
menentukan lokasi, Demogra Boo
prioritas identitas, dan fi k
Wawanc
masalah status  Pemeriks ara
kesehatan aan Fisik
pada
keluarga
binaan
2 Penyusunan Memudahkan Menentukan Loo
proposal mahasiswa rencana g
kegiatan untuk pengabdian Dokum Boo
pengabdian melakukan masyarakat entasi k
masyarakat pengabdin
masyarakat
3 Pengabdian Memberikan  Penyamp Loo
masyarakat imformasi aian g
kesehatan Cerama Boo
materi
kepada h k
 diskusi
masyarakat
 eduksi
4 Membuat Mempermud Melaksanaka Loo
bener ah untuk n yang sudah Dokum g
memahami di sampaikan entasi Boo
masalah di bener k
kesehatan
yang di
hadapi

Mataram,…………………………
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
(……………………………..)
DAFTAR FUSTAKA

Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus Covid-19. Salam: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(3).

Yusup, D. K., Badriyah, M., Suyandi, D., & Asih, V. S. (2020). Pengaruh bencana Covid-19,
pembatasan sosial, dan sistem pemasaran online terhadap perubahan perilaku konsumen dalam
membeli produk retail. Http://Digilib. Uinsgd. Ac. Id, 1(1), 1–10.

Anda mungkin juga menyukai